0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
32 tayangan6 halaman
Penelitian ini menguji penatalaksanaan fisioterapi dengan Baby Massage dan Neuro Developmental Treatment pada kasus Delay Development. Penelitian dilakukan dengan metode studi kasus terhadap anak di YPAC Surakarta selama 6 kali pertemuan. Hasil evaluasi menunjukkan perbaikan kemampuan berdiri dan berjalan meski belum signifikan karena keterbatasan waktu terapi. Modalitas ini diharapkan dapat meningkatkan perkembangan motorik pada kasus Delay Development.
Penelitian ini menguji penatalaksanaan fisioterapi dengan Baby Massage dan Neuro Developmental Treatment pada kasus Delay Development. Penelitian dilakukan dengan metode studi kasus terhadap anak di YPAC Surakarta selama 6 kali pertemuan. Hasil evaluasi menunjukkan perbaikan kemampuan berdiri dan berjalan meski belum signifikan karena keterbatasan waktu terapi. Modalitas ini diharapkan dapat meningkatkan perkembangan motorik pada kasus Delay Development.
Penelitian ini menguji penatalaksanaan fisioterapi dengan Baby Massage dan Neuro Developmental Treatment pada kasus Delay Development. Penelitian dilakukan dengan metode studi kasus terhadap anak di YPAC Surakarta selama 6 kali pertemuan. Hasil evaluasi menunjukkan perbaikan kemampuan berdiri dan berjalan meski belum signifikan karena keterbatasan waktu terapi. Modalitas ini diharapkan dapat meningkatkan perkembangan motorik pada kasus Delay Development.
PENATALAKSANAAN BABY Pada masa tumbuh kembang anak
MASSAGE DAN NEURO sangat dibutuhkan perhatian dari orang tua. DEVELOPMENTAL TREATMENT Perhatian yang di berikan orang tua pada (NDT) PADA KASUS DELAY anak yaitu salah satu contohnya dengan DEVELOPMENT mengajak mengobrol dan menemani bermain, hal ini dapat mengoptimalkan Yefi Purwasih, Whida Rahmawati, perkembangannya. Mengajak mengobrol Khadiratul Mustafidah dan menemani bermain, merupakan salah Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata satu stimulasi sederhana yang baik untuk Kediri anak. Jika anak kurang stimulasi dari orang tua maka anak bisa mengalami masalah ABSTRAK perkembangan stimulasi tumbuh kembang Pada masa tumbuh kembang, adalah rangkaian kegiatan yang bertujuan anak sangat dibutuhkan perhatian dari memberi pengalaman (early experience) orang tua. Berbagai penyakit atau pada anak melalui berbagai aktivitas yang kelainan pada anak yang dapat berakibat merangsang terbentuknya kemampuan terhadap pertumbuhan dan perkembangan dasar agar tumbuh kembang perkembangan salah satunya adalah anak menjadi optimal. Kurangnya stimulasi Delay Development. Delay Development dapat menyebabkan penyimpangan tumbuh merupakan keterlambatan satu atau kembang anak bahkan gangguan yang lebih domain perkembangan. menetap (Dinkes dalam Hati, 2019). Keterlambatan mungkin termasuk Data nasional menurut Kementrian motorik kasar, motorik halus, bicara dan Kesehatan Indonesia bahwa pada tahun bahasa, atau keterlambatan 2010 sebanyak 11,5% anak balita di perkembangan social emosional. Indonesia mengalami kelainan pertumbuhan Penelitian ini menggunakan dan perkembangan (Asthiningsih & metode studi kasus. Penelitian ini Muflihatin, 2018). Sedangkan data survey dilakukan di Yayasan Pembinaan Anak Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tahun Cacat (YPAC) dengan terapi yang 2013 yang melakukan penilaian diberikan sebanyak 6 kali dengan 2 kali perkembangan menunjukkan sekitar 5 terapi dalam satu minggu. hingga 10% anak yang mengalami Hasil evaluasi kekuatan otot untuk perkembangan yang tidak sesuai dengan hasil normal pada shoulder, elbow, wrist, usia, sehingga perlu dilakukan penilaian dini hip, knee dan ankle (plantar fleksi dan pada perkembangan balita (Erika, Amir & eversi) dan hasil trace untuk ankle (dorsi Mulhaeriah, 2019). fleksi dan inversi). Evaluasi sensorik Prevalensi di daerah Jawa Timur untuk hasil normal pada visual, auditori, khususnya di Rumah Sakit Islam A. Yani taste, tactile, smell dan hasil adanya Surabaya data dari 250 - 300 pengunjung gangguan untuk touch, verstibular dan datang ke Poliklinik. Diantara 290 anak propioceptif. Evaluasi GMFM hasil TI : balita, 51,72% yang terdeteksi memiliki 67,15% sampai T6 : 67,15%.Evaluasi keterlambatan motorik dan 44,14% memiliki berdiri tanpa bantuan dengan hasil T1- keterlambatan bicara. Salah satu faktor yang T3 : 1 detik dan T4-T6 : 3 detik dan mempengaruhi pertumbuhan dan evaluasi berjalan di parallel bar dengan perkembangan anak adalah stimulasi hasil T1-T2 : 15 menit, T3-T5 : 13 menit (Rachmah, Soedirham & Fatah, 2018). dan T6 : 12 menit. Kesimpulan pada Secara global setiap tahun 180 – 200 penatalaksanaan fisioterapi dengan juta anak belita menunjukkan keterlambatan Baby Massagedan Neuro Development perkembangan dan 86% terjadi di negara Treatment pada kasus Delay berkembang seperti India dibandingan Development belum didapatkan hasil dengan negara ekonomi maju hanya 8% yang diharapkan, namun adanya (Bhattacharya, Ray & Das, 2017). perubahan kemampuan fungsional Sedangkan dari data negara maju, berdiri tanpa bantuan dan berjalan di keterlambatan perkembangan dilaporkan parallel bar tetapi belumsignifikan karena terjadi 10 % - 15% dan global keterlambatan adanya keterbatasan waktu terapi. perkembangan 1% - 3% dari anak usia di bawah 5 tahun (Choo, et al, 2019). Kata Kunci : Delay Development, Baby Perkembangan adalah prosedur Massage, Neuro Development compleks yang dilalui seseorang Treatment. memperoleh berbagai kemampuan untuk berfungsi secara optimal dalam lingkungan
582 Penatalaksanaan Baby…
sosial dan prosesnya berlangsung sejak fisioterapi mempunyai beberapa modalitas masa kanak-kanak sampai mati. Namun, seperti Neuro Development Treatment sebagian besar proses perkembangan terjadi (NDT), Baby Massage, hydrotherapy dan dalam beberapa tahun pertama kehidupan. kinesio tapping. Dari berbagai macam Secara umum, perkembangan dijelaskan modalitas fisioterapi yang dapat dilakukan, dalam lima domain yang berbeda yaitu penulis memilih menggunakan modalitas motorik kasar, motorik halus, bicara, dan Baby Massage dan Neuro Development bahasa, kognitif dan sosial-emosional Treatment (NDT). (Bhattacharya, Ray & Das, 2017). Masalah Dari uraian tersebut peneliti memilih tumbuh kembang anak yang sering dijumpai modalitas Baby Massage dan Neuro salah satunya adalah Delay Development Development Treatment (NDT). Baby (DD)/keterlambatan perkembangan. Delay Massage merupakan intervensi pijat yang Development adalah keterlambatan satu dapat meningkatkan kesehatan dan atau lebih domain perkembangan. kesejahteraan anak – anak yang bertujuan Keterlambatan mungkin termasuk motorik untuk perkembangan motorik dan kasar, motorik halus, bicara dan bahasa, memberikan stimulasi lewat sentuhan untuk atau keterlambatan perkembangan sosial – meningkatkan sensitivitas sensorik (Lu, et al, emosional (Nelson, 2011). 2018). Sedangkan Neuro Developmental Masalah pada Delay Development Treatment (NDT) merupakan salah satu (DD)/keterlambatan perkembangan pendekatan yang paling umum digunakan disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya untuk intervensi anak-anak dengan adalah faktor prenatal, perinatal dan gangguan perkembangan yang diciptakan postnatal. Faktor prenatal yaitu gangguan oleh Dr. Karel Bobath dan Mrs. Berta genetik, cerebral dysgenesis, ibu mengalami Bobath. Tujuan diberikan Neuro pendarahan, ibu mengkonsumsi obat- Developmental Treatment (NDT) untuk obatan, alkohol, dan terkena infeksi, mengevaluasikan efektivitas saraf pada sedangankan faktor perinatal yaitu ibu fungsi motorik kasar pada anak – anak yang melahirkan prematur, dan faktor postnatal memiliki keterlambatan perkembangan yaitu anak terkena infeksi, gangguan (Hwan lee, et al, 2017). metabolik dan trauma. Faktor penyebabnya Berdasarkan latar belakang diatas lainnya yaitu gizi buruk, dan kurang nya maka peneliti tertarik untuk mengambil judul stimulasi (Choo, et al, 2019). penatalaksanaan fisioterapi pada kasus Faktor penyebab lainya seperti Delay Development dengan modalitas Baby kurangnya