Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

IBU HAMIL LETAK JANIN SUNGSANG

Ditujukan untuk memenuhi tugas Keperawatan Maternitas

DOSEN PEMBIMBING

Ns. Rudi Karmi, M.Kep

Disusun oleh:

Kelompok 1

Neng ayu paraswati azhar (E.0105.18.024)


PRODI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR


CIMAHI

2021/2022

LAPORAN PENDAHULUAN

1. PENGERTIAN

Letak sungsang adalah letak memanjang dengan bokong sebagai bagian terendah
(resentasi). Presentasi bokong adalah janin letak memanjang dengan bagian
terendanya bokong, kaki atau kombinasi keduannya. Persalinan pada bayi dengan
presentasi bokong (sungsang) dimana bayi letaknya sesuai dengan badan ibu, kepala
berada pada fundus uteri sedangkan bokong merupakan bagian terbawah (di daerah
pintu atas paggul/simpisis)
(Sarwono,2010).
Letak sungsang adalah keadaan dimana janin terletak memanjang (membujur)
dengan kepala berada di fundus dan bokong di bawah kavum
uteri (Amru, 2011).

Klasifikasi letak sungsang

Menurut Sarwono (2010) dibagi menjadi antara lain:

1) Letak bokong murni

Presentasi bokong murni dalam bahasa inggris “Frank


breech”.bokong saja yang menjadi bagian depan sedangkan tungkai
lurus keatas.
2) Letak bokong kaki

Presentasi bokong kaki disamping bokong teraba kaki dalam bahasa


inggris “complete breech” disebut letak bokong sempurna kalau
disamping bokong teraba kedua kaki atau satukaki saja.
3) Letak lutut (presentasi lutut)

4) Letak kaki (presentasi kaki)

Kedua kaki ini dalam bahasa inggris disebut “incomplete breech”


tergantung pada terabanya kedua kaki atau lutut disebut letak kaki
atau lutut sempurna dan letak kaki atau lutut tidak sempurna. Dari
letak-letak ini bokong paling sering dijumpai. Punggung biasanya
terdapat kiri depan. Frekuensi letak lebih tinggi pada kehamilan muda
dibandingkan dengan kehamilan aterm dan lebih banyak
pada multigravida dari pada primigravida.

2. ETIOLOGI

Menurut Sarwono (2010) adapun faktor-faktor penyebab letak sungsang antara lain:
1) Sudut ibu
(a) Keadaan rahim (rahim arkuatus, septum pada rahim, uterus dupleks,
mioma bersama kehamilan).
(b) Keadaan jalan lahir (kesempitan panggul, deformitas tulang panggul,
terdapat tumor menghalangi jalan lahir dan perputaran ke posisi kepala).
(c) Keadaan plasenta (plasenta letak rendah )
2) Sudut janin
(a) Tali pusat pendek atau lilitan tali pusat.
(b) Hidrosefalus atau anensefalus.
(c) Kehamilan kembar.
(d) Hidramnion atau oligohidramnion.
(e) Prematuritas.

3. PATOFISIOLOGI
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin
terhadap ruangan dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32
minggu, jumlah air ketuban relatif lebih banyak, sehingga memungkinkan
janin bergerak dengan leluasa. Dengan demikian janin dapat menempatkan
diri dalam presentasi kepala, letak sungsang atau letak lintang.6
Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan
jumlah air ketuban relatif berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai
terlipat lebih besar daripada kepala, maka bokong dipaksa untuk menempati
ruang yang lebih luas di fundus uteri, sedangkan kepala berada ruangan yang
lebih kecil di segmen bawah uterus.
Dengan demikian dapat dimengerti mengapa pada kehamilan belum
cukup bulan, frekuensi letak sungsang lebih tinggi, sedangkan pada
kehamilan cukup bulan, janin sebagian besar ditemukan dalam presentasi
kepala.6 Sayangnya, beberapa fetus tidak seperti itu. Sebagian dari mereka
berada dalam posisi sungsang. Dikenal beberapa jenis letak sungsang,
yakni:1,2,3,4,5,6
1. Presentasi bokong (frank breech) (50-70%). Pada presentasi bokong
akibat ekstensi kedua sendi lutut, kedua kaki terangkat ke atas sehingga
ujungnya terdapat setinggi bahu atau kepala janin. Dengan demikian pada
pemeriksaan dalam hanya dapat diraba bokong.
2. Presentasi bokong kaki sempurna ( complete breech ) ( 5-10%). Pada
presentasi bokong kaki sempurna disamping bokong dapat diraba kaki.
3. Presentasi bokong kaki tidak sempurna dan presentasi kaki ( incomplete
or footling ) ( 10-30%). Pada presentasi bokong kaki tidak sempurna
hanya terdapat satu kaki di samping bokong, sedangkan kaki yang lain
terangkat ke atas. Pada presentasi kaki bagian paling rendah adalah satu
atau dua kaki.

