Anda di halaman 1dari 6

PENDAHULUAN

PENATALAKSANAAN BABY Pada masa tumbuh kembang anak


MASSAGE DAN NEURO sangat dibutuhkan perhatian dari orang tua.
DEVELOPMENTAL TREATMENT Perhatian yang di berikan orang tua pada
(NDT) PADA KASUS DELAY anak yaitu salah satu contohnya dengan
DEVELOPMENT mengajak mengobrol dan menemani
bermain, hal ini dapat mengoptimalkan
Yefi Purwasih, Whida Rahmawati, perkembangannya. Mengajak mengobrol
Khadiratul Mustafidah dan menemani bermain, merupakan salah
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata satu stimulasi sederhana yang baik untuk
Kediri anak. Jika anak kurang stimulasi dari orang
tua maka anak bisa mengalami masalah
ABSTRAK perkembangan stimulasi tumbuh kembang
Pada masa tumbuh kembang, adalah rangkaian kegiatan yang bertujuan
anak sangat dibutuhkan perhatian dari memberi pengalaman (early experience)
orang tua. Berbagai penyakit atau pada anak melalui berbagai aktivitas yang
kelainan pada anak yang dapat berakibat merangsang terbentuknya kemampuan
terhadap pertumbuhan dan perkembangan dasar agar tumbuh kembang
perkembangan salah satunya adalah anak menjadi optimal. Kurangnya stimulasi
Delay Development. Delay Development dapat menyebabkan penyimpangan tumbuh
merupakan keterlambatan satu atau kembang anak bahkan gangguan yang
lebih domain perkembangan. menetap (Dinkes dalam Hati, 2019).
Keterlambatan mungkin termasuk Data nasional menurut Kementrian
motorik kasar, motorik halus, bicara dan Kesehatan Indonesia bahwa pada tahun
bahasa, atau keterlambatan 2010 sebanyak 11,5% anak balita di
perkembangan social emosional. Indonesia mengalami kelainan pertumbuhan
Penelitian ini menggunakan dan perkembangan (Asthiningsih &
metode studi kasus. Penelitian ini Muflihatin, 2018). Sedangkan data survey
dilakukan di Yayasan Pembinaan Anak Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tahun
Cacat (YPAC) dengan terapi yang 2013 yang melakukan penilaian
diberikan sebanyak 6 kali dengan 2 kali perkembangan menunjukkan sekitar 5
terapi dalam satu minggu. hingga 10% anak yang mengalami
Hasil evaluasi kekuatan otot untuk perkembangan yang tidak sesuai dengan
hasil normal pada shoulder, elbow, wrist, usia, sehingga perlu dilakukan penilaian dini
hip, knee dan ankle (plantar fleksi dan pada perkembangan balita (Erika, Amir &
eversi) dan hasil trace untuk ankle (dorsi Mulhaeriah, 2019).
fleksi dan inversi). Evaluasi sensorik Prevalensi di daerah Jawa Timur
untuk hasil normal pada visual, auditori, khususnya di Rumah Sakit Islam A. Yani
taste, tactile, smell dan hasil adanya Surabaya data dari 250 - 300 pengunjung
gangguan untuk touch, verstibular dan datang ke Poliklinik. Diantara 290 anak
propioceptif. Evaluasi GMFM hasil TI : balita, 51,72% yang terdeteksi memiliki
67,15% sampai T6 : 67,15%.Evaluasi keterlambatan motorik dan 44,14% memiliki
berdiri tanpa bantuan dengan hasil T1- keterlambatan bicara. Salah satu faktor yang
T3 : 1 detik dan T4-T6 : 3 detik dan mempengaruhi pertumbuhan dan
evaluasi berjalan di parallel bar dengan perkembangan anak adalah stimulasi
hasil T1-T2 : 15 menit, T3-T5 : 13 menit (Rachmah, Soedirham & Fatah, 2018).
dan T6 : 12 menit. Kesimpulan pada Secara global setiap tahun 180 – 200
penatalaksanaan fisioterapi dengan juta anak belita menunjukkan keterlambatan
Baby Massagedan Neuro Development perkembangan dan 86% terjadi di negara
Treatment pada kasus Delay berkembang seperti India dibandingan
Development belum didapatkan hasil dengan negara ekonomi maju hanya 8%
yang diharapkan, namun adanya (Bhattacharya, Ray & Das, 2017).
perubahan kemampuan fungsional Sedangkan dari data negara maju,
berdiri tanpa bantuan dan berjalan di keterlambatan perkembangan dilaporkan
parallel bar tetapi belumsignifikan karena terjadi 10 % - 15% dan global keterlambatan
adanya keterbatasan waktu terapi. perkembangan 1% - 3% dari anak usia di
bawah 5 tahun (Choo, et al, 2019).
Kata Kunci : Delay Development, Baby Perkembangan adalah prosedur
Massage, Neuro Development compleks yang dilalui seseorang
Treatment. memperoleh berbagai kemampuan untuk
berfungsi secara optimal dalam lingkungan

582 Penatalaksanaan Baby…


sosial dan prosesnya berlangsung sejak fisioterapi mempunyai beberapa modalitas
masa kanak-kanak sampai mati. Namun, seperti Neuro Development Treatment
sebagian besar proses perkembangan terjadi (NDT), Baby Massage, hydrotherapy dan
dalam beberapa tahun pertama kehidupan. kinesio tapping. Dari berbagai macam
Secara umum, perkembangan dijelaskan modalitas fisioterapi yang dapat dilakukan,
dalam lima domain yang berbeda yaitu penulis memilih menggunakan modalitas
motorik kasar, motorik halus, bicara, dan Baby Massage dan Neuro Development
bahasa, kognitif dan sosial-emosional Treatment (NDT).
(Bhattacharya, Ray & Das, 2017). Masalah Dari uraian tersebut peneliti memilih
tumbuh kembang anak yang sering dijumpai modalitas Baby Massage dan Neuro
salah satunya adalah Delay Development Development Treatment (NDT). Baby
(DD)/keterlambatan perkembangan. Delay Massage merupakan intervensi pijat yang
Development adalah keterlambatan satu dapat meningkatkan kesehatan dan
atau lebih domain perkembangan. kesejahteraan anak – anak yang bertujuan
Keterlambatan mungkin termasuk motorik untuk perkembangan motorik dan
kasar, motorik halus, bicara dan bahasa, memberikan stimulasi lewat sentuhan untuk
atau keterlambatan perkembangan sosial – meningkatkan sensitivitas sensorik (Lu, et al,
emosional (Nelson, 2011). 2018). Sedangkan Neuro Developmental
Masalah pada Delay Development Treatment (NDT) merupakan salah satu
(DD)/keterlambatan perkembangan pendekatan yang paling umum digunakan
disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya untuk intervensi anak-anak dengan
adalah faktor prenatal, perinatal dan gangguan perkembangan yang diciptakan
postnatal. Faktor prenatal yaitu gangguan oleh Dr. Karel Bobath dan Mrs. Berta
genetik, cerebral dysgenesis, ibu mengalami Bobath. Tujuan diberikan Neuro
pendarahan, ibu mengkonsumsi obat- Developmental Treatment (NDT) untuk
obatan, alkohol, dan terkena infeksi, mengevaluasikan efektivitas saraf pada
sedangankan faktor perinatal yaitu ibu fungsi motorik kasar pada anak – anak yang
melahirkan prematur, dan faktor postnatal memiliki keterlambatan perkembangan
yaitu anak terkena infeksi, gangguan (Hwan lee, et al, 2017).
metabolik dan trauma. Faktor penyebabnya Berdasarkan latar belakang diatas
lainnya yaitu gizi buruk, dan kurang nya maka peneliti tertarik untuk mengambil judul
stimulasi (Choo, et al, 2019). penatalaksanaan fisioterapi pada kasus
Faktor penyebab lainya seperti Delay Development dengan modalitas Baby
kurangnya stimulasi bisa mengakibatkan Massage dan Neuro Developmental
gangguan tumbuh kembang. Khususnya Treatment (NDT).
pada perkembangan motorik kasar seperti
saat bayi berusia antara 8-12 bulan, bayi METODE PENELITIAN
belum mampu duduk tanpa pegangan,
berdiri dengan pegangan, bangkit terus Penelitian ini menggunakan metode
berdiri, berdiri dua detik dan belum mampu studi kasus. Pengambilan data serta
berdiri sendiri (Soetjiningsih dalam Kholifah, tindakan pada kasus Delay Development
dkk. 2018). dengan modalitas Baby Massage dan Neuro
Problematika yang muncul Development Treatment (NDT) dilakukan di
padakondisi Delay Development yaitu Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC)
gangguan keseimbangan, penurunan Surakarta selama 6x kali yang dilakukan 2
kekuatan otot, penurunan tonus otot, kali dalam satu minggu.
gangguan sensorik, motorik, refleks,
kesulitan mengubah dan pempertahankan HASIL PENELITIAN
posisi tubuh, belum mampu berdiri, berjalan.
Pada permasalahan keterlambatan Hasil: Tabel 1. Evaluasi Kekuatan Otot Sisi
perkembangan pada tumbuh kembang anak, Dextra Sinistra dengan XOTR menggunakan
peran fisioterapi adalah bentuk pelayanan Penilaian Children’s Memorial Hospital
kesehatan yang ditujukan kepada individu Chicago
dan atau kelompok untuk mengembangkan, R T1 T2 T3 T4 T5 T
memelihara, dan memulihkan gerak dan e Ger 6
fungsi tubuh sepanjang rentang kehidupan gi akan 6/2 8/2 11/2 13/2 15/2 22/2
dengan menggunakan penanganan secara o D S D S D S D S D S D S
manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, sh Flexi X X X X X X X X X X X X
o Exte X X X X X X X X X X X X
elektroterapeutis dan mekanis) pelatihan ul nsi
fungsi, dan komunikasi (Kemenkes, 2015). d Abd X X X X X X X X X X X X
Untuk pencegahan terjadinya er uksi
keterlambatan dalam tumbuh kembang,

583 Penatalaksanaan Baby…


Add X X X X X X X X X X X X Sensorik T T T T T T
uksi 1 2 3 4 5 6
End X X X X X X X X X X X Visual 2 2 2 2 2 2
orot
asi
Auditori 2 2 2 2 2 2
Exor X X X X X X X X X X X Taste 2 2 2 2 2 2
otasi Tuoch 1 1 1 1 1 1
El Flexi X X X X X X X X X X X X Tactile 2 2 2 2 2 2
b Exte X X X X X X X X X X X Smell 2 2 2 2 2 2
o nsi Vestibular 1 1 1 1 1 1
w Supi X X X X X X X X X X X Propioceptif 1 1 1 1 1 1
nasi
(Sumber : data primer diolah Februari 2020)
Pron X X X X X X X X X X X
asi
W Dors X X X X X X X X X X X Berdasarkan tabel 2 diatas dapat
ris i dilihat bahwa evaluasi sensitifitas dengan
t Flex skala sensorik setelah dilakukan terapi 6 kali
si terapi didapatkan hasil belum ditemukan
Pal X X X X X X X X X X X adanya perubahan sensorik.
mar
Flexi Tabel 3. Evaluasi Refleks Primitif
Ulna X X X X X X X X X X X Level Sensorik T T T T T T
r
devi
1 2 3 4 5 6
asi Flexor - - - - - -
Radi X X X X X X X X X X X withdrawal
al Extensor - - - - - -
devi
Spinal
thrust
asi Cross - - - - - -
Hi Flexi X X X X X X X X X X X extention
p Exte X X X X X X X X X X X Asymmetri - - - - - -
nsi
c tonic
Abd X X X X X X X X X X X
uksi
neck reflex
Add X X X X X X X X X X X Symmetric - - - - - -
uksi tonic neck
Brainst
End X X X X X X X X X X X reflex
em
orot Tonic - - - - - -
asi labyrinthin
exor X X X X X X X X X X X e supine
otasi Supporting - - - - - -
K Flexi X X X X X X X X X X X
reaction
n Exte X X X X X X X X X X X
e Neck - - - - - -
nsi
e Dors T T T T T T T T T T T righting
i Body - - - - - -
Flexi righting on
Plan X X X X X X X X X X X the body
tar Labyrinthin + + + + + +
Flexi Midbra e the head
Inve T T T T T T T T T T T in Optical + + + + + +
rsi
righting
Ever X X X X X X X X X X X
si Amphibian - - - - - -
(Sumber : data primer diolah Februari 2020) reaction
Moro + + + + + +
Berdasarkan tabel 1 diatas dapat Landau + + + + + +
dilihat bahwa evaluasi kekuatan otot dengan Parachute + + + + + +
XOTR menggunakan Penilaian Children’s Terlentang/ + + + + + +
Memorial Hospital Chicago pada sisi dextra tengkurap
Cortica
dan sinistra setelah dilakukan terapi 6kali Duduk + + + + + +
l
didapatkan hasil belum adanya perubahan Merangkak + + + + + +
kekuatan otot. Berdiri - - - - - -
(Sumber : data primer diolah Februari
Tabel 2. Evaluasi Sensitifitas dengan Skala
Sensorik
2020)

584 Penatalaksanaan Baby…


Berdasarkan tabel 3 diatas dapat dextrasinistra (dorsifleksi dan inversi),
dilihat bahwa evaluasi refleks primitif setelah gangguan keseimbangan berdiri, gangguan
dilakukan terapi 6 kali didapatkan hasil keseimbangan dan koordinasi berjalan,
belum ditemukan adanya perubahan refleks keterlambatan gross motor function.
primitif. Fisioterapi mempunyai modalitas
untuk mengurangi problematika pada pasien
Tabel 4. Evaluasi Kemampuan Fungsional Delay Development yaitu menggunakan
dengan Gross Motor Functional modalitas Baby Massage dan Neuro
Measurement (GMFM) DevelopmentTreatment. Modalitas tersebut
Sensor T1 T2 T3 T4 T5 T6 dilakukan kepada pasien Delay Development
ik % % % % % % selama 6 kali terapi mulai. Penatalaksanaan
Dimen 100 100 100 100 100 100 fisioterapi yang dilakukan mulai dari T1 – T6
si A adalah pemberian yang sama.
(berbar Baby Massage dilakukan dengan
ing dan cara posisi pasien tidur terlentang atau
berguli senyaman pasien. Area yang diterapi bebas
ng) dari pakaian. Gerakan memijatnya menuju
Dimen 100 100 100 100 100 100 ke arah jantung, di mulai dari lower
si B extremities, abdomen, chest, upper
(duduk extremities, face dan back dengan 3 kali
) usapan. Pertama lower extremities dengan
Dimen 100 100 100 100 100 100 cara mengusapkan baby oil pada area
si C seluruh tungkai, dengan tangan membentuk
(meran huruf “C” membungkus jari-jari kaki dan
gkak) gerakan stroking dari ankle ke arah thigh dan
Dimen 20,5 20,5 20,5 20,5 20,5 20,5 sebaliknya. Selanjutnya gerakan memeras
si D 1 1 1 1 1 1 susu, memutar dan menggulir dari thigh
(berdiri menuju ankle secara berurutan.
) Menggunakan ibu jari pada bagian punggung
Dimen 15,2 15,2 15,2 15,2 15,2 15,2 kaki, telapak kaki dengan lembut dan juga
si E 7 7 7 7 7 7 memutar, menarik setiap jari kaki dan
(berjala lakukan pada tungkai eksorotasilainnya.
n) Kedua area abdomen dengan cara
Total 67,1 67,1 67,1 67,1 67,1 67,1 mengusapkan baby oil didaerah perut
Score 5 5 5 5 5 5 dengan menekan lembut perut anak, saling
(Sumber : data primer diolah Februari 2020) mengusap ke bawah pada perut mulai dari
umbilicus dengan tangan seperti mendayung
Berdasarkan tabel 4. valuasi sepeda. Menggunakan jari – jari kedua
Kemampuan Fungsional dengan Gross tangan secara timbal balik membuat gerakan
Motor Functional Measurement (GMFM), seperti searah jarum jam. Gerakan stroking
setelah dilakukan terapi 6 kali setelah dengan ujung jari disekitar umbilicus seperti
dilakukan terapi 6 kali didapatkan hasil menulis “I”, “membalikkan L” dan
belum ditemukan adanya perubahan aktifitas “membalikkan U”. Ketiga area chest dengan
fungsional. gerakkan Stroking seperti menggambar hati
menggunakan ujung jari dan gerakan
PEMBAHASAN menyilang. Keempat area upper extremities
Istilah “Delay Development” di dengan cara mengusapkan baby oil dari
peruntukan kepada anak di bawah lima bahu sampai ke jari – jari tangan, dengan
tahun, menandakan sebagai kondisi yang tangan membentuk huruf “C” membungkus
bisa bersifat sementara. Delay Development jari-jari pergelangan tangan, lalu usap dari
merupakan keterlambatan satu atau lebih wrist ke shoulder dan ke belakang
domain perkembangan. Keterlambatan pergelangan tangan. Selanjutnya gerakan
mungkin termasuk motorik kasar, motorik memutar lengan dari atas sampai bawah,
halus, bicara dan bahasa, atau gerakan stroking pada punggung tangan dari
keterlambatan perkembangan wrist ke ujung jari dan gerakan
sosialemosional (Nelson, 2011). thumbstroking pada telapak tangan dari
Problematika fisioterapi yang timbul ujung jari ke pergelangan tangan, memutar
pada kasus Delay Development antara lain dan menarik setiap jari dan lakukan pada
kurang optimalnya tonus postural, adanya lengan lainnya. Kelima area face dengan
abnormalitas refleks primitif, kurang cara mengusap lembut dan berlahan dari
optimalnya otot-otot pada ankle tengah dahi ke arah dua sisi wajah, dan ke
bawah ke sisi mulut menggunakan ujung jari.

585 Penatalaksanaan Baby…


Selanjutnya mengusap kedua sisi hidung ke selama 3 detik serta terdapat peningkatan
bawah, dengan lembut dan menekan daerah kemampuan fungsional berjalan di parallel
di bawah hidung menuju bibir atas, menekan bar dengan 3 kali pengulangan. Pada T1 dan
dagu ke arah bibir yang lebih rendah dan T2 dapat ditempuh dengan waktu 15 menit,
bagian belakang telinga, melewati pelipis pada T3 sampai T5 dapat ditempuh dengan
dan dagu menggunakan ujung jari. Terakhir waktu 13 menit dan pada T6 dapat ditempuh
area back dengan cara mengusapkan baby dengan waktu 12 menit. Berdasarkan hasil
oil secara merata, gerakan stroking kedua yang di lakukan selama 6x terapi, belum
sisi tulang belakang dengan kedua tangan didapatkan hasil perubahan pada problem
dari sacrum ke pangkal neck. Kemudian, yang dialami pasien.
menjauhkan tangan dari satu sama lain dan Penelitian ini belum sesuai dengan
meluncur dari trapezius ke posisi awal. penelitian yang di lakukan oleh Lu, et al.
Gerakan mengusap punggung dari bahu ke (2018). Pada jurnal tersebut
bagian atas sacrum, gerakan thumstroking penatalaksanaan Baby Massage diberikan
scapular pada lower back, dan meremas 20 menit setiap terapi, 2 kali dalam seminggu
upper trapezius. Penatalaksanaan Baby selama 12 minggu.Untuk modalitas Neuro
Massage diberikan selama 30 menit. Developmentaltreatment, penelitian ini belum
Selanjutnya adalah pemberian Neuro sesuai dengan penelitian yang di lakukan
Development Treatment dilakukan dengan oleh Hwan lee, et al(2017). Pada jurnal
teknik stimulasi, fasilitasi dan key point of penatalaksanaan Neuro Developmental
control. Pertama teknik stimulasi dengan treatment diberikan 30 menit setiap terapi, 2
cara posisi pasien duduk atau berdiri, terapis kali dalam seminggu selama 3 bulan.
memberikan penekanan pada knee dan Belum adanya perubahan yang
ankle pasien. Kedua teknik fasilitasi, signifikan pada penelitian ini dapat
diberikan fasilitasi duduk dengan cara posisi disebabkan karena keterbatasan waktu
pasien duduk di atas bola atau guling pelaksanaan terapi yang dilakukan,
bobath, fiksasi pada pelvic, dorong pelvic ke pemberian tindakani belum sesuai jadwal
depan dan ke belakang. Pasien karena jadwal pasien disesuaikan dengan
diinstruksikan mengikuti gerakan terapis ke keluarga/orang tua yang mengantar pasien
depan dan ke belakang. Fasilitasi merangkak terapi. Sedangkan faktor yang dapat
dengan cara posisikan pasien di atas guling mempengaruhi keberhasilan terapi yaitu
bobath dengan tangan lurus dan lutut fleksi. dukungan dari orang tua, agar pasien
terapis fiksasi pada pelvic, lalu gerakan dari menjalani terapi sesuai jadwal dan sesering
depan ke belakang. Pasien diinstruksikan mungkin.
mengikuti gerakan terapis ke depan dan ke
belakang. Fasilitasi berdiri denga cara
posisikan pasien di depan bola bobath atau SIMPULAN DAN SARAN
kursi, terapis fiksasi pada pelvic, dorong
pelvic ke anterior dan posterior agar Kesimpulan
merangsang anak untuk berdiri. Terakhir 1. Terdapat sedikit peningkatan pada
fasilitasi berjalan parallel bar, key point of kemampuan fungsional berdiri tanpa
control berada pada shoulder dan pelvic. bantuan
Ajarkan pasien berjalan dengan benar 2. Terdapat peningkatan kemampuan
(tangan kanan maju, di ikuti kaki kiri dan fungsional berjalan di parallel bar
sebaliknya) dan selalu mengontrol posisi 3. Tidak terdapat perubahan yang signifikan
berjalan pasien, dilakukan sebanyak 3 kali pada problem yang dialami oleh pasien.
pengulangan. Ketiga teknik keypointofcontrol Hal ini disebabkan karena keterbatasan
yang digunakan terapis dalam melakukan waktu.
inhibisi dan fasilitasi. Key point of control
yang utama terletak pada kepala, bahu dan Saran
pelvic. Penatalaksanaan DelayDevelopment 1. Keluarga pasien dianjurkan untuk
diberikan selama 45 menit. memberikan latihan di rumah seperti
Berdasarkan terapi yang telah yang telah di ajarkan oleh fisioterapis.
dilakukan dari T1 sampai T6 belum Keluarga di harapkan selalu memberi
mengalami peningkatan dari semua sektor motivasi serta dukungan kepada si anak.
pemeriksaan. Mulai dari pemeriksaan Keluarga anak di minta untuk melatih
kekuatan otot (XOTR), pemeriksaan sensorik anak semandiri mungkin.
dan pemeriksaan kemampuan fungsional 2. Melakukan pelaksanaan fisioterapi
(GMFM). Terdapat sedikit peningkatan pada sesuai dengan penelitian sebelumnya
kemampuan fungsional berdiri tanpa bantuan 3. Masyarakat diminta waspada pada masa
pada T1 sampai T3 dapat dilakukan selama kehamilan dan pada tahap
1 detik pada T4 sampai T6 dapat dilakukan perkembangan anak dengan rajin ke

586 Penatalaksanaan Baby…


posyandu yang ada setiap satu bulan Soetijiningsih & Ranuh. 2017. Tumbuh
sekali. Masyarakat disarankan jika kembang anak. Jakarta: kedokteran
terdapat anggota keluarga atau tetangga EGC.
yang memiliki anak dengan
keterlambatan dalam tumbuh
kembangnya yang tidak sesuai dengan
umurnya, maka disarankan segera di
bawa ke dokter atau fasilitas kesehatan.

Daftar Pustaka

Asthiningsih & Muflihatin. 2018. Deteksi dini


perkembangan balita dengan metode
DDST II posyandu wilayah kerja
puskesmas Juanda Samarinda. Jurnal
Endurance, 3(2), 367-374.
Bhattacharya, Ray & Das. 2017.
Developmental delay among children
below two years of age: a cross sectional
study in a community development block
of Burdwan district, West Bengal.
International Journal Of Community
Medicine And Public Health, 4(5), 1762-
1767.
Choo, Agarwal, How & Yeleswarapu. 2019.
Developmental delay: indentification and
management at primary care level.
Singapore Med J, 60(3), 119-123.
Erika, Amir & Mulhaeriah. 2019. The
relations between birth weight and child
development under five years in
puskesmas goarie sub-district
marioriwawo, soppeng. Indonesian
Contemporary Nursing Journal, 3(2), 15-
23.
Hati & Pratiwi. 2019. The affect of education
giving on the parent’s behavior about
growth stimulation in children with
stunting. NurseLine Journal, 4(1), 12-20.
Hwan lee, et.al. 2017. Efficacy of intensive
neuro developmental treatment for
children with developmental delay, with
or without cerebral palsy. Annals Of
Rehabilitation Medicine, 41(1), 90- 9l.
Kemenkes. 2015. Peraturan menteri
kesehatan tentang standar pelayanan
fisioterapi. Nomor 65, pasal 1.
Lu, et.al. 2018. The beneficial effects of
massage on motor development and
sensory processing in young children
with developmental delay: a randomized
control trial study. Taiwan: Chi Mei
Medical Centre.
Nelson, Maureen R. 2011. Pediatrics. New
York: Demos Medical Publishing.
Rachmah, Soedirham & Fatah. 2018. The
effects of stimulation on children
experiencing developmental disorders.
Health Nations, 2(3), 2580-4936.

587 Penatalaksanaan Baby…

Anda mungkin juga menyukai