DEPARTEMEN
KEPERAWATAN MATERNITAS
OLEH :
Fharida Yuniar
202010461011038
2021
LEMBAR PENGESAHAN
DEPARTEMEN
KEPERAWATAN MATERNITAS
KELOMPOK 02
NIM: 202010461011038
Contents
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................................................................3
BAB I. LAPORAN PENDAHULUAN..................................................................................................................4
A. KONSEP KEHAMILAN...........................................................................................................................4
a. Definisi Kehamilan..................................................................................................................................4
b. Proses Kehamilan.....................................................................................................................................4
c. Tanda-Tanda Kehamilan..........................................................................................................................6
d.Pertumbuhan dan Perkembangan Embrio.......................................................................................................12
B. KONSEP SECTIO CAESEREA..................................................................................................................15
a) Definisi Sectio Caesarea.........................................................................................................................15
b). Etiologi Sectio Caesarea..........................................................................................................................15
c). Patofisiologi Sectio Caesarea...................................................................................................................17
d). Pathway SC (Saifuddin, 2012).................................................................................................................19
e). Indikasi Sectio Caesarea............................................................................................................................21
e). Kontra Indikasi Sectio Caesar...................................................................................................................22
g). Komplikasi Sectio Caesar.........................................................................................................................24
g). Penatalaksanaan Sectio Caesar..................................................................................................................26
h). Asuhan Keperawatan Sectio Caesar..........................................................................................................28
i). Diagnosa Keperawatan Dengan Sectio Caesar...........................................................................................32
C. KONSEP POST DATE...................................................................................................................................35
a) Definisi Post Date....................................................................................................................................35
b) Klasifikasi................................................................................................................................................35
Daftar Pustaka.................................................................................................................................................63
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
A. KONSEP KEHAMILAN
a) Definisi Kehamilan
Kehamilan adalah suatu masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari), dan terbagi dalam
fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau
minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga minggu ke-27), dan trimester
b) Proses Kehamilan
Menurut Astuti, Maya. 2011 proses kehamilan terjadi jika terdapat 5 aspek berikut :
a) Ovum
Merupakan sel dengan diameter ± 0,1 mm yang terdiri dari suatu nukleus yang terapung-
apung dalam vitelius yang dilindungi oleh zona pelusida dan korona radiata.
b) Spermatozoa
Bentuk sperma seperti cebong yang terdiri atas kepala (lonjong sedikit gepeng yang
mengandung inti), leher (penghubung antara kepala dan ekor), ekor (panjang sekitar 10
kali kepala, mengandung energi sehingga dapat bergerak). Pada saat berhubungan seksual
dikeluarkan sekitar 3 cc sperma yang mengandung 40-60 juta sperma setiap cc.
c) Konsepsi
Pertemuan inti ovum dengan inti sperma disebut konsepsi atau fertilisasi dan membentuk
2) Pada ovum, dijumpai inti dalam bentuk metafase ditengah sitoplasma yng disebut
vitelus.
3) Dalam perjalanan, korona radiata makin berkurang, nutrisi yang dialirkan kedalam
4) Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba, tempat yang paling luas yang
dindingnya penuh dengan jonjot dan tertutup sel yang mempunyai silia. Ovum
5) Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam. Sperma menyebar,
masuk melalui kanalis servikalis dengan kekuatan sendiri. Pada kavum uteri,
melanjutkan perjalanan menuju tuba falopi. Sperma hidup selama tiga hari di
dalam genetalia interna. Sperma akan mengelilingi ovum yang telah siap dibuahi
serta mengikis korona radiata dan zona pelusida dengan proses hialurodinase.
Melalui stoma, sperma mamasuki ovum. Setelah kepala sperma masuk kedalam
ovum, ekornya lepas dan tertinggal diluar. Inti ovum dan inti sperma bertemu
inti ovum. Pembelahan terus terjadidan di dalam morula terbentuk ruangan yang
endometrium semakin tebal dan semakin banyak mengandung glikogen yang disebut
desidua.
Sel trofoblas merupakan sel yang melapisi blastula melakukan destruksi enzimatik
blastula terjadi pada hari ke 6 sampai 7 setelah konsepsi. Pada saat tertanamnya
hartman.
e) Plasentasi
Nidasi atau implantasi terjadi pada bagian fundus uteri di dinding depan atau belakang.
yang berasal dari primer vili korealis. Dengan terjadinya nidasi maka desidua terbagi
menjadi desidua basalis yang berhadapan dengan korion frondusum yang berkembang
menjadi plasenta, desidua kapularis yang menutupi hasil konsepsi, desidua yang
berlawanan dengan desidua kapularis adalah desidua parietalis. Vili korealis yang
c) Tanda-Tanda Kehamilan
Menurut Erna, 2014 tanda kehamilan terdiri atas tanda tidak pasti kehamilan, tanda
kemungkinan kehamilan, tanda pasti kehamilan.
a) Tanda Tidak Pasti (Presumtive Sign)
Tanda tidak pasti adalah perubahan – perubahan fisiologis yang dapat dikenali dan
yang dirasakan oleh wanita hamil.
b) Amenorea
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya pembenbtukan folikel de graf dan
dengan memastikan hari pertama haid terakhir (HPHT) dan digunakan untuk
memperkirakan usia kehamilan dan taksiran persalinan. Tetapi amenorea juga dapat
disebabkan oleh penyakit kronik tertentu, tumor pituitary, perubahan dan faktor
HPHT yang tepat adalah tanggal dimana ibu baru mengeluarkan amenorea juga dapat
disebabkan oleh penyakit kronik tertentu, tumor pituitary, perubahan dan faktor
Tanggal perkiraan persalinan atau Estimated Date Confinement (EDC) atau bisa
berlebihan dan menimbulkan mual muntah yang terjadi terutama pada pagi hari yang
disebut morning sickness. Dalam batas tertentu hal ini masih fisoilogis tetapi bila
hyperemesis gravidarum.
d) Ngidam
Wanita hamil sering menginginkan sesuatu makanan tertentu, keinginan yang demikian
disebut ngidam. Ngidam sering terjadi pada bulan – bulan pertama kehamilan dan akan
e) Pingsan (Syncope)
pusat dan menimbulkan syncope atau pingsan. Hal ini sering terjadi terutama jika
berada pada tempat yang ramai, biasanya akan hilang setelah 16 minggu.
f) Kelelahan
Sering terjadi pada trimester pertama akibat dari penurunan kecepatan basal
g) Payudara Tegang
pembesaran payudara, perasaan tegang dan nyeri selama 2 bulan pertama kehamilan
h) Konstipasi
miksi. Frekuensi kencing yang sering terjadi pada trimester pertama akibat desakan
uterus terhadap kandung kemih. Pada trimester kedua umumnya keluhan ini akan
berkurang karena uterus yang membesar keluar dari rongga panggul. Pada akhir
trimester, gejala bisa timbul karena janin mulai masuk ke rongga panggul dan menekan
j) Pigmentasi Kulit
Pigmentasi terjadi pada usia kehamilan lebih dari 12 minggu. Terjadi akibat pengaruh
hormone kortikosteroid plasenta yang merangsang melanofor dan kulit. Pigmentasi ini
areola ini berbeda pada tiap wanita, ada yang merah muda pada wanita kulit putih,
coklat tua pada wanita kulit coklat dan hitam pada wanita kulit hitam. Selain itu,
5) Sekitar pantat dan paha atas terdapat striae akibat pembesaran bagian tersebut.
k) Epulis
Hipertrofi papilla gingivae atau gusi. Hal ini sering terjadi pada triwulan pertama.
bagi wanita yang mempunyai bakat. Varises dapat terjadi di sekitar genetalia eksterna,
Tanda kemungkinan adalah perubahan – perubahan fisiologis yang dapat diketahui oleh
pemeriksa dengan melakukan pemeriksaan fisik kepada wanita hamil.
i) Abdomen Membesar
Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan keempat kehamilan.
Tanda goodel adalah perlunakan serviks. Pada wanita yang tidak hamil serviks
seperti ujung hidung, sedangkan pada wanita hamil melunak seperti bibir.
v) Tanda Chadwicks
Perubahan warna vulva dan mukosa vagina menjadi agak biru atau ungu, termasuk
dalam otot uterus. Kontraksi ini tidak beritmik, sporadic, tidak nyeri biasanya
timbul pada kehamilan delapan minggu, tetapi baru dapat di amati dari
pemeriksaan abdominal pada trimester ketiga. Kontraksi ini akan terus meningkat
Hal ini harus ada dalam pemeriksaan kehamilan karena perabaan seperti bentuk
janin saja tidak cukup karena dapat saja merupakan mioma uteri.
cepat pada hari ke 30 – 60 usia getasi dan menurun pada hari ke 100 – 130.
Tanda pasti adalah yang menunjukkan langsung keberadaan janin yang dapat
Gerakan janin ini harus dapat teraba dengan jelas oleh pemeriksa. Gerakan
Bagian – bagian janin yaitu bagian besar janin (kepala dan bokong) serta
bagian kecil janin yaitu (lengan dan kaki) dapat diraba dengan jelas pada usia
kehamilan trimester akhir. Bagian janin ini dapat dilihat dengan sempurna
menggunakan USG.
4) Kerangka Janin
pembelahan sampai dengan nidasi. Kemudian bagian inner cell mass akan
Berlangsung sejak 2 – 6 minggu sistem utama didalam tubuh telah ada didalam
bentuk rudimenter. Jantung menonjol dari tubuh dan mulai berdenyut. Seringkali
a. Minggu ke-12 : Panjang tubuh kira – kira 9 cm, berat 14 gram, sirkulasi tubuh
kelaminnya.
sehingga vaso darah terlihat, deposit lemak subkutan lemak terjadi rambut
nyata, telinga pada tempatnya, kelopak mata, lais dan kuku tumbuh sempurna.
Skeleton terlihat pada pemeriksaan sinar X kelenjar minyak telah aktif dan
verniks kaseosa akan melapisi tubuh fetus, gerakan janin dapat ibu setelah
rangsangan.
e. Minggu ke 28 : Mata terbuka, alis dan bulu mata telah berkembang dengan
verniks kaseosa, testis fetus laki – laki terdapat didalam skrotum pada minggu
tangan dan kaki sampai mencapai ujung jari, umbilikus sekarang terlihat lebih
dipusat abdomen.
2011)
B. KONSEP SECTIO CAESEREA
seorang ibu dengan cara menginsisi bagian perut (laparotomi) dan dinding uterus (histerotomi).
Seiring perkembangan jaman, SC ini dapati dilakukan dibagian perut bawah. SC ini bisa
dilakukan secara elektif apabila ada indikasi bayi tidak bisa dilahirkan secara normal ataupun
bisa dilakukan secara mendadak (emergency) apabila ada kondisi dimana bayi harus dilahirkan
antepartum, ketuban pecah dini. Sedangkan indikasi dari janin adalah fetal distres dan janin
besar melebihi 4.000 gram. Dari beberapa faktor sectio caesarea diatas dapat diuraikan
Chepalo Pelvik Disproportion (CPD) adalah ukuran lingkar panggul ibu tidak sesuai dengan
ukuran lingkar kepala janin yang dapat menyebabkan ibu tidak dapat melahirkan secara
rongga panggul yang merupakan jalan yang harus dilalui oleh janin ketika akan lahir secara
alami. Bentuk panggul yang menunjukkan kelainan atau panggul patologis juga dapat
menyebabkan kesulitan dalam proses persalinan alami sehingga harus dilakukan tindakan
Pre-eklamsi dan eklamsi merupakan kesatuan penyakit yang langsung disebabkan oleh
kehamilan, sebab terjadinya masih belum jelas. Setelah perdarahan dan infeksi, pre-
eklamsi dan eklamsi merupakan penyebab kematian maternal dan perinatal paling penting
dalam ilmu kebidanan. Karena itu diagnosa dini amatlah penting, yaitu mampu mengenali
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan dan
ditunggu satu jam belum terjadi inpartu. Sebagian besar ketuban pecah dini adalah
4) Bayi Kembar
Tidak selamanya bayi kembar dilahirkan secara caesar. Hal ini karena kelahiran kembar
memiliki resiko terjadi komplikasi yang lebih tinggi daripada kelahiran satu bayi. Selain itu,
bayi kembar pun dapat mengalami sungsang atau salah letak lintang sehingga sulit untuk
Adanya gangguan pada jalan lahir, misalnya jalan lahir yang tidak memungkinkan adanya
pembukaan, adanya tumor dan kelainan bawaan pada jalan lahir, tali pusat pendek dan ibu
sulit bernafas.
2. Presentasi muka
Letak kepala tengadah (defleksi), sehingga bagian kepala yang terletak paling
3. Presentasi dahi
Posisi kepala antara fleksi dan defleksi, dahi berada pada posisi terendah dan tetap
paling depan. Pada penempatan dagu, biasanya dengan sendirinya akan berubah
4. Letak Sungsang
kepala difundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri. Dikenal
beberapa jenis letak sungsang, yakni presentasi bokong, presentasi bokong kaki,
sempurna, presentasi bokong kaki tidak sempurna dan presentasi kaki (Marmi,
2011).
sayatan pada dinding uterus yang masih utuh. Indikasi dilakukan tindakan ini yaitu distorsi
kepala panggul, disfungsi uterus, distorsia jaringan lunak, placenta previa dll, untuk ibu.
Sedangkan untuk janin adalah gawat janin. Janin besar dan letak lintang setelah dilakukan SC
ibu akan mengalami adaptasi post partum baik dari aspek kognitif berupa kurang pengetahuan.
Akibat kurang informasi dan dari aspek fisiologis yaitu produk oxsitosin yang tidak adekuat
akan mengakibatkan ASI yang keluar hanya sedikit, luka dari insisi akan menjadi post de entris
bagi
kuman. Oleh karena itu perlu diberikan antibiotik dan perawatan luka dengan prinsip steril.
Nyeri adalah salah utama karena insisi yang mengakibatkan gangguan rasa nyaman.
Sebelum dilakukan operasi pasien perlu dilakukan anestesi bisa bersifat regional dan
umum. Namun anestesi umum lebih banyak pengaruhnya terhadap janin maupun ibu anestesi
janin sehingga kadang-kadang bayi lahir dalam keadaan upnoe yang tidak dapat diatasi dengan
mudah. Akibatnya janin bisa mati, sedangkan pengaruhnya anestesi bagi ibu sendiri yaitu
terhadap tonus uteri berupa atonia uteri sehingga darah banyak yang keluar. Untuk pengaruh
terhadap nafas yaitu jalan nafas yang tidak efektif akibat sekret yan berlebihan karena kerja otot
nafas silia yang menutup. Anestesi ini juga mempengaruhi saluran pencernaan dengan
Seperti yang telah diketahui setelah makanan masuk lambung akan terjadi proses
penghancuran dengan bantuan peristaltik usus. Kemudian diserap untuk metabolisme sehingga
tubuh memperoleh energi. Akibat dari mortilitas yang menurun maka peristaltik juga menurun.
Makanan yang ada di lambung akan menumpuk dan karena reflek untuk batuk juga menurun.
Maka pasien sangat beresiko terhadap aspirasi sehingga perlu dipasang pipa endotracheal. Selain
itu motilitas yang menurun juga berakibat pada perubahan pola eliminasi yaitu konstipasi (
Marmih,2011).
d). Pathway SC (Harjanti, 2017)
e). Klasifikasi Sectio Caesarea
Sectio Caesarea dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis, yaitu:
Merupakan jenis pembedahan yang paling banyak dilakukan dimana dokter nantinya akan
membedah perut ibu dengan cara menginsisi di segmen bagian bawah uterus. Jenis ini
memberikan beberapa keuntungan seperti perdarahan luka insisi yang tidak banyak, risiko
peritonitis yang tidak besar, jaringan parut saat proses penyembuhan pada uterus
umumnya kuat sehingga risiko ruptur uteri dikemudian hari tidak besar karena dalam masa
nifas ibu pada segmen bagian bawah uterus tidak banyak mengalami kontraksi seperti
korpus uteri sehingga luka dapat sembuh lebih sempurna (Nurdiyana, 2020).
Tindakan pembedahan ini dilakukan dengan cara membuat insisi pada bagian tengah dari
korpus uteri sepanjang 10-12 cm dengan ujung bawah di atas batas plika vesio uterine.
Tujuannya dibuat hanya jika ada halangan untuk melakukan proses SC Transperitonealis
Profunda. Halangan yang dimaksud misal karena uterus melekat pada dinding perut
karena riwayat persalinan SC sebelumnya dan risiko perdarahan yang besar apabila di
insisi di segmen bawah uterus dimana ada kondisi plasenta previa ( plasenta menempel
menutupi jalan lahir). Kerugian dari jenis ini adalah risiko peritonitis dan rupture uteri 4
kali lebih bahaya pada kehamilan selanjutnya. Biasanya setelah dilakukan tindakan SC
klasik ini, dilakukan sterilisasi atau histerektomi untuk menghindari risiko yang ada.
Dokter akan menginsisi dinding dan fasia abdomen dan musculus rectus yang nantinya
dipisahkan. Lalu vesika urinaria akan diretraksi ke bawah sedangkan lipatan peritoneum
akan dipotong ke arah kepala untuk memaparkan segmen bawah uterus. Jenis pembedahan
ini dilakukan untuk mengurangi bahaya dari infeksi puerperal, namun dengan adanya
kemajuan pengobatan terhadap infeksi, pembedahan SC ini tidak banyak lagi dilakukan
tindakan ini dilakukan apabila ditemukan komplikasi pada sang bayi atau ibu jika tetap
dilakukannya SC yaitu indikasi absolut dan indikasi relative. Untuk indikasi absolut yaitu:
a. Absolut disproportion
Ukuran panggul ibu yang terlalu kecil dapat menjadi faktor penyulit untuk dilakukannya
b. Chorioamnionitis
Air ketuban yag terkena infeksi nantinya bisa menularkan infeksinya pada bayi dalam
rahim sehingga perlu dilakukan tindakan secepatnya untuk mengeluarkan bayi agar tidak
terkena infeksi.
d. Eklamsia
Eklamsia ini merupakan kondisi ibu hamil dengan hipertensi yang dimana eklamsia
Asidosis dan asfiksia yang dialami oleh bayi merupakan indikasi absolut untuk dilakukan
Plasenta yang menempel menutupi jalan lahir juga merupakan indikasi dilakukannya SC.
Prolapse tali pusat ini berisiko terkena bayi sampai bayi tercekik hingga dapat
Posisi bayyi yang tidak seharusnya saat cukup bulan menjadikannya sebagai indikasi SC.
i. Ruptur Uteri
Merupakan salah satu gawat darurat obstetrik sehingga perlu dilakukan tindakan SC untuk
i) CTG yang abnormal Gambaran CTG abnormal dapat diinterpretasikan adanya asfiksia
ii) Kegagalan dalam persalinan pervaginam Pembukaan yang lama saat persalinan ini juga
merupakan salah satu tanda kegagalan dalam persalinan pervaginam. Hal ini bisa
b. Anemia berat
Pada saat sang ibu mengalami anemia berat, otomatis kadar hemoglobin juga menurun sehingga
Bayi yang diketahui memiliki abnormalitas kelainan kongenital berat dapat menyebabkan
perut
Apabila fasilitas tidak memungkinan untuk dilakukan SC, pasien bisa dirujuk ke fasilitas
Faktor risiko terjadinya infeksi luka operasi pada operasi bedah sesar adalah sebagai berikut :
Sumber WHO (2017) menyatakan, bahwa waktu pemberian antibiotik profilaksis yang
2) Tipe insisi
Tipe insisi vertical pada bagian line alba akan menyebabkan nekrosis pada saat
a. Hemoglobin prabedah
b. Jenis anestesi
Anestesi umum lebih berisiko daripada anestesi spinal karena anestesi umum lebih
berisiko menyebabkan organ damage dimana nantinya dapat meningkatkan infeksi luka
operasi
c. Lama pembedahan
Normalnya, kurang lebih 30 menit adalah waktu yang ideal dalam melakukan prosedur
SC. Apabila lebih dari 30 menit, dapat menyebabkan risiko terjadinya infeksi luka
operasi. (Prawadiardjo).
jangka pendek dan jangka panjang. Komplikasi jangka pendek ini terjadi sesaat setelah
1. Kematian ibu
Tindakan SC dapat menyebabkan kematian sang ibu yang biasanya disebabkan sepsis.
Kematian ibu juga dapat terjadi akibat dari komplikasi anestesi. Dibandingkan dengan
kelahiran pervaginam, kematian ibu setelah operasi caesar adalah tiga kali lebih tinggi .
2. Thromboembolism
Kejadian thromboembolis dapat terjadi akibat ada indikasi dari SC itu sendiri yaitu obesitas
3. Perdarahan
terjadi akibat adanya laserasi pada pembuluh darah uterus yang disebabkan insisi yang
4. Infeksi
Infeksi ini merupakan salah satu komplikasi tersering pada saat tindakan SC. Penggunaan
Wanita yang melakukan persalinan dengan SC akan lebih lama dirawat dibanding dengan
wanita yang melakukan persalinan per vaginam karena ada hal-hal yang perlu dievaluasi
pasca SC.
7. Histerektomi
Tindakan ini biasanya dilakukan apabila terjadi perdarahan uterus terus menerus yang tidak
dapat ditangani meskipun sudah diberi oksitosin. Agar mengurangi risiko perdarahan yang
lebih jauh, histerektomi perlu dilakukan agar tidak terjadi syok pada sang ibu.
8. Nyeri akut
Setelah efek anestesi habis, wanita biasanya merasakan nyeri yang luar biasa pasca
tindakan SC. Biasanya ditangani dengan anti nyeri golongan narkotik tetapi perlu
diperhatikan disini untuk pemberian narkotik dapat berefek pada psikologi sang ibu.
Komplikasi jangka panjang merupakan komplikasi yang akan dirasakan dari setelah
tindakan SC sampai dengan beberapa bulan pasca persalinan. Komplikasi tersebut seperti :
1) Nyeri Kronik
Tingkat rata-rata intensitas rasa sakit pada saat rasa sakit terburuk adalah 6,6. Nyeri
intensitas tinggi pasca operasi adalah kondisi sering dialami wanita yang menjalani
SC, menunjukkan pentingnya penilaian nyeri untuk implementasi tindakan kuratif dan
2) Infertilitas
a. Kematian neonatal
dalam beberapa kasus dapat menyebabkan kematian pada bayi (Choudhary et al.,
2017).
b. Transient tachypnea
setelah kelahiran. Hal ini biasanya terjadi akibat kegagalan paru sang bayi saat
c. Trauma
Trauma yang didapatkan biasanya berasal dari insisi operasi saat operasi darurat
d. Rupture uteri
Rupture uteri ini lebih berisiko terjadi pada wanita yang sudah pernah melakukan
(Prawirhardjo, 2014).
1) Tunggu bising usus timbul, diet bertahap (cair di teruskan dengan diet lunak)
2) Pemberian infus diteruskan sampai minimal 1x24 jam
Kandung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri dan tidak enak pada penderita,
terpasang 24 jam / lebih lama lagi tergantung jenis operasi dan keadaan penderita.
f. Perawatan luka
1) Ganti verban dengan cara steril (jika verban terdapat rembesan/ terbuka)
3) Mengganti balutan dilakukan pada hari ketiga pasca SC atau sebelum pasien pulag
Menurut Ni, et al (2018), pada pengkajian klien dengan sectio caesaria, data yang
dapat ditemukan meliputi distress janin, kegagalan untuk melanjutkan persalinan, malposisi
janin, prolaps tali pust, abrupsio plasenta dan plasenta previa.
Meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, alamat, suku bangsa, status perkawinan,
pekerjaan, pendidikan, tanggal masuk rumah sakit nomor register , dan diagnosa
keperawatan.
2. Keluhan utama
3. Riwayat kesehatan
Penyakit kronis atau menular dan menurun sepoerti jantung, hipertensi, DM,
Riwayat pada saat sebelun inpartu di dapatka cairan ketuban yang keluar
Adakah penyakit keturunan dalam keluarga seperti jantung, DM, HT, TBC,
penyakit kelamin, abortus, yang mungkin penyakit tersebut diturunkan kepada klien.
Karena kurangnya pengetahuan klien tentang ketuban pecah dini, dan cara
Pada klien nifas biasanaya terjadi peningkatan nafsu makan karena dari
keinginan untuk menyusui bayinya.
2) Pola aktifitas
Pada pasien pos partum klien dapat melakukan aktivitas seperti biasanya,
terbatas pada aktifitas ringan, tidak membutuhkan tenaga banyak, cepat lelah, pada
nyeri.
3) Pola eleminasi
Pada pasien pos partum sering terjadi adanya perasaan sering /susah kencing
selama masa nifas yang ditimbulkan karena terjadinya odema dari trigono, yang
Pola sensori klien merasakan nyeri pada prineum akibat luka janhitan dan nyeri
perut akibat involusi uteri, pada pola kognitif klien nifas primipara terjadi
kurangnya pengetahuan merawat bayinya.
9) Pola persepsi dan konsep diri
Terjadi disfungsi seksual yaitu perubahan dalam hubungan seksual atau fungsi
dari seksual yang tidak adekuat karena adanya proses persalinan dan nifas.
B. Pemeriksaan fisik
1) Kepala
Bagaimana bentuk kepala, kebersihan kepala, kadang-kadang terdapat
adanya cloasma gravidarum, dan apakah ada benjolan
2) Leher
Kadang-kadang ditemukan adanya penbesaran kelenjar tioroid, karena
adanya proses menerang yang salah
3) Mata
Terkadang adanya pembengkakan paka kelopak mata, konjungtiva, dan
kadang- kadang keadaan selaput mata pucat (anemia) karena proses persalinan yang
mengalami perdarahan, sklera kunuing
4) Telinga
Biasanya bentuk telingga simetris atau tidak, bagaimana kebersihanya,
adakah cairan yang keluar dari telinga.
5) Hidung
Adanya polip atau tidak dan apabila pada post partum kadang- kadang
ditemukan pernapasan cuping hidung
6) Dada
Adanya polip atau tidak dan apabila pada post partum kadang-
kadang ditemukan pernapasan cuping hidung
9) Dada
11) Genitaliua
Pengeluaran darah campur lendir, pengeluaran air ketuban, bila
terdapat pengeluaran mekomium yaitu feses yang dibentuk anak dalam
kandungan menandakan adanya kelainan letak anak.
12) Anus
Kadang-kadang pada klien nifas ada luka pada anus karena ruptur
13) Ekstermitas
dihitung dari haid pertama haid terakhir (HPHT), walaupun begitu akan lebih
tepat apabila kita menghitung umur janin dari saat konsepsi meski tidak berbeda
jauh dari ovulasi (selisih berapa jam). Ovulasi terjadi kurang lebih 2 minggu
sebelum haid yang akan datang, maka apabla dihitung dari saat ovulasi, lamanya
Kehamilan post date adalah kehamilan yang melewati 249 hari atau 42
minggu didapatkan dari perhitugan seperti rumus neagle atau tinggi fundus uteri
kegawatdaruratan medis yang terjadi pada ibu hamil dan ibu yang akan bersalin.
Postmatur adalah usia kehamilan lebih dari 42 minggu lengkap mulai dari
dengan baik. kehamilan post date adalah kehamilan yang melewati 249 hari atau
42 minggu didapatkan dari perhitugan seperti rumus neagle atau tinggi fundus
b) Etiologi
Penyebab pasti kehamilan lewat waktu sampai saat ini belum kitaketahui.
Diduga penyebabnya adalah siklus haid yang tidak diketahui pasti,kelainan pada
janin sehingga tidak ada kontraksi. Menurut Mitayani (2009), etiologi pada
kelahiran lewat bulan ini masih belum pasti. Namun, ada faktor yang diduga bayi
lahir lewat bulan post partum yang ditemukan adalah faktor hormonal yaitu kadar
progesteron kurangnya air ketuban dan ininsufiensi plasenta. Faktor ini seperti
herediter, karena post date atau kehamilan lewat waktu sering dijumpai pada
otot rahim semakin sensitif terhadap rangsangan. Pada kehamilan lewat waktu
psikologis atau kelainan pada rahim. Faktor hormonal yaitu kadar progesteron
tidak cepat turun walaupun kehamilan telah cukup bulan sehingga kepekaan
1. Pengaruh Progesteron
progesterone.
2. Teori Oksitosin
lanjut diduga sebagai salah satu faktor penyebab kekamilan post date.
sehingga beberapa sumber menduga bahwa terjadinya kehamilan postterm
3. Teori Oksitosin
post date.
adrenal janin, dan tidak adanya kelenjar hipofisis pada janin akan
5. Saraf Uterus
pada pleksus ini, seperti pada kelainan letak, tali pusat pendek dan bagian
juga.
C. Manifestasi Klinis
2) Tulang dan sutura kepala bayi lebih keras dari bayi matur
5) Kuku-kuku panjang
Sedangkan menurut (Oxord dan Forte, 2010) tanda dan gejala antara lain :
timbul his sehingga pemasukan nutrisi dan O2 menurun menuju janin di samping
adanya spasme arteri spiralis menyebabkan janin resiko asfiksia sampai kematian
2011).
E. Diagnosa Banding
1) Kista Ovari
2) Mioma Uteri
dari makrosomia janin dan tulang tengkorak menjadi lebih keras yang
obstrektrik dan traumatis persalinan atau perdarahan post partum akibat bayi
Pada janin bersumber dari kemampuan plasenta untuk meberikan nutrisi dan
kriteria berikut:
disebabkan oleh :
i) Bila wanita hamil tidak tahu atau lupa dengan haid terakhir setelah persalinan
yang lalu, dan ibu menjadi hamil maka ibu harus memeriksakan
bipariental, gerakan janin dan jumlah air ketuban. Bila telah dilaukan
pemeriksaan USG serial utama sejak trimester pertama, maka hampir dapat
fluid indek) ukuran janin, malformasi janin dan tingkat kematangan plasenta.
iii) Penilaian warna air ketuban dengan amnion skopi atau amniotomi (tes tanpa
dinilai apakah reaktif atau tidak dan tes tekanan oksitosin). Pemeriksaan
warnanya yaitu bila keruh dan kehitaman berarti air krtuban bercampur
iv) Pemeriksaan berat badan ibu, dengan memantau kenaikan berat badan setiap
kehamilan yang teratur, minimal 4 kali selama kehamilan, 1 kali pada trimester
sampai 28 minggu) dan 2 kali trimester ke tiga (di atas 28 minggu) dan 2 kali
kehamilan dilakukan 1 bulan sekali sampai usia 7 bulan, 2 minggu sekali pada
kehamilan 7-8 bulan dan seminggu sekali pada bulan terakhir. Hal ini akan
menjamin ibu dan dokter untuk mengetahui dengan benar usia kehamilan, dan
perhitungan yang lebih tepat.Untuk itu perlu diketahui dengan tepat tanggal hari
i) Penatalaksanaan
postmatur ini.
iii) Priksa kematangan serviks dengan skor Bishop. Kematangan serviks ini
lewat waktu bila keadaan janin baik dapat dilakukan dengan cara :
gerakan janin dan tes tanpa tekanan 3 hari kemudian, bila hasil
mekanik dan kimia. Kedua cara ini pada dasarnya dilakukan untuk
memecahkan ketuban.
lama setelah salah satu cara kimia itu dilakukan, ibu hamil akan
j) Dampak Masalah
normal
ii) Persalinan kehamilan dengan post date sering melibatkan alat seperti
melahirkan.
Kehamilan lewat waktu dapat membahayakan, terutama pada janin yang bisa
1) Anastesi Lokal
Anastesi lokal dilakukan dengan memblokir sensasi atau rasa sakit pada
area tubuh yang akan dioperasi. Jenis anastesi ini tidak mempengaruhi
pengangkatakan tahi lalat, dan biopsy pada kulit. Anastesi jenis ini
kulit maupun selaput lender yang akan dioperasi. Efek samping anastesi
Sakit kepala, Pusing, Kelelahan, Mati rasa pada area yang disuntik,
anggota tubuh. Seperti halnya anastesi lokal, pasien akan tetap tersadar
Suntikan ini akan menghilangkan rasa sait pada beberapa bagian tubuh,
seperti pinggul, perut, lengan dan kaki. Terdapat jenis anastesi regional
yaitu, blok saraf perifer, epidural, dan spinal. Efek samping anastesi
Kejang, Sulit buang air kecil, Penurunan tekanan darah, Infeksi tulang
belakang
3) Anastesi Umum
Anastesi umum atau biasa disebut bius total adalah prosedur pembiusan
Anastesi jenis ini sering digunakan untuk operasi besar, seperti operasi
diberikan melalui dua cara, yaitu melalui gas untuk dihirup (inhalasi)
1) Periksa tekanan darah, frekuensi nadi dan pernapasan, ukur jumlah urine
selama operasi.
2) Buat laporan operasi dan cantumkan hasil pemeriksaan diatas pada lembar
laporan. Catat lama operasi, jenis kelamin, nilai apgar score dan kondisi
mencangkup nama, obat, dosis, cara pemberian, dan waktu atau jam
pemberian.
sampaikan jalannya operasi, kondisi ibu saat ini dan apa yang
Periksalah suhu tubuh, denyut nadi, dan tekanan darah ibu secarateratur
minimal sekali dalam satu jam jika ibu memiliki masalah kesehatan (Saleha,
2013).
memberikan penanganan.
3) Umur : Untuk mengetahui umur pasien, pada kehamilan post date rentang terjadi
pada primigravida muda (20 tahun) dan pada primigravida tua (35 tahun).
memperngaruhi kesehatan.
tingkat pendidikan pasien semakin mudah pasien menrima informasi dari petugas
kesehatan.
Keluhan Utama:
1) Keluhan utama pada postsection caesarea dengan indikasi post date adalah nyeri
Meliputi keluhan yang berhubungan dengan gangguan penyakit yang dirasakan saat
ini dan keluhan yang dirasakan setelah operasi. Miasalnya klien mengeluh nyeri
pada luka post SC nyeri seperti ditusuk-tusuk dibagian perut pada bagian luka post
SC dengan nyeri skala 5 nyeri hilang timbul (Nurbaeti, 2015).
Riwayat kesehatan sekarang dilakukan pengkajian serta menggambarkan
sekarang. Apakah pasien pernah mengalami penyakit yang sama. Klien sudah
Meliputi penyakit yang diderita pasien, apakah keluarga pasien ada juga
3. Riwayat Perkawinan
pernikahan yang pertama atau kedua, lamnya menikah, umur saat menikah,
4. Riwayat Menstruasi
cair atau menggumpal, warna darah, disminorea, flour albus dan utuk mengetahui
hari pertama menstruasi terakhir serta tanggal kelahiran dari persalinan (Jovan,
2015).
5. Riwayat Kehamilan dan Persalinan dan nifas yang lalu
a. Kehamilan
b. Persalinan
(Winkjasastro, 2007).
c. Nifas
2019).
merah kecoklatan.
Bayi yang lahir melalui SC mempunyai risiko lebih tinggi untuk tidak
disebabkan beberapa hal misalnya, kondisi post SC membuat ibu merasa nyeri
dan menjadi sulit untuk menyusui bayinya, dan keterlambatan untuk melakukan
dan pengeluaran ASI pada hari-hari pertama setelah melahirkan dapat disebabkan
berperan dalam kelancaran produki dan pengeluaran ASI. Faktor yang dapat
ii. Pemeriksaan Fisik Post Sectio Caesarea dengan indikasi Post Date
pada klien post sectio caesarea dengan indikasi post date meliputi :
1. Breath (B1)
a. Inspeksi : Respirasi rate normal (16-24 x per menit ) tidak ada retraksi
otot bantu nafas, tidak terjadi sesak nafas, pola nafas teratur, tidak
ronkhi.
d. Perkusi : suara sonor.
2. Blood (B2)
Tidak ada nyeri dada, tidak ada cianosis, tidak ada clubbing finger
c. Perkusi : pekak
3. Brain (B3)
b. Palpasi : terdapat nyeri dan krepitasi pada kepala, hidung dan telinga.
4. Genetalia (B4)
5. Bowel (B5)
operasi.
b. Palpasi : TFU setinggi pusat atau 2 jari dibawah pusat, teraba keras
atau lunak, kontraksi uterus kuat, adannya nyeri tekan pada luka bekas
operasi.
c. Auskultasi : Bissing usus normal
6. Bone (B6)
dan linea, terdapat luka post operasi sectio caesarea tertutup kassa
7. Pengindraan (B7)
Perasa normal
8. Endokrin (B8)
analisa data dengan menggabungkan data satu dengan data yang lainnya
Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC NOCpada klien post sectio
Dx Hasil
nyeri teknik
mengatur t nyeri
berkurang pasien
teknik dirasakan
dengan lanjut
(5) Adanya
penurunan
skala nyeri
perilaku
ekspresif
(7) Tidak
menyeringai
(8) Pasien
tampak rileks
(9) Tanda-tanda
vital dalam
rentang
normal
TD : 120/80
mmHg
N : 80-100
x/menit
S : 36,5-37,5˚C
RR : 16-20
x/menit
menjelaskan infeksi
infeksi infeksi
Dolor : Nyeri
Daya pergerakan
menurun
menjelaskan dalam
2. Pasien mau
mobilisasi bertahap
8. Tanda-tanda ADLpasien
mmHg an klien
N : 80-100 selanjutnya
x/menit
S : 36,5-37,5˚C
RR : 16-20
x/menit
kembali dengan
mengakses melakukannya
kamar mandi
5. Setelah dilakukan 1) Jelaskan kepada 1) Untuk
1) Pasien mampu
menunjukkan perkembang
mengontrol selanjutnya
TD : 120/80
mmHg
N : 80-100
x/menit
S : 36,5-37,5˚C
RR : 16-20
x/menit
5) Klien tampak
rileks
6) Klien tidak
gelisah
4) Pelaksanaan Keperawatan
untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana
tindakan disusun dan ditunjukkan pada nursing oders untuk membantu klien
mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu rencana tindakan yang spesifik
1. Diagnosa 1:
Implementasi :
a. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga penyebab nyeri
2. Diagnosa 2 :
Implementasi :
tanda-tanda infeksi
3. Diagnosa 3 :
Implementasi :
4. Diagnosa 4:
Implementasi :
a. Menjelaskan kepada klien tentang perawatan diri
diri
kemampuan
5. Diagnosa 5 :
Implementasi :
5) Evaluasi
POST DATE\
SECTIO CAESAREA Laktasi
Progesterone
Post Operasi Sectio Caesarea dan esterogen
Prolaktin
Pertumbuhan Kelenjar
Adanya Proses Pebedahan Luka PostOperasiSC
Susu Terserang
Terputusnya kontinuitas
jaringan Robekan Laserasi jalan Lahir
Jalan lahir Isapan bayi
Nyeri
Terputusnya Kontunitas
JaringanJaringan
Terbuka Oksitosin
Kurang
Proteksi pengetahuan
Hambatan Kurang Perawatan
Mobilitas Fisik payudara
Merangsang
Post De Entre
Area Sensorik Kuman (pintu masuk Ketidakefektifan
Motorik virus dan bakteri Pemberian ASI
Defisit
Perawatan Diri pathogen)
Resiko Infeksi
Gambar 2.1 Kerangka Masalah Post Sectio Caesarea Indikasi Post Date menurut
I. IDENTITAS PASIEN
a. Nama : Ny. I
b. No. Rekam Medis : 492XXX
c. Tanggal Lahir : 04 Januari 1991
d. Usia : 30 tahun
e. Pendidikan Terakhir : SMP
f. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
g. Agama : Islam
h. Suku/bangsa : Jawa
i. Alamat : Donomulyo
j. No. Telp :-
Pengalaman menyusui : Ya/Tidak (lingkari) Berapa lama : Hingga umur anak 2 Tahun
b. Wajah :
1. Edema wajah :( ) Ya (√) tidak ada
2. Hiperpigmentasi :( ) Ya (√) tidak ada
3. Cloasma gravidarum :( ) Ya (√) tidak ada
4. Keluhan :( ) Ya (√) tidak ada
Sebutkan : ____________________________________________________
c. Mata :
1. Sklera ikterik :( ) Ya (√) tidak
2. Konjuntiva anemis : (√) Ya ( ) tidak
3. Keluhan :( ) Ya (√) tidak ada
Sebutkan : ____________________________________________________
d. Hidung :
1. Sekret :( ) Ya (√) tidak
2. Polip :( ) Ya (√) tidak
3. Keluhan :( ) Ya (√) tidak ada
Sebutkan : ____________________________________________________
f. Telinga :
1. Serumen :( ) Ya (√) tidak ada
2. Sekresi :( ) Ya (√) tidak ada
3. Keluhan : ( ) Ya (√) tidak ada
Sebutkan : ____________________________________________________
g. Leher :
1. Hiperpigmentasi :( ) Ya (√) tidak ada
2. Kelejar tiroid :( ) membesar (√) tidak
3. Keluhan : ( ) Ya (√) tidak ada
Sebutkan : ____________________________________________________
h. Ketiak : :
1. Kelenjar limfe :( ) membesar (√) tidak
2. Keluhan :( ) Ya (√) tidak ada
Sebutkan : ____________________________________________________
j. Payudara :
1. Puting : (√) eksverted ( ) datar ( ) inverted ( ) lecet
2. Areola hiperpigmentasi : (√) Ya ( ) tidak ada
3. Pengeluaran ASI : ( ) Ya (√) tidak ada
4. Bentuk : (√) simetris ( ) tidak simetris
5. Teraba : ( ) ada massa ( ) hangat (√) tidak ada massa
6. Keluhan : ( ) Ya (√) tidak ada
Sebutkan : _____________________________________________
k. Abdomen :
1. Hiperpigmentasi : ( ) Ya (√) tidak ada
2. Linea : (√) Alba ( ) Nigra
( ) Striae ( ) Livide
( ) Albican
Bekas operasi ( ) Ada (√ ) Tidak ada
3. Uterus :
Tinggi fundus uteri : 34 cm Kontraksi : (√ ) Ya ( ) Tidak
a. Leopold I : teraba fundus janin bulat lunak
b. Leopold II : teraba bagian kecil (ekstremitas kanan)
c. Leopold III : teraba bagian terbawah janin bulat keras
d. Leopold IV : sudah masuk PAP
4. Denyut Jantung Janin : 158 x/menit
5. Keluhan : (√) Ya ( ) tidak ada
Sebutkan : Nyeri seperti tertusuk-tusuk terasa panas pada area seluruh perut
l. Genetalia :
1. Kebersihan : ( √ ) Ya ( ) tidak
2. Varises : ( ) Ya ( √ ) tidak
3. Pengeluaran : darah/keputihan/lendir/ tidak ada
4. Hemoroid : ( ) Ya (√ ) tidak ada
5. Keluhan : ( ) Ya ( √ ) tidak ada
Sebutkan : _____________________________________________
m. Extremitas :
1. Ektremitas Atas :
a) Edema :( ) Ya (√) tidak
b) Varises :( ) Ya (√) tidak
2. Ektremitas Bawah :
a) Edema :( ) Ya (√) tidak
b) Varises :( ) Ya (√) tidak
c) Reflek patela : (√) Positif ( ) Negatif
3. Keluhan : ( ) Ya (√) tidak ada
Sebutkan : _____________________________________________
n. Masalah Khusus :
1. Eliminasi :
BAK dirumah biasanya >3x warna kuning dan BAB 1x/hari konsistensi lunak
2. Istirahat dan kenyamanan :
Px mengeluh susah untuk tidur. Sering terbangun karena nyeri yang hilang timbul sehingga membuat
pola tdiur px berubah-ubah
3. Mobilisasi dan latihan :
Px lebih sering rebahan dan duduk jika dirumah, karena jika px bergerak, nyeri pada perutnya akan
muncul
4. Nutrisi dan cairan :
Px makan 3x/hari. Mengkonsumsi sayur kangkung, bayam dan sop. Untuk lauk pauk px makan tahu
tempe, daging ayam jarang. Mengkonsumsi susu hamil.
5. Keadaan Psikologis :
Px terlihat sangat gelisah dan khawatir, berkeringat banyak sekali.
6. Persiapan persalinan : Tidak terkaji
( ) Senam hamil
( ) Rencana tempat melahirkan
( ) Perlengkapan kebutuhan bayi dan ibu
( ) Kesiapan mental ibu dan keluarga
( ) Pengetahuan tentang tanda-tanda melahirkan dan proses persalinan
( ) cara menangani nyeri persalinan
( ) Perawatan payudara
Ds: Px mengeluh susah untuk Kurangnya Kontrol Gangguan Pola Tidur Gangguan Pola Tidur
tidur. Sering terbangun karena Tidur b/d Kurangnya Kontrol
nyeri yang hilang timbul Tidur d.d Px mengeluh
sehingga membuat pola tidur px susah untuk tidur. Sering
berubah-ubah terbangun karena nyeri
Do: - yang hilang timbul
sehingga membuat pola
tidur px berubah-ubah
Ds: Px mengatakan perut nya Nyeri Abdomen Resiko Cidera pada Janin Resiko Cidera pada
terasa nyeri seperti tertusuk Janin d.d Nyeri
Abdomen
Do:
- Px terlihat gelisah
- DJJ 158x/menit
1. Nyeri Akut b/d Agen pencedera fisik d.d Px mengeluh perut nyeri terasa kencang dan panas di seluruh area
perut mulai 4 hari yang lalu, Px lebih sering rebahan dan duduk jika dirumah, karena jika px bergerak, nyeri pada
perutnya akan muncul, P: Jika bergerak, nyeri akan muncul, Q: Nyeri seperti tertusuk-tusuk, R: Area seluruh
perut, S: Skala 8 (berat), T: durasi nyeri muncul hilang timbul
2. Gangguan Pola Tidur b/d Kurangnya Kontrol Tidur d.d Px mengeluh susah untuk tidur. Sering terbangun
karena nyeri yang hilang timbul sehingga membuat pola tidur px berubah-ubah
3. Ansietas b/d Kekhawatiran mengalami kegagalan d.d Px terlihat sangat gelisah dan khawatir, berkeringat banyak
sekali.
4. Resiko Cidera pada Janin d.d Nyeri Abdomen
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Ny. I
Diagnosa Hari/ Hari/
No Keperawatan LUARAN INTERVENSI Tgl Implementasi Tgl Evaluasi Ttd
1. Nyeri Akut b/d Setelah MANAJEMEN NYERI (I. 22/02/2 Edukasi Terapi Relaksasi 22/02/2 S: Px mampu memahami apa
Agen pencedera dilakukan 08238) 021 (Napas dalam) 021 yang dipertanyakan dan yang
tindakan Observasi -Mengidentifikasi teknik dijelaskan
fisik d.d Px - lokasi, karakteristik, durasi, relaksasi yang pernah O:
keperawatan
mengeluh perut nyeri selama 1x24 frekuensi, kualitas, intensitas digunakan - Px mampu mengulangi
terasa kencang dan jam maka nyeri -Memeriksa ketegangan otot, informasi yang diberikan
- Identifikasi skala nyeri TTV sebelum dan sesudah A: Masalah teratasi sebagian
panas di seluruh area Tingkat - Identifikasi respon nyeri non -Menciptakan lingkungan P: Lanjutkan kontrol
perut mulai 4 hari Nyeri verbal yang tenang dan nyaman
(L.08065) - Identifikasi faktor yang -Menjelaskan tujuan, manfaat,
yang lalu, Px lebih Menurun
memperberat dan memperingan dan teknik relaksasi
sering rebahan dan dengan
nyeri -Mendemosntrasikan dan latih
duduk jika dirumah, kriteria hasil : - Identifikasi pengetahuan dan teknik tersebut
karena jika px keyakinan tentang nyeri -Memonitor respon terhadap
bergerak, nyeri pada - Keluhan - Identifikasi pengaruh budaya relaksasi.
perutnya akan muncul, nyeri terhadap respon nyeri -Berkolaborasi dengan advise
menurun - Identifikasi pengaruh nyeri dokter sesuai dosis:
P: Jika bergerak, pada kualitas hidup -Kolaborasi pemberian
(5)
nyeri akan muncul, - Sikap - Monitor keberhasilan terapi obat analgesik :
Q: Nyeri seperti protektif komplementer yang sudah
menurun diberikan
tertusuk-tusuk, R:
- Monitor efek samping
Area seluruh perut, S: (5)
penggunaan analgetik
Skala 8 (berat), T:
durasi nyeri muncul Terapeutik
- Berikan teknik
hilang timbul nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
(mis. TENS, hypnosis,
akupresur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat,
aroma terapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
- Control lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis.
Suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
-Jelaskan strategi meredakan
nyeri
Anjurkan memonitor nyri
secara mandiri
- Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
- Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
Terapeutik
-Ciptakan lingkungan
tenang dan tanpa gangguan
dengan pencahayaan dan
suhu ruang nyaman, jika
memungkinkan
-Berikan informasi tertulis
tentang persiapan dan
prosedur teknik relaksasi
-Gunakan pakaian longgar
-Gunakan nada suara
lembut dengan irama
lambat dan berirama
Edukasi