Phatway

Letak sungsang

Pergerakan janin lebih Konsentarsi oksitosin


banyak di abdomen bagian Kelainan letak
bawah

Psikologis
Kontraksi
Kepala janin
menekan
diafragma
Ansietas
Janin Terdorong

Nyeri
Kandung kemih
tertekan

Sering atau tidak


gangguan
BAK
eliminasi BAK
4. MANIFESTASI KINIS

1. Pergerakan anak terasa oleh ibu dibagian perut bawah dibawah pusat dan ibu
sering merasa benda keras (kepala) mendesak tulang iga.
2. Pada palpasi teraba bagian keras, bundar dan melenting pada fundus uteri.
3. Punggung anak dapat teraba pada salat satu sisi perut dan bagian-bagian kecil
pada pihak yang berlawanan. Diatas sympisis teraba bagian yang kurang budar
dan lunak.
4. Bunyi jantung janin terdengar pada punggung anak setinggi pusat.

5. PENATALAKSANAAN

1. Sewaktu Hamil
Yang terpenting ialah usaha untuk memperbaiki letak sebelum persalinan
terjadi dengan versi luar. Tehnik :
a. Sebagai persiapan :
1) Kandung kencing harus dikosongkan
2) Pasien ditidurkan terlentang
3) Bunyi jantung anak diperiksa dahulu
4) Kaki dibengkokan pada lutu dan pangkal paha supaya dinding perut
kendor.
b. Mobilisasi : bokong dibebaskan dahulu
c. Sentralisasi : kepala dan bokong anak dipegang dan didekatkan satusama
lain sehingga badan anak membulat dengan demikian anak mudah diputar.
d. Versi : anak diputar sehingga kepala anak terdapat dibawah. Arah
pemutaran hendaknya kearah yang lebih mudah yang paling sedikit
tekanannya. Kalau ada pilihan putar kearah perut anak supaya tidak terjadi
defleksi. Setelah versi berhasil bunyi jantung anak diperiksa lagi dan kalau
tetap buruk anak diputar lagi ketempat semula.
e. Setelah berhasil pasang gurita, observasai tensi, DJJ, serta keluhan.
2. Pimpinan Persalinan
a. Cara berbaring :
 Litotomi sewaktu inpartu
 Trendelenburg
b. Melahirkan bokong :
 Mengawasi sampai lahir spontan
 Mengait dengan jari
 Mengaik dengan pengait bokong
 Mengait dengan tali sebesar kelingking.
c. Ekstraksi kaki
Ekstraksi pada kaki lebih mudah. Pada letak bokong janin dapat dilahirkan
dengan cara vaginal atau abdominal (seksio sesarea)
3. Cara Melahirkan Pervaginam
Terdiri dari partus spontan ( pada letak sungsang janin dapat lahir secara
spontan seluruhnya) dan manual aid (manual hilfe)
Waktu memimpin partus dengan letak sungsang harus diingat bahwa ada 2 fase
:
a. Fase I : fase menunggu
Sebelum bokong lahir seluruhnya, kita hanya melakukan observasi. Bila
tangan tidak menjungkit ka atas (nuchee arm), persalinan akan mudah.
Sebaiknya jangan dilakukan ekspresi kristeller,karena halini akan
memudahkan terjadinya nuchee arm
b. Fase II : fase untuk bertindak cepat.
Bila badan janin sudah lahir sampai pusat, tali pusat akan tertekan antara
kepala dan panggul, maka janin harus lahir dalam waktu 8 menit.Untuk
mempercepatnya lahirnya janin dapat dilakukan manual aid.

6. KOMPLIKASI

Pada letak sungsang yang persisten, meningkatnya komplikasi berikut seperti


1. Morbiditas dan mortalitas perinatal dari persalinan yang sulit.
2. Berat badan lahir yang rendah pada persalinan preterm, hambatan
pertumbuhan, atau keduanya.
3. Prolaps tali pusat.
4. Plasenta previa.
5. Kelainan fetus, neonatus, dan bayi.
6. Anomali uterus dan tumor.
7. Multipel fetus
8. Intervensi operatif, khususnya seksio sesarea.

7. PENGKAJIAN

1) Identitas:
Pendidikan:
Pendidikan rendah atau merem huruf akan mempersulit dalam penerimaan
informasi.

2) Keluhan
Pergerakan janin terasa dibagian perut bawah, di bawah pusat dan ibu sering
merasa benda keras ( kepala) mendesak tulang iga.
3) Riwayat menstruasi
HPHT untuk menentukan perkiraan persalinan dan umur kehamilan.
4) Riwayat kehamilan yang lalu
Riwayat kehamilan premature, multi para, riwayat kelainan letak sungsang,
hydramnion, placenta previa, panggul sempit beresiko untuk terjadi kelainan
letak sungsang.
5) Riwayat kesehatan
Penyakit yang pernah diderita ibu apakah ibu menderita DM, HT,
Jantung,asma,ginjal, dan apakah ada penyakit keturunan seperti DM, HT, dan
jantung.
6) Riwayat kehamilan sekarang
Letak sungsang bisa terjadi pada kehamilan primi atau multigravida terutama
pada multigravida, ini karena pada multi gravida ruang rahim lebih luas sehingga
pergerakan janin lebih bebas. Letak sungsang terjadi pada usia kehamilan < 32
minggu karena pada usia kehamilan tersebut air ketuban masih banyak yang
memudahkan janin bergerak dan mudah terjadi leteak sungsang, tetapi masih
bisa kembali pada posisi letak kepala sampai usia kehamilan < 37 minggu. Pada
usia kehamilan 37 minggu atau lebih letak sungsang sudah tidak dapat kembali
ke posisi kepala. Tinggi fundus uteri pada kehamilan sungsang sesuai dengan
usia kehamilan.
7) Pemeriksaan fisik
a) Kepala:
- Rambut : warna, kebersihan, mudah rontok/tidak
- Muka: cloasma, jerawat, sianosis, berkeringat
- Mata: sclera, conjungtiva, anemi/tidak, kotoran /secret
- Telinga: kebersihan, gangguan pendengaran
- Hidung: kebersihan, pernafasan cuping hidung, polip
- Mulut: karies gigi, kebersihan mulut dan lidah, kelembaban bibir,
stomatitis, perdarahan gusi
b) Leher: pembesaran kelenjar limfe, tiroid, vena jugularis
c) Dada: retraksi dada, denyut jantung teratur, whezing
d) Payudara: bentuk simetris/tidak, hiperpigmentasi aerola, kondisi putting susu,
pengeluaran kolostrum terjadi kehamilan trimester tiga.
e) Abdomen
Pembesaran perutdan TFU sesuai umur kehamilan, striae gravidarum, luka
bekas operasi, linea nigra, mendengarkan DJJ terdengar diatas setinggi pusat
atau di atasnya, gerakan janin terasa di perut bagian bawah di bawah pusat,
melihat kontraksi, letak janin sungsang, ukuran panggul ibu mempengaruhi
proses persalinan, pada letak sungsang bokong lahir lebih dulu sehingga bisa
terjadi partus lama.
f) Vulva dan perineum
Keadaan vulva bersih atau kotor, pengeluaran pervaginam bila berupa cairan,
seperti air berarti ketuban sudah pecah, bila darah dan lender berarti
permulaan persalinan, bila ada varices resiko terjadi perdarahan, bila ada luka
resiko terjadi infeksi.
g) Anus: bila ada hemoroid resiko terjadi perdarahan
h) Ekstrimitas: melihat adanya oedem atau tidak, reflek patella, bila reflek patella
– resiko kelemahan waktu mengejan

8) Pemeriksaan Diagnostik

1) Anamnese: pergerakan anak teraba oleh ibu di dibagian perut bawah, di bawah pusat
dan ibu sering merasa benda keras ( kepala) mendesak tulang iga
2) Palpasi abdomen
Pada bagian fundus uteri teraba bagian bulat, keras dan melenting atau kepala
teraba di bagian atas. Pada bagian bawah rahim teraba bagian yang kurang bulat,
bulat dan tidak melenting atau bokong teraba pada daerah pelvis
3) Auskultasi
Auskultasi menunjukan DJJ terdengar keras di umbilikus atau di atasnya. Lokasinya
lebih tinggi atau pada punggung anak setinggi pusat.
4) Pemeriksaan vaginal teraba bokong dengan atau kaki serta walau ada mekoneum
masih normal
5) Pemeriksaan USG (Bobak, dkk, 2005)
6) Pemeriksaan X ray.

ANAISA DATA
Data Etiologi Masalah
1. Tanda mayor Letak sungsang Nyeri

DS :
Pergerakan janin lebih
1. Mengeluh nyeri banyak di abdomen
bagian bawah
DO :

1. Tampak meringis
Kepala janin menekan
2. Bersikap protektif (mis. diafragma
waspada, posisi
menghindar nyeri ) Nyeri
3. Gelisah

4. Frekuensi nadi
meningkat

5. Sulit tidur

Tanda minor :

DS : -

DO :

1. TD meningkat

2. pola napas berubah

3. nafsu makan berubah

4. proses berpikir
terganggu

5. Menarik diri

6. Berfokus pada diri


sendiri

7. Diaforesis
2. Tanda Mayor Konsentarsi oksitosin Gangguan eliminasi
urine
DS:
1) Desakan
Kontraksi
berkemih
(Urgensi)
2) Urin menetes
Janin Terdorong
(dribbling)
3) Sering buang Kandung kemih
tertekan
air kecil
4) Nokturia Sering atau tidak BAK
5) Mengompol
Gangguan eliminasi
6) Enuresis urine
DO:
1) Distensi
kandung kemih
2) Berkemih tidak
tuntas
(hesitancy)
3) Volume residu
urin meningkat
Tanda Minor
DS: -
DO: -
3. Tanda Mayor Letak sungsang Ansietas
DS :
1. Merasa bingung
2. Merasa khawatir Kelainan letak
dengan akibat dari
kondisi yang dihadapi
Psikologis
3. Sulit berkonsetrasi
DO :
1. Tampak gelisah
Ansietas
2. Tampak tegang
3. Sulit tidur

Tanda Minor
DS :
1. Mengeluh pusing
2. Anoreksia
3. Palpitasi
4. Merasa tidak berdaya
DO :
1. Frekuensi nafas
meningkat
2. Frekuensi nadi
meningkat
3. Tekanan darah
meningkat
4. Diaforesis
5. Tremor
6. Muka tampak pucat
7. Suara bergetar
8. Kontak mata buruk
Sering berkemih

Diagnosa keperawatan

1) Nyeri (akut) b.d penekanan kepala janin pada diafragma.


2) Gangguan eliminasi urine b.d kandung kemih tertekan
3) Ansietas b.d takut pada kondisi ibu dan janin

INTERVENSI

No Diagnosa Tujuaan Intervensi Rasional


1. Nyeri Mengidentifikasi dan Observasi Observasi
(akut) b.d mengelola 1. Untuk mengetahui
1. identikasi
penekanan pengalaman sensorik daerah nyeri,
lokasi nyeri,
kepala atau emosional yang kualitas, kapan
karakteristik,
janin pada berkaitan dengan nyeri dirasakan,
durasi,
diafragma. kerusakan jaringan faktor pencetus,
frekuensi,
atau fungsional berat ringannya
kualitas,
dengan onset nyeri yang
intensitas
mendadak atau dirasakan.
nyeri
lambat dan 2. Mengetahui
2. identifikasi
berintensitas ringan keadaan tidak
respons
hingga berat dan menyenangkan
nyeri non
kontsan. klien yang tidak
verbal
Kriteria hasil: sempat dan tidak
3. Monitor efek
1. Mampu bisa di gambarkan
samping
mengontrol oleh klien.
penggunaan
nyeri Pemberian analgetik
analgesik
2. Melaporkan bahwa untuk
Terapeutik
nyeri berkurang mengendalikan
1. berikan
dengan nyeri.
teknik
menggunakan
farmakologi Terapeutik
manajemen nyeri
s untuk 1. Meringankan
Mampu
mengurangi atau
mengendali nyeri
rasa nyeri mengurangi
3. Menyatakan rasa
(mis. terapi nyeri sampai
nyaman setelah
musi, terapi pada tingkat
nyeri berkurang
pijat, yang dapat
aromaterapi, diterima
kompres pasien.
hangat/dingi Edukasi
n, terapi 1. Untuk
bermain) mengetahui
bagaimana
Edukasi cara
mengurangi
1. Jelaskan
nyeri
penyebab,
tersebut.
periode, dan
2. Memposisika
pemicu nyeri
n pasien
2. Jelaskan
dengan
strategi
fowler/semi
meredakan
fowler untuk
nyeri
meredakan
Kolaborasi nyeri.

