Anda di halaman 1dari 7

STUDI KASUS PADA By. Ny.

T UMUR 2 HARI YANG MENGALAMI MASALAH


KEPERAWATAN POLA NAFAS TIDAK EFEKTIF DENGAN DIAGNOSA MEDIS
ASFIKSIA DI RUANG
TERATAI RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI

ABSTRAK

Asfiksia adalah keadaan bayi baru lahir yang tidak dapat bernafas secara spontan dan
teratur dalam 1 menit setelah lahir (Mansjoer, 2007). Penyebab asfiksia pada bayi antara lain
karena faktor gangguan pertukaran gas atau pengangkutan selama kehamilan persalinan
akan terjadi asfiksia
yang lebih berat. Beberapa dampak Bayi yang mengalami Asfiksia adalah hipoksia, hipotermi
dan bahkan bisa menyebabkan kematian.

Tujuan penulisan adalah untuk mempelajari dan mempraktekkan asuhan keperawatan


pada Bayi dengan kasus Asfiksia melalui pendekatan proses keperawatan secara
komprehensif. Metode yang digunakan studi kasus, yang berorientasi pada Bayi Asfiksia
dirawat di Ruang Teratai RSUD Gambiran Kota Kediri.

Berdasarkan studi kasus pada By. Ny. T ditemukan diagnosa keperawatan Pola nafas
tidak efektif. Ada pun tindakan yang di lakukan adalah : mengkaji frekwensi pernapasan dan
pola pernapasan, mengauskultasi suara nafas, meletakan bayi dengan menganjal bantal pada
bahu, berkaloborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi
Pola nafas tidak efektif pada By Ny. T dikarenakan kehamilan belum cukup bulan
(premature) AS : 4-5, sehingga berdampak sebagian fungsi organ tubuh belum matang. Pola
nafas tidak efektif apabila diabaikan akan mengakibatkan suplai oksigen ke otak tidak adekuat
sehingga menyebabkan cyanosis dan menyebabkan kematian. Diharapkan tetap memberikan
oksigen agar bayi tidak kekurangan oksigen

Kata kunci: pola nafas tidak efektif, asfiksia


I. LATAR BELAKANG serta pemberian obat anastesi atau
Asfiksia adalah keadaan bayi narkotik sebelum kelahiran.
baru lahir yang tidak dapat bernafas (Mansjoer, 2013)
secara spontan dan teratur dalam 1 Asfiksia neonatorum merupakan
menit setelah lahir. Biasanya terjadi kegawatdaruratan bayi baru lahir
pada bayi yang di lahirkan dari ibu berupa depresi pernafasan yang
dengan komplikasi, misalnya diabetes berlanjut sehingga menimbulkan
melitus. Preeklamsi berat atau eklamsi berbagai komplikasi. Asfiksia
eritroblastosis fetalis. Kelahiran paling sering terjadi pada periode
kurang bulan (< 34 minggu), kelahiran segera setelah lahir dan
lewat waktu, plasenta previa, solusio menimbulkan sebuah kebutuhan
plasentae, korioamnionitis, hidramnion resusitasi dan intervensi segera
dan oligohidramnion, gawat janin, untuk meminimalkan mortalitas dan
mordibitas. (Anik, 2012)
Menurut data Survei Demografi bayi baru lahir di Indonesia, salah
dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun satunya asfiksiayaitu sebesar 27% yang
2012 angka kematian bayi sebesar 34 merupakan penyebab ke-2 kematian
kematian/1000 kelahiran hidup. Angka bayi baru lahir setelah Bayi Berat Lahir
kematian bayi ini sebanyak 47% Rendah (BBLR). (Depkes RI, 2012).
meninggal pada masa neonatal, setiap Penyebab asfiksia pada bayi antara
lima menit terdapat satu neonatus yang lain karena faktor gangguan pertukaran
meninggal. Adapun penyebab kematian gas atau pengangkutan selama
kehamilan persalinan akan terjadi
asfiksia yang lebih berat. Keadaan ini
akan mempengaruhi fungsi sel tubuh
dan bila tidak teratasi akan
menyebabkan kematian. pada bayi
asfiksia secara keseluruhan mengalami
kematian sekitar 10-20%, sedangkan
20-45% dari yang hidup mengalami
kelainan neurologi. Sekitar 60%
dengan gejala sisa berat, dan sisanya
adalah normal. (Proverawati, 2012)
Asfiksia akan bertambah buruk
apabila penanganan bayi tidak
dilakukan secara sempurna. Tindakan
yang akan dilakukan pada bayi
bertujuan mempertahankan
kelangsungan hidupnya dan membatasi
gejala-gejala lanjut yang mungkin
timbul. (Hanifa,2013)
Komplikasi yang dapat ditimbulkan
oleh asfiksia neonatus adalah hipoksia,
hipotermi, prematuritas, dan gangguan
perdarahan otak. Meskipun terjadi
penurunan jumlah angka kematian
kasus asfiksia neonatus namun kita
harus memperhatikannya, karena bagaimanapun juga kasus asfiksia
neonatus merupakan salah satu Dari latar belakang di atas
penyebab kematian pada bayi. Hal ini perawat tidak hanya terfokus dalam
sering disebabkan karena banyak masalah pemberian asuhan
faktor, misalnya kurangnya keperawatan akan tetapi juga berperan
pengetahuan ibu tentang kesehatan sebagai konsultan, diantaranya
janin, efek teratogen dari gaya hidup memberi informasi tentang penyakit
selama masa kehamilan, gangguan asfiksia pada ibu yang hamil atau
menahun dalam kehamilan dapat setelah melahirkan. Oleh sebab itu
berupa gizi yang buruk. penulis tertarik untuk membahas dan
(Wiknjosastro,2012) mempelajari lebih dalam tentang
asuhan keperawatan asfiksia di RSUD
Gambiran Kota Kediri .

II. METODE PENELITIAN


Tanggal MRS :01-07-2015 1. Identitas
Jam masuk : 01.10 WIB Nama bayi : By.Ny T
Ruang/ kelas : R.Teratai / 1 Umur : 2 hari
No. register 327977 Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal pengkajian : 02-07-2015 Anak ke : II
Jam pengkajian : 09.00 WIB
Diagnosa medis : Asfiksia Sedang

PENGKAJIAN

Nama ibu : Ny. T Nama Suami : Tn. S


Umur : 29 tahun Umur : 33 tahun
Suku / Bangsa : Jawa / Suku/ Bangsa : Jawa/
Indonesia Agama : Islam Indonesia
Pendidikan : SMA Agama : Islam
Pekerjaan : IRT Pendidikan : SMA
Alamat : Sambirejo, Pekerjaan :wiraswasta
banyakan Status perkawinan : Alamat :sambirejo, banyakan
Menikah
2. Riwayat kesehatan 1. Saat MRS :
I. Keluhan utama Bayi lahir dengan spontan di
rumah sakit Gambiran jam IV. Riwayat penyakit keluarga
00.30 WIB dengan AS=4-5, Dalam keluarga tidak ada yang
jenis kelamin perempuan, BB: menderita penyakit menurun,
2700 gram, saat di ruang bayi, menahun, atau menular.
bayi tampak lemah, CRT 4 V. Riwayat antenatal
detik, suhu: 36,2°C, nadi : Ibu mengatakan hamil anak ke
137 , RR : 64 : II
Usia kehamilan

2. Saat pengkajian : : 39 minggu

Bayi. Ny. T tampak lemah, ANC sejak umur kehamilan

akral dingin, cyanosis (+), sesak : 1 bulan di bidan


ANC : TM I : Frekuensi
(+), RR = 64 : 1 kali
, BAB/BAK (+)
Keluhan : mual,
II. Riwayat penyakit sekarang
pusing
BBL dengan spt B, UK:
Terapi :vitamin
39-40 minggu, ketuban pecah ± 5
TM II : Frekuensi : 1 kali
jam, warna hijau keruh kental,
Keluhan : muntah
bau(+), AS: 4-5. Kemudian bayi
Terapi :-
langsung di antar oleh bidan ke
TM III: Frekuensi : 2 kali
ruang bayi, tiba di ruang bayi
Keluhan : sulit tidur
keadaan umum lemah, menangis
Terapi :-
lemah(+), cyanosis(+),
Kenaikan BB selama
hipersalivasi(+), anus(+), BB:
hamil
2700 gram, pada saat pengkajian
:3 kg
bayi tampak lemah, CRT 4 detik,
Komplikasi selama hamil
terpasang nasal 1 liter, bayi di
:tidak ada
dalam inkubator. Kebiasaan waktu hamil ( makan,
III. Riwayat penyakit dahulu obat-obatan/ jamu, merokok )
By. Ny. T tidak mempunyai Ibu mengatakan tidak pernah
riwayat penyakit dahulu mengkonsumsi jamu atau rokok
VI. Riwayat intranatal
Lahir tanggal / jam :01-07-2015
jam 00.30 WIB
Jenis persalinan :spontan
Penolong :bidan Berat badan bayi :2700 gram
Lama persalinan : Kala I :- Panjang badan :48 cm
Kala II :- Nilai APGAR : 4-5
Komplikasi persalinan :
tidak ada
VII. Keadaan bayi baru lahir

III. HASIL DAN KESIMPULAN narkotik sebelum kelahiran. (Mansjoer,


Dalam bab ini akan dibahas 2012).
kesenjangan antara tinjauan pustaka Kesenjangan yang terjadi antara hasil
dengan tinjauan kasus yang nyatapada pengkajian secara langsung dengan teori
asuhan keperawatan Anak “By.Ny.T” asfiksia adalah penulis tidak menemukan
dengan Asfiksia di Ruang Teratai RSUD suara wheezing, reflek tendon hiperaktif,
Gambiran Kota Kediri. tremor karena tidak semua kasus pada
A. Pengkajian teori ditemukan di lahan praktek.
Pada tinjauan kasus pengkajian B. Diagnosa Keperawatan
didapatkan data pasien atas nama By.Ny.T, Pada tinjauan kasus penulis
umur 2 hari, dengan jenis kelamin menemukan 2 diagnosa keperawatan
perempuan, dengandiagnosa medis antara lain :
Asfiksia, dengan berat badan 2700 gram, a. Pola nafas tidak efektif
AS 4-5, suhu 36,2ºc, RR 64x/mnt, berhubungan dengan kelemahan
sesak(+),terpasang O2 1 liter, terpasang otot pernafasan
infus. b. Ketidak seimbangan suhu tubuh
Pada tinjauan teori,asfiksia (hipotermi) berhubungan
disebabkan karena faktor gangguan dengan paparan lingkungan
pertukaran gas atau pengangkutan dingin
selama kehamilan persalinan akan terjadi Padatinjauanpustakaditemukandiagn
asfiksia yang lebih berat,preeklamsi berat osa keperawatanantaralain:
atau eklamsi eritroblastosis a. Bersihan jalan nafas tidak efektif
fetalis,kelahiran kurang bulan (< 34 berhubungan dengan sekret yang
minggu ), kelahiran lewat waktu, plasenta menumpuk dijalan nafas
previa, solusio plasentae, korioamnionitis, b. Pola nafas tidak efektif
hidramnion dan oligohidramnion, gawat berhubungan dengandiafragma
janin, serta pemberian obat anastesi atau tidak dapat mengembang dengan
sempurna
c. Kerusakan pertukaran gas dengan menaruh bantal pada bahu
berhubungan dengan kontriksi bayi, memantau status pernafasn,
arteri pulmonar. auskultasi jalan napas,kolaborasi
d. Resiko ketidakseimbangan suhu pemberian oksigen sesuai kebutuhan.
tubuh atau hipotermi berhubungan 4. Implementasi keperawatan pada By.
dengan paparan lingkungan dingin Ny. T sesuai dengan intervensi yang
Berdasarkan diagnosa diatas telah disusun.
penulis menemukan kesenjangan bahwa 5. Evaluasi keperawatan pada diagnosa
tidak selamanya diagnosa yang ada dalam pola nafas tidak efektif b/d
teori terdapat pula dalam praktek , adapun kelemahanotot pernafasan sudah
kesenjangan antara lain : bersihan jalan teratasi pada hari ke-2 perawatan
nafas tidak efektif berhubungan dengan sehingga intervensi dihentikan dan
sekret yang menumpuk dijalan nafas, dan pasien pulang.
kerusakan pertukaran gas berhubungan
dengan kontriksi arteri pulmonal, 2 IV. DAFTAR PUSTAKA

diagnosa ini tidak diangkat karena tidak Anik, (2012). Pengantar Ilmu

ditemukan data yang mendukung untuk Keperawatan Anak. Buku 2.

menegakan 2 diagnosa tersebut. Jakarta:Salemba Medika.

KESIMPULAN Hanifa, (2013). Ilmu Kesehatan Anak.

setelah membahas tentang uraian Edisi 2. Jakarta : EGC.

asuhan keperawatan pada neonatus dengan Mansjoer A, dkk. (2013).Kapita Selekta

Asfiksia, maka dapat diambil kesimpulan Kedokteran. Penerbit Media

sebagai berikut : Aesculapius. FKUI Jakarta.

1. Pada By. Ny. T di temukan keadaan Maryunani A& Eka P. (2013). Asuhan

umum bayi lemah, sesak, , berat badan Kegawatdaruratan Maternal dan

2700 gram, panjang bayi 48 cm Neonatus. Jakarta: Trans Info

2. Pada By. Ny. T diagnosa keperawatan Media.

utama yaitu pola nafas tidak efektif Maryunani A&Nurhayati. (2012). Asuhan

b/d kelemahan otot pernafasan. Kegawatdaruratan dan Penyulit

3. Intervensi keperawatan pada diagnosa Pada Neonatus. Jakarta: Trans Info

pola nafas tidak efektif b/dkelemahan Media.

otot pernafasan yaitu pemeriksaan NANDA.(2013). Aplikasi Asuhan

tanda-tanda vital anak sesuai prosedur, Keperawatan Berdasarkan

atur posisi bayi sedikit ekstensi NANDA NIC-NOC.Jakarta.

Proverawati A dan Ismawati C. (2012). Berat badan lahir rendah


Yogyakarta : Nuha Medika. Wiknjosastro H. (2012). Asuhan Neonatus
Saifudin. (2012). Asuhan Perinatal dan Bayi Untuk Keperawatan Dan
Antenatal. Jakarta : NuhaMedika. Kebidanan. Yogyakarta : D-
Supartini Y.(2013).Buku Ajar Konsep Medika.
Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: Wong, Donna L, dkk, (2012). Buku Ajar
EGC. Keperawatan Pediatrik. Jakarta :
Wiknjosastro H, dkk, (2012).“Ilmu Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Kebidanan”, Edisi ketiga, Cetakan
Kesembilan, Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai