1 Pengertian (Definisi) Asuhan Keperawatan pada Pasiendengan Dengue
Haemoragic Fever (DHF). Demam dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti yang terinfeksi salah satu dari empattipe virus dengan manifestasi klinisdemam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai dengan leukopenia, ruam, limpadenopati, trombosit openia dan diathesis hemoragik. Terdapat 3 fase demam yang dialami penderita penyakit DHF yaitu fase demam, fase kritis dan fase pemulihan. (WHO, 2011) Demam dengue adalah demam yang paling sering dijumpai pada kelompok anak-anak, remaja dan dewasa. Secara umum demam dengue merupakan suatu kondisi demam akut, yang kadang-kadang memiliki pola bifastik dan disertai sakit kepala hebat, myalgia, arthralgia, ruam di kulit, leukopenia dan trombosit openia. Meskipun sebenarnya demam dengue merupakan suatu kondisi yang tidak berbahaya, namun hal ini dapat menyebabkan penderita tidak dapat beraktivitas akibat sakit kepala hebat, nyeri otot, nyeri persendian dan tulang. (Ginting, 2011) 2 Assesmen Keperawatan 1. Alasan/keluhan yang menonjol pada pasien DHF adalah panas tinggi dan lemah. (Manurung, 2011) 2. Keluhan karena demam tinggi, batuk, mual, pusing dan badan terasa lemas. (Manurung, 2011) 3. Adanya riwayat dari keluarga yang sebelumnya menderita Dengue Haemorrjagic Fever (DHF). (Susila ningrum, 2013) 4. Pada penderita terdapat petekie, turgor kulit menurun, keringat dingin, lembab. (Manurung, 2011) 5. Nyeri ulu hati 6. Pemeriksaan penunjang a. Trombosit openi (100.000/mm3) Trombosit openia didefinisikan sebagai jumlah trombosit yang kurang dari 100.000/mm3. Jumlah trombosit rendah ini dapat merupakan akibat berkurangnya produksi atau meningkatnya penghancuran trombosit. b. Hb dan PCV meningkat (20%) Hematokrit (PVC) 20% merupakan indicator akan timbulnya renjatan. 3 Diagnosis Keperawatan 1. Hipertermia (D.0130) b.d proses infeksi (Infeksi) 2. Resiko Syok (D.0039) b.d kekurangan volume cairan 3. Resiko Perdarahan (D.0039) b.d gangguan koagulasi (trombosit openia) 4. Nyeri (D.0077) b.d Agen pencedera fisiologis (mis. Inflamasi) 5. Perfusi Perifer Meningkat (L.02011) b.d penurunan konsentrasi haemoglobin , kekurangan volume cairan. (SDKI, 2018) 4 Kriteria Evaluasi / 1. Termoregulasi Membaik (L. 14134) dengan criteria hasil : Denyut nadi normal, Melaporkan kenyamanan suhu, suhu Nursing Outcome kulit normal, Tidak ada perubahan warna kulit, tidak ada dehidrasi. 2. Tingkat syok menurun (l. 03032) dengan kriteria hasil : kekuatan nadi meningkat, Out pun Urine meningkat, tingkat kesadaran membaik, saturasi oksigen membaik. 3. Tingkat Perdarahan Menurun (l. 03032) dengan criteria hasil : membrane mukosa membaik, kelembaban kulit membaik, tekanan darah membaik, frekuensi nadi dalam batas normal. 4. Tingkat Nyeri Menurun (L.08066) dengan criteria hasil : Nyeri dilaporkan bekurang, tidak mengerang dan menangis, ekspresi wajah tenang, bisa beristirahat, tidak ada ketegangan otot. 5. Perfusi Perifer Meningkat (L.02011) dengan criteria hasil : pengisian kapiler jari membaik; kekuatan denyut nadi baik; tekanan darah normal; tidak ada edema perifer; tidak ada mati rasa tidak ada kelemahan otot; tidak ada paresthesia. 5 Intervensi Keperawatan 1. Manajemen Hipertermia (I.15506) : Identifkasi penyebab hipertermi (mis. Dehidrasi terpapar lingkungan panas penggunaan incubator); Monitor suhu tubuh; Monitor kadar elektrolit; Sediakan lingkungan yang dingin; Longgarkan atau lepaskan pakaian; Basahi dan kipasi permukaan tubuh; Berikan cairan oral; Lakukan pendinginan eksternal (mis. Selimut hipotermia atau kompres dingin pada dahi, leher, dada, abdomen, aksila); Kolaborasi cairan dan elektrolit intravena, jika perlu 2. Regulasi Temperatur (I.14578) : Monitor tekanan darah, frekuensi pernapasan dan nadi; Monitor warna dan suhu kulit; Tingkatkan asupan cairan dan nutrisi yang adekuat; Gunakan kasur pendingin, untuk menurunkan suhu; Kolaborasi pemberian anti piretik jika perlu 3. Pencegahan Perdarahan (I.02067) : Monitor tanda dan gejala perdarahan; Monitor nilai hematocrit/hemoglobin sebelum dan setelah kehilangan darah; Monitor tanda- tanda vital ; Monitor koagulasi (mis. Prothrombin time (PT), partial thromboplastin time (PTT), fibrinogen, degradai fibrin dan/atau platelet; Pertahankan bed rest selama perdarahan; Kolaborasi pemberian obat pengontrol perdarahan, jika perlu; Kolaborasi pemberian produk darah, jika perlu; Kolaborasi pemberian pelunak tinja. 4. Manajemen Nyeri (I. 08238) : Observasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri; Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan; Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hypnosis, akupresur, terapimusik, biofeedback, terapi pijat, aroma terapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain); Fasilitasi istirahat dan tidur; Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu 5. Perawatan Sirkulasi (I.02079) : Periksa sirkulasi perifer (mis. Nadi perifer, edema, pengisian kalpiler, warna, suhu, angkle brachial index); Identifikasi factor resiko gangguan sirkulasi (mis. Diabetes, perokok, orang tua, hipertensi dan kadar kolesterol tinggi); Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau bengkak pada ekstremitas; Lakukan hidrasi; Anjurkan menggunakan obat penurun tekanan darah, anti koagulan, dan penurun kolesterol, jika perlu 6 Informasi dan Edukasi 1. Ajarkan pasien/keluarga dalam mengukur suhu untuk mencegah dan mengenali secara dini hipertermia 2. Anjurkan pasien untuk cukup istirahat 3. Anjurkan untuk mengkonumsi asupan cairan yang cukup 7 Evaluasi Mengevaluasi respon subjektif dan objektif setelah dilaksanakan intervensi dan dibandingkan dengan analisis terhadap perkembangan diagnosis keperawatan yang telah ditetapkan 8 Penelaah Kritis Sub Komite Mutu Kerperawatan 9 Kepustakaan Ginitngdkk (20100) Pedoman diagnostic dan tatalaksana infeksi dengue menurut pedoman WHO 2011 Universitas Sumatera utara Manurung, S. (2011). Keperawatan Profesional. Jakarta: TIM. Nugroho, d. T. (2011). Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak, Bedah, Penyakit Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika. Susilningrum, R. (2013). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta: Salemba Medika. Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia Wilkinson, J. M. (2016). Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC WHO (2011). Impact of Dengue. http://www.who/int/csr/disease/dengue/impact/en. Diakses tanggal 20 Juni 2020 Mengetahui / Menyetujui; Majalengka, 25Juni 2020 Ketua Komite Keperawatan, Direktur RSUD Majalengka,