Kolaborasi Kolaborasi

pemberian Pemberian analgesik

analgesik memblok lintasan


nyeri sehingga nyeri
berkurang
2. Gangguan Mengidentifikasi dan Observasi Observasi
eliminasi mengelola gangguan 1. Identifikasi tanda 1. Menghindari
urine b.d pola eliminasi urine. dan gejala retensi inkontenensia
kandung Kriteria hasil: atau inkontinensia 2. Untuk
kemih 1. Memelihara urine mengurangi
tertekan control 2. Identifikasi faktor faktor dari
pengeluaran yang retensi atau
urin menyebabkan inkontinensia
2. Mampu untuk retensi atau urine.
mengeluarkan inkontinensia 3. Untuk
atau urine mengetahui
menghentikan 3. Monitor eliminasi keadaan urine
BAK urine (mis. pada pasien.
3. Urin bebas Frekuensi,
dari partikel konsistensi,
4. Pengeluaranuri aroma, volume, Terapeutik
n tanpa nyeri dan warna) 1. Untuk
Terapeutik menentukan
1. Ambil masalah
sampel urine
tengah Edukasi
(midstream) Memonitor
atau kultur. keseimbangan
Edukasi cairan
Ajarkan mengukur
asupan cairan dan
haluaran urine.

Observasi
Observasi
1. Mengetahui
3. Ansietas setelah dilakukan 1. Identifikasi saat tingkat ansietas
b.d takut tindakan keperawatan tingkat ansietas klien.
pada selama ... x 24 jam. berubah (mis.
kondisi ibu Ansietas menurun. Kondisi, waktu,
dan janin Kriteria Hasil : stressor)
1. Mampu 2. Monitor tanda 2. Mengetahui
mengidentifikasi ansietas (verbal ansietas klien.
dan dan non verbal)
mengungkapkan
gejala cemas Terapeutik Terapeutik
2. Mengidentifikasi,
mengungkapkan 1. Ciptakan suasana 1. Membantu
dan menunjukan terapeutik untuk merileksan
tekhnik untuk menumbuhkan perasaan klien
mengontrol cemas kepercayaan
3. Vital sign dalam 2. Temani pasien
batas normal untuk 2. Untuk mengurangi
4. Postur tubuh, mengurangi rasa ansietas pada
ekspresi wajah, kecemasan, jika klien.
bahasa tubuh dan memungkinkan
tingkat aktivitas 3. Pahami situasi 3. Untuk mengetahui
menunjukan yang membuat apa yang membuat
berkurangnya ansietas klien ansietas.
kecemasan. 4. Untuk membina
4. Gunakan rasa saling percaya
pendekatan yang terhadap klien dan
tenang dan perawat
meyakinkan
Edukasi
Edukasi
1. Dengan ditemani
1. Anjurkan keluarga dapat
keluarga untuk mengurangi
tetap bersama ansietas klien
pasien, jika perlu 2. Membantu
2. Latih teknik merilekskan klien.
relaksasi
DAFTAR PUSTAKA

Bagian Obstetri & ginekologi FK.Unpad,1993. Obstetri Fisiologi.Eleman Bandung

Carpenito,Lynda Juall, 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8.EGC. Jakarta .
2001. Diktat Kuliah Ilmu Keperawatan Maternitas TA: 2000/2001 PSIK.FK.
Unair,Surabaya.

Hanifa,W.et all. 1989. Ilmu Bedah Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka S.P. Jakarta 2000.
Pedoman Diagnosa & Terapi, Lab. SMF Ilmu Kebidanan & Penyakit
Kandungan RSUD Dr. Soetomo. Surabaya

Saifudin,Abdul Bari dkk, 2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal.Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo & JNKKR-POGI,
Jakarta.

PPNI.2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) Edisi I Cetakan III(Revisi).


Jakarta.

PPNI.2018.Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) Edisi Cetakan II. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai