BAB I
PENDAHULUAN
rasio anak Autisme 1 dari 100 anak, di tahun 2012 terjadi peningkatan yang
cukup memprihatinkan dengan jumlah rasio 1 dari 88 anak saat ini mengalami
UNESCO tahun 2011 sekitar 35 juta, itu berarti rata-rata 6 dari 1.000 orang di
tunggal (CDC, 2014) melainkan banyak faktor yang terlibat sehingga di sebut
sebagai gangguan yang kompleks (Carega et al., 2010). Anak yang mengalami
Autisme dapat diartikan sebagai kelainan yang terjadi pada anak yang tidak
perilaku yang berpusat pada diri sendiri (Ezmar & Ramli, 2014)
Genetik yang terlibat dalam gangguan Autisme ratusan jumlanya (Elamin & Al-
mutasi (Devlin & Scherer, 2012; Elamin & Al-Ayadhi, 2015). Faktor lingkungan
tersebut diantaranya polusi udara (Volk et al., 2011), nutrisi (Schmidt et al.,
2011; Schmidt et al., 2012), dan merkuri (Wijngaarden et al., 2013; Picciotto et
al., 2010). Seorang ibu selama masa kehamilan pertama hingga bulan ketiga
2011) Faktor lain penyebab Autisme adalah terjadinya gangguan sistem imun
(Money et al., 1971; Enstrom et al., 2009) salah satunya adalah Neuroimun
Bayi yang lahir prematur memiliki potensi mengalami gangguan Autisme (Hack
3
et al., 2009;. Indredavik et al., 2004; Hwang et al., 2013;) karena dipengaruhi
et al., 2012).
Autisme tampak paling menonjol dan jelas yaitu ketika anak berusia di bawah 3
pada usia sekitar 1,5 tahun, tidak pernah mengucapkan dua kata pada usia 2
tahun, kemampuan berbahasa dapat hilang setiap saat, tidak pernah berpura-pura
bermain dan tidak bereaksi ketika dipanggil namanya, tidak acuh dengan hal-hal
terfokus pada objek tertentu saja, biasanya menolak keras perubahan terhadap
hal yang bersifat rutin dan sangat peka terhadap tekstur dan bau tertentu.
2015). Maka dari itu peran fisioter api sangat diperlukan pada kasus Autisme
jaringan lunak yang bermanfaat bagi anak maupun orang tua. Massage Therapy
pada anak berfungsi membantu relaksasi baik lokal maupun general dan
4
stimulasi pada tubuh anak, daerah yang di Massage Therapy secara refleks akan
terjadi dilatasi pembuluh darah, dimana sirkulasi darah akan meningkat (Dasuki,
nutrisi dan oksigen yang tersedia untuk otot terpenuhi (Imelda, 2013).
yang dilaksanakan oleh seorang profesional yang berperan sebagai katalis dan
memiliki peran penting dalam perkembangan sosial dan emosional anak. Begitu
bahwa pengaturan diri anak dapat terbentuk melalui bermain. Beberapa hasil
Kamalian, Eltemasi, Chinekesh & Alavi, 2014; Salter, Beamish & Davies, 2016;
Hal ini terlihat ketika seorang pengidap Autisme yang diberi rangsangan berupa
kecenderungan pikiran atau perilaku yang berpusat pada diri sendiri (Ezmar &
Ramli, 2014).
beberapa hal: (1) Anatomical Impairment adanya kerusakan dan ketidak fungsi
pada otak, pada bagian Lobus Parietalis (Parietal Lobe), Lobus Temporalis
Lobe), Cerebellum (otak kecil), dan Sistem limbik, (2) Functional Impairment
adanya ketidakfokusan pada anak Autisme yang disebabkan oleh kerusakan pada
aktivitas sehari-hari yaitu seperti kesulitan berjalan, tidak bisa makan sendiri,
tidak bisa memakai baju sendiri dan kesulitan melakukan aktivitas anak-anak
rangsang taktil. Stimulus dari Massage Therapy ini akan ditangkap oleh
6
tonus otot terutama pada anak yang kesulitan untuk mengotrol postural dan
keseimbangan. Dengan adanya sentuhan atau stimulasi pada tubuh anak, maka
akan terjadi dilatasi pembuluh darah dimana sirkulasi darah akan meningkat dan
akan menambah energi gelombang oksigen yang lebih banyak dikirim ke otak
sehingga memacu sistem sirkulasi dan respirasi menjadi lebih baik (David,
2011).
permainan sebagai media yang efektif melalui kebebasan eksplorasi dan ekspresi
aktivitas gerak dan umpan balik (Gallahue 2002 dalam Maryatun, 2012).
diperoleh skor antara 1- 4. Semakin tinggi skor yang diperoleh semakin rendah
Autisme.
I.5 Manfaat
I.5.1 Manfaat Ilmiah
BAB II
KAJIAN TEORITIS
anak berusia dini yang muncul sebelum anak berusia tiga tahun dengan
persentase empat sampai lima kali lebih sering terjadi pada anak laki-laki.
II.1.2
Gangguan Fungsional adalah gangguan atau keterbatasan fungsi
pengenalan wajah (Wang, et al., 2004; Sparks, et al., 2002, dalam Zilmer,
al., 2008).
kurang lebih 1.300-1.400 gram (2% dari berat badan). Otak besar
2007).
harus mengikuti dua peraturan atau lebih pada saat yang sama
Lobus ini sebagai salah satu bagian penyusun dari korteks cerebral
11
3. Sistem Limbic
12
a. Amigdala (amygdala)
b. Hipokampus
c. Basal ganglia
d. Corpus callosum
RMH, 2014)
1. Atensi
2. Bahasa
dilakukan.
3. Memori
4. Kemampuan visuospasial
dominan.
5. Fungsi eksekutif
II.3 Patologi
II.3.1 Etiologi
Autisme.
17
usus.
terulang.
pada setiap anak. Akan tetapi melihat ciri-ciri anak Autisme bisa jadi sulit,
karena biasanya baru terlihat jelas setelah usia 3 tahun (Widodo, 2008).
Ada pendapat lain tentang ciri-ciri Autisme yang bisa Anda deteksi
2) Kesulitan Berempati
5) Gangguan Bicara
sisanya baru dapat berbicara setelah agak besar ( Ibid, hal 135)
149-150 )
pasti dari penderita Autisme. Hal ini disebabkan banyak faktor. Tetapi
secara umum penyebab anak Autisme ada dua hal, yaitu secara genetik dan
oleh zat-zat beracun, pangan, gizi, dan juga diakibatkan oleh raksenasi
(Rakhmania, 2020)
dan zat besi. selama hamil dapat menjaga kesehatan ibu dan
janin.
Kejadian Autisme
dengan masuknya ion Na+ dan Ca2+ air juga ikut masuk
Kejadian Autisme
Kejadian Autisme
24
II.3.4 Patofisiologi
penyebab pasti dari penderita Autisme. Hal ini disebabkan banyak faktor.
Tetapi secara umum penyebab anak menderita Autisme ada dua hal, yaitu
gen Autisme yang diturunkan oleh orang tua kepada beberapa anak
dan ketidak fungsi pada otak, pada bagian Lobus Parietalis (Parietal
26
wajah (Wang, et al., 2004; Sparks, et al., 2002, dalam Zilmer, 2008),
atau fleksibilitas mental (Lichter & Cummings dalam Zillmer et al., 2008).
pada anak Autisme yang disebabkan oleh kerusakan pada bagian Lobus
sendiri, tidak bisa memakai baju sendiri dan kesulitan melakukan aktivitas
kriteria diagnostik menurut DSM IV, seperti yang tertera dibawah ini
perkembangannya
idiosinkrasi
alat untuk pengumpulan data yang berupa suatu daftar-daftar berisi tentang
ciri-ciri atau tingkah laku yang harus dicatat secara bertingkat untuk
B. Imitasi
1 NORMAL Meniru suara, kata-kata dan gerakan
yang sesuai umurnya
berfungsi sebagai rangsang taktil. Stimulus dari Massage Therapy ini akan
sentuhan atau stimulasi pada tubuh anak, maka akan terjadi dilatasi
sehingga memacu sistem sirkulasi dan respirasi menjadi lebih baik (David,
2011).
permukaan tangan satu atau permukaan kedua belah tangan, sentuhan yang
sempurna dan arah gosokan selalu menuju ke jantung atau searah dengan
Endorphin yang merupakan pereda sakit alami dan merangsang serat saraf
a. Mekanisme Massage
sambil terapis mengajak bicara atau ngobrol anak agar rilexs dan
tenang.
tepat
a. Puzzel gambar
b. Puzzel angka
dan benar
Puzzel selesai
kesalahan
Puzzel tersebut
ketidak fungsi pada otak, pada bagian Lobus Parietalis (Parietal Lobe) tidak
sebenarnya terjadi atau terjadi perubahan kognitif (Kalat, 2007). , Frontal Lobe
memusatkan perhatian, dan Sistem limbik Neuroaktivasi yang tidak normal pada
(Wang, et al., 2004; Sparks, et al., 2002, dalam Zilmer, 2008), Kerusakan pada
Caudate Nucleus Basal Ganglia dapat merusak kognitif atau fleksibilitas mental
anak Autisme yang disebabkan oleh kerusakan pada bagian Lobus Parietalis
kesulitan menahan emosional dan menerima sentuhan yang orang lain berikan
aktivitas sehari-hari yaitu seperti kesulitan berjalan, tidak bisa makan sendiri,
tidak bisa memakai baju sendiri dan kesulitan melakukan aktivitas anak-anak
pada umumnya.
dengan gangguan kognitif biasanya tidak suka dengan keramaian dan lebih suka
bermain sendiri.
37
II.8
Faktor kandungan ( Pranatal) Faktor kelahiran Faktor makanan Faktor Genetika
DSM IV
Anatomical Impraiment
Gangguan Kognitif
BAB III
III.1.2 Waktu
pasien yang digunakan terdiri dari 1 orang pasien dengan kondisi Autisme yang
dikaji secara intensif. Pada kasus Autisme intervensi yang diberikan berupa
Massage Therapy dan Play Therapy selama 4 minggu dengan frekuensi 3 kali
seminggu.
T1-T6 T7-T12
K E E
Keterangan :
K = Autisme
T = Terapi 1-12
41
39
bagian medik, tetapi juga membutuhkan informasi dari keluarga pasien untuk
III.3.1 Anamnesis
jawab dengan sumber data, anamnesis dapat dilakukan dengan dua cara,
identitas pasien secara lengkap seperti: nama, umur, jenis kelamin, tanggal
lahir, berat badan lahir, panjang badan lahir, urutan kelahiran, jumlah
saudara, alamat, diagnosa medik. Serta identitas orang tua yang terdiri dari
nama ayah dan ibu, umur ayah dan ibu, usia ibu saat melahirkan, pekerjaan
ayah serta ibu, dan alamat. Anamnesis dapat berisi mengenai riwayat
perkembangan, yaitu:
a. Keluhan Utama
b. Riwayat Pranatal
dll.
e. Riwayat Keluarga
herediter.
a. Vital Sign
1. Denyut nadi
2. Pernafasan
3. Temperatur
4. Tinggi badan
5. Berat badan
1. Kesadaran
2. Motivasi
3. Kognitif
4. Emosi
kriteria diagnostik menurut DSM IV, seperti yang tertera dibawah ini
perkembangannya
kompensasi)
idiosinkrasi
fisik dan kemampuan fungsional berdasarkan hasil interpretasi data yang telah
dirumuskan menjadi pertanyaan yang logis dan dapat dilayani oleh fisioterapi.
Tujuan diagnosa fisioterapi adalah untuk mengetahui masalah kapasitas fisik dan
1. Anatomical imprairment
ketidak fungsi pada otak, pada bagian Lobus Parietalis (Parietal Lobe) tidak
sulit untuk membagi perhatian dan memusatkan perhatian, dan Sistem limbik
autis ketika proses pengenalan wajah (Wang, et al., 2004; Sparks, et al., 2002,
dalam Zilmer, 2008), Kerusakan pada caudate nucleus basal ganglia dapat
2. Functional Imprainment
pada anak Autisme yang disebabkan oleh kerusakan pada bagian Lobus
3. Limitation In Activity
aktivitas sehari-hari yaitu seperti kesulitan berjalan, tidak bisa makan sendiri,
tidak bisa memakai baju sendiri dan kesulitan melakukan aktivitas anak-anak
pada umumnya.
4. Participation Restriction
rencana tindakan yang telah ditetapkan dengan maksud agar kebutuhan pasien
45
1. Massage Therapy
rangsang taktil. Stimulus dari Massage Therapy ini akan ditangkap oleh
menstimulasi tonus otot terutama pada anak yang kesulitan untuk mengotrol
tubuh anak, maka akan terjadi dilatasi pembuluh darah dimana sirkulasi darah
akan meningkat dan akan menambah energi gelombang oksigen yang lebih
manipulasi gosokan yang halus dengan tekanan relatif ringan sampai kuat,
kedua belah tangan, sentuhan yang sempurna dan arah gosokan selalu menuju
ke jantung atau searah dengan jalannya aliran pembulu darah balik, maka
pembulu darah balik kembali ke jantung karena adanya tekanan dan dorongan
Endorphin yang merupakan pereda sakit alami dan merangsang serat saraf
1. Persiapan Pasien
menenangkan
2. Persiapan Fisioterapis
a. Fisioterapis harus memiliki pemahaman Massage therapy atau
dengan pasien.
47
3. Pelaksanaan
2. Play Therapy
interpretasi motorik, aktivitas gerak dan umpan balik (Gallahue 2002 dalam
Maryatun, 2012).
1. Persiapan Pasien
2. Persiapan Fisioterapis
dengan pasien
3. Pelaksanaan
III.6 Edukasi
tersebut berupa larangan atau apa yang sebaiknya dilakukan pasien. Tujuan di
Home Program ditunjukan kepada orang tua maupun orang terdekat pasien.
Therapy dan Play Therapy serta mengajarkan berbagai teknik latihan kepada
orang tua maupun memberikan latihan atau memandu pasien saat dirumah.
kognitif
dilakukan terapi pada pasien. Rencana evaluasi pada pasien Autisme ini dapat