stimulasi bisa mengakibatkan Massage dan Neuro Developmental gangguan tumbuh kembang. Khususnya Treatment (NDT). pada perkembangan motorik kasar seperti saat bayi berusia antara 8-12 bulan, bayi METODE PENELITIAN belum mampu duduk tanpa pegangan, berdiri dengan pegangan, bangkit terus Penelitian ini menggunakan metode berdiri, berdiri dua detik dan belum mampu studi kasus. Pengambilan data serta berdiri sendiri (Soetjiningsih dalam Kholifah, tindakan pada kasus Delay Development dkk. 2018). dengan modalitas Baby Massage dan Neuro Problematika yang muncul Development Treatment (NDT) dilakukan di padakondisi Delay Development yaitu Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) gangguan keseimbangan, penurunan Surakarta selama 6x kali yang dilakukan 2 kekuatan otot, penurunan tonus otot, kali dalam satu minggu. gangguan sensorik, motorik, refleks, kesulitan mengubah dan pempertahankan HASIL PENELITIAN posisi tubuh, belum mampu berdiri, berjalan. Pada permasalahan keterlambatan Hasil: Tabel 1. Evaluasi Kekuatan Otot Sisi perkembangan pada tumbuh kembang anak, Dextra Sinistra dengan XOTR menggunakan peran fisioterapi adalah bentuk pelayanan Penilaian Children’s Memorial Hospital kesehatan yang ditujukan kepada individu Chicago dan atau kelompok untuk mengembangkan, R T1 T2 T3 T4 T5 T memelihara, dan memulihkan gerak dan e Ger 6 fungsi tubuh sepanjang rentang kehidupan gi akan 6/2 8/2 11/2 13/2 15/2 22/2 dengan menggunakan penanganan secara o D S D S D S D S D S D S manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, sh Flexi X X X X X X X X X X X X o Exte X X X X X X X X X X X X elektroterapeutis dan mekanis) pelatihan ul nsi fungsi, dan komunikasi (Kemenkes, 2015). d Abd X X X X X X X X X X X X Untuk pencegahan terjadinya er uksi keterlambatan dalam tumbuh kembang,
583 Penatalaksanaan Baby…
Add X X X X X X X X X X X X Sensorik T T T T T T uksi 1 2 3 4 5 6 End X X X X X X X X X X X Visual 2 2 2 2 2 2 orot asi Auditori 2 2 2 2 2 2 Exor X X X X X X X X X X X Taste 2 2 2 2 2 2 otasi Tuoch 1 1 1 1 1 1 El Flexi X X X X X X X X X X X X Tactile 2 2 2 2 2 2 b Exte X X X X X X X X X X X Smell 2 2 2 2 2 2 o nsi Vestibular 1 1 1 1 1 1 w Supi X X X X X X X X X X X Propioceptif 1 1 1 1 1 1 nasi (Sumber : data primer diolah Februari 2020) Pron X X X X X X X X X X X asi W Dors X X X X X X X X X X X Berdasarkan tabel 2 diatas dapat ris i dilihat bahwa evaluasi sensitifitas dengan t Flex skala sensorik setelah dilakukan terapi 6 kali si terapi didapatkan hasil belum ditemukan Pal X X X X X X X X X X X adanya perubahan sensorik. mar Flexi Tabel 3. Evaluasi Refleks Primitif Ulna X X X X X X X X X X X Level Sensorik T T T T T T r devi 1 2 3 4 5 6 asi Flexor - - - - - - Radi X X X X X X X X X X X withdrawal al Extensor - - - - - - devi Spinal thrust asi Cross - - - - - - Hi Flexi X X X X X X X X X X X extention p Exte X X X X X X X X X X X Asymmetri - - - - - - nsi c tonic Abd X X X X X X X X X X X uksi neck reflex Add X X X X X X X X X X X Symmetric - - - - - - uksi tonic neck Brainst End X X X X X X X X X X X reflex em orot Tonic - - - - - - asi labyrinthin exor X X X X X X X X X X X e supine otasi Supporting - - - - - - K Flexi X X X X X X X X X X X reaction n Exte X X X X X X X X X X X e Neck - - - - - - nsi e Dors T T T T T T T T T T T righting i Body - - - - - - Flexi righting on Plan X X X X X X X X X X X the body tar Labyrinthin + + + + + + Flexi Midbra e the head Inve T T T T T T T T T T T in Optical + + + + + + rsi righting Ever X X X X X X X X X X X si Amphibian - - - - - - (Sumber : data primer diolah Februari 2020) reaction Moro + + + + + + Berdasarkan tabel 1 diatas dapat Landau + + + + + + dilihat bahwa evaluasi kekuatan otot dengan Parachute + + + + + + XOTR menggunakan Penilaian Children’s Terlentang/ + + + + + + Memorial Hospital Chicago pada sisi dextra tengkurap Cortica dan sinistra setelah dilakukan terapi 6kali Duduk + + + + + + l didapatkan hasil belum adanya perubahan Merangkak + + + + + + kekuatan otot. Berdiri - - - - - - (Sumber : data primer diolah Februari Tabel 2. Evaluasi Sensitifitas dengan Skala Sensorik 2020)
584 Penatalaksanaan Baby…
Berdasarkan tabel 3 diatas dapat dextrasinistra (dorsifleksi dan inversi), dilihat bahwa evaluasi refleks primitif setelah gangguan keseimbangan berdiri, gangguan dilakukan terapi 6 kali didapatkan hasil keseimbangan dan koordinasi berjalan, belum ditemukan adanya perubahan refleks keterlambatan gross motor function. primitif. Fisioterapi mempunyai modalitas untuk mengurangi problematika pada pasien Tabel 4. Evaluasi Kemampuan Fungsional Delay Development yaitu menggunakan dengan Gross Motor Functional modalitas Baby Massage dan Neuro Measurement (GMFM) DevelopmentTreatment. Modalitas tersebut Sensor T1 T2 T3 T4 T5 T6 dilakukan kepada pasien Delay Development ik % % % % % % selama 6 kali terapi mulai. Penatalaksanaan Dimen 100 100 100 100 100 100 fisioterapi yang dilakukan mulai dari T1 – T6 si A adalah pemberian yang sama. (berbar Baby Massage dilakukan dengan ing dan cara posisi pasien tidur terlentang atau berguli senyaman pasien. Area yang diterapi bebas ng) dari pakaian. Gerakan memijatnya menuju Dimen 100 100 100 100 100 100 ke arah jantung, di mulai dari lower si B extremities, abdomen, chest, upper (duduk extremities, face dan back dengan 3 kali ) usapan. Pertama lower extremities dengan Dimen 100 100 100 100 100 100 cara mengusapkan baby oil pada area si C seluruh tungkai, dengan tangan membentuk (meran huruf “C” membungkus jari-jari kaki dan gkak) gerakan stroking dari ankle ke arah thigh dan Dimen 20,5 20,5 20,5 20,5 20,5 20,5 sebaliknya. Selanjutnya gerakan memeras si D 1 1 1 1 1 1 susu, memutar dan menggulir dari thigh (berdiri menuju ankle secara berurutan. ) Menggunakan ibu jari pada bagian punggung Dimen 15,2 15,2 15,2 15,2 15,2 15,2 kaki, telapak kaki dengan lembut dan juga si E 7 7 7 7 7 7 memutar, menarik setiap jari kaki dan (berjala lakukan pada tungkai eksorotasilainnya. n) Kedua area abdomen dengan cara Total 67,1 67,1 67,1 67,1 67,1 67,1 mengusapkan baby oil didaerah perut Score 5 5 5 5 5 5 dengan menekan lembut perut anak, saling (Sumber : data primer diolah Februari 2020) mengusap ke bawah pada perut mulai dari umbilicus dengan tangan seperti mendayung Berdasarkan tabel 4. valuasi sepeda. Menggunakan jari – jari kedua Kemampuan Fungsional dengan Gross tangan secara timbal balik membuat gerakan Motor Functional Measurement (GMFM), seperti searah jarum jam. Gerakan stroking setelah dilakukan terapi 6 kali setelah dengan ujung jari disekitar umbilicus seperti dilakukan terapi 6 kali didapatkan hasil menulis “I”, “membalikkan L” dan belum ditemukan adanya perubahan aktifitas “membalikkan U”. Ketiga area chest dengan fungsional. gerakkan Stroking seperti menggambar hati menggunakan ujung jari dan gerakan PEMBAHASAN menyilang. Keempat area upper extremities Istilah “Delay Development” di dengan cara mengusapkan baby oil dari peruntukan kepada anak di bawah lima bahu sampai ke jari – jari tangan, dengan tahun, menandakan sebagai kondisi yang tangan membentuk huruf “C” membungkus bisa bersifat sementara. Delay Development jari-jari pergelangan tangan, lalu usap dari merupakan keterlambatan satu atau lebih wrist ke shoulder dan ke belakang domain perkembangan. Keterlambatan pergelangan tangan. Selanjutnya gerakan mungkin termasuk motorik kasar, motorik memutar lengan dari atas sampai bawah, halus, bicara dan bahasa, atau gerakan stroking pada punggung tangan dari keterlambatan perkembangan wrist ke ujung jari dan gerakan sosialemosional (Nelson, 2011). thumbstroking pada telapak tangan dari Problematika fisioterapi yang timbul ujung jari ke pergelangan tangan, memutar pada kasus Delay Development antara lain dan menarik setiap jari dan lakukan pada kurang optimalnya tonus postural, adanya lengan lainnya. Kelima area face dengan abnormalitas refleks primitif, kurang cara mengusap lembut dan berlahan dari optimalnya otot-otot pada ankle tengah dahi ke arah dua sisi wajah, dan ke bawah ke sisi mulut menggunakan ujung jari.
585 Penatalaksanaan Baby…
Selanjutnya mengusap kedua sisi hidung ke selama 3 detik serta terdapat peningkatan bawah, dengan lembut dan menekan daerah kemampuan fungsional berjalan di parallel di bawah hidung menuju bibir atas, menekan bar dengan 3 kali pengulangan. Pada T1 dan dagu ke arah bibir yang lebih rendah dan T2 dapat ditempuh dengan waktu 15 menit, bagian belakang telinga, melewati pelipis pada T3 sampai T5 dapat ditempuh dengan dan dagu menggunakan ujung jari. Terakhir waktu 13 menit dan pada T6 dapat ditempuh area back dengan cara mengusapkan baby dengan waktu 12 menit. Berdasarkan hasil oil secara merata, gerakan stroking kedua yang di lakukan selama 6x terapi, belum sisi tulang belakang dengan kedua tangan didapatkan hasil perubahan pada problem dari sacrum ke pangkal neck. Kemudian, yang dialami pasien. menjauhkan tangan dari satu sama lain dan Penelitian ini belum sesuai dengan meluncur dari trapezius ke posisi awal. penelitian yang di lakukan oleh Lu, et al. Gerakan mengusap punggung dari bahu ke (2018). Pada jurnal tersebut bagian atas sacrum, gerakan thumstroking penatalaksanaan Baby Massage diberikan scapular pada lower back, dan meremas 20 menit setiap terapi, 2 kali dalam seminggu upper trapezius. Penatalaksanaan Baby selama 12 minggu.Untuk modalitas Neuro Massage diberikan selama 30 menit. Developmentaltreatment, penelitian ini belum Selanjutnya adalah pemberian Neuro sesuai dengan penelitian yang di lakukan Development Treatment dilakukan dengan oleh Hwan lee, et al(2017). Pada jurnal teknik stimulasi, fasilitasi dan key point of penatalaksanaan Neuro Developmental control. Pertama teknik stimulasi dengan treatment diberikan 30 menit setiap terapi, 2 cara posisi pasien duduk atau berdiri, terapis kali dalam seminggu selama 3 bulan. memberikan penekanan pada knee dan Belum adanya perubahan yang ankle pasien. Kedua teknik fasilitasi, signifikan pada penelitian ini dapat diberikan fasilitasi duduk dengan cara posisi disebabkan karena keterbatasan waktu pasien duduk di atas bola atau guling pelaksanaan terapi yang dilakukan, bobath, fiksasi pada pelvic, dorong pelvic ke pemberian tindakani belum sesuai jadwal depan dan ke belakang. Pasien karena jadwal pasien disesuaikan dengan diinstruksikan mengikuti gerakan terapis ke keluarga/orang tua yang mengantar pasien depan dan ke belakang. Fasilitasi merangkak terapi. Sedangkan faktor yang dapat dengan cara posisikan pasien di atas guling mempengaruhi keberhasilan terapi yaitu bobath dengan tangan lurus dan lutut fleksi. dukungan dari orang tua, agar pasien terapis fiksasi pada pelvic, lalu gerakan dari menjalani terapi sesuai jadwal dan sesering depan ke belakang. Pasien diinstruksikan mungkin. mengikuti gerakan terapis ke depan dan ke belakang. Fasilitasi berdiri denga cara posisikan pasien di depan bola bobath atau SIMPULAN DAN SARAN kursi, terapis fiksasi pada pelvic, dorong pelvic ke anterior dan posterior agar Kesimpulan merangsang anak untuk berdiri. Terakhir 1. Terdapat sedikit peningkatan pada fasilitasi berjalan parallel bar, key point of kemampuan fungsional berdiri tanpa control berada pada shoulder dan pelvic. bantuan Ajarkan pasien berjalan dengan benar 2. Terdapat peningkatan kemampuan (tangan kanan maju, di ikuti kaki kiri dan fungsional berjalan di parallel bar sebaliknya) dan selalu mengontrol posisi 3. Tidak terdapat perubahan yang signifikan berjalan pasien, dilakukan sebanyak 3 kali pada problem yang dialami oleh pasien. pengulangan. Ketiga teknik keypointofcontrol Hal ini disebabkan karena keterbatasan yang digunakan terapis dalam melakukan waktu. inhibisi dan fasilitasi. Key point of control yang utama terletak pada kepala, bahu dan Saran pelvic. Penatalaksanaan DelayDevelopment 1. Keluarga pasien dianjurkan untuk diberikan selama 45 menit. memberikan latihan di rumah seperti Berdasarkan terapi yang telah yang telah di ajarkan oleh fisioterapis. dilakukan dari T1 sampai T6 belum Keluarga di harapkan selalu memberi mengalami peningkatan dari semua sektor motivasi serta dukungan kepada si anak. pemeriksaan. Mulai dari pemeriksaan Keluarga anak di minta untuk melatih kekuatan otot (XOTR), pemeriksaan sensorik anak semandiri mungkin. dan pemeriksaan kemampuan fungsional 2. Melakukan pelaksanaan fisioterapi (GMFM). Terdapat sedikit peningkatan pada sesuai dengan penelitian sebelumnya kemampuan fungsional berdiri tanpa bantuan 3. Masyarakat diminta waspada pada masa pada T1 sampai T3 dapat dilakukan selama kehamilan dan pada tahap 1 detik pada T4 sampai T6 dapat dilakukan perkembangan anak dengan rajin ke
586 Penatalaksanaan Baby…
posyandu yang ada setiap satu bulan Soetijiningsih & Ranuh. 2017. Tumbuh sekali. Masyarakat disarankan jika kembang anak. Jakarta: kedokteran terdapat anggota keluarga atau tetangga EGC. yang memiliki anak dengan keterlambatan dalam tumbuh kembangnya yang tidak sesuai dengan umurnya, maka disarankan segera di bawa ke dokter atau fasilitas kesehatan.
Daftar Pustaka
Asthiningsih & Muflihatin. 2018. Deteksi dini
perkembangan balita dengan metode DDST II posyandu wilayah kerja puskesmas Juanda Samarinda. Jurnal Endurance, 3(2), 367-374. Bhattacharya, Ray & Das. 2017. Developmental delay among children below two years of age: a cross sectional study in a community development block of Burdwan district, West Bengal. International Journal Of Community Medicine And Public Health, 4(5), 1762- 1767. Choo, Agarwal, How & Yeleswarapu. 2019. Developmental delay: indentification and management at primary care level. Singapore Med J, 60(3), 119-123. Erika, Amir & Mulhaeriah. 2019. The relations between birth weight and child development under five years in puskesmas goarie sub-district marioriwawo, soppeng. Indonesian Contemporary Nursing Journal, 3(2), 15- 23. Hati & Pratiwi. 2019. The affect of education giving on the parent’s behavior about growth stimulation in children with stunting. NurseLine Journal, 4(1), 12-20. Hwan lee, et.al. 2017. Efficacy of intensive neuro developmental treatment for children with developmental delay, with or without cerebral palsy. Annals Of Rehabilitation Medicine, 41(1), 90- 9l. Kemenkes. 2015. Peraturan menteri kesehatan tentang standar pelayanan fisioterapi. Nomor 65, pasal 1. Lu, et.al. 2018. The beneficial effects of massage on motor development and sensory processing in young children with developmental delay: a randomized control trial study. Taiwan: Chi Mei Medical Centre. Nelson, Maureen R. 2011. Pediatrics. New York: Demos Medical Publishing. Rachmah, Soedirham & Fatah. 2018. The effects of stimulation on children experiencing developmental disorders. Health Nations, 2(3), 2580-4936.