Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN LETAK SUNGSANG

RUANG VK/BERSALIN RSUD KARAWANG


PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN MATERNITAS

Pembimbing :

Rima Novianti, M.Kep

Disusun oleh :

Dadan Ramdani

4338114901230021Log

book

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

HORIZON UNIVERSITY INDONESIA

JL. PANGKAL PERJUANGAN BY PASS KM 1 KARAWANG 41316

TAHUN 2023
A. Judul

Laporan Pendahuluan Letak Sungsang

B. Konsep Dasar Letak Sungsang

Pengertian

Letak sungsang adalah letak memanjang dengan bokong sebagai bagian


yang terendah (Presentasi Bokong). Angka kejadian : ± 3 % dari
seluruh angka kelahiran.

Letak sungsang adalah letak memanjang dengan bokong sebagai bagian


yang terendah (presentasi bokong). Presentasi bokong adalah janin letak
memanjang dengan bagian terendahnya bokong, kaki atau kombinasi
keduanya. Persalinan pada bayi dengan presentasi bokong (sungsang)
dimana bayi letaknya sesuai dengan badan ibu, kepala berada pada
fundus uteri sedangkan bokong merupakan bagian terbawah (di daerah
pintu atas panggul/simfisis). (Sumber:Sarwono.2010).

Letak sungsang merupakan letak membujur dengan kepala janin


difundus uteri. (Manuaba C 2008 hal : 116).

Letak sungsang adalah bila bayi letak longitudinal dan bokong berada
di bawah uterus ibu. (Chapman V 2006 hal :126).
Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang
dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah
kavum uteri.(Wiknjosastro 2006, hal : 606)

Klasifikasi Letak sungsang

Adapun letak sungsang dapat dibagi menjadi sebagai berikut :

1. Letak bokong murni ; prensentasi bokong murni (Frank Breech). Bokong


saja yang menjadi bagian terdepan sedangkan kedua tungkai lurus keatas.
2. Letak bokong kaki (presentasi bokong kaki) disamping bokong teraba kaki
(Complete Breech). Disebut letak bokong kaki sempurna atau tidak
sempurna kalau disamping bokong teraba kedua kaki atau satu kaki saja.
3. Letak lutut (presentasi lutut) dan
4. Letak kaki , yang keduanya disebut dengan istilah ; Incomplete Breech.
Tergantung pada terabanya kedua kaki atau lutut atau hanya teraba satu
kaki atau lutut disebut letak kaki atau lutut sempurna dan letak kaki atau
lutut tidak sempurna.

Dari semua letak-letak ini yang paling sering dijumpai adalah letak
bokong murni. Punggung biasanya terdapat kiri depan. Frekuensi letak
sungsang lebih tinggi pada kehanilan muda dibandingkan dengan
kehamilan a`terme dan lebih banyak pada multigravida dibandingkan
dengan primigarvida.

Salah satu cara dalam mengatasi keadaan tersebut adalah dengan


tindakan operatif yaitu persalinan dengan cara tindakan seksio sesarea.
Dimana apabila cara-cara lain dianggap tidak berhasil atau syarat-syarat
untuk dilakukanya tindakan tidak terpenuhi atau kondisi ibu
memerlukan tindakan yang segera yang apabila tidak segera dilakukan
akan berakibat fatal.

Seksio sesarea adalah persalinan dengan suatu tindakan


operasi/pembedahan untuk mengeluarkan janin dari rongga uterus
dengan cara mengiris dinding perut dan dinding uterus dengan syarat
rahim dengan keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram.

Etiologi / Penyebab letak sungsang

Faktor-faktor yang memegang peranan dalam terjadinya letak sungsang


diantaranya ialah prematuritas, rnultiparitas, hamil kembar, hidramnion,
hidrosefalus, plasenta previa dan panggul sempit. Kadang-kadang juga
disebabkan oleh kelainan uterus (seperti fibroid) dan kelainan bentuk
uterus (malformasi). Plasenta yang terletak didaerah kornu fundus uteri
dapat pula menyebabkan letak sungsang, karena plasenta mengurangi
luas ruangan di daerah fundus. Kelainan fetus juga dapat menyebabkan
letak sungsang seperti malformasi CNS, massa di leher, aneuploid.

Faktor predisposisi dari letak sungsang adalah:

 Prematuritas karena bentuk rahim relatif kurang lonjong,


 Air ketuban masih banyak dan kepala anak relatif besar
 Plasenta previa karena menghalangi turunnya kepala ke dalam pintu atas
panggul.
 Kelainan bentuk kepala: hidrocephalus, anencephalus, karena kepala
kurang sesuai dengan bentuk pintu atas panggul.
 Fiksasi kepala pada pintu atas panggul tidak baik atau tidak ada, misalnya
pada panggulsempit, hidrosefalus, plasenta previa, tumor – tumor pelvis
dan lain – lain.
 Janin mudah bergerak,seperti pada hidramnion, multipara
 Gemeli (kehamilan ganda)
 Kelainan uterus, seperti uterus arkuatus ; bikornis, mioma uteri.
 Janin sudah lama mati.
 Sebab yang tidak diketahui.

Penyebab letak sungsang dapat berasal dari:

1. Sudut Ibu

a. Keadaan rahim

 Rahim arkuatus
 Septum pada rahim
 Uterus dupleks
 Mioma bersama kehamilan

b. Keadaan plasenta

 Plasenta letak rendah


 Plasenta previa

c. Keadaan jalan lahir

 Kesempitan panggul
 Deformitas tulang panggul
 Terdapat tumor menjalani jalan lahir dan perputaran ke posisi kepala

2. Sudut janin
Pada janin tedapat berbagai keadaan yang menyebabkan letak
sungsang :

 Tali pusat pendek atau lilitan tali pusat


 Hidrosefalus atau anesefalus
 Kehamilan kembar
 Hidroamnion atau aligohidromion
 Prematuritas

Dalam keadaan normal, bokong mencapai tempat yang lebih luas


sehingga terdapat kedudukan letak kepala. Disamping itu kepala janin
merupakan bagian terbesar dan keras serta palinglambat. Melalui
hukum gaya berat, kepala janin akan menuju kearah pintu atas panggul.
Dengangerakan kaki janin, ketegangan ligamentum fatundum dan
kontraksi braxson hicks, kepala janin berangsur-angsur masuk ke pintu
atas panggul. (Manuaba, 1998 : 361 )

Patofisiologi

Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin


terhadap ruangan dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32
minggu, jumlah air ketuban relatif lebih banyak, sehingga
memungkinkan janin bergerak dengan leluasa. Dengan demikian janin
dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak sungsang atau
letak lintang.
Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan
jumlah air ketuban relatif berkurang. Karena bokong dengan kedua
tungkai terlipat lebih besar daripada kepala, maka bokong dipaksa
untuk menempati ruang yang lebih luas di fundus uteri, sedangkan
kepala berada ruangan yang lebih kecil di segmen bawah uterus.
Dengan demikian dapat dimengerti mengapa pada kehamilan belum
cukup bulan, frekuensi letak sungsang lebih tinggi, sedangkan pada
kehamilan cukup bulan, janin sebagian besar ditemukan dalam
presentasi kepala. Sayangnya, beberapa fetus tidak seperti itu. Sebagian
dari mereka berada dalam posisi sungsang.

Tanda Dan Gejala Letak sungsang

1. Pergerakan anak terasa oleh ibu dibagian perut bawah dibawah pusat dan
ibu sering merasa benda keras (kepala) mendesak tulang iga.
2. Pada palpasi teraba bagian keras, bundar dan melenting pada fundus uteri.
3. Punggung anak dapat teraba pada salat satu sisi perut dan bagian-bagian
kecil pada pihak yang berlawanan. Diatas sympisis teraba bagian yang
kurang budar dan lunak.
4. Bunyi jantung janin terdengar pada punggung anak setinggi pusat.

Komplikasi

Posisi janin sungsang tentunya dapat mempengaruhi proses


persalinan.proses persalinan yang salah jelas menimbulkan
resiko,seperti pada ibu mengalami perdarahan,trauma persalinan dan
infeksi,sedangkan pada bayi terjadi perdarahan,infeksi pasca partus
seperti miningnitis dan trauma persalinan seperti kerusakan alat
vital,trauma ekstermitas dan trauma alat vesera dan trauma alat vesera
seperti level ruptur danlienrupture

Pemeriksaan Penunjang

Diagnosa kehamilan letak sungsang ,dapat ditegakkkan melalui


beberapa pemeriksaan yaitu:

1. pemeriksaan abdominal

 Letak adalah memanjang


 Diatas panggul teraba masa lunak,irreguler dan tidak terasa seperti
kepala,dicurigai adalah bokong. Pada presentasi bokong murni otot-otot
paha terengang diatas tulang –tulang dibawahnya,memberikan gambaran
keras menyerupai kepala dan menyebabkan kesalahan diagnosa.
 Punggung ada disebelah kanan dekat garis.bagian –bagian kecil
adadisebelah kiri jauh dari garis dan belakang.
 Kepala teraba difundus uteri,mungkin kepala sukar diraba bila ada
dibawah hepar atau iga-iga.kepala lebih keras dan lebih bulat danlebih
pada bokong dan kadang-kadang dapat dipantulkan (ballotement).kalau
difundus uteri teraba masa yang dapat dipantulkan,harus dicurigai
presentasi bokong.
 Benjolan kepala tidak ada dan bokong tidak dapat dipantulkan.

2. Denyut jantung janin

Denyut janin terdengar paling keras pada atau diatas umbilikus dan
pada sisi yang sama RSA (right sacrum anterior) denyut jantung janin
(DDJ)terdengar paling keras dikuadran kanan atau perut ibu.kadang –
kadang DDJ terdengar dibawah umbilikus, dalam hal ini banyak
diagnosa yang dibuat dengan palpasi jangan dirubah oleh sebab DJJ
terdengar tidak ditempat biasa.

3. Ultrasonografi

Pemeriksaan seksama ultrasonografi akan memastikan letak janin yang


tidak normal.Letak sungsang dikenal pula dengan istilah kelahiran
bokong dengan empat kemungkinan.kemungkinan pertama,ditemukan
bokong kaki,jika kedua tungkai tungkai menekuk lurus kearah depan
tubuh hingga bekerja sebagai badai mengurangi kebebasan gerak lahir
terakhir,bokong lutut ,satu atau lutut menghadap jalan lahir.

Penatalaksanaan

1. Sewaktu Hamil

Yang terpenting ialah usaha untuk memperbaiki letak sebelum


persalinan terjadi dengan versi luar.

Tehnik :

a. Sebagai persiapan :

 Kandung kencing harus dikosongkan


 Pasien ditidurkan terlentang
 Bunyi jantung anak diperiksa dahulu
 Kaki dibengkokan pada lutu dan pangkal paha supaya dinding perut
kendor.

b. Mobilisasi : bokong dibebaskan dahulu

c. Sentralisasi : kepala dan bokong anak dipegang dan didekatkan


satusama lain, sehingga badan anak membulat dengan demikian anak
mudah diputar.

d. Versi : anak diputar sehingga kepala anak terdapat dibawah. Arah


pemutaran hendaknya kearah yang lebih mudah yang paling sedikit
tekanannya. Kalau ada pilihan putar kearah perut anak supaya tidak
terjadi defleksi. Setelah versi berhasil bunyi jantung anak diperiksa lagi
dan kalau tetap buruk anak diputar lagi ketempat semula.

e. Setelah berhasil pasang gurita, observasai tensi, DJJ, serta keluhan.

2. Pimpinan Persalinan

a. Cara berbaring :

 Litotomi sewaktu inpartu


 Trendelenburg

b. Melahirkan bokong :

 Mengawasi sampai lahir spontan


 Mengait dengan jari
 Mengaik dengan pengait bokong
 Mengait dengan tali sebesar kelingking.

c. Ekstraksi kaki

Ekstraksi pada kaki lebih mudah. Pada letak bokong janin dapat
dilahirkan dengan cara vaginal atau abdominal (seksio sesarea)

3. Cara Melahirkan Pervaginam

Terdiri dari:

 Partus spontan ( pada letak sungsang janin dapat lahir secara spontan
seluruhnya)
 Manual aid (manual hilfe)

Waktu memimpin partus dengan letak sungsang harus diingat bahwa


ada 2 fase

1. Fase I : fase menunggu

Sebelum bokong lahir seluruhnya, kita hanya melakukan observasi. Bila


tangan tidak menjungkit ka atas (nuchee arm), persalinan akan mudah.
Sebaiknya jangan dilakukan ekspresi kristeller,karena halini akan
memudahkan terjadinya nuchee arm

2. Fase II : fase untuk bertindak cepat.

Bila badan janin sudah lahir sampai pusat, tali pusat akan tertekan
antara kepala dan panggul, maka janin harus lahir dalam waktu 8
menit.Untuk mempercepatnya lahirnya janin dapat dilakukan manual
aid.

C. Konsep Asuhan Keperawatan

Pengkajian

Pengkajian adalah langkah awal dalam melakukan asuhan keperawatan


secara keseluruhan. Pengkajian terdiri dari tiga tahapan yaitu ;
pengumpulan data, pengelompakan data atau analisa data dan
perumusan diagnose keperawatan (Depkes RI, 1991 ).

1. Pengumpulan Data.

Pengumpulan data merupakan kegiatan dalam menghimpun imformasi


(data-data) dari klien. Data yang dapat dikumpulkan pada klien sesudah
pembedahan Seksio Sesarea sebagai berikut :
Usia :

2. Keluhan Utama

 Adanya kelainan letak janin yang bisa diketahui dari pemeriksaan

3. Riwayat Reproduksi

a. Haid
Dikaji tentang riwayat menarche dan haid terakhir, sebab

b. Hamil dan Persalinan

 Kehamilan pertama kali atau sering.


 Jumlah kehamilan dan anak yang hidup mempengaruhi psikologi klien dan
keluarga .

4. Data Psikologi.

 Pengetahuan klien tentang dampak yang akan terjadi sangat perlu


persiapan psikologi klien.

5. Status Respiratori

Respirasi bisa meningkat atau menurun . Pernafasan yang ribut dapat


terdengar tanpa stetoskop. Bunyi pernafasan akibat lidah jatuh
kebelakang atau akibat terdapat secret. Suara paru yang kasar
merupakan gejala terdapat secret pada saluran nafas . Usaha batuk dan
bernafas dalam dilaksanakan segera pada klien yang memakai
anaestesi general.

6. Tingkat Kesadaran

Tingkat kesadaran dibuktikan melalui pertanyaan sederhana yang harus


dijawab oleh klien atau di suruh untuk melakukan perintah. Variasi
tingkat kesadaran dimulai dari siuman sampai ngantuk , harus di
observasi dan penurunan tingkat kesadaran merupakan gejala syok.

7. Status Urinari
Retensi urine paling umum terjadi setelah pembedahan ginekologi,
klien yang hidrasinya baik biasanya baik biasanya kencing setelah 6
sampai 8 jam setelah pembedahan. Jumlah autput urine yang sedikit
akibat kehilangan cairan tubuh saat operasi, muntah akibat anestesi.

8. Status Gastrointestinal

Fungsi gastrointestinal biasanya pulih pada 24-74 jam setelah


pembedahan, tergantung pada kekuatan efek narkose pada penekanan
intestinal. Ambulatori dan kompres hangat perlu diberikan untuk
menghilangkan gas dalam usus.

Pengelompokan Data

Analisa data adalah mengkaitkan, menghubungkan data yang telah


diperoleh dengan teori, prinsip yang relevan guna mengetahui masalah
keperawatan klien (Depkes RI 1991 ; 14 )

Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan Rasa nyaman (nyeri ) berhubungan dengan kerusakan jaringan


otot dan system saraf yang di tandai dengan keluhan nyeri, ekpresi wajah
menyeringai.
2. Gangguan eleminasi miksi (retensi urine ) berhubungan dengantrauma
mekanik , manipulasi pembedahan adanya edema pada jaringan sekitar
dan hematom, kelemahan pada saraf sensorik dan motorik.
3. Kurang pengetahuan tentang efek pembedahan dan perawatan selanjutnya
berhubungan dengansalah dalam menafsirkan imformasi dan sumber
imformasi yang kurang benar.

Perencanaan

Perencanaan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan akan


dilaksanakan untuk menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosa
keperawatan yang telah di tentukan dengan tujuan, criteria hasil,
rencana tindakan atau intervensi dan rasional tindakan (Depkes RI 1991
; 20 ).

Intervensi keperawatan pada diagnose keperawatan. 1

Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan kerusakan jaringan


otot dan system saraf.

Intervensi

 Kaji tingkat rasa tidak nyaman sesuai dengan tingkatan nyeri.


 Beri posisi fowler atau posisi datar atau miring kesalah satu sisi.
 Ajarkan teknik releksasi seperti menarik nafas dalam, bimbing untuk
membayangkan sesuatu.Kaji tanda vital : tachicardi,hipertensi, pernafasan
cepat.
 Motivasi klien untuk mobilisasi didni setelah pembedahan bila sudah
diperbolehkan.
 Laksanakan pengobatan sesuai indikasi seperti analgesik intravena.
 Observasi efek analgetik (narkotik )
 Obervasi tanda vital : nadi ,tensi,pernafasan.

Intervensi keperawatan pada diagnose keperawatan 2

gangguan eleminasi miksi (retensi urine ) berhubungan dengantrauma


mekanis, manipulasipembedahan, oedema jaringan setempat,
hemaloma, kelemahan sensori dan kelumpuhan saraf.

Intervensi

 Catat poal miksi dan minitor pengeluaran urine


 Lakukan palpasi pada kandung kemih , observasi adanya ketidaknyamanan
dan rasa nyeri.
 Lakukan tindakan agar klien dapat miksi dengan pemberian air hangat,
mengatur posisi, mengalirkan air keran.
 Jika memakai kateter, perhatikan apakah posisi selang kateter dalam
keadaan baik, monitor intake autput, bersihkan daerah pemasangan kateter
satu kali dalamsehari, periksa keadaan selang kateter (kekakuan,tertekuk )
 Perhatikan kateter urine : warna, kejernihan dan bau.
 Kolaborasi dalam pemberian dalam pemberian cairan perperental dan obat
obat untuk melancarkan urine.
 Ukur dan catat urine yang keluar dan volume residual urine 750 cc perlu
pemasangan kateter tetap sampai tonus otot kandung kemih kuat kembali.

Intervensi keperawatan pada diagnose keperawatan 3


Kurangnya pengetahuan tentang perawatan luka operasi, tanda-tanda
komplikasi, batasan aktivitas, dan perawatan selanjutnya berhubungan
dengan terbatasnya imformasi.

Intervensi

 Jelaskan bahwa tindakan seksio sesarea mempunyi kontraindikasi yang


sedikit tapi membutuhkan waktu yang lama untuk pulih, mengguanakan
anatesi yang banyak dan memberikan rasa nyeri yang sangat setelah
operasi.
 Jelaskan dan ajarkan cara perawatan luka bekas operasi yang tepat
 Motivasi klien melakukan aktivitas sesuai kemampuan.
 Jelaskan aktivitas yang tidak boleh dilakukan.

Pelaksanaan / Implementasi

Pelaksanaan adalah perwujudan ari rencana tindakan yang telah


ditentukan dengan maksud agar kebutuhan klien terpenuhi secara
optimal. Tindakan keperawatanini dapat dilaksanakan oleh klien
sendiri, oleh perawat secara mandiri maupun bekerjasama engan tim
kesehatan lainnya. (Depkes RI 1991 ; 28 )

Evaluasi
Evaluasi adalah proses penilaian pencapaian tujuan, sedang tujuan
evaluasi itu sendiri adalah menentukan kemampuan klien dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan menilai keberhasilan dari
rencana keperawatan atau asuhan keperawatan ( Depkes RI 1991 ; 31 )

Adapun evaluasi yang di harapkan pada klien dengan Post Seksio


Sesarea adalah sebagai berikut :

 Rasa nyaman klien terpenuhi


 Pola eliminasi miksi dan defekasi kembali normal
 Klien menunjukkan respon adaptif
 Pengetahuan klien mengenai keadaan dirinya bertambah
 Pola nafas klien kembali efektif
 Tidak terjadi komplikasi ; perdarahan atau infeksi..

Daftar Pustaka

 Bagian Obstetri & ginekologi FK.Unpad,1993. Obstetri Fisiologi.Eleman


Bandung
 Carpenito,Lynda Juall, 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi
8.EGC. Jakarta .2001. Diktat Kuliah Ilmu Keperawatan Maternitas TA:
2000/2001 PSIK.FK. Unair,Surabaya.
 Hanifa,W.et all. 1989. Ilmu Bedah Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka S.P.
Jakarta 2000. Pedoman Diagnosa & Terapi, Lab. SMF Ilmu Kebidanan &
Penyakit Kandungan RSUD Dr. Soetomo. Surabaya
 Saifudin,Abdul Bari dkk, 2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal.Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo & JNKKR-POGI, Jakarta.
 Mauren Boyle,Micheal,J.,Kreo.Kedaruratan dalam Persalinan.
2008.Jakarta: EGC, 111-28.
 Varney, H., Kriebs, M., Jan., Gegor, L., Carolyn. Buku Ajar Asuhan
 Kebidanan ed.4. vol 2. 2008. Jakarta: EGC, 814-20
 Mufdillah.2009.Antenatal care focused.Yogyakarta:Nuha Medika
 Manuaba,I.B.G,2008.Gawat darurat obstetri Ginekologi dan Obstetri
Ginekologi sosial untuk profesi bidan.Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai