POLI HIDRAMNION
DI RUANG VK RSD GUNUNG JATI
DISUSUN OLEH :
VRADA NURFAUZIAH MUBAROCH
17.059
AKADEMI KEPERAWATAN
YAYASAN PENDIDIKAN IMAM BONJOL
1. Definisi
Hidramnion merupakan keadaan dimana jumlah air ketuban lebih banyak dari normal
atau lebih dari dua liter.dimana normal air ketuban itu adalah 500-1500 ml. Menurut
Rustam Muchtar (1998)
4. Frekuensi
Yang sering kita jumpai adalah hidramnion yang ringan, dengan jumlah cairan 2- 3
liter. Yang berat dan akut jarang. Frekuensi hidramnion kronis adalah 0,5-1%. Insiden
dari kongenital anomali lebih sering kita dapati pada hidramnion yaitu sebesar 17,7-29%.
Hidramnion sering terjadi bersamaan dengan :
a. Gemelli atau hamil ganda (12,5%),
b. Hidrops foetalis
c. Diabetes mellitus
d. Toksemia gravidarum
e. Cacat janin terutama pada anencephalus dan atresia esophagei
f. Eritroblastosis foetalis
5. Etiologi
Mekanisme terjadi hidramnion hanya sedikit yang kita ketahui. Secara teori
hidramnion terjadi karena :
1. Produksi air ketuban bertambah; yang diduga menghasilkan air ketuban adalah epitel
amnion, tetapi air ketuban juga dapat bertambah karena cairan lain masuk kedalam
ruangan amnion, misalnya air kencing anak atau cairan otak pada anencephalus.
2. Pengaliran air ketuban terganggu; Air ketuban yang telah dibuat dialirkan dan diganti
dengan yang baru. Salah satu jalan pengaliran adalah ditelan oleh janin, diabsorbsi
oleh usus dan dialirkan ke placenta akhirnya masuk kedalam peredaran darah ibu.
Jalan ini kurang terbuka kalau anak tidak menelan seperti pada atresia esophogei,
anencephalus atau tumor-tumor placenta. Pada anencephalus dan spina bifida diduga
bahwa hidramnion terjadi karena transudasi cairan dari selaput otak dan selaput sum-
sum tulang belakang. Selain itu, anak anencephal tidak menelan dan pertukaran air
terganggu karena pusatnya kurang sempurna hingga anak ini kencing berlebihan.
Pada atresia oesophagei hidramnion terjadi karena anak tidak menelan. Pada
gemelli mungkin disebabkan karena salah satu janin pada kehamilan satu telur
jantungnya lebih kuat dan oleh karena itu juga menghasilkan banyak air kencing.
Mungkin juga karena luasnya amnion lebih besar pada kehamilan kembar. Pada
hidramnion sering ditemukan placenta besar.
Menurut dr. Hendra Gunawan Wijanarko, Sp.OG dari RSIA Hermina Pasteur,
Bandung (2007) menjelaskan bahwa hidromnion terjadi karena:
a. Prduksi air jernih berlebih
b. Ada kelainan pada janin yang menyebabkan cairan ketuban menumpuk, yaitu
hidrocefalus, atresia saluran cerna, kelainan ginjal dan saluran kencing
kongenital
c. Ada sumbatan / penyempitan pada janin sehingga dia tidak bisa menelan air
ketuban. Alhasil volume ketuban meningkat drastic
d. Kehamilan kembar, karena adanya dua janin yang menghasilkan air seni
e. Ada proses infeksi
f. Ada hambatan pertumbuhan atau kecacatan yang menyangkut sistem syaraf pusat
sehingga fungsi gerakan menelan mengalami kelumpuhan
g. Ibu hamil mengalami diabetes yang tidak terkontrol
h. Ketidak cocokan / inkompatibilitas rhesus
3. Polihidramnion sering terkait dengan kelainan janin :
a. Anensepali
b. Spina bifida
c. Atresia oesophaguis
d. Omphalocele
e. Hipoplasia pulmonal
f. Hidrop fetalis
g. Kembar monosigotik (hemangioma)
4. Polihidramnion sering berkaitan dengan kelainan ibu:
a. Diabetes Melitus
b. Penyakit jantung
c. Preeklampsia
Perkembangan polihidramnion berlangsung secara gradual dan umumnya terjadi pada
trimesteri III
6. Pathway
Cairan amnion
Hidramnion
Kurang pengetahuan
7. Penatalaksanaan
Dilakukan pemeriksaan ultrasonografi secara teliti antara lain untuk melihat penyebab
dari keadaan tersebut. Dilakukan pemeriksaan OGTT untuk menyingkirkan kemungkinan
diabetes gestasional. Bila etiologi tidak jelas, pemberian indomethacin dapat memberi
manfaat bagi 50% kasus Pemeriksaan USG janin dilihat secara seksama untuk melihat
adanya kelainan ginjal janin
Meskipun sangat jarang, kehamilan monokorionik yang mengalami komplikasi
sindroma twin tranfusin , terjadi polihidramnion pada kantung resipien dan harus
dilakukan amniosentesis berulang untuk mempertahankan kehamilan.
8. Patogenesis
Pada awal kehamilan, rongga amnion terisi oleh cairan yang komposisinya sangat
mirip dengan cairan ektrasel. Selama paruh pertama kehamilan, pemindahan air dan
molekul kecil lainnya berlangsung tidak saja melalui amnion, tapi juga menembus kulit
janin. Selama trimester kedua, janin mulai berkemih, menelan dan menghirup cairan
amnion. Hampir pasti proses ini secara bermakna mengatur pengendalian volume cairan
amnion.karena dalam keadaan normal janin menelan cairan amnion, diperkirakan
bahwamekanisme ini adalah salah satu cara pengaturan volume cairan amnion. Teori ini
dibenarkandengan kenyataan bahwa hidramnion hampir selalu terjadi bila janin tidak
dapat menelan, seperti pada kasus atresia esofagus. Proses menelan ini jelas bukan satu-
satunya mekanisme untuk mencegah hidramnion.
Pritchard dan Abramovich mengukur hal ini dan menemukan bahwa pada beberapa
kasus hidramnion berat, janin menelan air ketuban dalam jumlah yang cukup
banyak.Pada kasus anesefalus dan spina bifida, faktor etiologinya mungkin adalah
meningkatnya transudasi cairan dari meningen yang terpajan ke dalam rongga amnion.
Penjelasan lain yang mungkin pasca anensefalus, apabila tidak terjadi gangguan menelan,
adalah peningkatan berkemih akibat stimulasi pusat-pusat di serebrospinal yang tidak
terlindung atau berkurangnya efek antidiuretik akibat gangguan sekresi arginin
vasopressin. Hal sebaliknya telah jelasdibuktikan bahwa kelainan janin yang
menyebabkan anuria hampir selalu menyebabkanoligohidramnion.
Pada hidramnion yang terjadi pada kehamilan kembar monozigot, diajukan
hipotesis bahwa salah satu janin merampas sebagian besar sirkulasi bersama dan
mengalami hipertropi jantung, yang pada gilirannya menyebabkan peningkatan luaran
urin pada masa neonates dini,yang mengisyaratkan bahwa hidramnion disebabkan oleh
meningkatnya produksi urin janin.Hidramnion yang sering terjadi pada diabetes ibu
selama trimester ketiga masih belumdapat diterangkan.
Salah satu penjelasannya adalah bahwa hiperglikemia janin yangmenimbulkan
diuresis osmotik. Bar Hava dan kawan kawan (1994) membuktikan bahwa volumeair
ketuban trimester ketiga pada 399 diabetes gestasional mencerminkan status
glikemik terakhir. Yasuhi dan kawan kawan (1994) melaporkan peningkatan produksi
urin janin padawanita diabetik yang puasa dibandingkan dengan kontrol nondiabetik.
Yang menarik, produksiurin janin meningkat pada wanita nondiabetik setelah makan,
tetapi hal ini tidak dijumpai padawanita diabetes.
9. Predisposisi
Faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya hidromnion, antara lain:
1. Penyakit jantung
2. Nefritis
3. Edema umum (anasarka)
4. Anomali kongenintal (pada anak), seperti anensefali, spina bifida, atresia atau striktur
esofagus, hidrosefalus, dan struma bloking oesaphagus.
Dalam hal ini terjadi karena :
a. Tidak ada stimulasi dari anak dan spina
b. Exscressive urinary secration
c. Tidak berfungsinya pusat menelan dan haus
d. Transudasi pusat langsung dari cairan meningeal keamnion
e. Simpul tali pusat
f. Diabetes mellitus
g. Gemelli uniovulair
h. Mal nutrisi
i. Penyakit kelenjar hipofisis
j. Pada hidromnion biasanya placenta lebih besar dan terasa lebih berat dari biasa
karena itu transudasi menjasdi lebih banyak dan timbul hidromnion
10. Diagnosis
1) Anamnesis
a. Perut lebih besar dan terasa lebih berat dari biasa
b. Pada yang ringan keluhan-keluhan subyektif tidak banyak
c. Pada yang akut dan pada pembesaran uterus yang cepat maka terdapat keluhan-
keluhan yang disebabkan karena tekanan pada organ terutama pada diafragma,
seperti sesak (dispnoe), nyeri ulu hati, dan diagnosis
d. Nyeri perut karena tegangnya uterus, mual dan muntah
e. Edema pada tungkai, vulva, dinding perut
f. Pada proses akut dan perut besar sekali, bisa syok, bereringat dingin dan sesak
2) Inspeksi
a. Kelihatan perut sangat buncit dan tegang, kulit perut berkilat, retak-retak, kulit
jelas dan kadang-kadang umbilikus mendatar
b. Jika akut si ibu terlihat sesak (dispnoe) dan sionasis, serta terlihat payah
membawa kandungannya
3) Palpasi
a. Perut tegang dan nyeri tekan serta terjadi oedema pada dinding perut valva dan
tungkai
b. Fundus uteri lebih tinggi dari tuanya kehamilan sesungguhnya
c. Bagian-bagian janin sukar dikenali karena banyaknya cairan
d. Kalau pada letak kepala, kepala janin bisa diraba, maka ballotement jelas sekali
e. Karena bebasnya janin bergerak dan kepala tidak terfiksir, maka dapat terjadi
kesalahan-kesalahan letak janin
4) Auskultasi
Denyut jantung janin tidak terdengar atau jika terdengar sangat halus sekali
5) Rontgen foto abdomen
a. Nampak bayangan terselubung kabur karena banyaknya cairan, kadang-kadang
banyak janin tidak jelas
b. Foto rontgen pada hidromnion berguna untuk diagnosa dan untuk menentukan
etiologi, seperti anomali kongenital (anensefali atau gemelli)
6) Pemeriksaan dalam
Selaput ketuban teraba dan menonjol walaupun diluar his
7) Pemeriksaan penunjang
· Foto rontgen (bahaya radiasi)
· Ultrasonografi
Banyak ahli mendefinisikan hidramnion bila index cairan amnion (ICA) melebihi 24-
25 cm pada pemeriksaan USG. Dari pemeriksaan USG, hidramnion terbagi menjadi :
1) Mild hydramnion (hidramnion ringan), bila kantung amnion mencapai 8-11 cm dalam
dimensi vertikal. Insiden sebesar 80% dari semua kasus yang terjadi.
2) Moderate hydramnion (hidramnion sedang), bila kantung amnion mencapai 12-15 cm
dalamnya. Insiden sebesar 15%.
3) Severe hydramnion (hidramnion berat), bila janin ditemukan berenang dengan bebas
dalam kantung amnion yang mencapai 16 cm atau lebih besar. Insiden sebesar 5%.
Weeks gestation Fetus (gr) Placenta Amnionic fluid Fluid (%)
(gr) (ml)
16 100 100 200 50
28 1000 200 1000 45
36 2500 400 900 24
40 3300 500 800 17
Alur Rujukan : Rujukan berasal dari bidan ke Rumah sakit yang mempunyai kapasitas
memadai.
Tindakan Selama Rujukan :
1. Memberikan pengertian kepada ibu bahwa kehamilan ini harus dirujuk ke Rumah Sakit
karena bidan tidak mempunyai kapasitas untuk menganganinya.
2. Apabila ibu tidak bersedia dirujuk maka akan terjadi kemungkinan yang tidak diharapkan
baik bagi ibu maupun janin. Seperti : bayi lahir premature, tali pusat menumbung, syok,
dll.
3. Mendampingi ibu dan keluarga selama di perjalanan.
4. Memberikan semangat kepada ibu bahwa kehamilan ini akan tertangani dengan baik oleh
tenaga kesehatan di tempat rujukan. Ibu agar tetap berdoa dan berusaha berpikir positif.
Diagnosa banding
Bila seorang ibu datang dengan perut yang lebih besar dari kehamilan yang seharusnya,
kemunginan:
1) Hidramnion
2) Gemelli
3) Asites
4) Kista ovarri
5) Kehamilan beserta tumor
6) kehamilan kembar
7) mola hidatidosa
8) kandung kemih yang penuh
11. Prognosis
Pada janin, prognosanya agak buruk (mortalitas kurang lebih 50%) terutama karena :
a. Kongenital anomaly
b. Prematuritas
c. Komplikasi karena kesalahan letak anak, yaitu pada letak lintang atau tali pusat
menumbung
d. Eritroblastosis
e. Diabetes mellitus
f. Solutio placenta jika ketuban pecah tiba-tiba
Pada ibu:
1. Solutio placenta
2. Atonia uteri
3. Perdarahan post partum
4. Retentio placenta
5. Syok
6. Kesalahan-kesalahan letak janin menyebabkan partus jadi lama dan sukar
Cara melakukan amniosentesis adalah dengan memasukkan sebuah kateter plastik
yangmenutupi secara erat sebuah jarum ukuran 18 melalui dinding abdomen yang telah
dianestesilokal ke dalam kantung amnion. Jarum ditarik dan set infus intravena
disambungkan ke kateter.Ujung selang yang berlawanan diturunkan ke dalam sebuah silinder
berskala yang diletakkansetinggi lantai dan kecepatan aliran air ketuban dikendalikan dengan
klem putar sehinggadikeluarkan sekitar 500 ml/jam.
Setelah sekitar 1500-2000 ml dikeluarkan, ukuran uterus biasanya cukup berkurang
sehingga kateter dapat dikeluarkan. Dengan menggunakan teknik aseptik ketat, tindakan ini
dapat diulang sesuai kebutuhan agar wanita yang bersangkutan merasanyaman. Elliott dan
kawan-kawan (1994) menggunakan penghisap di dinding dan mengeluarkan1000 ml dalam
20 menit (50 ml/menit).
Hidramnion, yang didefinisikan sebagai minimal 1 kantung cairan ukuran 8 cm,
membaik pada semua kasus. Tidak terjadi efek samping serius dan hasil semua kasus baik.
Kirshon dankawan-kawan (1990) mengobati 8 wanita (3 kembar) dengan hidramnion dari
minggu ke 21sampai ke 35. Pada seluruh wanita ini, dilakukan 2 amniosintesis terapeutik
sebelum indometasindiberikan. Dari 11 janin, 3 kasus lahir mati berkaitan dengan sindrom
transfusi antar kembar dansatu neonates meninggal pada usia 3 bulan, 7 bayi sisanya normal.
Langkah I : PENGKAJIAN
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari
semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk memperoleh data dilakukan
dengan cara anamnesa, pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-
tanda vital, pemeriksaan khusus dan pemeriksaan penunjang.
Bila klien mengalami komplikasi yang perlu dikonsultasikan kepada dokter dalam
penatalaksanaan, bidan perlu melakukan konsultasi dan kolaborasi dengan dokter. Tahap ini
merupakan langkah awal yang akan menentukan langkah berikutnya, sehingga kelengkapan
data sesuai dengan kasus yang dihadapi yang akan menentukan proses interpretasi yang benar
atau tidak dalam tahap selanjutnya. Sehingga dalam pendekatan ini harus komprehensif
meliputi data subjektif, objektif dan hasil pemeriksaan sehingga dapat menggambarkan
kondisi pasien yang sebenarnya dan valid. Bidan harus mengkaji ulang data yang sudah
dikumpulkan untuk menilai ketepatan, kelengkapan dan keakuratan.
Data-data yang dikumpulkan
1. Data subjektif
a. Biodata atau identitas klien dan suami
Nama ibu/ suami : membedakan antara pasien satu dengan yang lain
Umur ibu/ suami : mengetahui faktor resiko
Kebangsaan : memudahkan dalam berkomunikasi
Agama : memudahkan penanganan sesuai dengan kepercayaan pasien dan dapat
memberi penyuluhan yang tidak bertentangan dengan agama pasien
Pekerjaan : mengetahi status ekonomi dan aktivitas pasien
Pendidikan : mengetahui tingkat pengetahuan ibu sehingga bisa meyesuaikan
dalam pemberian penyuluhan
Alamat kantor : mengetahui dimana pasien bekerja
Alamat rumah : mengetahui apakah rumah ibu jauh dari tempat pelayanan
kesehatan atau tidak sehingga apabila terjadi sesuatu pada ibu, ibu bisa langsung
mendapatkan pelayanan segera.
Nomor telepon : memudahkan menghubungi ibu.
b. Keluhan utama
Merupakan alasan utama pasien masuk atau datang ketempat pelayanan
kesehatan dan apa-apa saja yang dirasakan pasien. dalam kasus polihidramnion ini
keluhan utama yang mungkin ditemui: Ibu mengatakan :
perutnya lebih berat dan lebih besar dari biasanya
mengeluh sesak nafas
mual muntah
nyeri pada ulu hati dan perut karena tegangnya uterus
c. Riwayat kesehatan
Lalu : mengetahui kemungkinan pasien ada menderita penyakit
jantung, hipertensi, diabetes melitus, hepatitis dan TBC.
Sekarang : mengetahui kemungkinan ibu sedang menderita penyakit jantung,
hipertensi, diabetes melitus, hepatitis, TBC.
Yang harus diperhatikan yaitu penyakit jantng dan diabetes melitus karena
polihidramnion sering berkaitan degan keduanya.
Jantung
Berhubungan dengan sirkulasi darah, jika sirkulasi ibu terganggu maka sirkulasi janin
juga akan terganggu.hipotesis mentakan bahwa janin merampas sebagian besar sirkulasi
ibu sehingga megamlami hipertropi sehingga menigkatkan pengeluaran urin pada masa
neonatus dini yang mengisyaratkan bahwa hidramnion terjadi karena peningkatan
produksi urin.
DM
Hidramnion yang sering terjadi pada diabetes ibu selama trimester ketiga masih
belum dapat diterangkan. Salah satu penjelasannya adalah bahwa hiperglikemia janin
yangmenimbulkan diuresis osmotik. Bar Hava dan kawan kawan (1994) membuktikan
bahwa volume air ketuban trimester ketiga pada 399 diabetes gestasional mencerminkan
status glikemik terakhir. Yasuhi dan kawan kawan (1994) melaporkan peningkatan
produksi urin janin pada wanita diabetik yang puasa dibandingkan dengan kontrol
nondiabetik. Yang menarik, produks iurin janin meningkat pada wanita nondiabetik
setelah makan, tetapi hal ini tidak dijumpai padawanita diabetes.
Keluarga : mengetahui kemungkinan dalam anggota keluarga ada yang menderita
penyakit menular, menahun dan keturunan, riwayat kehamilan kembar.
Riwayat menstruasi
Mengetahui tingkat kesuburan ibu
Menarche : mengetahui kapan ibu haid pertama kali
Siklus : mengetahui keteraturan haid
Lama : merupakan dalah satu indikator tingkat kesuburan ibu
Banyak nya : berapa kali ibu mengganti duc dalam satu hari
Dismenore : mengetahui apakah ibu mengalami kesulitan selama hamil
khususnya rasa nyeri pada saat datangnya haid.
HPHT : mengetahui kapan ibu mulai hamil dan menentukan usia
kehamilan ibu.
TP : mengetahui tafsiran persalinan sehingga sebelum hari- H
datang, ibu dan suami serta keluarga telah mempersiapkan segala kebutuhan
ibu dan bayi.
Riwayat kehamilan, persalinan , nifas yang lalu.
Kehamilan, mengetahui apakah ibu ada mengalami mual dan muntah, tidak nyaman
diperu dan djj sulit ditentukan, berapa kali ibu melakukan pemeriksaan ANC, serta
mengetahui apakah ibu ada mendapatkan imunisasi TT.
Persalinan, mengetahui tempat persalinan, penolong persalinan, jenis persalinan,dan
penyulit dalam persalinan.
Anak, mengetahui jenis kelamin,berat badan anak.
Nifas , mengetahui bagaimana prses laktasi dan apakah ada penyulit selama proses
menyusui, involusi uterus serta lochea.
Riwayat kehamilan sekarang
Kemungkinan klien merasa mual, muntah
Sesak nafas dan tdak nyaman diperut
Gangguan pencernaan
Oedema
Nyeri abdomen
Ukuran uterus tidak sesuai dengan usia kehamilan (megindikasikan trjadinya
polihidramnion)
Riwayat Kontrasepsi
Mengetahui apa jenis kontrasepsi yang digunakan ibu, berapa lamanya, apa
masalahnya, atau efek samping yang dirasakan ibu, serta apa alasan ibu untuk berhenti
memakai kontrasepsi.
Data psikososial dan spiritual
Mengetahui bagaimana hubungan ibu dan suami keluarga serta tetangga, apakah
lingkungan ibu mendukung kehamilannya karena ini sangat berpengaruh terhadap mental ibu
menjalani kehamilaannya. Mengetahui bagaimana kebiasaan berobat klien, apakah ke nakes
atau non nakes, serta bagaimana hubungan ibu dengan Allah SWT, apakah ibu ada sholat
atau tidak.
Pengetahuan klien tentang penyakit yang dideritanya
Mengetahui seberapa jauh ibu memahami dan mengetahui tentang penyakit yang
dideritanya(polihidramnion), tanda dan gejala, serta cara mengatasinya.
Pemenuhan kebutuhan sehari-hari
1) Nutrisi
Makan : mengetahui apa saja jenis, porsi,frekwensi,pantangan dan masalah
dalam pemenuhan makan ibu sehingga kita bsa menilai bagaimana status nutrisi
ibu.
Minum: mengetahui jenis, frekuensi, jumlah dan malasalh dalam pemenuhan
kebutuhan cairan sehingga kita bisa menilai bagaimana kondisi cairan dan
elektrolit ibu aoakah tepenuhi atau tidak.
2) Eliminasi
BAB: mengetahui frekuensi,konsistensi,warna, bau dan masalah pada BAB ibu
sehingga bidan bisa melakukan intervensi yang tepat
BAK: mengetahui frekwuensi, jumlah, bau dan masalah dalam buang air kecil.
Apabila ada masalah bisa dilakukan skrining lebih awal.
3) Istirahat
Mengetahui berapa jam ibu tidur siang dan malam,gangguan tidur serta masalah
sehingga bidan bisa mengeathui bagaimana pola pemenuhan istirahat
pasien : kemungkinan ditemukan: pasien mengalami gangguan tidur dan
masalah tidak nyaman
4) Personal hygiene
Mengetahui berapa kali ibu mandi sehari, keramas, menggosok gigi,ganti
pakaian ibu serta masalh.
5) Aktifitas
Mengetahui denagn adanya olihidramnion ini apakah ibu masih dapat melaukan
aktifitas seperti biasa atau tidak.
2. DATA OBJEKTIF
Data dikumpulkan melalui pemeriksaan umum dan pemeriksaan khusus.
a. Pemeriksaan umum
Secara teoritis mungkin ditemukan dalam keadaan baik.
Keadaan umum : mengetahui apakah ibu bisa bekerja sama dengan tenaga
kesehatan atau tidak.
TTV(TD,N,P,S) : mengetahui keadaan ibu dalam batas normal atau tidak
TB, BB, LILA : mengetahui kebutuhan gizi ibu
b. Pemeriksaan khusus
Pemeriksaan yang dilakukan secara head to too.
Inspeksi (periksa pandang)
Yang dinilai adalah bentuk tubuh normal.
Kepala, apakah ada massa atau tidak,bagaimana kebersihannya,warna
rambut, distribusi rambut.
Muka, simetris atau tidak, apakah ada closmagravidarum,warna serta oedema.
Mata , menilai bagaimana kedaan conjunktiva,sklera,serta oedema palpebra.
Hidung, menilai bagaimana bentuk dan kebersihannya.
Telinga,menilai bagaimana bentuk,pendengaran dan pengeluarannya.
Mulut, menilai bagaimana keadaan bibir, lidah, gusi seta gigi apakah ada
caries.
Leher,pemeriksaan kalenjer tiriod dan limfe serta vena jugularis.
Payudara/dada, menilai bentuk payudara,apakah ada bekas OP, papilla
mammae menonjol atau tidak,apakah areola mammae hiper[igmentasi, masaa
ada atau tidak, masalah.
Abdomen, menilai bagaimana pembesaran perut(apakah sesuai usia kehamilan
atau tidak), dari kasus polihidramniomn ini ditemukan pembesaran perut tidak
sesuai dengan umur kehamilan,kelihatan perut sangat buncit dan tegang,kulit
perut berkilat, retak-retak kulit jelas,kadang-kadang umbilikus
mendatar.Menilai apakah ada bekas OP , beraa TFU, serta menilai apakah ada
masalah pada abdomen ibu. Dalam kasus polihidramnion ini kemungkinan ibu
mengeluh bahwa ada masalah pada perutnya yaitu perutnya lebih berat dan
lebih besar dari biasanya,nyeri tekan karena tegangnya uterus serta adanya
oedema pada abdomen.
Ektremitasbawah/atas, menilai bagaimana bentuk tungkai, apakagh ada
varises, oedema serta reflek patella.Dari kasus hidramnion ini ditemukan ada
oedema.
Genitalia eksterna,menilai bagaimana kebersihannya, apakah ada varises
pengeluaran, masalah serta oedema. Pada kasus hidramnion ini ditemukan
adanya oedema pada vulva.
Menggunakan cara leopold,kemungkinan hasil yang didapatkan:
o Perut teraba tegang serta terjadi oedema pada dinding perut
o Fundus uteri lebih tinggi dari tuanya kehamilan sesungguhnya
Bagian-bagian janin sukar dikenali karena banyaknya cairan
Karena bebasnya janin bergerak dan kepala tidak tertafsir maka terjadi
kesalahan-kesalahan letak janin.
- Auskultasi
Kemungkinan djj sukar didengar/ terdengar halus.
- Perkusi, reflek paella positif ki/ka
c. Pemeriksaan dalam
Selaput ketuban teraba menonjol meskipun diluar his.
d. Pemeriksaan penunjang
- Laboratorium : HB, protein urin, reduksi.
- USG : nampak bayangan terselubung kabut karena banyaknya cairan, kadang
bayangan janin tidak jelas.
Manuaba, Ida Bagus Gede. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga berencana.
Jakarta: EGC, 1998.
Sastrawinata,S.dkk.2004.obsetri patologi.jakarta:ECG