DISUSUN OLEH :
TAHUN 2020
A. DEFINISI
Kala II persalinan adalah proses pengeluaran buah kehamilan sebagai hasil
pengenalan proses dan penatalaksanaan kala pembukaan, batasan kala II di mulai
ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan kelahiran
bayi, kala II juga di sebut sebagai kala pengeluaran bayi.
Lamanya (durasi) kala II pada persalinan spontan tanpa komplikasi adalah
sekitar 40 menit pada primi – gravida dan 15 menit pada multipara. Kontraksi
selama kala dua adalah sering, kuat dan sedikit lebih lama yaitu kira-kira 2 menit
yang berlangsung 60-90 detik dengan interaksi tinggi dan semakin ekspulsif
sifatnya
3. Masuknya kepala janin kedalam panggul dapat dirasakan oleh wanita hamil
dengan tanda-tanda sebagai berikut:
a. Terasa ringan dibagian atas dan rasa sesak berkurang
b. Di bagian bawah terasa penuh dan menganjal
c. Kesulitan saat berjalan
d. Sering berkemih
4. Diagnosis pasti:
a. Telah terjadi pembukaan lengkap
b. Tampak bagian kepala janin melalui bukaan introitus vagina
5. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada kala II:
a. Pemantauan Ibu
1) Periksa nadi ibu setiap 30 menit
2) Pantau frekuensi dan lama kontraksi setiap 30 menit
3) Memastikan kandung kemih kosong melalui bertanya kepada ibu
secara langsung sekaligus dengan melakukan palpasi
4) Penuhi kebutuhan hidrasi, nutrisi ataupun keinginan ibu
5) Periksa penurunan kepala bayi melalui pemeriksaan abdomen
(pemeriksaan luar) setiap 30 menit dan pemeriksaan dalam setiap
60 menit atau kalau ada indikasi
6) Upaya meneran ibu
7) Apakah ada presentasi majemuk atau tali pusat disamping kepala
8) Putaran paksi luar segera setelah bayi lahir
9) Adanya kehamilan kembar setelah bayi pertama lahir
b. Pemantauan janin
1) Saat bayi belum lahir
a) Lakukan pemeriksaan DJJ setiap selesai menera atau setiap 5-
10 menit
b) Amati warna air ketuban jika selaputnya sudah pecah
c) Periksa kondisi kepala, vertex, caput, molding
2) Saat bayi lahir
Nilai kondisi bayi (0-30 detik) dengan menjawab 2
pertanyaan, apakah bayi menangis kuat dan atau tanpa kesulitan?
Apakah bayi bergerak aktif atau lemas.
6. Kondisi yang harus diatasi sebelum penatalaksanaan kala 2:
a. Syok
b. Dehidrasi
c. Infeksi
d. Preeklampsia/eklampsia
e. Inersia uteri
f. Gawat janin
g. Penurunan kepala terhenti
h. Adanya gejala dan tanda distosia bahu
i. Pewarnaan mekonium pada cairan ketuban
j. Kehamilan ganda/kembar
7. Persiapan penolong persalinan:
a. Sarung tangan dan barier protektif lainnya
b. Tempat persalinan yang bersih dan steril
c. Peralatan dan bahan yang diperlukan
d. Tempat meletakkan dan lingkungan yang nyaman bagi bayi
e. Persiapan ibu dan keluarganya (asuhan sayang ibu, bersihkan perineum
dan lipat paha,kosongkan kandung kemih, amniotomi dan menjelaskan
peran suami/pendamping)
8. Penatalaksanaan kala 2:
a. Setelah pembukaan lengkap, pimpin ibu untuk meneran apabila timbul
dorongan spontan untuk melakukan hal itu
b. Anjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontrkasi
c. Berikan pilihan posisi yang nyaman bagi ibu
d. Pantau kondisi janin
e. Bila ingiin meneran tapi pembukaan belum lengkap, anjurkan ibu untuk
bernafas cepat atau biasa, atur posisi agar nyaman, dan upayakan untuk
tidak meneran hingga pembukaan lengkap
Letakkan telapak tangan pada bagian Jari-jari tangan didalam vagina bisa
vertex yang terlihat, sambil hati-hati agar membawa masuk organisme dan
jangan membiarkan tangan masuk meningkatkan resiko robekan perineum.
kedalam vagina. Lakukan penekanan Tekanan yang dilakukan terhadap kepala
terkendali dan tidak menghambat kepala pada saat ini akan membantu kepala agar
janin untuk keluar fleksi sehingga daerah subocciput
menyentuh pinggir bawah simpisis pubis
dan proses pengekstensian dimulai
Dengan tangan lainnya, support perineum Gerakan kebawah dan kedalam ini
untuk mencegah kepala terdorong keluar melibatkan jaringan yang cukup dalam
terlalu cepat sehingga merusak perineum. aksi tersebut dan mendistribusikan
Tutupilah tangan yang mensupport jaringan tambahan kearah bagian tengah
perineum dengan handuk. Letakkan ibu dan perineum yaitu daerah yang paling
jari dipertengahan pada salah satu sisi besar kemungkinannya mengalami
perineum dan letakkan jari telunjuk laserasi. Handuk akan mencegah tangan
dipertengahan sisi perineum yang yang bersarung tangan terkena
berlawanan. Secara perlahan tekanlah ibu kontaminasi secara tidak sengaja
jari dan jari telunjuk kebawah dan kearah
satu sama lain untuk mengendalikan
peregangan perineum.
Dengan cermat dan hati-hati perhatikan Garis-garis putih yang tipis akan segera
perineum saat kepala janin terus muncul tampak sebelum terjadinya perobekan
dan lahir, usaplah mulut bayi dengan jari pada perineum. Gunakan kain kasa untuk
yang dibungkus kain kasa menghapus lendir yang mungkin terhisap
pada saat bayi mulai bernafas untuk
pertama kali
Pada waktu kepala sudah lahir, luncurkan Meluncurkan jari tangan ke leher bayi
salah satu jari tangan dari salah satu sampai ke puncak punggungnya akan
tangan ke leher bayi untuk memeriksa memungkinkan penolong untuk
apakah ada lilitan tali pusat disekeliling mengetahui dimana letak tali pusatnya
leher janin, biasanya tali pusat tersebut
hanya perlu dilonggarkan sedikit agar
kepala janin bisa dilahirkan tanpa
kesulitan
Jika tali pusat melilit leher bayi dengan Tali pusat yang ketat bisa menyebabkan
longgar, upayakan agar tali pusat tersebut terjadinya hipoksia bayi. Menaganjurkan
dapat dilonggarkan lewat kepalanya. Jika ibu bernafas pendek-pendek akan
lilitan tali pusat tersebut terlalu ketat mencegah meneran dan mencegah
untuk bisa dilepas lewat kepala bayi, lilitannya menjadi lebih ketat.
tetapi tidak terlalu ketat melilit leher bayi,
lepaskan melalui bahunya saat bayi lahir.
Jika tali pusat tersebut melilit leher bayi
dengan ketat, pasanglah dua buah klem
pada tali pusat tersebut dengan segera.
Pastikan ibu mendapatkan penjelasan
tentang apa yang penolong lakukan, dan
sebaiknya ibu hanya bernafas pendek saja
dan tidak meneran.
Setelah bahu dilahirkan, letakan salah Badan bayi haruslah meluncur keluar
satu tangan dibawah leher bayi untuk dengan dituntun oleh tangan sepanjang
menopang kepala, leher dan bahunya, kurva jalan lahir (Carus) dan
sedangkan 4 jari tangan yang satu lagi menopangnya dari tekanan yang
menopang lengan dan bahu anterior. berlebihan oleh perineum ibu.
(sementara melakukan hal tersebut, Pemegangan yang seperti ini akan
bungkukan badan secukupnya untuk memungkinakan penolong untuk
mengamati perineum dan memastikan mengendalikan kelahiran tubuh bayi
bahwa tidak ada tekanan berlebihan pada
perineum)
Pada saat badan bayi dilahirkan, Bagaimana licinnya bayi, cara seperti ini
luncurkan tangan atas kebawah badan akan menghasilkan pegangan yang aman
bayi, dan selipkan jari telunjuk diantara
kaki bayi dan terus ke bawah hingga
menggenggam kedua pergelangan kaki
bayi
Lahirkan tubuh bayi dalam gerak Hal ini akan membuat bayi berada dalam
lengkung yang rata (ingat kurva carus) ketinggian yang sama dengan plasenta
keluar supaya kepalanya sekarang dan mencegah bayi terlepas atau terkena
ditopang oleh permukaan telapak tangan tekanan yang berlebihan terhadap
yang satu lagi. Tangan yang menopang jaringan bayi. Merendahkan posisi
kepala hendaknya lebih rendah dari tubuh kepala bayi akan mendorong
bayi. pengeluaran lendir sementara bayi
dikeringkan
Sementara mengevaluasi kondisi bayi, Bayi saat ini harus sudah mulai bernafas,
keringkanlah lalu letakkan bayi diatas kering, dan kontak dengan kulit ibu
abdomen ibu sedapat mungkin untuk mencegah
hipotermia, untuk mendorong terciptanya
ikatan batin serta pemberian ASI
Pathway
Kala II persalinan
Kontraksi uterus
Kontraksi meningkat dan dorongan semakin kuat
untuk mengejan,
6. Anjurkan teknik nafas dalam dan Nafas dalam untuk mengisi paru-paru
ekspirasi melaui hidung.
8. Pertahankan rasa nyaman dengan Memberikan posisi yang nyaman pada ibu
pengaturan bantal untuk menyokong dan mengurangi tekanan pada daerah
tubuh punggung yang dapat menghambat
sirkulasi kejaringan.
2. Bila tinja keluar, bersihkan Jika perawat tidak beraksi secara negatif,
secepatnya dan menyumbat bila atensi ibu akan teralihkan dari pergerakan
mungkin, sementara ibu memberikan bowelnya ke usaha mengedan.
timbal balik yang positif dalam usaha
mengedan
c. Resiko tinggi cedera pada ibu dabn janian b/d penggunaan secara
tetap manuver palpasi, posisi kaki tidak tepat, tindakan yang salah
dari penolong.
Tujuan : Tidak terjadi cedera pada ibu maupun janin
Intervensi Rasional
1. Bantu ibu bentuk posisi yang nyaman yaitu Memperlancar aliran darah dari ibu
posisi setengah duduk dengan bahu dan ke janin dan memudahkan penolong
pungung yang ditopang oleh seorang anggota untuk membantu melahirkan.
keluarga.
2. Periksa denyut nadi setiap 15 menit dan Untuk mengetahui keadaan umum
ukur tekanan darah. ibu.
4. Yakinkan ibu dengan kata-kata langsung Ibu tenang dan tetap koopretif
dan dengan cara yang menyenangkan dan
rileks.
Melahirkan kepala
Periksa lilitan tali pusat pada leher
Melahirkan bahu depan dan belakang
Melahirkan badan bayi
Menjepit tali pusat dengan 2 klem
dan gunting diantara kedua klem
tersebut.
Menaikan bayi lebih tinggi dari perut
ibu dan menaruh diatas perut ibu.
Melakukan palpasi abdomen untuk
mengetahui kemungkinan adanya
janin yang lain.
Injeksi oksitoksin
DAFTAR PUSTAKA