Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN DDST

PADA An. Rf

Dosen Pengampu : Ns Sumiati Sinaga S.Kep.M, Kep

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2
1. DITTA NUR KHASANA B1811211201
2. FRISCA SILALAHI B1811711701
3. INDAH MAYA SARI B1811911901
4. MUNAWIR B1812812801
5. RISZKY TSURAYYA B1813513501

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


TAHUN AJARAN
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan
judul “Hasil Laporan pemeriksaaan DDST pada An. Rf tepat pada waktunya
dalam memenuhi tugas mata kuliah Keperawaatan anak.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari


kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi
kesempurnaan penulisan makalah ini dikemudian hari.

Akhir kata, harapan penulis bahwa makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca umumnya dan dapat dijadikan sebagai acuan dalam penyusunan makalah
selanjutnya. Sekian dan terima kasih.

Balikpapan, 22 Agustus 2019


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Denver Developmental Screnning Test merupakan salah satu

metode skrining asesmen yang digunakan untuk menilai perkembangan

anak. DDST dapat digunakan juga sebagai instrument, misal dalam

penelitian artikel jurnal penelitian keperawatan dukungan anticipatory

guidances 2019 diteliti adanya upaya dalam mendukung dalam pencapaian

pertumbuhan dan perkembangan pada usianya (Dian Andriana, 2013)

yaitu dengan memperhatikan kebutuhan anak meliputi pola asuh

(kebutuhan fisik biomedis) pola asih (kebutuhan kasih sayang) pola asah

(kebutuhan stimulasi). Tes ini di mulai sejak anak pasca kelahiran sampai

dengan usia 6 tahun dimana ini berguna sebagai skrining untuk

menemukan perkembangan penyimpangan. Ini bukan tes IQ sehingga

tidak dapat meramalkan kemampuan intelektual, adaptif, atau

perkembangan anak dimasa mendatang, merefleksikan persentasi usia

kelompok anak tertentu yang dapat menampilkan tugas perkembangan

tertentu yang kemudian di bandingkan dengan anak seusianya. Aspek –

aspek perkembangan dan tahapan perkembangan normal sesuai usia pada

anak perlu diketahui dan dipahami karena sangat penting untuk

mengetahui tumbuh kembang anak berjalan normal atau tidak, baik dilihat

dari segi fisiologis maupun dari segi psikologis. Pertumbuhan anak akan

dipengaruhi oleh banyak faktor baik dari dalam diri anak itu sendiri
maupun dari luar , apabila hal ini mengalami masalah maka akan

berpengaruh pada pertumbuhan anak.


DDST sendiri dikembangkan oleh William K.Frankenburg dan J.B.

Dotts pada tahun 1967 dan sejak itu pula telah di standartkan. DDST

menilai 4 sektor perkembangan Personal social (penyesuaian diri di

masyarakat dan pribadi), motoric halus (adaptif kordinasi mata tangan,

kemampuan memainkan dan memegang benda benda kesil, serta

pemecahan masalah), Bahasa (mengerti dan mendengar menggunakan

bahasa) serta motoric kasar (duduk, berjalan serta menggunakan otot

besar), karena stimulasi perkembangan menjadi hal yang sangat penting

bagi perkembangan anak. Anak yang mendapat stimulasi yang terarah dan

teratur akan lebih cepat berkembang dibandingkan anak yang kurang

mendapatkan stimulasi. Pada jurnal penelitian keperawatan diatas di teliti

pula tentang status gizi anak yang kurus misalnya pada saat dilakukan tes

Denver II cenderung menarik diri hal ini bisa saja terjadi karena

kekurangan energy sehingga anak cenderung malas dalam beraktivitas,

komunikasi sosial yang negative,dll


Oleh karena itu peningkatan perkembangan pada anak dapat di

tingkatkan dengan peningkatan stimulasi anak khususnya pada aspek

perilaku sosial dan motoric halus. Permainan yang membuat anak

berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan dapat di tingkatkan.

Stimulus anak dengan dengan melatih motoric halus dengan permainan

edukasi. Hal ini bisa di lihat dari metode penilaian DDST. Denver II ini

pun mengalami beberapa kali revisi dan perbedaannya terletak di item

tes,bentuk interpretasi serta rujukan (Nugroho,2008). Tes DDST ini di


lakukan oleh orang yang memiliki kompetensi tentang perkembangan anak

dan instrument yang di lakukan pun harus lengkap. Perkembangan anak

akan berjalan dengan baik, apabila faktor yang mempengaruhinya tidak

mengalami gangguan. Anak akan mulai menampakkan perkembanganya

(skill) sesuai dengan tahapan usianya, dan itu akan terus bertambah sampai

dewasa. Untuk mengetahui perkembangan anak harus tahu aspek apa saja

dalam perkembangan dan tahapan perkembangan sesuai usia anak.


Untuk mencapai perkembangan tumbuh kembang anak yang

optimal perlu di perhatikan beberapa aspek perkembangan, yakni sensoris,

motorik, komunikasi bahasa dan bicara, kognitif, kreatifitas seni, urus diri,

emosisosial, kerjasama, dan leadership, moral dan spriritual. Dimana

perkembangan tersebut berkaitan dengan perkembangan otak anak juga.

Jika melihat dari perkembangan otak, otak terbagi menjadi 2 sisi dengan

menggunakan otak kiri dan otak kanan.


Dalam tahap perkembangan tumbuh kembang anak, anak berusia

12 bulan seharusnya sudah bisa untuk berjalan dituntun, makan dengan

sendok, dipanggil datang, dan bicara lebih dari 8 kata. Usia 18 bulan sudah

bisa untuk naik tangga dengan dibantu, susun balok 6, dan mengikuti

mimik. Anak usia 1-2 tahun cenderung gerakannya memakai otot-otot

besar, bergerak dengan banyak komponen tubuh dan dapat merangsang

oksigenasi otak. Dan untuk mengetahui anak sudah siap jalan atau belum

dapat dilihat dari reflex jinjit (plantar refleks) yang mulai hilang, atau

sudah dapat melakukan koordinasi kompleks.


Pada usia 2 tahun si kecil akan cenderung mengikuti orang tuanya

kesana-kemari, ikut ikutan menyapu, mengepel, menyiram tanaman,

semua ini dilakukan dengan penuh kesungguhan. Pada usia 2 tahun anak
sudah mulai belajar bergaul, ia senang sekali menonton anak lain bermain,

perasaan takut dan cemas sering terjadi apabila orang tuanya

meninggalkan anak sendiri..


Pertumbuhan berarti bertambah besar dalam aspek fisis akibat

multiplikasi sel dan bertambahnya jumlah zat interseluler. Oleh karena itu,

pertumbuhan dapat diukur dalam sentimeter atau inch dan dalam kilogram

atau pound. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan dengan masalah

perubahan dalam ukuran fisik seseorang.


Perkembangan digunakan untuk menunjukan bertambahnya

keterampilan dan fungsi yang kompleks. Seseorang berkembang dalam

pengaturan neuromuskuler, berkembang dalam mempergunakan tangan

kanannya dan terbentuk pula kepribadiannya. Maturasi dan diferensiasi

sering dipergunakan sebagai sinonim untuk perkembangan. Untuk itu

kelompok akan membahas mengenai DDST lebih dalam.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum
Untuk menilai tingkat perkembangan anak sesuai kelompok usianya,

serta di gunakan untuk memantau dan memonitor perkembangan bayi

atau anak dengan resiko tinggi terjadinya penyimpangan

perkembangan secara berkala.


2. Tujuan Khusus
1) Mampu memahami tentang DDST yang telah di pelajari
2) Mampu melakukan pemeriksaan DDST
3) Mampu melakukan cara pengelolaan data dan pelaksanaan

DDST, yang merupakan suatu sistem informasi.


4) Mampu untuk melakukan interpertasi dalam membantu

mengetahui tahapan tumbuh kembang pada anak dan


mendeteksi sejak dini adanya keterdugaan, karena itu disinilah

peran strategis dalam pelaksanaan tes DDST dalam hal ini

kelompok akan melakukan test pada anak usia toddler dan

mengaplikasikannya.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Tumbuh Kembang

1. Defenisi pertumbuhan dan perkembangan


Pertumbuhan (growth) adalah perubahan yang bersifat kuantitatif,

yaitu bertambahnya jumlah, ukuran, dimensi pada tingkat sel, organ,

maupun individu. Anak tidak hanya bertambah besar secara fisik,

melainkan juga ukuran dan struktur organ-organ tubuh dan otak.

Sebagai contoh, hasil dari pertumbuhan otak adalah anak mempunyai

kapasitas lebih besar untuk belajar, mengingat, dan mempergunakan

akalnya. Jadi anak tumbuh baik secara fisik maupun mental.

Pertumbuhan fisik dapat dinilai dengan ukuran berat (gram, pound,

kilogram), ukuran panjang (cm, meter) umur tulang, dan tanda-tanda


seks sekunder (Soetjiningsih, 2013). Menurut Karl E Garrison

(Syamsussabri, 2013) pertumbuhan adalah perubahan individu dalam

bentuk ukuran badan, perubahan otot, tulang, kulit, rambut dan

kelenjar.
Pengertian perkembangan secara termitologis adalah proses

kualitatif yang mengacu pada penyempurnaan fungsi sosial dan

psikologis dalam diri seseorang dan berlangsung sepanjang hidup

manusia. Menurut para ahli perkembangan merupakan serangkaian

perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses

kematangan dan pengalaman, terdiri atas serangkaian perubahan yang

bersifat kualitatif dan kuantitatif (E.B Harlock dalam Syamsusbahri,

2013), dimaksudkan bahwa perkembangan merupakan proses

perubahan individu yang terjadi dari kematangan ( kemampuan

seseorang sesuai usia normal) dan pengalaman yang merupakan

interaksi antara individu dengan lingkungan sekitar yang menyebabkan

perubahan kualitatif dan kuantitatif (dapat diukur) yang menyebabkan

perubahan pada diri individu tersebut. Perkembangan merupakan hasil

interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang

dipengaruhinya, misalnya perkembangan sistem neuromuscular,

kemampuan bicara, emosi dan sosialisasi (Depkes, 2007).

2. Aspek-aspek pertumbuhan dan perkembangan


a. Aspek pertumbuhan
Untuk menilai pertumbuhan anak dilakukan pengukuran

antopometri, pengukuran antopometri meliputi pengukuran berat

badan, tinggi badan (panjang badan), lingkar kepala, lingkar lengan

atas, dan lingkar dada (Saputri, 2014).


Pengukuran berat badan digunakan untuk menilai hasil

peningkatan atau penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh,

pengukuran tinggi badan digunakan untuk menilai status perbaikan

gizi disamping faktor genetik, sedangkan pengukuran lingkar

kepala dimaksudkan untuk menilai pertumbuhan otak.

Pertumbuhan otak kecil (mikrosefali) menunjukkan adanya

reterdasi mental, apabila otaknya besar (volume kepala meningkat)

terjadi akibat penyumbatan cairan serebrospinal. (Hidayat, 2011).

Pada umur 6 bulan lingkar kepala rata-rata adalah 44 cm

(Angelina, 2014).
b. Aspek Perkembangan

1) Motorik kasar (gross motor) merupakan keterampilan

meliputi aktivitas otot-otot besar seperti gerakan lengan,

duduk, berdiri, berjalan dan sebagainya (Saputri, 2014).


2) Motorik halus (fine motor skills) merupakan keterampilan

fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata dan

tangan yang memerlukan koordinasi yang cermat.

Perkembangan motorik halus mulai memiliki kemampuan

menggoyangkan jari-jari kaki menggambar dua tau tiga

bagian, menggambar orang, melambaikan tangan dan

sebagainya (Saputri, 2014).


3) Bahasa (Languange) adalah kemampuan untuk memberikan

respon terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara

spontan, berkomunikasi (Hidayat, 2011 )


4) Sosialisasi dan kemandirian merupakan aspek yang

berhubungan dengan kemampuan mandiri (makan sendiri,


membereskan mainan selesai bermain), berpisah dengan

ibu/pengasuh anak, bersosialisasi dan berinteraksi dengan

lingkungannya ( Rusmil, 2008).

3. Ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan


Meskipun pertumbuhan dan perkembangan mempunyai arti yang
berbeda, namun keduanya saling mempengaruhi dan berjalan secara
stimulant. Pertumbuhan ukuran fisik akan disertai dengan pertambahan
kemampuan perkembangan anak. (Nursalam, 2006). Adapun ciri-ciri
pertumbuhan dan perkembangan anak menurut Soetjiningsih (2013)
adalah :
a. Ciri pertumbuhan
Pertumbuhan dapat dinilai dari beberapa perubahan yaitu :
1) Perubahan ukuran
terlihat jelas pada pertumbuhan fisik dengan
bertambahnya umur anak terjadi pula penambahan berat
badan, tinggi badan, lingkar kepala dan lain-lain.

2) Proporsi tubuh
perubahan proporsi tubuh sesuai dengan bertambahnya
umur anak, proporsi tubuh seorang bayi baru lahir sangat
berbeda dibandingkan tubuh anak ataupun orang dewasa.

3) Hilangnya ciri-ciri lama


selama proses pertumbuhan terdapat hal-hal yang
terjadi perlahan-lahan seperti menghilangnya kelenjar
timus, lepasnya gigi susu dan menghilangnya refleks-
refleks primitif.

4) Timbul ciri-cir baru


dikarenakan pematangan fungsi-fungsi organ,
seperti tumbuh gigi permanen.

b. Ciri perkembangan
Perkembangan melibatkan perubahan, yaitu terjadi
bersamaan dengan pertumbuhan disertai dengan perubahan
fungsi. Misalnya, perkembangan sistem reproduksi disertai
dengan perubahan pada organ kelamin. Perubahan-perubahan ini
meliputi perubahan ukuran tubuh secara umum, perubahan
proporsi tubuh, berubahnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri
baru sebagai tanda kematangan suatuorgan tubuh tertentu.
Perkembangan awal menentukan perkembangan selanjutnya.
Seseorang tidak akan melewati satu tahap perkembangan
sebelum dia melewati tahapan sebelumnya. Misalnya, seorang
anak tidak akan bisa berjalan sebelum dia berdiri. Karena itu
perkembangan awal merupakan masa kritis karena akan
menentukan perkembangan selanjutnya. Perkembangan juga
memiliki tahap yang berurutan, tahap ini di lalui seorang anak
mengikuti pola yang teratur dan berurutan, dan tahap-tahap
tersebut tidak bisa terjadi terbalik. Misalnya, anak lebih dahulu
mampu berdiri sebelum berjalan, mampu membuat lingkaran
sebelum mampu mampu membuat gambar kotak, dan lain-lain.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak


Tumbuh kembang anak mulai dari konsepsi sampai dewasa

dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti faktor genetik dan faktor

lingkungan bio-fisikopsikososial, yang bisa menghambat atau

mengoptimalkan tumbuh kembang anak (Soetjiningsih, 2013).

Menurut Riyadi (2009) setiap orang tua akan mengharapkan anaknya

tumbuh dan berkembang secara sempurna tanpa mengalami hambatan

tertentu. Pola tumbuh kembang secara normal antara anak yang satu

dengan anak yang lainnya pada akhirnya tidak selalu sama, karena

dipengaruhi oleh interaksi oleh banyak faktor. (Nursalam, 2008).

Adapun faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang

anak, yaitu:

a. Faktor dari dalam (internal)


Faktor dari dalam dapat dilihat dari faktor genetik dan
hormonal, faktor genetik akan mempengaruhi kecepatan
pertumbuhan dan kematangan tulang, alat seksual, serta saraf,
sehingga merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir
proses tumbuh kembang, yaitu : perbedaan ras. Etnis atau
bangsa, keluarga, umur jenis kelamin dan kelainan kromosom.
Kemudian pengaruh hormonal, dimana sudah terjadi sejak
masa prenatal, yaitu saat janin beumur 4 bulan. Pada saat itu,
terjadi pertumbuhan yang cepat. Hormon yang berpengaruh
terutama adalah hormon pertumbuhan somatropin yang
dikeluarkan oleh kelenjar pituitary. Selain itu, kelenjar tiroid
juga menghasilkan kelenjar tiroksin yang berguna untuk
metabolisme serta maturasi tulang, gigi dan otak (Soetjiningsih,
2013).

b. Faktor dari luar (eksternal)

Faktor dari luar dapat dilihat dari :

1) faktor prenatal, antara lain gizi, mekanis, toksin/zat kimia,


endoktrin, radiasi, infeksi, kelainan imunologi,
anoksiembrio dan psikologi ibu.
2) faktor persalinan, yaitu komplikasi persalinan pada bayi
seperti trauma kepala, afaksia dapat menyebabkan kerusakn
jaringan otak.
3) Faktor pasca salin, yaitu gizi, penyakit kronis/kelainan
kongenital, lingkungan fisis dan kimia, psikologis,
endokrin, sosio-ekonomi, lingkungan pengasuhan, stimulasi
dan obat-obatan (Rusmil 2008).

5. Tahap tumbuh kembang Anak


a. Pertumbuhan
1) Berat badan
Pemantauan pertumbuhan bayi dan anak dapat dilakukan

dengan menimbang berat badan, mengukur tinggi badan, dan


lingkar kepala anak. Pertumbuhan berat badan bayi usia 0-6

bulan mengalami penambahan 150-250 gram/minggu dan

berdasarkan kurva pertumbuhan yang diterbitkan oleh

National Center for Health Statistics (NCHS), berat badan

bayi akan meningkat dua kali lipat dari berat lahir pada anak

usia 4-7 bulan (Wong, 2008). Berat badan lahir normal bayi

sekitar 2.500-3.500 gram, apabila kurang dari 2.500 gram

dikatakan bayi memiliki berat lahir rendah (BBLR),

sedangkan bila lebih dari 3.500 gram dikatakan makrosomia.

Pada masa bayi-balita, berat badan digunakan untuk mengukur

pertumbuhan fisik dan status gizi diperhaatikan (Susilowati

2008, dalam Rif’atunnisa, 2014).

2) Panjang badan
Istilah panjang badan dinyatakan sebagai pengukuran yang

dilakukan ketika anak terlentang (Wong, 2008). Pengukuran

panjang badan digunakan untuk menilai status perbaikan gizi.

Selain itu, panjang badan merupakan indikator yang baik

untuk pertumbuhan fisik yang sudah lewat (stunting) dan

untuk perbandingan terhadap perubahan relatif, seperti nilai

berat badan dan lingkar lengan atas (Nursalam, 2008).

Pengukuran panjang badan dapat dilakukan dengan sangat

mudah untuk menilai gangguan pertumbuhan dan

perkembangan anak. Panjang bayi baru lahir normal adalah

45-50 cm dan berdasarkan kurva yang ditentukan oleh

National Center for Health Statistics (NCHS), bayi akan


mengalami penambahan panjang badan sekitar 2,5 cm setiap

bulannya (Wong, 2008). Penambahan tersebut akan berangsur-

angsur berkurang sampai usia 9 tahun, yaitu hanya sekitar 5

cm/tahun dan penambahan ini akan berhenti pada usia 18-20

tahun (Nursalam, 2008).

3) Pengukuran Lingkar Kepala Anak Cara yang biasa dipakai

untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan otak anak.

Biasanya ukuran pertumbuhan tengkorak mengikuti

perkembangan otak, sehingga bila ada hambatan pada

pertumbuhan tengkorak maka perkembangan otak anak juga

terhambat. Pengukuran dilakukan pada diameter

occipitofrontal dengan mengambil rerata 3 kali pengukuran

sebagai standar (Chamidah, 2009). Lingkar kepala pada waktu

lahir rata-rata adalah 34-35 cm dan lingkar kepala ini lebih

besar daripada lingkar dada. Pada anak umur 6 bulan, lingkar

kepala rata-rata adalah 44 cm, umur 1 tahun 47 cm, 2 tahun 49

cm, dan dewasa 54 cm. Jadi, pertambaha lingkar kepala pada 6

bulan pertama adalah 10 cm, atau sekitar 50% pertambahan

lingkar kepala sejak lahir sampai dewasa terjadi 6 bulan

pertama kehidupan. (Soetjiningsih, 2013).

b. Perkembangan
1) Perkembangan motorik kasar, aspek perkembangan

lokomosi (gerakan) dan postur (posisi tubuh). Pada usia 6

bulan, bila bayi didudukkan di lantai, bayi bisa duduk

sendiri tanpa disokong tetapi punggung masih


membungkuk, bayi mampu berguling sebagai aktivitas

yang disadari sehingga untuk mencapai benda dengan jarak

dekat, bayi dapat berguling-guling. Kontrol kepala bayi

muncul lebih dulu pada posisi tengkurap, sehingga bayi

lebih dahulu berguling dari posisi terlentang.

2) Perkembangan motorik halus, kemampuan motorik halus

dipengaruhi oleh matangnya fungsi motorik, dan koordinasi

neuromuskular yang baik, fungsi visual yang akurat, dan

kemampuan intelek nonverbal. Pada usia 6 bulan bayi

mampu memindahkan objek dari tangan satu ke tangan

lainnya, bayi juga mampu meraih dan mengambil benda

dengan baik, tanpa disertai gerakan simultan pada tangan

yang lain, bayi juga mampu memasukkan balok ke dalam

gelas tapi tidak bisa mengambil kembali

3) Perkembangan bahasa, kemampuan untuk memberikan

respons terhadap suara, mulai mengenal kata-kata “da da,

pa pa, ma ma”.

4) Perkembangan sosial, banyak dipengaruhi faktor

lingkungan (pengasuhan). Seorang bayi mewarisi

karakteristik emosional-sosial dan gaya berinteraksi, tetapi

sifat bawaan tersebut dimodifikasi oleh gaya orangtua dan

lingkungan sosial, bayi akan merasa nyaman disekitar

orang-orang akrab dan timbul kecemasan di sekitar orang

asing. Pada usia ini bayi senang bermain dengan bayi


lainnya, dan sekali- kali ia akan tersenyum dan meniru

suara masingmasing, diusia ini bayi mulai mengenali orang

tua.

6. Gangguan Pertumbuhan dan Perkembangan


a. Gangguan pertumbuhan fisik
Gangguan pertumbuhan fisik meliputi gangguan
pertumbuhan diatas normal dan gangguan pertumbuhan
dibawah normal. Pemantauan berat badan menggunakan KMS
(Kartu Menuju Sehat). Menurut Soetjaningsih (2003, dalam
Abdul Rajab, 2013) bila grafik berat badan naik lebih dari
120% kemungkinan anak mengalami obesitas atau kelainan
hormonal. Sedangkan apabila grafik berat badan dibawah
normal kemungkinan anak mengalami kurang gizi, menderita
penyakit kronis atau atau kelainan hormonal. Lingkar kepala
juga menjadi salah satu parameter yang penting. Ukuran
lingkar kepala menggambarkan isi kepala termasuk otak dan
cairan serebrospinal. Lingkar kepala yang lebih dari normal
dapat dijumpai pada anak yang menderita hidroseflus,
megaensefali, tumor otak. Sedangkan apabila lingkar kepala
kurang dari normal dapat diduga anak menderita retardasi
mental, malnutrisi kronis.

b. Gangguan perkembangan motorik


Perkembangan motorik yang lambat dapat disebabkan oleh
beberapa hal. Salah satu penyebab gangguan perkembangan
motorik adalah kelainan tonus otot atau penyakit
neuromuskular. Anak dengan cerebral palsy dapat mengalami
keterbatasan perkembangan motorik sebagai akibat spastisitas,
athetosis, ataksia, atau hipotonia. Kelainan sumsum tulang
belakang seperti spina bifida juga dapat menyebabkan
keterlambatan perkembangan motorik. Namun tidak
selamanya gangguan perkembangan motorik selalu didasari
adanya penyakit tersebut. Faktor lingkungan serta kepribadian
anak juga dapat mempengaruhi keterlambatan perkembangan
motorik. Anak yang tidak mempunyai kesempatan belajar
seperti sering digendong atau diletakkan di baby walker dapat
mengalami keterlambatan dalam mencapai kemampuan
motorik (Nur, 2009 dalam Rajab, 2013)

c. Gangguan perkembangan bahasa


Kemampuan bahasa merupakan kombinasi seluruh sistem
perkembangan anak, kemampuan berbahasa melibatkan
kemampuan motorik, psikologis, emosional dan perilaku
(Widyastuti, 2008). Gangguan perkembangan bahasa pada
anak dapat diakibatkan berbagai faktor, yaitu adanya faktor
genetik, gangguan pendengaran, kurangnya interaksi anak
dengan lingkungan, maturasi yang terlambat. Selain itu,
gangguan perkembangan bicara dapat juga disebabkan oleh
kelainan fisik seperti bibir sumbing dan serebral pasli ( Nur,
2009 dalam Rajab, 2013).

d. Gangguan suasana hati (mood disoders)


Gangguan tersebut antara lain adalah major depression
yang ditandai dengan disforia, kehilangan minat, sukar tidur,
sukar konsentrasi, dan nafsu makan terganggu. (Rajab, 2013)

e. Gangguan pervasif dan psikosis pada anak


Meliputi autisme (gangguan komunikasi verbal dan
nonverbal, gangguan perilaku dan interaksi sosial). Asperger
(gangguan interaksi sosial, perilaku, perilaku yang terbatas
dan diulang-ulang, obsesif), childhood disentegrative
disorders. (Rajab, 2013).

B. Konsep Tumbuh Kembang Anak Usia Toddler

1) Pertumbuhan dan perkembangan anak usia toddler


Toddler merupakan anak anak usia 1-3 tahun yang dapat dilihat
peningkatan ukuran tubuh terjadi secara bertahap bukan secara linier
yang menunjukan karakteristik percepatan atau perlambatan dalam
tumbuh kembang (Muscari, 2005). Pada periode ini anak akan mulai
berjalan dan mengekplorasi rumah dan sekelilingnya, menyusun 6
balok, mulai cemburu pada ayahnya, belajar makan sendiri, mulai
belajar dalam mengontrol buang air kecil, mulai mengikuti apa yang
dilakukan orang dewasa, dapat menunjuk mata dan hidung,
memperlihatkan minat dengan anak lain dan bermain dengan teman-
temannya (Soetjiningsih, 1995). Tindakan yang dapat dilakukan pada
periode ini dengan menganjurkan anak untuk melakukan perawatan
diri sendiri, memberi stimulasi untuk berbicara, memberi kesempatan
anak untuk bermain dengan teman sebaya, dan berperan aktif dalam
perawatan anak (Hidayat, 2009)
Pertumbuhan anak usia toddler Pertumbuhan pada tahun ke dua
pada anak akan mengalami beberapa perlambatan pertumbuhan fisik
dimana pada tahun kedua anak akan mengalami kenaikan berat
badan 1,5-2,5 kg dan panjang badan 6-10 cm. Pertumbuhan otak juga
akan mengalami perlambatan yaitu kenaikan lingkar kepala hanya
2cm untuk pertumbuhan gigi susu termasuk gigi graham pertama,
dan gigi taring sehingga seluruhnya berjumlah 14-16 buah (Hidayat,
2005).
Perkembangan anak usia toddler Perkembangan adalah
bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang
lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan,
sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya
proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ
dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga
masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga
perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil
interaksi dengan lingkungannya (Soetjiningsih, 1998, & Tanuwijaya,
S. 2003).

Perkembangan anak usia toddler menurut beberapa teori


perkembangan sebagai berikut :
a. Perkembangan kognitif menurut Piaget
1) Tahap sensori motor, umur 0-2 tahun dengan
perkembangan kemampuan dalam mengasimilasi dan
mengakomodasi informasi dengan cara melihat,
mendengar, menyentuh, dan aktifitas motorik
2) Tahap pra operasional, umur 2-7 tahun dengan
perkembangan kemampuan meoperasionalkan apa
yang dipikirkan melalui tindakan dalam pikiran anak,
perkembangan anak masih bersifat egosentrik
( Hidayat 2005).

b. Teori perkembangan psikosexsual anak menurut freud Tahap


anal, terjadi pada umur 1-3 tahun dengan perkembangan,
kepuasan pada fase ini adalah pengeluaran tinja, anak akan
menunjukan keakuanya, sikapnya sangat narsistik yaitu cinta
terhadap diri sendiri dan egoistik, mulai mempelajari struktur
tubuhnya. Pada fase ini tugas yang dapat dilaksanakan anak
dapat latihan kebersihan (Hidayat, 2005).

c. Perkembangan psikososial anak menurut Erikson Tahap


kemandirian, rasa malu dan rasa ragu, terjadi pada umur 1-3
tahun dengan perkembangan mulai mencoba mandiri dalam
tugas tumbuh kembang seperti motorik dan bahasanya.

2) Faktor- faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik anak


Menurut Soetjiningsih (1998), ada beberapa faktor yang
mempengaruhi perkembangan motorik anak, antara lain sebagai
berikut :
a. Gizi ibu pada waktu hamil
Gizi ibu yang jelek sebelum kehamilan atau pada
saat kehamilan sering menghasilkan berat bayi lahir rendah
(BBLR), disamping itu dapat pula menyebabkan hambatan
otak janin yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan
dan emosi.
b. Status gizi
Makanan memegang peranan penting dalam tumbuh
kembang anak, dimana kebutuhan makan anak berbeda
dengan kebutuhan orang dewasa. Status gizi yang kurang
akan mempengaruhi perkembangan kekuatan dan
kemampuan motorik anak.
c. Stimulasi
Stimulasi merupakan hal penting dalam hal tumbuh
kembang anak. Anak yang mendapat stimulasi yang terarah
dan teratur akan lebih mudah berkembang terutama dalam
perkembangan motorik, seperti berjalan, berlari dan
melompat.
d. Pengetahuan ibu
Faktor pengetahuan merupakan faktor yang
mempengaruhi faktor perilaku ibu dalam tumbuh kembang
anak. Terbatasnya pengetahuan ibu memungkinkan
terhambatnya perkembangan anak. Pengetahuan ibu
mempunyai pengaruh terhadap perkembangan motorik
anak pada periode tertentu.

3) Kebutuhan gizi anak usia toddler


Gizi yang baik selama 1-2 tahun penting untuk memastikan
perkembangan fisik dan mental yang optimal pada bayi dan anak
kecil, dengan cara memberi asi eksklusif pada 6 bulan pertama untuk
memastikan nutrisi yang cukup selama tahun pertama bayi sebelum
bayi beralih ke makanan padat gizi. Selama periode pemberian
makanan tambahan harus dilakukan secara bersamaan dengan
praktik menyusui. Menyusui terus diperlukan untuk menjamin
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal (Luther & Dewey,
2003). Dalam pemenuhan kebutuhan gizi anak usia toddler sangat
mudah untuk memenuhinya karena dalam usia ini anak sudah dapat
makan berbagai macam makanan diantaranya susu, daging, sup,
sayuran, dan buah-buahan. Yang terpenting anak pada usia ini
mendapatkan energi 1220 Kkal perhari (Hidayat, 2005)

C. Pemeriksaan perkembangan anak menurut Denver II


Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur
dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut
adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ
dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-
masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi,
intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.
Aspek yang di nilai ada 125 tugas perkembangan yang di kelompokkan
menjadi 4 domain.

Perkembangan di nilai dengan 4 bagian antara lain:


1. Personal social (Perilaku sosial)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri,
bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.
2. Fine motor adaptive (Gerak motorik halus)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk
mengamati sesuatu.
3. Language (Bahasa)
Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti
perintah dan berbicara spontan.
4. Gross motor (Gerak motorik kasar)
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.

Hal yang harus di perhatikan saat pemeriksaan adalah:

1. Selama tes berlangsung amati perilaku anak apakah ada


perilaku yang khas?tanyakan pada orangtua
2. Jangan lakukan test saat anak sakit,lapar,kelelahan dll
karena dapat emngahmbat perilaku saat tes
3. Mulai dengan menyuruh anak melakukan hal yang
mudah dan itu akan memberi rasa percaya diri dan
kepuasan terhadap orang tua
4. Memberi pujian walaupun gagal melakukan test
5. Jangan bertanya kearah memberi jawaban
6. Interpretasi harus di pertimbangkan saat memberitahu
ke orang tua normal atau abnormal
7. Pada akhir test tanyalah pada orang tua apakah
penampilan anak merupakan penampilan/perilaku pada
waktu lain.
Adapun cara pengukuran dan cara penilaian sebagai berikut :
1. Cara pengukuran Denver II :
a. Tentukan umur anak pada saat pemeriksaan.
b. Tarik garik pada lembar denver II sesuai dengan
umur yang telah ditentukan.
c. Lakukan pengukuran pada anak tiap komponen
dengan batasan garis yang ada nilai dari motorik
kasar, bahasa, motorik halus, dan personal social.
d. Tentuka hasil penilaian apakah normal, meragukan
dan abnormal.
e. Tetapkan umur kronologis anak, tanyakan tanggal
lahir anak yang akan diperiksa. Gunakan patokan 30
hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk satu
f. Jika dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari
dibulatkan ke bawah, jika sama dengan atau lebih
dari 15 hari dibulatkan ke atas. Apabila anak
memiliki riwayat premature maka usia
kronologisnya usia saat tes dikurangi lama
premature.
g. Tarik garis berdasarkan umur kronologis yang
memotong garis horisontal tugas perkembangan
pada formulir denver II.
h. Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor,
berapa yang P dan berapa yang F
i. Berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasikan
dalam: Normal, Abnormal, Meragukan dan tidak
dapat dites.

2. Klasifikasi penilaian Denver II :


a. Jika anak mampu melakukan item di kanan garis usia maka
nilainya adalah advance.
b. Jika anak lulus, gagal atau menolak melakukan item 25-
75% di mana garis umur berada (garis putih) atau apabila
anak gagal /menolak melakukan item di kanan garis usia
maka nilainya adalah normal.
c. jika anak gagal atau menolak melakukan item dimana garis
umur berada di antara 75-90% maka nilainya adalah
caution.
d. Jika anak gagal / menolak melakukan item di sebelah kiri
garis usia maka nilainya delay.

3. Alat yang di gunakan


a. Alat peraga : benang wol merah, kismis/manik-manik,
kubus warna merah-kuning, hijau-biru, permainan anak,
botol kecil, bola tenis, bel kecil,kertas dan pensil.
b. Lembar formulir DDST
c. Buku petunjuk sebagai refensi yang menjelaskan cara-cara
melakukan tes dan cara penilaiannya.

4. Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap :


a. Tahap I : secara periodik dilakukan pada semua anak yang
berusia :
1) 3-6 bulan
2) 9-12 bulan
3) 18-24 bulan
4) 3 tahun
5) 4 tahun
6) 5 tahun

b. Tahap II : dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya


hambatan perkembangan pada tahap I. Kemudian
dilanjutkan pad eveluasi diagnostik yang lengkap.

5. Penilaian
a. Abnormal
1) Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2
sektor atau lebih.
2) Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih
keterlambatan PLUS 1 sektor atau lebih dengan 1
keterlambatan dan apad 1 sektor yang sama tersebut
tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan
dengan garis vertikal usia.

b. Meragukan
1) Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau
lebih.
2) Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1
keterlambatan dan pada sektor yang sama tidak ada
yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis
verikal usia.
3) Tidak dapat dites Apabila terjadi penolakan yang
menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau
meragukan.

c. Normal
Semua yang tidak tercantum dalam kriteria tersebut
diatas. Dalam pelaksanaan skrining degan DDST ini, umur
anak perlu ditetapkan terlebih dahulu, dengan
menggunakan patokan 30 hari untuk 1 bulan dan 12 bulan
untuk 1 tahun. Bila dalam perhitungan umur kurang dari 15
hari dibulatkan kebawah dan sama dengan atau lebih dari
15 hari dibulatkan keatas.
BAB III
PROSEDUR/ METODE

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Pelaksanaan skrining perkembangan ini dilakukan di rumah An. Rf
Perumahan BDS II dan dilaksanakan pada tanggal 04-07- 2019 pada
pukul 12.00 WITA.

B. Defenisi dan Tujuan

DDST merupakan metode skring terhadap perkembangan anak tes


ini bukan tes diagnostic atau tes IQ.

Stimulasi perkembangan merupakan Alat bantu untuk mengetahui


perkembangan anak usia sesuai yang terarah dan teratur kelompok
umurnya pada saat melakukan test. Yang terdiri dari personal sosial,
motorik halus, bahasa dan motorik kasar pada anak umur 1 bulan sampai 6
tahun.

Manfaatnya untuk mengetahui tahap perkembangan yang telah di


capai, menemukan keterlambatan perkembangan anak sedini munkin,serta
meningkatkan kesadaran orang tua akan berusaha menciptakan kondisi
yang baik untuk perkembangan anak.

C. Prosedur yang terdiri dari 125 item tugas perkembangan yang sesuai
dengan tugas untuk kelompok umurnya.

1. Persiapan pasien di butuhkan lingkungan yang tenang tidak bising


dan bersih
a. Identifikasi pasien

b. Beritahu pasien/keluarga tentang tindakan yang akan


dilakukan dan sapa orang tua dengan ramah

c. Dekat dengan anak

2. Persiapan Alat-alat sediakan meja tulis dan kursinya dan matras

a. Formulir pencatatan DDST;

Deteksi dini penyimpangan perkembangan anak kurang


dari 6 th,berisi dari 125 tugas yang di susun menjadi 4
domain.

Skala umur tertera pada bagian atas formulir yang terbagi


dalam umur dalam bulan dan tahun sejak lahir sampai
berusia 6 th.

Setiap ruang tanda umur mewakili 1 bulan sampai anak


berumur 24 bulan, kemudian mewakili 3 bulan sampai
anak berusia 6 tahun.

Pada setiap tugas perkembangan terdapat batas


kemampuan yaitu 25%,50%.75%,90%

Pada tugas perkembangan sebelah kiri terdapat huruf dan


angka contohnya R (report) artinya tugas dan
perkembangan tersebut dapat lulus berdasarkan laopran
dari orang tua tetapi apabila memungkinkan penilai dapat
langsung menilai apa yang di lakukan oleh anak.

Angka kecil menunjukkan tugas yang harus di lakukan


dengan penunjuk teknis yang telah di buat(biasa lembar
balik)
Mengkaji kegiatan anak meliputi 4 domain, dekat dengan
anak.

b. Gulungan benang wol merah dengan diameter 10 cm

c. Manik-manik atau kismis

d. 10 buah kubus dengan warna merah kuning hijau dengan


ukuran 2,5 x 2,5 cm

e. Bel atau lonceng

f. Kerincing dengan gagang yang kecil

g. Botol kaca dengan diameter lubang 1,5 cm

h. Boneka dengan botol susu

i. Bola tenis

j. Kertas dan pensil merah

k. Cangkir plastic dengan gagang/pegangan

l. Kertas kosong

m. Alat permainan sesuai usia

3. Pelaksanaan

a. Tentukan usia kronologis anak (< 15 hari dibulatkan


kebawah, ≥ 15 hari dibulatkan

b. Hitung garis umur, Beri garis vertical pada form DDST


sesuai usia anak (memotong semua kotak-kotak tugas
perkembangan pada semua sector ) bila anak lahir
premature koreksi garis prematuritas untuk anak yang lahir
kurang dari 2 minggu dan lebih dari perkiraan harus di
koreksi

c. Tarik garis umur dari atas ke bawah dan cantumkan tanggal


pemeriksaan pada ujung atas garis umur. Formulir ini biasa
di pakai berulang ulang gunakan garis warna yang berbeda.

d. Siapkan alat yang dapat di jangkau oleh anak beri anak


permainan sesuai umur anak

e. Lakukan tugas perkembangan dimulai dari sector yang


paling mudah dan di mulai dari tugas dari kotak
perkembangan sebelah kiri umur sampai garis kanan umur.

Pada setiap domain lakukan minimal 3 dimulai dari garis


umur sebelah kiri serta garis perkembangan yang tembus
sesuai umur, penilaian sector motorik kasar, bahasa,
motorik halus dan personal social pada sebelah kiri garis
vertical secara bergantian (tidak harus berurutan)

f. Selanjutnya nilai juga tugas perkembangan setiap kotak


yang terpotong garis vertical pada setiap domain, bila anak
tidak mampu melakukan salah satu uji i
(gagal/menolak/tidak ada kesempatan) ulangi lagi saat ke
sebelah kiri garis umur sampai anak “lulus” 3 tugas
perkembangan

bila anak mampu melakukan salah satu tugas


perkembangan pada langkah i lakukan tugas langkah
perkembangan sebelah kanan garis umur domain yang
sama sampai anak “gagal” pada 3 tugas perkembangan.

g. Beri skor penilaian pada formulir DDST.

Tanda pada setiap item soal, pemeriksa harus memasukkan


skor nilai di setiap soal di semua sector. Dimana nilai P
(Pass atau Lulus) didepan kotak tugas perkembangan bila
anak mampu melaksanakan. Beri Nilai F (Fail atau gagal)
bila anak tidak mampu dan Beri nilai R (Refusedatau
menolak), beri Nilai NO ( No opportunity atau tidak ada
kesempatan)

h. Lakukan penilaian atau interpretasi selesai pemeriksaan


yang di bagi 2 yaitu penilaian individual dan penilaian tes
secara keseluruhan.

Penilaian Individual meliputi ;

1. Penilaian advance atau lebih

2. Penilaian Normal

3. Penilaian keterlambatan/ Delay

4. Penilaian Peringatan/ Caution

5. Penilaian tak ada kesempatan

Penilaian keseluruhan

Hasil untuk interpreatsi keseluruhan dapat di bagi 3 yaitu

1. Normal Bila tidak ada skor “terlambat” atau D dan


kurang dari 1 peringatan atau C Jika hasil ini di dapat
lakukan pemeriksaan ulang pada kunjungan berikutnya

2. Suspek/ ada keterlambatan bila terdapat lebih dari 1


skor “terlambat” (1D) dan/atau lebih dari 2
“peringatan” (2C) catatan D & C harus di sebabkan
gagal/Fail bukan di sebabkan penolakan atau R.Jika
hasil ini di dapat lakukan pengujian ulang 1-2 minggu
mendatang untuk mengilangkan factor factor sesaat
seperti rasa takut,sakit ataupun kelelahan.
3. Tidak dapat di uji bila terdapat lebih dari 1 skor
“terlambat” (1D) dan atau lebih dari 2 “perimgatan”
(2C) . Catatan dalam hal ini D&C harus disebabkan
oleh penolakkan (R) bukan disebabkan kegagalan jika
hasil ini di dapat lakukan uji ulang 1-2 minggu
mendatang.

i. Bereskan alat-alat dan dokumentasikan hasil


j. Memberikan edukasi/ konsultasi pada orang tua
k. Mengucapkan terimakasih pada orang tua

BAB IV
PEMBAHASAN

A. IDENTITAS ANAK
Nama : Rifky Aditya Pradana
Tanggal lahir :
Jenis kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Pendidikan : belum sekolah
Alamat : Bds 2 RT.06

B. IDENTITAS ORANG TUA


Nama : Febriani
Tanggal lahir : 18 Febuari 1993
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMK
Alamat : Bds 2 RT.06

C. RIWAYAT PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

1. Personal Sosial
Ibu anak mengatakan anak dapat menggunakan sendok dan garpu, dapat
membuka dan memakai pakaian, dapat menggosok gigi, mencuci dan
mengeringkan tangan.

2. Motorik Halus
Ibu anak mengatakan bahwa anak mampu meniru garis vertikal yang
sudah dicontohkan

3. Bahasa
Ibu mengatakan bahwa anak dapat berbicara dan dapat dimengerti.

4. Motorik Kasar
Ibu mengatakan bahwa anak ini merupakan anak yang cukup aktif dan
lincah
dalam bermain.

D. USIA KRONOLOGI
Tanggal Tes : 2019-07-04
Tanggal Lahir : 2017-01-06
Umur Anak : 2 tahun 5 bulan 28 hari = 2 tahun 6 bulan

E. PELAKSANAAN TEST DDST II


No SEKTOR RESPON ANAK KESIMPULAN/
INTERPRESTASI
1. Personal Sosial  Dapat gosok gigi tanpa 1. Anak dalam batas
bantuan normal dan tidak
 Dapat menggunakan sendok / mengalami
keterlambatan dalam
garpu perkembangan
 Dapat membuka pakaian personal sosial.
 Dapat menyuapi boneka
 Dapat menyebut nama teman 2. Pada berpakaian tanpa
 Dapat memakai T-Shirt bantuan dan bermain
 Dapat memakai baju ular tangga. Anak
 Dapat gosok gigi dengan tidak bias melakukan
bantuan tetapi pada
 Dapat cuci dan pemeriksaan DDST
hal tersebut dianggap
mengeringkan tangan normal karena berada
 Dapat memakai T-sirt disebelah kanan garis
 Gagal berpakaian tanpa vertical usia
kronologis.
bantuan
 Gagal bermain ular tangga
3. Pada kegiatan anak
kartu gosok gigi tanpa
bantuan dinilai
Advance karena
melewati garis usia
kronologis kurang dari
25%
2. Motorik Halus  Dapat menggoyangkan ibu 1. Anak dalam batas
normal dan tidak
jari mengalami
 Dapat mencontoh O keterlambatan dalam
 Dapat menyusun menara perkembangan
dari 2 kubus motorik halus.
 Gagal menyusun menara
2. Pada kegiatan anak
dari 4 kubus menggoyangkan ibu
 Dapat meniru garis vertical jari dan mencontoh
 Dapat menyusun menara bentuk O didapatkan
dari kubus hasil Advance karena
melewati garis usia
 Dapat menyusun menara
dari 4 kubus kronologis kurang dari
 Gagal menggambar orang 2 25%
bagian 3. Pada kegiatan anak
dalam menyusun
menara dari 4 kubus
anak belum bisa
menyusun dengan
baik dikarenakan alat
yang digunakan
kelompok tidak
memadai dan akan
ditindaklanjutin pada
pertemuan berikutnya.

4. Pada kegiatan anak


dalam menggambar
orang 2 bagian
didapatkan hasil anak
belum bisa melakukan
kegiatan tersebut
karena melewati garis
vertikal usia
kronologis disebelah
kanan.

3. Bahasa  Dapat menunjuk 2 gambar 1. Anak dalam batas


 Dapat menyebut kombinasi normal dan tidak
mengalami
kata keterlambatan dalam
 Dapat menyebut 1 gambar perkembangan
 Dapat menyebut bagian bahasanya.
badan
 Dapat menyebut 4 gambar 2. Pada kegiatan anak
 Dapat mengetahui 2 dalam menyebut 1
warna, dan bicara
kegiatan semua dimengerti
 Dapat menunjuk 4 gambar anak belum mampu
 Dapat bicara dengan dan didaptkan hasil
tersebut normal
dimengerti
karena item tersebut
 Gagal menyebut 1 warna mendekati 25-75%
 Gagal bicara semua dilalui garis usia
dimengerti
 Gagal mengerti 2 kata sifat 3. Pada kegiatan anak
 Menolak menyebut dalam mengerti 2 kata
sifat, Menolak
kegunaan 2 benda menyebut kegunaan 2
 Menolak menghitung 1 benda, Menolak
menghitung 1 kubus,
kubus Menolak menyebut
 Menolak menyebut kegunaan 3 benda,
kegunaan 3 benda Gagal mengetahui 4
 Gagal mengetahui 4 kegiatan, Menolak
mengerti 4 kata depan,
kegiatan Gagal menyebutkan 4
 Menolak mengerti 4 kata warna
depan Dianggap normal
 Gagal menyebutkan 4 dikarenakan tidak
warna tercamtum pada usia
krnologis

4. Motorik kasar  Dapat Lari 1. Anak dalam batas


 Dapat berjalan naik tangga normal tidak
 Dapat menendang bola mengalami
keterlambatan dalam
kedepan perkembangan
 Dapat loncat jauh motorik kasar
 Dapat berdiri 1 kaki 1 detik
 Dapat melompat 2. Pada kegiatan anak
 Dapat melempar bola dalam gagal berdiri 1
kaki 2 detik, gagal
lengan ke atas
melompat dengan 1
 Gagal berdiri 1 kaki 2 detik
kaki dan gagal berdiri
 Gagal melompat dengan 1 1 kaki 3 detik k
kaki dianggap normal
 Gagal berdiri 1 kaki 3 detik karena melewati garis
 Dapat melompat vertikal usia
 Dapat melempar bola kronologis disebelah
kanan.
lengan ke atas

F. INTERPRETASI HASIL TEST PERTEMUAN PERTAMA


Pada hasil pengkajian DDST pertemuan pertama didapatkan pertumbuhan
dan perkembangan disetiap sektor yaitu personal social, motoric halus,bahasa
dan motorik kasar disimpulkan normal karena tidak ditemukan delayed dan
no opportunity.

PENGKAJIAN DDST

A. IDENTITAS ANAK
Nama : Rifky Aditya Pradana
Tanggal lahir :
Jenis kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Pendidikan : belum sekolah
Alamat : Bds 2 RT.06

B. IDENTITAS ORANG TUA


Nama : Febriani
Tanggal lahir : 18 Febuari 1993
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMK
Alamat : Bds 2 RT.06

C. RIWAYAT PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

1. Personal Sosial
Ibu anak mengatakan anak dapat menggunakan sendok dan garpu, dapat
membuka dan memakai pakaian, dapat menggosok gigi, mencuci dan
mengeringkan tangan.
2. Motorik Halus
Ibu anak mengatakan bahwa anak mampu meniru garis vertikal yang
sudah dicontohkan

3. Bahasa
Ibu mengatakan bahwa anak dapat berbicara dan dapat dimengerti.

4. Motorik Kasar
Ibu mengatakan bahwa anak ini merupakan anak yang cukup aktif dan
lincah dalam bermain.

D. USIA KRONOLOGI
Tanggal Tes : 2019-07-04
Tanggal Lahir : 2017-01-06

Umur Anak : 2 tahun 5 bulan 28 hari = 2 tahun 6 bulan

E. PELAKSANAAN TEST DDST II


No SEKTOR RESPON ANAK KESIMPULAN
1. Personal Sosial  Dapat gosok gigi tanpa Anak dalam batas normal
bantuan dan tidak mengalami
 Dapat menggunakan sendok / keterlambatan dalam
perkembangan personal
garpu sosial.
 Dapat membuka pakaian
 Dapat menyuapi boneka
 Dapat menyebut nama teman
 Dapat memakai T-Shirt
 Dapat memakai baju
 Dapat gosok gigi dengan
bantuan
 Dapat cuci dan
mengeringkan tangan
 Dapat memakai T-sirt
 Gagal berpakaian tanpa
bantuan
 Gagal bermain ular tangga
kartu
2. Motorik Halus  Dapat menggoyangkan ibu Anak dalam batas normal
dan tidak mengalami
jari keterlambatan dalam
 Dapat mencontoh O perkembangan motorik
 Dapat menyusun menara halus.
dari 2 kubus
 Dapat menyusun menara
dari 4 kubus
 Dapat meniru garis vertical
 Dapat menyusun menara
dari kubus
 Dapat menyusun menara
dari 4 kubus
 Gagal menggambar orang 2
bagian

3. Bahasa  Dapat menunjuk 2 gambar Anak dalam batas normal


 Dapat menyebut kombinasi dan tidak mengalami
keterlambatan dalam
kata perkembangan
 Dapat menyebut 1 gambar bahasanya.
 Dapat menyebut bagian
badan
 Dapat menyebut 4 gambar
 Dapat mengetahui 2
kegiatan
 Dapat menunjuk 4 gambar
 Dapat bicara dengan
dimengerti
 Gagal menyebut 1 warna
 Gagal bicara semua
dimengerti
 Gagal mengerti 2 kata sifat
 Menolak menyebut
kegunaan 2 benda
 Menolak menghitung 1
kubus
 Menolak menyebut
kegunaan 3 benda
 Gagal mengetahui 4
kegiatan
 Menolak mengerti 4 kata
depan
 Gagal menyebutkan 4 warna

4. Motorik kasar  Dapat Lari Anak dalam batas normal


 Dapat berjalan naik tangga tidak mengalami
 Dapat menendang bola keterlambatan dalam
perkembangan motorik
kedepan kasar
 Dapat loncat jauh
 Dapat berdiri 1 kaki 1 detik
 Dapat melompat
 Dapat melempar bola
lengan ke atas
 Gagal berdiri 1 kaki 2 detik
 Gagal melompat dengan 1
kaki
 Gagal berdiri 1 kaki 3 detik
 Dapat melompat
 Dapat melempar bola
lengan ke atas

F. INTERPRETASI HASIL TEST DARI DDST II

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan

B. Saran

Anda mungkin juga menyukai