Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN HASIL

DETEKSI INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 3 TAHUN

(Untuk memenuhi tugas matakuliah Psikologi Perkembangan I)


Dosen Pengampu : Andia Kusuma Damayanti, S.Psi.,M.Psi.

Oleh :

PRODI ILMU PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
2020
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah


Gangguan pertumbuhan dan perkembangan merupakan masalah yang serius bagi negara
maju maupun negara berkembang di dunia. Pertumbuhan dapat dilihat dari berat badan, tinggi
badan, dan lingkar kepala, sedangkan perkembangan dapat dilihat dari kemampuan motorik,
sosial dan emosional, kemampuan berbahasa serta kemampuan kognitif. Pada dasarnya, setiap
anak akan melewati proses tumbuh kembang sesuai dengan tahapan usianya, akan tetapi banyak
faktor yang memengaruhinya. Anak merupakan generasi penerus bangsa yang layak untuk
mendapatkan perhatian dan setiap anak memiliki hak untuk mencapai perkembangan kognisi,
sosial dan perilaku emosi yang optimal dengan demikian dibutuhkan anak dengan kualitas yang
baik agar tercapai masa depan bangsa yang baik (Hapsari, 2019).
Berdasarkan World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa 5-25% anak usia pra
sekolah di dunia mengalami disfungsi otak minor, termasuk gangguan perkembangan motorik
halus (WHO, 2010). Angka kejadian terhadap gangguan perkembangan pada anak usia 3-17
tahun di Amerika Serkat mengalami peningkatan dari tahun 2014 sebesar 5,76 % dan di tahun
2016 sebesar 6,9% (Zablotsky et al., 2017). Tumbuh kembang anak di Indonesia masih perlu
mendapatkan perhatian serius, Angka keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan masih
cukup tinggi yaitu sekitar 5-10% mengalami keterlambatan perkembangan umum. Dua dari
1.000 bayi mengalami gangguan perkembangan motorik dan 3 sampai 6 dari 1.000 bayi juga
mengalami gangguan pendengaran serta satu dari 100 anak mempunyai kecerdasan kurang dan
keterlambatan bicara Populasi anak di Indonesia menunjukkan sekitar 33% dari total populasi
yaitu sekitar 83 juta dan setiap tahunnya jumlah populasi anak akan meningkat (Sugeng et al.,
2019). Sementara, Departemen Kesehatan RI melaporkan bahwa 0,4 juta (16%) balita di
Indonesia mengalami gangguan perkembangan, baik perkembangan motorik halus dan kasar,
gangguan pendengaran, kecerdasan kurang dan keterlambatan bicara. Berdasarkan hasil riset
kesehatan dasar (Riskesdas) pada tahun 2013, prevalensi anak dengan tubuh pendek (stunting)
37,2% yang berarti terjadi peningkatan dibandingkan tahun 2010 (35,6%) dan 2007 (36,8%).
Persentase tertinggi pada tahun 2013 adalah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (51,7%), Sulawesi
Barat (48,0%), dan Nusa Tenggara Barat (45,3%), dan setiap tahunnya terdapat peningkatan
jumlah balita dengan postur tubuh pendek dan sangat pendek,sehingga presentase balita postur
tubuh pendek di Indonesia masih tinggi dan merupakan masalah kesehatan yang harus
ditanggulangi.
Proses tumbuh kembang anak merupakan hal penting yang harus diperhatikan sejak dini,
mengingat bahwa anak merupakan generasi penerus bangsa memiliki hak untuk mencapai
perkembangan yang optimal, sehingga dibutuhkan anak dengan kualitas baik demi masa depan
bangsa yang lebih baik. Golden age period merupakan periode yang kritis yang terjadi satu kali
dalam kehidupan anak, dimulai dari umur 0 sampai 5 tahun (Chamidah, 2018). Anak yang
memiliki awal tumbuh kembang yang baik akan tumbuh menjadi dewasa yang lebih sehat, hal
ini dipengaruhi oleh hasil interaksi faktor genetik dan faktor lingkungan, sehingga nantinya
memiliki kehidupan yang lebih baik (Deki, 2015). Upaya deteksi dini salah satunya dapat
dilakukan melalui program Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK).
SDIDTK merupakan program pembinaan tumbuh kembang anak secara komprehensif dan
berkualitas melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi. Tiga jenis deteksi dini tumbuh
kembang yaitu deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, yang dilakukan untuk menemukan
status gizi kurang atau buruk dan bentuk kepala mikrosefali atau makrosefali. Kedua, deteksi
dini penyimpangan perkembangan, untuk mengetahui adanya keterlambatan perkembangan
anak, gangguan daya lihat, dan gangguan daya dengar. Ketiga, deteksi dini penyimpangan
perilaku emosional, yaitu untuk mengetahui adanya masalah perilaku emosional, autisme dan
gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (Fazrin, 2018).
Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah pada usia dibawah lima tahun akan
mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Stimulasi dini sendiri
merupakan rangsangan yang dilakukan sejak berada didalam kandungan dilakukan setiap hari,
untuk merangsang semua sistem indera dari pendengaran, penglihatan, perabaan, pembauan,
pengecapan.
Stimulasi adalah perangsangan (penglihatan, bicara, pendengaran dan perabaan) yang datang
dari lingkungan luar bayi. Stimulasi merupakan hal yang penting dalam tumbuh kembang balita.
Balita yang mendapat stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang
dibandingkan dengan balita yang kurang atau tidak mendapat stimulasi.
Lingkungan merupakan salah satu faktor pendorong perkembangan balita. Lingkungan yang
merangsang mendorong perkembangan fisik dan mental yang baik, sedangkan lingkungan yang
tidak merangsang menyebabkan perkembangan balita di bawah kemampuannya. Pemberian
stimulasi pada balita akan lebih efektif apabila memperhatikan kebutuhan sesuai dengan tahap
perkembangan.
Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) adalah kegiatan merangsang
kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Hasil
pelaksanaan kegiatan SDIDTK di Kota Malang yang berupa cakupan hasil kegiatan pelayanan
SDIDTK balita pada tahun 2018 mencapai 56,13%, pada tahun 2019 mencapai 69,41%. Hasil
tersebut terdapat kenaikan tetapi belum mencapai target yang telah ditentukan yaitu 90%.
Upaya untuk meningkatkan pelaksananaan SDIDTK antara lain : 1) Pengadaan buku
Kesehatan Ibu dan Anak, buku pedoman Stimulasi, Stimulasi dan Intervensi Dini Di Tingkat
Pelayanan Dasar; 2) Pengadaan formulir laporan kesehatan dan formulir rekapitulasi laporan
kesehatan anak balita dan prasekolah; 3) Pelatihan SDIDTK bagi tenaga Bidan dan tenaga
kesehatan lain serta guru; 4) Pelatihan SDIDTK bagi kader posyandu secara bertahap pada
beberapa daerah. 5) Monitoring dan evaluasi tahunan pelayanan kesehatan balita dan
anak prasekolah di wilayah Kota Malang.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan dengan wawancara pada 8 ibu balita
didapatkan hasil sebanyak 5 ibu balita menyatakan setelah ditimbang berat badannya langsung
pulang, tidak diberikan penyuluhan dan 3 ibu balita setelah di timbang dan berat badan masih
bermain dengan alat yang ada di Posyandu dengan bimbingan kader. Sebanyak 3 ibu balita
menyatakan mereka dibantu dan dilayani kader dalam penimbangan, dan diberitahu hasil
penimbangan dan diberikan saran serta informasi, sedangkan 5 ibu balita setelah dilakukan
penimbangan mendapatkan informasi “anak ibu naik dan kalau ada masalah segera periksakan”.
Kesimpulannya bahwa kegiatan stimulasi belum dilaksanakan secara maksimal oleh kader.
Menurut teori Green perilaku ditentukan oleh tiga faktor utama yaitu faktor predisposisi, faktor
pemungkin, faktor penguat.
BAB II
PEMBAHASAN

Kajian Teori
Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interseluler, berarti
bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat
diukur dengan satuan panjang dan berat (Kemenkes RI, 2012).Perkembangan adalah
bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar
dan gerak halus, bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian (Kemenkes RI, 2012).

Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh dalam arti sebagian
atau seluruhnya karena adanya multiplikasi sel-sel tubuh dan juga karena bertambah
besarnya sel tubuh. Adanya multiplikasi dan pertambahan ukuran sel berarti ada
pertambahan secara kuantitatif dan hal tersebut terjadi sejak terjadinya konsepsi, yaitu
bertemunya sel telur dan sperma hingga dewasa. Jadi pertumbuhan lebih ditekankan pada
pertambahan ukuran fisik seseorang yaitu menjadi lebih besar atau lebih matang bentuknya,
seperti pertambahan ukuran berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala (Kemenkes RI,
2012).
Pertumbuhan pada masa anak-anak mengalami perbedaan yang bervariasi sesuai
dengan bertambahnya usia anak. Secara umum pertumbuhan fisik dimulai dari arah kepala
ke kaki.Kematangan pertumbuhan tubuh pada bagian kepala berlangsung lebih dahulu,
kemudian secara berangsur-angsur diikuti oleh tubuh bagian bawah.Pada masa fetal
kehamilan 2 bulan, pertumbuhan kepala lebih cepat dibandingkan dengan masa setelah
lahir, yaitu merupakan 50% dari total panjang badan. Selanjutnya pertumbuhan bagian
bawah akan bertambah secara teratur (Kemenkes RI, 2012).
Soetjiningsih (2016) menjelaskan bahwa pada umumnya pertumbuhan mempunyai ciri-ciri
tertentu:
Perubahan proporsi tubuh yang dapat diamati padamasa bayi dan dewasa.
Tahun besar kepala hampir seperempat dari panjang badan keseluruhan, kemudian secara
berangsur-angsur proporsinya berkurang.
Hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru yang ditandai dengan lepasnya gigi
susu dan timbulnya gigi permanen, hilangnya refleks primitif pada masa bayi, timbulnya
tanda seks sekunder dan perubahan lainnya.
Kecepatan pertumbuhan tidak teratur yang ditandai dengan adanya masa-masa tertentu
yaitu masa pranatal, bayi dan adolesensi, dimana terjadinya pertumbuhan cepat dan masa
pra sekolah dan masa sekolah, dimana pertumbuhan berlangsung lambat.

Perkembangan
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan struktur/ fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam pola yang teeratur, dapat diperkirakan dan diramalkan sebagai hasil dari
proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem yang terorganisasi. Dengan
demikian aspek perkembangan ini bersifat kualitatif yaitu pertambahan kematangan fungsi
dari masingmasing bagian tubuh. Hal ini diawali dengan berfungsinya jantung untuk
memompa darah, kemampuan untuk bernafas, samapai kemampuan anak untuk
tengkurap,dan lainnya. Tahap perkembangan awal akan menentukan tahap perkembangan
selanjutnya (Kemenkes RI, 2012).
Perkembangan merupakan hasil interaksi antara kematangan susunan saraf pusat
dengan organ yang dipengaruhinya sehingga perkembangan ini berperan penting dalam
kehidupan manusia.Meskipun pertumbuhan dan perkembangan mempunyai arti yang
berbeda, namun keduanya saling mempengaruhi dan berjalan sacara simultan. Pertambahan
ukuran fisik akan disertai dengan pertambahan kemampuan anak (Kemenkes RI, 2012).
Pada dasarnya, tumbuh kembang mempunyai prinsip yang berlaku secara umum yaitu:
Tumbuh kembang merupakan suatu proses terus-menerus dari konsepsi sampai dewasa.
Pola tumbuh kembang pada semua anak umumnya sama, hanya kecepatannya dapat
berbeda
Proses tumbuh kembang dimulai dari kepala keseluruh anggota badan, misalnya mulai
melihat, tersenyum, mengangkat badan, duduk, berdiri dan seterusnya.
Kebutuhan Dasar Untuk Tumbuh Kembang

Tumbuh dan kembang seorang anak secara optimal dipengaruhi oleh hasil interaksi
antara faktor genetis, herediter, dan konstitusi dengan faktor lingkungan.Agar faktor
lingkungan memberikan pengaruh yang positif bagi tumbuh kembang anak, maka
diperlukan pemenuhan atas kebutuhan dasar tertentu.
Ciri-ciri dan Prinsip-prinsip Tumbuh Kembang Anak
Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan. Ciri ciri
tersebut adalah sebagai berikut:
Perkembangan menimbulkan perubahan.
Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan disertai dengan
perubahan fungsi. Misalnya perkembangan intelegensia pada seorang anak akan menyertai
pertumbuhan otak dan serabut saraf (Kemenkes RI, 2016).
Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan selanjutnya.
Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati
tahapan sebelumnya. Sebagai contoh, seorang anak tidak akan bisa berjalan sebelum ia
bisa berdiri. Seorang anak tidak akan bisa berdiri jika pertumbuhan kaki dan bagian
tubuh lain yang terkait dengan fungsi berdiri anak terhambat. Karena itu perkembangan
awal ini merupakan masa kritis karena akan menentukan perkembangan selanjutnya.
Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda.
Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang berbedabeda,
baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi organ dan perkembangan
pada masing-masing anak.
Perkembangan berkore/asi dengan pertumbuhan.
Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian, terjadi
peningkatan mental, memori, daya nalar, asosiasi dan lain-lain. Anak sehat, bertambah
umur, bertambah berat dan tinggi badannya serta bertambah kepandaiannya.
Perkembangan mempunyai pola yang tetap.
Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap, yaitu:
Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju ke arah
kaudal/anggota tubuh (pola sefalokaudal).
Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak kasar) lalu berkembang
ke bagian distal seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan gerak halus (pola
proksimodistal).
Perkembangan memiliki tahap yang berurutan.
Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan. Tahap-
tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak terlebih dahulu mampu membuat
lingkaran sebelum mampu membuat gambar kotak, anak mampu berdiri sebelum
berjalan dan sebagainya.
Pertumbuhan dan Perkembangan
Proses tumbuh kembang anak juga mempunyai prinsip-prinsip yang saling berkaitan.
Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar.

Kematangan merupakan proses intrinsik yang terjadi dengan sendirinya, sesuai


dengan potensi yang ada pada individu. Belajar merupakan perkembangan yang
berasal dari latihan dan usaha. Melalui belajar, anak memperoleh kemampuan
menggunakan sumber yang diwariskan dan potensi yang dimiliki anak.

Pola perkembangan dapat diramalkan.


Terdapat persamaan pola perkembangan bagi semua anak. Dengan demikian
perkembangan seorang anak dapat diramalkan. Perkembangan berlangsung dari
tahapan umum ke tahapan spesifik, dan terjadi berkesinambungan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tumbuh kembang anak.

Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan normal yang
merupakan hasil interaksi banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
anak. Adapun faktor-faktor tersebut antara lain:

Faktor dalam (internal) yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak.

Ras/etnik atau bangsa.


Anak yang dilahirkan dari ras/bangsa Amerika, maka ia tidak memiliki faktor herediter
ras/bangsa Indonesia atau sebaliknya.
Keluarga.
Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi, pendek, gemuk atau
kurus.
Umur.
Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun pertama kehidupan
dan masa remaja.
Jenis kelamin.
Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat daripada laki laki.
Tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-laki akan lebih cepat.
Genetik.
Genetik (heredokonstitusional) adalah bawaan anak yaitu potensi anak yang akan
menjadi ciri khasnya. Ada beberapa kelainan genetik yang berpengaruh pada tumbuh
kembang anak seperti kerdil (Kemenkes RI, 2016).
Faktor luar (ekstemal)
Faktor Prenatal
Gizi Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan akan mempengaruhi
pertumbuhan janin.
Mekanis Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan kongenital seperti club
foot.
Toksin/zat kimia Beberapa obat-obatan seperti Amlnopterin, Thalldomid dapat
menyebabkan kelainan kongenital seperti palatoskisis.
Endokrin Diabetes melitus dapat menyebabkan makrosomia, kardiomegali, hiperplasia
adrenal.
Radiasi Paparan radium dan sinar Rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada janin
seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi mental dan deformitas anggota gerak,
kelainan kongential mata, kelainan jantung.
lnfeksi lnfeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH (Toksoplasma, Rubella,
Sitomegalo virus, Herpes simpleks) dapat menyebabkan kelainan pada janin: katarak,
bisu tuli, mikros efali, retardasi mental dan kelainanjantung kongenital.
Kelainan imunologi Eritobaltosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah
antara janin dan ibu sehingga ibu membentuk antibodi terhadap sel darah merah janin,
kemudian melalui plasenta masuk dalam peredaran darah janin dan akan
menyebabkan hemolisis yang selanjutnya mengakibatkan hiperbilirubinemia dan Kem
icterus yang akan menyebabkan kerusakan jaringan otak.
Anoksia embrio Anoksia embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi plasenta
menyebabkan pertumbuhan terganggu.
Psikologi ibu Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan salah/kekerasan mental pada
ibu hamil dan lain-lain (Kemenkes RI, 2016).
Aspek-aspek perkembangan yang dipantau.
Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak
melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot besar seperti duduk,
berdiri, dan sebagainya.
Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak
melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-
otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu,
menjimpit, menulis, dan sebagainya.
Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk
memberikan respons terhadap suara, berbicara, berkomunikasi, mengikuti perintah dan
sebagainya.
Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri anak
(makan sendiri, membereskan mainan selesai bermain}, berpisah dengan ibu/pengasuh
anak, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya, dan sebagainya (Kemenkes RI,
2016).

Beberapa gangguan tumbuh-kembang yang sering ditemukan.

Gangguan bicara dan bahasa.


Kemampuan berbahasa merupakan indikator seluruh perkembangan anak. Karena
kemampuan berbahasa sensitif terhadap keter1ambatan atau kerusakan pada sistem lainnya,
sebab melibatkan kemampuan kognitif, motor, psikologis, emosi dan lingkungan sekitar
anak. Kurangnya stimulasi akan dapat menyebabkan gangguan bicara dan berbahasa
bahkan gangguan ini dapat menetap.
Cerebral palsy.
Merupakan suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak progresif, yang disebabkan
oleh karena suatu kerusakan/gangguan pada sel-sel motorik pada susunan saraf pusat yang
sedang tumbuh/belum selesai pertumbuhannya.
Sindrom Down.
Anak dengan Sindrom Down adalah individu yang dapat dikenal dari fenotipnya dan
mempunyai kecerdasan yang terbatas, yang terjadi akibat adanya jumlah kromosom 21
yang berlebih. Perkembangannya lebih lambat dari anak yang normal.Beberapa faktor
seperti kelainan jantung kongenital, hipotonia yang berat, masalah biologis atau lingkungan
lainnya dapat menyebabkan keter1ambatan perkembangan motorik dan keterampilan untuk
menolong diri sendiri.
Gangguan Autisme.

Merupakan gangguan perkembangan pervasif pada anak yang gejalanya muncul sebelum
anak berumur 3 tahun. Pervasif berarti meliputi seluruh aspek perkembangan sehingga
gangguan tersebut sangat luas dan berat, yang mempengaruhi anak secara mendalam.
Gangguan perkembangan yang ditemukan pada autisme mencakup bidang interaksi sosial,
komunikasi dan perilaku.
Pembahasan
PENUNTUN PEMBELAJARAN PEMERIKSAAN KPSP

Beri nilai langkah dengan menggunakan kriteria berikut :


Perlu perbaikan : langkah tak dilakukan dengan benar dan tidak sesuai urutannya.
Mampu : langkah-langkah yang dilakukan denganbenar tetapi tidak efisien
Mahir : langkah-langkahyang dilakukan dengan benar dan efisien.
5.
Menetukan formulir KPSP berdasarkan tanggal lahir dan tanggal
pemeriksaan ( bila usia >16 hari dibulatkan 1 bulan)
Tanyakan secara beruutan pertanyaan satu persatu pada ibuatau
pengantar yang mengetahui perkembangan anak seharihari dan
test kemampuan anak sesuai format pernyataan KPSP.

Setiap pertanyaan hanya ada satu jawaban, YA (bila pernah,


kadang
, sering melakukan. TIDAK ( belum pernah, bisa melakukan),
catat jawaban tersebut pada formulir.
10
LAPORAN SDIDTK

Nama petugas : ……………………


Tujuan pemeriksaan : Pelaksanaan SDIDTK
Tanggal pelaksanaan : ……………………

Identitas Anak
1. Nama : ……………………
2. Jenis Kelamin : ……………………
3. Nama Ayah : ……………………
4. Nama Ibu : ……………………
5. Tanggal Pemeriksaan : ……. /...…. /2020
6. Tanggal Lahir : ……. /...…. /2020
7. Umur Anak : ……. bulan ...…. Hari
…….

Anamnesis :
Keluhan utama : ……………………
Apakah anak mempunyai masalah tumbuh kembang : ………………….
Perkembangan anak:
Sesuai Jumlah jawaban Ya : Jumlah jawaban Tidak :
Meragukan : Jumlah jawaban Ya : Jumlah jawaban Tidak :
Gerak kasar c) Bicara bahasa
Gerak halus d) Sosialisasi Kemandirian
Penyimpangan : Jumlah jawaban Ya : Jumlah jawaban Tidak :
Gerak kasar c) Bicara bahasa
Gerak halus d) Sosialisasi Kemandirian
Daya dengar :
Normal b. Curiga ada gangguan
Daya lihat :
Normal b. Curiga ada gangguan
Perilaku dan Emosional :
Normal b. Curiga ada gangguan
Pemeriksaan atas indikasi/ Jika ada keluhan
Autisme 1) Resiko tinggi autism 2) Risiko autism 3) normal
GPPH 1) Kemungkinan GPPH 2) Normal
Kesimpulan
…………………………………………………………………………………………
………………………………
…………………………………………………………………………………………
………………………………
…………………………………………………………………………………………
………………………………
Tindakan Intervensi
Konseling stimulasi bagi ibu/pengasuh : 1) diberikan 2) Tidak diberikan
Intervensi stimulasi perkembangan :
Gerak kasar 2) Gerak halus 3) Bicara dan bahasa 4) Sosialisasi dan
kemandirian

Pemeriksa,

(Eko Wardana Putra)


KPSP PADA ANAK UMUR 36 BULAN
Alat dan bahan yang dibutuhkan:

Kubus - Bola Tenis - Kertas Pensil - Form Gambar

YA TIDA
K

Anak dipangku ibunya / Pengasuh ditepi meja periksa

1 Beri kubus di depannya. Gerak Halus

Dapatkah anak meletakkan 4 buah kubus satu persatu di


atas kubus yang lain tanpa menjatuhkan kubus itu?

2 Apakah anak dapat menyebut 2 diantara gambar- Bicara dan


gambar ini tanpa
Bahasa
bantuan?

(Menyebut dengan suara binatang tidak ikut dinilai)

3 Bila diberi pensil, apakah anak mencoret-coret kertas Gerak Halus


tanpa bantuan/petuniuk?

4 Buat garis lurus ke bawah sepanjang sekurang- Gerak Halus


kurangnya 2.5 cm. Suruh anak menggambar garis lain di
samping garis ini.

Jawab YA bila ia menggambar garis seperti ini:


Jawab TIDAK bila ia menggambar garis seperti ini:

Tanya ibu

5 Dapatkah anak menggunakan 2 kata berangkai pada saat Bicara dan


berbicara seperti
Bahasa
"minta minum", "mau tidur''?

"Terimakasih" dan "Dadag" tidak ikut dinilai

6 Dapatkah anak mengenakan sepatunya sendiri? Sosialisasi


dan

Kemandirian

7 Dapatkah anak mengayuh sepeda roda tiga sejauh Gerak Kasar


sedikitnya 3 meter?

Berdirikan anak

8 lkuti perintah ini dengan seksama. Jangan memberi Bicara dan


isyarat dengan
Bahasa
telunjuk atau mata pada saat memberikan perintah
berikut ini:

"Letakkan kertas ini di lantai".

"Letakkan kertas ini di kursi".


"Berikan kertas ini kepada ibu".

9 Dapatkah anak melaksanakan ketiga perintah tadi? Gerak Kasar

Letakkan selembar kertas seukuran buku ini di lantai.


Apakah anak

dapat melompati bagian lebar kertas dengan


mengangkat kedua

kakinya secara bersamaan tanpa didahului lari?

10 Beri bola tenis. Minta anak melemparkan kearah dada Gerak Kasar
anda. Dapatkah

anak melempar bola lurus ke arah perut atau dada anda


dari jarak 1,5

meter?

TOTAL
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai