Disusun Oleh :
Wulandari
2018.C.10a.0955
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan Rahmat dan karunia-Nya sehingga Laporan Pendahuluan
Dan Asuhan Keperawatan Pada Ny.H Dengan Diagnosa Medis Persalinan
Prematur ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Penyusunan Laporan Pendahuluan ini bertujuan untuk memenuhi tugas
Praktik Praklinik Keperawatan III(PPK III) pada Program Studi S-1
Keperawatan.
Penulis menyadari bahwa pelaksanaan dan penyusunan Laporan Pendahuluan ini
tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Untuk itu perkenankan penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1)Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes, selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
2)Ibu Meilitha Carolina, Ners, M.Kep, Selaku Ketua Prodi S1 Keperawatan
STIKes Eka Harap Palangka Raya.
3)Meida Sinta Ariani, S. Kep., Ners Selaku Pembimbing Akademik yang telah
banyak memberi arahan, masukan dan bimbingan dalam penyelesaian laporan
pendahuluan dan Asuhan Keperawatan ini.
4)Semua pihak yang turut ambil bagian dalam membantu penulis menyelesaikan
Laporan Pendahuluan ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Pendahuluan ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun, untuk perbaikan dimasa yang akan mendatang. Akhir kata
penulis mengucapkan sekian dan terima kasih.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Tujuan Penulisan 3
1.4 Manfaat 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Penyakit 5
2.1.1 Definisi 5
2.1.2 Anatomi Fisiologi 6
2.1.3 Etiologi 8
2.1.4 Klasifikasi 9
2.1.5 Patofisiologi 10
2.1.6 Manifestasi Klinis 10
2.1.7 Komplikasi 11
2.1.8 Pemeriksaan Penunjang 11
2.2 Manajemen Asuhan Keperawatan 18
2.2.1 Pengkajian Keperawatan 18
2.2.2 Diagnosa Keperawatan 19
2.2.3 Intervensi Keperawatan 19
2.2.4 Implementasi Keperawatan 19
2.2.5 Evaluasi Keperawatan 19
BAB 4 PENUTUP
3.1 Kesimpulan 20
DAFTAR PUSTAKA
iii
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persalinan preterm atau persalinan prematur merupakan salah satu penyebab
utama mortalitas dan morbiditas perintal di seluruh dunia. Persalinan preterm
menyebabkan 70% kematian prenatal atau neonatal, serta menyebabkan
morbiditas jangka panjang, yang meliputi retardasi mental, gangguan
perkembangan, serebral palsi, seizure disorder, kebutaan, hilangnya
pendengaran, dan gangguan non-neurologi seperti penyakit paru kronis, dan
retinopati. Hal ini berarti, morbiditas menjadi masalah sosial dan ekonomi yang
signifikan, baik bagi keluarga yang terlibat maupun negara secara keseluruhan.
Oleh karena itu, persalinan preterm bukan hanya menjadi komplikasi obstetri
yang paling umum, namun juga menjadi salah satu yang paling serius.
Angka kejadian persalinan preterm pada umumnya bervariasi antara 6%
sampai 15% dari seluruh persalinan. Di Amerika Serikat, sekitar 450.000
(11,5%) persalinan preterm terjadi setiap tahunnya, dan menyebabkan 75%
kematian neonatal dan 50% gangguan neurologis jangka panjang pada anak.
Selain itu juga menyebabkan pengeluaran biaya perawatan kesehatan sebesar
35% untuk bayi dan 10% untuk anak.4 Di Indonesia belum ada angka yang
secara nasional menunjukan kejadian persalinan preterm, tetapi beberapa peneliti
memberikan angka kejadian persalinan preterm di rumah sakit. Joesoef dkk.
melaporkan angka kejadian persalinan preterm di beberapa rumah sakit di
Jakarta pada tahun 1991 sebesar 13,3%, sedangkan Usman dan Effendi di RS dr.
Hasan Sadikin Bandung pada tahun 2001 sebesar 9,9%.
Keberhasilan menurunkan angka morbiditas dan mortalitas perinatal yang
berhubungan dengan persalinan preterm mungkin memerlukan identifikasi faktor
risiko dan pelaksanaan program modifikasi perilaku yang efektif untuk mencegah
persalinan preterm. Sehinggan diperlukan pemahaman yang lebih baik mengenai
faktor-faktor risiko psikososial, etiologi, dan mekanisme persalinan preterm, serta
program yang akurat untuk mengidentifikasi wanita yang berisiko mengalami
persalinan preterm.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalahnya adalah
Bagaimana Pemberian Asuhan Keperawatan dengan Diagnosa Medis Partus
Prematur
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 TujuanUmum
Tujuan penulisan ini adalah untuk mendapatkan gambaran dan
pengalaman langsung tentang bagai mana menerapkan Asuhan Keperawatan
Dengan Diagnosa medis Herpes Zoster.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mampu menyusun laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan khusus
nya pada pasien diagnosa medis partus prematur
b. Mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan penyakit partus
prematur
c. Mampu menyusun analisa data pada pasien dengan penyakit partus
prematur.
d. Mampu menyusun diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien
penyakit partus prematur.
e. Mampu menyusun intervensi keperawatan pada pasien dengan penyakit
partus prematur.
f. Mampu melakukan tindakan keperawatan yang diharapkan dapat
mengatasi masalah keperawatan pada kasus tersebut.
g. Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada pasien dengan penyakit
partus prematur.
h. Mampu melakukan dokumentasi keperawatan pada pasien dengan
penyakit partus prematur.
5
Memberikan pengalaman yang nyata tentang asuhan keperawatan pada
pasien dengan penyakit partus prematur.
1.4.2 Untuk klien dan keluarga
Klien dan keluarga mengerti cara perawatan dan menghindari penyebab
pada penyakit dari Herpes Zooster.dan dapat melakukan perawatan diri
dirumah dengan mandiri.
1.4.3 Untuk Institusi
Dapat digunakan sebagai informasi bagi institusi pendidikan maupun
rumah sakit dalam pengembangan dan peningkatan mutu dimasa yang
akan datang.
1.4.4 Untuk IPTEK
Menambah keluasan ilmu teknologi terapan dalam bidang keperawatan
dalam menangani masalah penyakit partus prematur.
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Penyakit
2.1.1. Definisi
Menurut Oxorn (2010), partus prematurus atau persalinan prematur dapat
diartikan sebagai dimulainya kontraksi uterus yang teratus yang disertai
pendataran dan atau dilatasi servix serta turunnya bayi pada wanita hamil yang
lama kehamilannya kurang dari 37 minggu (kurang dari 259 hari) sejak hari
pertama haid terakhir. Menurut Nugroho (2010) persalinan preterm atau partus
prematur adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan kurang dari 37 minggu
(antara 20-37 minggu) atau dengan berat janin kurang dari 2500 gram.partus
preterm adalah kelahiran setelah 20 minggu dan sebelum kehamilan 37
minggudari hari pertama menstruasi terakhir (Benson,2012) Menurut Rukiyah
(2010), partus preterm adalah persalinan pada umur kehamilan kurang dari 37
minggu atau berat badan lahir antara 500-2499 gram.
Berdasarkan beberapa teori diatas dapat disimpulkan yaitu partus
prematurus Iminens (PPI) adalah adanya suatu ancaman pada kehamilan dimana
timbulnya tanda tanda persalinan pada usia kehamilan yang belum aterm (20
minggu-37 minggu) dan berat badan lahir bayi kurang dari 2500 gram.
7
a. Uterus
Uterus berbentuk seperti buah pir yang sedikit gepeng kearah muka
belakang, ukurannya sebesar telur ayam dan mempunyai rongga.Dindingnya
terdiri dari otot-otot polos. Ukuran panjang uterus adalah 7-7,5 cm, lebar
5,25 cm dan tebal dinding 1,25 cm.
Letak uterus dalam keadaan fisiologis adalah anteversiofleksi.Uterus terdiri
dari fundus uteri, korpus dan serviks uteri.Fundus uteri adalah bagian
proksimal dari uterus, disini kedua tuba falopii masuk ke uterus.Korpus uteri
adalah bagian uterus yang terbesar, pada kehamilan bagian ini mempunyai
fungsi utama sebagai tempat janin berkembang.Rongga yang terdapat di
korpus uteri disebut kavum uteri. Serviks uteri terdiri atas pars vaginalis
servisis uteri dan pars supravaginalis servisis uteri. Saluran yang terdapat
pada serviks disebut kanalis servikalis.
Secara histologis uterus terdiri atas tiga lapisan :
1) Endometrium atau selaput lendir yang melapisi bagian dalam
2) Miometrium, lapisan tebal otot polos
3) Perimetrium, peritoneum yang melapisi dinding sebelah luar
b. Endometrium terdiri atas sel epitel kubis, kelenjar-kelenjar dan jaringan
dengan banyak pembuluh darah yang berkelok.
Endometrium melapisi seluruh kavum uteri dan mempunyai arti penting
dalam siklus haid pada seorang wanita dalam masa reproduksi.Dalam masa
haid endometrium sebagian besar dilepaskan kemudian tumbuh lagi dalam
masa proliferasi dan selanjutnya dalam masa sekretorik.Lapisan otot polos di
sebelah dalam berbentuk sirkuler, dan disebelah luar berbentuk
longitudinal.Diantara lapisan itu terdapat lapisan otot oblik, berbentuk
anyaman, lapisan ini paling penting pada persalinan karena sesudah plasenta
lahir, kontraksi kuat dan menjepit pembuluh darah.Uterus ini sebenarnya
mengapung dalam rongga pelvis dengan jaringan ikat dan ligamentum yang
menyokongnya untuk terfiksasi dengan baik.
c. Tuba Falopii
Tuba falopii terdiri atas :
1) Pars intersisialis, bagian yang terdapat pada dinding uterus.
8
2) Pars isthmika, bagian medial tuba yang seluruhnya sempit.
3) Pars ampularis, bagian yang berbentuk saluran agak lebar, tempat
konsepsi terjadi.
4) Infundibulum, bagian ujung tuba yang terbuka ke arah abdomen dan
mempunyai fimbrae
d. Fimbrae
Fimbrae penting artinya bagi tuba untuk menangkap telur kemudian
disalurkan ke dalam tuba.Bagian luar tuba diliputi oleh peritoneum
viseral yang merupakan bagian dari ligamentum latum.Otot dinding tuba
terdiri atas (dari luar ke dalam) otot longitudinal dan otot sirkuler.Lebih
ke dalam lagi didapatkan selaput yang berlipat-lipat dengan sel-sel yang
bersekresi dan bersilia yang khas, berfungsi untuk menyalurkan telur atau
hasil konsepsi ke arah kavum uteri dengan arus yang ditimbulkan oleh
getaran silia tersebut.
e. Ovarium
Ovarium kurang lebih sebesar ibu jari tangan dengan ukuran panjang
sekitar 4 cm, lebar dan tebal kira-kira 1,5 cm. Setiap bulan 1-2 folikel
akan keluar yang dalam perkembangannya akan menjadi folikel de Graaf.
2.1.3. Etiologi
Saat ini, telah diketahui bahwa penyebab persalinan preterm
multifaktorial dan sesuai dengan usia kehamilan. Diantaranya ialah:
1. Perdarahan desidua (misalnya abrupsi),
2. Distensi berlebih uterus (misalnya, pada kehamilan multipel atau
polihidramnion),
3. Inkompetensi serviks (misalnya, trauma dan cone biopsy),
4. Distorsi uterus (misalnya, kelainan duktus Mullerian atau fibroid uterus),
5. Radang leher rahim (misalnya, akibat vaginosis bakterialis atau
trikomonas),
6. Demam/inflamasi maternal (misalnya akibat infeksi asenden dari traktus
genitourinaria atau infeksi sistemik),
9
7. Perubahan hormonal, yaitu aktivasi aksis kelenjar hipotalamus-hipofisis-
adrenal, baik pada ibu maupun janin (misalnya, karena stres pada ibu atau
janin), dan
Insufisiensi uteroplasenta (misalnya, hipertensi, diabetes tipe I,
penyalahgunaan obat, merokok, atau konsumsi alkohol).
2.1.4. Klasifikasi
Menurut kejadiannya, persalinan premature digolongkan menjadi:
1. Idiopatik / Spontan
Sekitar 50% penyebab persalina premature tidak diketahui, oleh karena
itu digolongkan pada kelompok idiopatik atau persalinan premature spontan.
Termasuk dalam golongan ini antara lain persalinan premature akibat
kehamilan kembar, polihidramnion, atau persalinan premature yang didasari
oleh faktor psikososial dan gaya hidup.
2. Iatrogenik / Elektif
Perkembangan teknologi kedokteran dan perkembangan etika kedokteran
menempatkan janin sebagai individu yang mempunyai hak atas
kehidupannya (Fetus as Patient). Maka apabila kelanjutan kehamilan diduga
dapat membahayakan janin, janin akan dipindahkan ke dalam lingkungan
luar yang dianggap lebih baik dari rahim ibunya sebagai tempat
kelangsungan hidupnya.
Kondisi tersebut dapat menyebabkan persalinan premature buatan /
iatrogenic yang disebut Elective preterm. Sekitar 25% persalinan premature
masuk ke dalam golongan ini:
1. Keadaan ibu yang sering menyebabkan persalinan premature elektif
adalah:
Preeklamsi berat dan eklamsi
Perdarahan antepartum (plasenta previa dan solusio plasenta)
Korioamnionitis
Penyakit jantung yang berat atau penyakit ginjal yang berat.
2. Keadaan janin yang sering menyebabkan persalinan dilakukan adalah:
Gawat janin (Anemia, hipoksia, asidosis, atau gangguan jantung janin)
10
Infeksi Intrauterin
Pertumbuhan janin terhambat (IUGR)
Isoimunisasi Rhesus
Menurut usia kehamilannya, maka klasifikasi persalinan premature
adalah sebagai berikut:
1. Usia kehamilan 32-36 minggu disebut persalinan premature (preterm)
2. Usia kehamilan 28-32 minggu disebut sangat premature (very preterm)
3. Usia kehamilan antara 20-27 minggu disebut ekstrim premature
(extremely preterm)
Menurut berat badan lahir, maka bayi premature dibagi dalam
kelompok:
1. Berat badan bayi 1500-2500 gram disebut bayi dengan berat badan lahir
rendah.
2. Berat badan bayi 1000-1500 gram disebut bayi dengan berat badan
sangat rendah.
3. Berat badan bayi <1000 gram disebut bayi dengan berat badan lahir
ekstrim rendah.
2.1.5. Patofisiologi
Persalinan prematur menunjukan adanya kegagalan mekanisme yang
bertanggung jawab untuk mempertahankan kondisi tenang uterus selama
kehamilan atau adanya gangguan yang menyebabkan singkatnya kehamilan atau
membebani jalur persalinan normal sehingga memicu dimulainya proses
persalinan secara dini. Empat jalur terpisah, yaitu stress,infeksi, regangan dan
perdarahan (Norwintz, 2007)
Enzim sitokinin dan prostagladin, ruptur membran, ketuban pecah,aliran
darah ke plasenta yang berkurang mengakibatkan nyeri dan intoleransi aktivitas
yang menimbulkan kontraksi uterus, sehingga menyebabkan persalinan
prematur.
Akibat dari persalinan prematur berdampak pada janin dan pada ibu. Pada
janin, menyebabkan kelahiran yang belum pada waktunya sehingga terjadilah
11
imaturitas jaringan pada janin. Salah satu dampaknya terjadilah maturitas paru
yang menyebabkan resiko cidera pada janin.
WOC Prematur
Komplikasi Obstetrik
Kelahiran Prematur
Anatomi & fisiologi tubuh belum Paru-paru belum menghasilkan Peninggian tegangan
sempurna surfaktan dalam jumlah yang dipermukaan alveolar
cukup
Stress psikologi
Refleks menghisap lemah Pola Napas Tidak Efektif
2.1.8. Komplikasi
Menurut Nugroho (2010), komplikasi partus prematurus imineans yang
terjadi pada ibu adalah terjadinya persalinan prematur yang dapat menyebabkan
infeksi endometrium sehingga mengakibatkan sepsis dan lambatnya
penyembuhan luka episiotomi. Sedangkan pada bayi prematur memiliki resiko
infeksi neonatal lebih tinggi seperti resiko distress pernafasan, sepsis neonatal,
necrotizing enterocolitis dan perdarahan intra ventikuler.
13
Menurut Benson (2012), terdapat paling sedikit enam bahaya utama yang
mengancam neonatus prematur, yaitu gangguan respirasi, gagal jantung kongetif,
perdarahan intraventrikel dan kelainan neurologik, hiperilirubinemia, sepsis dan
kesulitan makan.
Sedangkan menurut Oxorn (2010), prognosis yang dapat terjadi pada
persalinan prematuritas adalah :
2.1.8.1. Anoreksia 12 kali lebih sering terjadi pada bayi prematur
2.1.8.2. Gangguan respirasi
2.1.8.3. Rentan terhadap kompresi kepala karena lunaknya tulang tengkorak dan
immaturitas jaringan otak
2.1.8.4. Perdarahan intracranial 5kali lebih sering pada bayi prematur dibanding
bayi aterm
2.1.8.5. Cerebral palsy
2.1.8.6. Terdapat insidensi kerusakan organik otak yang lebih tinggi pasa bayi
prematur (meskipun banyak orang-orang jenius yang dilahirkan sebelum
aterm)
14
c. Sulfas magnesikus: dosis perinteral sulfas magnesikus ialah4-6 gr/iv, secara
bolus selama 20-30 menit, dan infus 2-4gr/jam (maintenance). Namun obat
ini jarang digunakan karena efek samping yang dapat ditimbulkannya pada
ibu ataupun janin. Beberapa efek sampingnya ialah edema paru, letargi,
nyeri dada, dan defresi pernapasan (pada ibu dan bayi).
d. Penghambat produksi prostagladin: indometasin,sulindac, nimesulide dapat
menghambat produksi prostagladindengan menghambat cyclooxygenases
(COXs) yang dibutuhkan untuk produksi prostagladin. Indometasin
merupakan penghambat COX yang cukup kuat, namun menimbulkan
resiko kardiovaskuler pada janin. Sulidac memiliki efek samping yang
lebih kecil dari pada indometasin. Sedangkan nimesulide saat ini hanya
tersedia dalam konteks percobaan klinis.
Untuk menghambat proses PPI, selain tokolisis, pasien juga perlu
membatasi aktivitas atau tirah baring serta menghindari aktivitas seksual.
Kontraindikasi relatif penggunaan tokolisis ialah ketika lingkungan
intraurine terbukti tidak baik, seperti:
a. Oligohidramnion
b. Korioamnionitis berat pada ketuban pecah dini
c. Preeklamsia berat
d. Hsil nonstrees test tidak reaktif
e. Hasil contaction strees test positif
f. Perdarahan pervaginam dengan abrupsi plasenta, kecuali keadaan pasien
stabil dan kesejahteraaan janin baik
g. Kematian janin atau anomali janin yang mematikan
h. Terjadinya efek samping yang serius selama penggunaan beta-mimetik.
2.1.9.2 Akselerasi pematangan fungsi paru janin dengan kortikosteroid
Pemberian terapi kortikosteroid dimaksudkan untuk pematangan
surfaktan paru janin, menurunkan resiko respiratory stress syndrome (RSD),
mencegah perdarahan intraventikuler, necrotising enterocolitis, dan duktus
anreriosus, yang akhirnya menurunkan angka kematian neonatus.
Kortikosteroid perlu diberikan bilamana usia kehamilan kurang dari 35
Obat yang diberikan ialah deksametason atau betametason pemberian steroid ini
15
tidak diulang karena resiko pertumbuhan janin terhambat. Pemberian siklus
tunggal kortikosteroid ialah:
a. Betametason 2 x 12 mg i.m dengan jarak pemberian 24 jam.
b. Deksametason 4 x6 mg i.m. dengan jarak pemberian 12 jam.
Selain yang disebutkan diatas , juga dapat diberikan Thyrotropin releasing
hormone 400 ug iv, yang akan meningkatkan produksi surfaktan.
Ataupun pemberian suplemen inositol, karena inositol merupakan komponen
membran fosfolipid yang berperan dalam pembentukan surfaktan.
2.1.9.3 Pencegahan terhadap infeksi dengan menggunakan antiniotik.
Mercer dan Arheart (1995) menunjukan , bahwa pemberian antibiotika
yang tepat dapat menurunkan angka kejadian korioamniositis dan sepsis
neonatorum. Antibiotik hanya diberikan bilaman kehamilan mengandung resiko
terjadinya infeksi, seperti pada kasus KPD. Obat diberikan peroral, yang
dianjurkan ialah eritromisin 3 x 500 mg selama 3 hari. Obat pilihan lainnya ialah
ampisilin 3 x 500 mg selama 3 hari, atau dapat menggunakan antibiotika lain
seperti klindamisin. Tidak dianjurkan pemberian ko-amoksiklaf karena resiko
necrotising enterocolitis.
16
Mungkin perokok berat (7-10 rokok perhari)
f. Keamanan
Infeksi mungkin ada (misalnya infeksi saluran kemih (ISK) dan atau
infeksivagina)
g. Seksualitas
- Tulang servikal dilatasi.
17
3. Kurang pengetahuan mengenai persalinan preterm, kebutuhan tindakan
dan prognosis berhubungan dengan kesalahan interpretasi atau kurang
informasi.
4. Nyeri akut atau ketidaknyamanan berhubungan dengan kontraksi otot dan
efek obat-obatan.
2.2.3 Intervensi Keperawatan
1. Diagnosa : Cedera resiko tinggi terhadap janin, berhubungan dengan
resiko melahirkan bayi preterm.
Tujuan : Mempertahankan kehamilan sedikitnya sampai kondisi yang
menunjukkan matutitas bayi.
Intervensi Rasional :
- Kaji kondisi ibu yang di kontraindikasikan terhadap terapi steroid
untuk memudahkan maturitas paru janin. Pada HKK dan
korioamnionitis, terapi steroid dapat memperberat hipertensi dan
menutupi tanda infeksi. Steroid dapat meningkatkan glukosa darah
pada pasien dengan diabetes. Obat tidak akan efektif bila tidak mampu
menunda kelahiran sedikitnya 48 jam.
- Kaji DJJ ; perhatikan adanya aktifitas uterus atau perubahan sevikal.
Siapkan terhadap kemungkinan kelahiran preterm. Tokolitik dapat
meningkatkan DJJ. Kelahiran dapat sangat cepat pada bayi kecil bila
kontraksi uterus menetap tidak responsif pada tokolitik, atau bila
perubahan servikal berlanjut.
- Tekankan pentingnya perawatan tindak lanjut Jika janin tidak
dilahirkan dalam 7 hari dari pemberian ateroid, dosis harus diulang
setiap minggu.
- Berikan terapi tokolitik sesuai pesanan Membantu menurunkan
aktifitas smiometrial untuk mencegah / menunda kelahiran dini.
2. Diagnosa : Ansietas, ketakutan berhubungan dengan krisis situasional,
ancaman yng dirasakan atau aktual pada diri dan janin.
Tujuan : Mengungkapkan pemahaman situasi individu dan kamungkinan
hasil akhir.
Intervensi Rasional :
18
- Orientasikan klien dan pasangan pada lingkungan persalinan.
Membantu klien dan orang terdekat merasa mudah dan lebih nyaman
pada sekitar mereka
- Anjurkan penggunaan teknik relaksasi Memungkinkan klien
mendapatka keuntungan maksimum dari periode istirrahat, mencegah
kelelahan otot dan memperbaiki aliran darah uterus.
- Anjurkan pengungkapan rasa rasa takuk dan masalah. Dapat
membantu menurunkan ansietas dan merangsang identifikasi perilaku
koping.
- Berikan sedatif bila tindakan lain tidak berhasil Memberikan efek
menenangkan dan traquiliser.
3. Diagnosa : Kurang pengetahuan mengenai persalinan preterm, kebutuhan
tindakan dan prognosis berhubungan dengan kesalahan interpretasi atau
kurang informasi.
Tujuan : Mengungkapkan kesadaran tentang implikasi dan kemungkinan
hasil persalinan preterm.
Mandiri
Intervensi Rasional :
- Pastikan pengetahuan klien tentang persalinan preterm dan
kemungkinan hasil Membuat data dasar dan mengidentifikasi
kebutuhan
- Berikan informasi tentang perawatan tindak lanjut bila klien pulang
Klien mungkin perlu kembali untuk keteraturan pemantauan adan atau
tindakan
- Anjurkan klien mengosongkan kandung kemih setipa 2 jam saat
terjaga. Mencegah tekanan kandung kemih penuh pada uterus yang
peka.
- Tinjau ulang kebutuhan cairan setiap hari, misalnya 2 sampai 3 quart
(1,9 – 2,81) cairan dan menghindari kafein. Dehidrasi dap[at
menimbulkan peningkatan kepekaan otot uterus.
4. Diagnosa : Nyeri akut atau ketidaknyamanan berhubungan dengan
kontraksi otot dan efek obat-obatan.
19
Tujuan : Melaporkan ketidaknyamanan menjadi minimal dan terkontrol.
Intervensi Rasional :
- Percepat proses penerimaan dan lakukan tirah baring pada klien, dngan
menggunakan posisi miring kekiri. Posisi miring kekiri memperbaiki
aliran darah uterus dan dapt menurunkan kepekaan uterus.
- Tinjau ulang teknik relaksasi Membantu menurunkan persepsi klien
tentang ketidaknyamanan dan meningkatkan rasa kontrol.
- Berikan analgesik sesuai indikasi Analgesik ringan menurunkan
tegangan dan ketidaknyamanan otot.
2.2.4 Implementasi
Pada tahap ini untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas yang telah
dicatat dalam rencana perawatan pasien. Agar implementasi/pelaksanaan
perencanaan ini dapat tepat waktu dan efektif maka perlu mengidentifikasi
prioritas perawatan, memantau dan mencatat respon pasien terhadap setiap
intervensi yang dilaksanakan serta mendokumentasikan pelaksanaan perawatan.
Pada pelaksanaan keperawatan diprioritaskan pada upaya untuk mempertahankan
jalan nafas, mempermudah pertukaran gas, meningkatkan masukan nutrisi,
mencegah komplikasi, memperlambat memperburuknya kondisi, memberikan
informasi tentang proses penyakit (Doenges Marilynn E, 2000, Rencana Asuhan
Keperawatan)
2.2.5 Evaluasi.
Pada tahap akhir proses keperawatan adalah mengevaluasi respon pasien
terhadap perawatan yang diberikan untuk memastikan bahwa hasil yang
diharapkan telah dicapai,Evaluasi merupakan proses yang interaktif dan kontinyu,
karena setiap tindakan keperawatan, respon pasien dicatat dan dievaluasi dalam
hubungannya dengan hasil yang diharapkan kemudian berdasarkan respon pasien,
revisi, intervensi keperawatan/hasil pasien yang mungkin diperlukan.
20
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
21
S : skala 9 (0-10) nyeri hebat
T : 5-10 menit hilang timbul.
2. Riwayat Menstruasi
Menarche : 12 tahun
Siklus menstruasi : 30 hari (teratur)
Lama : 4 hari
Banyak darah : ± 200 cc
Konsistensi : Encer
Disminorhea : tidak
Flour Albus : tidak
Warna merah tua Bau amis Gatal ya
HPHT : 06 Juni 2020
TP : 13 Maret 2021
3. Tanda-tanda bersalin :
a. Kontraksi : ada Sejak Tanggal : 3 Maret
2021
b. Frekuensi : 4 X / 10 menit Lamanya : 35 detik
c. Kekuatan : kuat Lokasi : fundus
d. Darah dan lendir : Ada
e. Air ketuban : tidak ada Jumlah - Warna :-
f. Darah : Ada Jumlah 100 Warna :Merah
4. Status Perkawinan
a. Kawin : Ya
b. Lama perkawinan : 3 tahun
5. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu : G1 P0 A0
NO Tgl Umu Jenis Tempat/ JenisBB Masalah Kadaan
partus r partus Penolong kelamin anak
hamil HamiLahir Nifas Bayi
l
22
6. Riwayat Kehamilan Sekarang
a. Hamil yang ke 1 dengan usia kehamilan 32 minggu.
b. Gerak anak dirasakan pertama kali pada usia kehamilan 4 bulan
Bila pergerakan sudah terasa, pergerakan anak dalam 24 jam :
[ ] kurang dari 10 kali
[ ] lebih dari 10 sampai 20 kali
[ ] lebih dari 20 kali
Bila lebih dari 20 kali dalalam 24 jam, dengan frekuensi :
[ ] kurang dari 15 detik
[ ] lebih dari 15 detik
[ ] .............................
Bila ada pergerakan keluhan yang dirasakan :
Tidak ada
Selama hamil memeriksakan kehamilan di bidan berapa kali 4
c. Keluhan yang di rasakan selama hamil ini:
Trimester I : mual muntah
Trimester II : sering kencing
Trimester III : nyeri karena ingin melahirkan
1. Riwayat kesehatan:
Penyakit yang pernah atau sedang diderita :
Penyakit Klien Keluarga
Jantung - -
Hipertensi - -
Hepar / hepatitis - -
Diabetes Mellitus - -
Anemia - -
ringan/sedang/berat
PHS dan HIV/AIDS - -
Campak - -
Malaria - -
23
Tuberkulosis (TBC) - -
24
Pasien mengatakan kira-kira BAK sekitar 7x/hari , 250 cc, berwarna kuning
jernih dan khas bau urine.
Masalah / Keluhan: tidak ada masalah
Buang Air Besar (BAB) :
Pasien mengatakan biasanya BAB 1 x/hari saat pagi hari. Konsistensi BAB
padat dan berwarna kuning.
6. Pola Istirahat dan Tidur
Pasien mengatakan tidur malam sekitar 7 jam dari pukul 22.00-05.00 WIB dan
pasien tidur siang sekitar 2 jam dari sekitar jam 13.00-14.00 WIB.
Kesulitan dalam tidur: tidak ada
7. Pola Aktifitas
Pasien mengatakan di rumah hanya mengerjakan pekerjaan yang ringan saja
seperti menyusun piring di rak, melipat pakaian, dll. Pasien sering dibantu
keluarganya untuk melakukan pekerjaan di rumah.
8. Personal Hygiene
Kulit : Normal
Rambut : Warna rambut hitam dengan keadaan bersih
Mulut & Gigi : Mukosa mulut & bibir lembab, keadaan gigi lengkap,
fungsi pengecapan baik, keadaan mulut bersih, fungsi menelan baik.
Pakaian : Bersih dan rapi
Kuku : Normal
Vulva Hygiene : Bersih
Seksualitas
Tidak ada gangguan
9. Riwayat Imunisasi
Imunisasi : TT : [ ] pernah [ ] belum pernah
Tanggal : TT1 : 1 kali pada saat sebelum menikah TT2 : ................. TT3 :
.................TT4 : ................TT5 : ..................
25
c. Nadi : 90 x/menit RR : 20 x/menit
d. BB (pertama periksa) : 54 Kg
e. BB (sekarang saat : 60 Kg
periksa)
f. TB : 158 cm
g. Lingkar lengan atas : 24 cm
2. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
Kepala : warna rambut : hitam
Distribusi : merata
Kebersihan : bersih
Kekuatan : kuat
Kulit kepala : bersih
Muka: wajah: pucat / oedem
Chloasma gravidarum : ada / tidak ada
Mata : Conjungtiva : pucat / merah muda
Sklera : putih / kuning
Pupil : isokor / anisiokor / miosis /
midriasis
Reaksi cahaya : positif / negatif
Mulut dan Gigi : Gigi : karies /
trismus / perdarahan gusi Mukosa
bibir : stomatitis
Lidah : bersih / kotor
Hidung : Kesimetrisan :
[ ]simetris [ ]tidak
simetris Secret : [ ]ada
[ ]tidak ada Kemampuan
penciuman : [ ]baik [ ]tidak baik
Telinga : Kesimetrisan :
[ ]simetris
simetris Serumen : [ ]ada
26
[ ]tidak ada Kemampuan
pendengaran : [ ]baik
[ ]tidak baik
Leher : Pembesaaran kelenjar tiroid : [ ]
ada []tidak ada Pembesaran
vena jagularis: [ ]ada [ ]tidak
ada
Pembesaran KGB : [ ]ada [ ]tidak ada
Axila : Pembesaran KGB : [ ]ada []tidak
ada
Dada : Kesimetrisan payudara :
[ ]simetris[ ]tidak simetris Pergerakan
dada : [ ]reguler [ ]
irreguler
Hiperpigmentasi areola : [ ]ada` [ ]tidak ada
Keadaan puting susu :menonjol [ ]datar
Benjolan abnormal : [ ]ada [ ]tidak
ada
Abdomen : Pembesaran : sesuai usia kehamilan
Warna / hiperpigmentasi : sesuai warna kulit
Bekas luka/operasi : [ ] ada [ ]tidak
Linea (nigra/alba) : [ ]ada [ ]tidak
Striae(livida/ablican): [ ]alba [ ]ada [ ]nigra [ ]tidak ada
27
Anus : Hemorroid : [ ]ada [ ]tidak ada
Ekstremitas : Atas : [ ]oedem [ ]varises [ ]kekakuan
Bawah : [ ]oedem [ ]varises [ ]kekakuan
b. Palpasi
Leher : Pembesaran vena : [ ]ada [ ]tidak ada
jugularis
Pembesaran kelenjar : [ ]ada [ ]tidak ada
tyroid
Pembesaran KGB : [ ]ada [ ]tidak ada
Dada : Benjolan / tumor : [ ]ada [ ]tidak ada
Keluaran kolostrum : belum keluar
Abdoment: TFU : 2 jari dibawah pusat
Leopold I : teraba bulat, lunak dan melentang
(bokong)
Leopold II : teraba keras, memanjang seperti papan
(punggung kanan)
Teraba bagian-bagian terkecil
(punggung kiri)
Leopold III : teraba bulat, keras, dan melenting
(kepala)
Leopold IV : sudah masuk pap
: Kontraksi : Intensitas : sedang
Lama : 35 detik
Frekuensi : 3 X / 10 menit
: TBBJ : 2.480 gr
Kandung Kemih: kosong
Ektremitas atas dan bawah : [ ]oedem [ ]varises
c. Auskultasi
Dada : Auskultasi : [ ]vesiku [ ]whezzing [ ]ronkhi
paru ler
Abdomen : DJJ : [ ]positif [ ]negatif 130 X/10menit
: [ ]teratur [ ]tidak teratur
: [ ]positif negatif
28
d. Perkusi : Reflek patella : positif [ ] negatif
: Ketuk : [ ] nyeri [ ] tidak nyeri
costavertebra
: Pemeriksaan Ginjal : [ ]sakit[ ]tidak sakit
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal : 08 Maret 2021
1. Pemeriksaan Dalam (PD)
Serviks : Pendataran : vulva vagina, normal, pursio lunak
Pembukaan : Pembukaan 7
Selaput ketuban : utuh
Bagian terendah: kepala
Penurunan : 3/5
Posisi : ubun ubun kecil depan
Tali Pusat : tidak menumbung
Kesan Panggul : normal
2. Pemeriksaan laboratorium
1. Darah
- HB : 9,3 g/dL........................................................Golongan
- Gula darah : -.....................................................................Leukosit
2. Urine
- Protein : Negatif Sedimen : -
- Reduksi : Negatif
3. Pemeriksaan tambahan
- USG TM III : Janin tunggal, DJJ positif, BPD/FL
34/35 minggu, Plasenta fundus, EDD 20/03/2020, Ketuban cukup,
EFW 2063 gram.
5. PENGOBATAN
Tanggal Nama Obat Rute Terapi Dosis Indikasi
- Cefadroxil Oral 500 mg Mengatasi infeksi
(kapsul) akibat bakteri yang
terjadi pada
29
berbagai bagian
tubuh.
Mengurangi rasa
- Asam Oral 500 mg sakit ringan, sakit
Mefenamat (tab) menengah dan
meredakan
peradangan atau
inflamasi.
30
Mahasiswa
Wulandari
ANALISA DATA
31
disertai dengan keluarnya
cairan dan lendir yang
bercampur darah sekitar jam
19.00 Wib
- Pengkajian nyeri :
P : saat kontraksi uterus
Q : mules seperti mau BAB
R : abdomen dan pinggang
S : skala 9 (0-10) nyeri hebat
T : 5-10 menit hilang timbul.
DO :
- Pasien tampak kesakitan
- Ekspresi wajah meringis
- Tampak keluarnya cairan
bercampur lendir dan darah
- Pasien tampak berkeringat
berlebih.
- Dilakukan pemeriksaan
dalam pukul 21.00 Wib
pembukaan 7 cm, ketuban
sudah pecah, letak kepala,
portio tebal.
- Pembukaan lengkap pukul
22.20 Wib.
- Tanda-tanda vital :
TD : 110/70 mmHg
N : 90 x/menit
R : 24 x/menit
T : 360 C
32
2. DS :
- Pasien mengatakan takut Ancaman pada
terhadap kondisi janinnya status kesehatan Ansietas
karena harus lahir kurang
bulan dan juga karena ini
proses melahirkan pertama.
DO :
- Pasein tampak cemas
- Pasein tampak gelisah
- Tampak keringat berlebihan
- Tanda-tanda vital :
TD : 110/70 mmHg
N : 90 x/menit
R : 24 x/menit
T S : 360 C
PRIORITAS MASALAH
33
1. Nyeri persalinan berhubungan dengan dilatasi serviks ditandai dengan
pasien mengatakan merasakan nyeri yang hebat pada perut dan pinggang
sekitar jam 15.00 Witb disertai dengan keluarnya cairan dan lendir yang
bercampur darah sekitar jam 19.00 Wib, pengkajian nyeri : P : saat
kontraksi uterus, Q : mules seperti mau BAB, R : abdomen dan pinggang,
S : skala 9 (0-10) nyeri hebat, T : 5-10 menit hilang timbul, pasien tampak
kesakitan, ekspresi wajah meringis, tampak keluarnya cairan bercampur
lendir dan darah, dilakukan pemeriksaan dalam pukul 21.00 Wib
pembukaan 7 cm, ketuban sudah pecah, letak kepala, portio tebal
pembukaan lengkap pukul 22.20 WiB,dan tanda-tanda vital : TD : 110/70
mmHg, N : 90 x/menit, R : 24 x/menit dan T : 360 C.
2. Ansietas berhubungan dengan ancaman status kesehatan ditandai dengan
pasien mengatakan takut terhadap kondisi janinnya karena harus lahir
kurang bulan dan juga karena ini proses melahirkan pertama, pasein tampak
cemas, tampak gelisah, tampak keringat berlebihan, tanda-tanda vital : TD :
110/70 mmHg, N : 90 x/menit, R : 24 x/menit dan T : 360 C.
34
RENCANA KEPERAWATAN
35
BP = 120/80 mmHg 8. Lahirkan bayi dengan segera. akan berlangsung secara lebih cepat.
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1. Kaji keadaan umum pasien 1. Mengetahui kondisi pasien dan untuk
Ansietas berhubungan selama 1 x 7 jam diharapkan cemas menentukan intervensi selanjutnya.
dengan ancaman pada teratasi dengan kriteria hasil : 2. Anjurkan pasien untuk 2. Menentukan kecemasan yang dirasakan
status kesehatan - Pasien mampu mengungkapkan mengungkapkan perasaaan pasien.
perasaan cemasnya. cemasnya.
- Menunjukkan teknik untuk mengontrol 3. Memberikan gambaran tentang prosedur
cemas. 3. Berikan informasi tentang tindakan pelaksanaan persalinan dan mengenai
- kspresi wajah menunjukkan yang akan dilakukan dan kondisi persalian prematur yang saat ini dialami
berkurangnya kecemasan. persalinan saat ini. pasien mampu mengurangi kecemasan.
4. Dukungan keluarga dapat memperkuat
4. Dorong keluarga untuk mekanisme koping pasien sehingga
mendampingi pasien. kecemasan berkurang.
36
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
37
8. Membantu melahirkan bayi dengan segera
dan melakukan suction serta pemberian O2
S:
1. Mengkaji keadaan umum pasien dengan cara Pasien mengatakan saat ini rasa cemas mulai berkurang.
09 Maret 2021 mengobservasi kondisi pasien O:
Dx2 2. Menganjurkan pasien untuk mengungkapkan - Pasein tampak lebih rileks.
Nyeri persalinan perasaannya tentang kecemasan pada - Keluarga tampak mampu memberikan dukungan/motivasi
berhubungan dengan persalinan yang akan dilakukan pada pasien.
dilatasi serviks. 3. Memberikan informasi tentang tindakan yang - Pasien mampu menyatakan secara verbal dan nonverbal Wulandari
akan dilakukan dan kondisi persalinan tentang kecemasan yang mulai berkurang.
prematur saat ini pada pasien secara perlahan - Tampak keringat berlebihan
dan memberikan kesempatan pada pasien - Tanda-tanda vital
untuk bertanya apabila masihkurang TD:120/90mmHg
memahami . N : 94 x/menit
4.Mendorong keluarga untuk mendampingi R : 24 x/menit
pasien sehingga mampu memberikan T : 360 C
motivasi A: masalah teratasi sebagian.
P:Lanjutkan intervensi 1-4.
38
Persalinan Spontan
BB 2.100 Gr/46 Cm
Bayi tidak segera menangis
JK :Laki-laki
DAFTAR PUSTAKA
40