Anda di halaman 1dari 11

JIDAN

Jurnal Ilmiah Bidan IISSN : 2339-1731

Faktor Faktor Yang Berhubun


Berhubungan Dengan Kejadian Asfiksi
ksia Neonatorum

Novisye Katiandagho1,Kusmiyati2.
1. RSUD Liun Kendage
ndage Tahuna 2, Politeknik Kesehatan Kemenkess M
Manado,
e-mail:kusmiyati98@yahoo.com

ABSTRAK

Latar belakang: Asfiksia merupa erupakan salah satu penyebab kematian bayi ba baru lahir di negara
berkembang. Di Indonesia dari ri seluruh kematian bayi 57% meninggal pada us usia dibawah 1 bulan.
Penyebabnya adalah BBLR (29% 29%), asfiksia (27%), trauma lahir, tetanus neonaonatorum dan kelainan
kongenital. Data dari RSUD Liun Kendage Tahuna kejadian asfiksia neonatorum orum pada tahun 2010
sebanyak 165 kasus, tahun 2011 ssebanyak 218 kasus, dan tahun 2012 sebanyak 132 kasus.
Tujuan : Mengetahui faktor-fakt aktor yang berhubungan dengan kejadian asfiksia ne neonatorum di RSUD
Liun Kendage Tahuna
Metode: Penelitian ini mengg ggunakan metode penelitian analitik dengan ra rancangan penelitian
retrospective. Populasi dalam pe penelitian ini adalah bayi baru lahir yang terdia
diagnosis asfiksia dan
linan tahun 2010 - 2012. Jumlah sampel adalah 515 bayi. Pengumpulan
tercatat di buku register persalina
data menggunakan data sekunderunder. Analisa data menggunakan uji chi-square.
Hasil : Hasil uji statistik mengguna
nggunakan chi square pada tahun 2010 didapatkann ni nilai ρ = 0,016 untuk
partus lama, ρ = 0,000 utk bayi yi prematur ( ρ < 0,05) artinya terdapat hubungan an antara faktor partus
lama dan bayi prematur dengann kejadian asfiksia neonatorum. Pada tahun 20111 didapatkan nilai ρ =
0,016 untuk umur ibu, ρ = 0,002 untuk partus lama dan ρ = 0,011 untuk lilitann tali pusat (ρ < 0,05)
artinya terdapat hubungan antaraara umur ibu, partus lama dan lilitan tali pusat deng
engan kejadian asfiksia
neonatorum. Pada tahun 2012 012 ddidapatkan nilai ρ = 0,003 untuk umur ibu, ρ = 0,001 untuk partus
lama dan ρ = 0,024 untuk lilitanitan tali pusat ( ρ < 0,05 ) artinya terdapat hubung
hubungan antara umur ibu,
at de
partus lama dan lilitan tali pusat dengan kejadian asfiksia neonatorum.
Kesimpulan : Ada hubungan ant ntara bayi prematur, umur ibu, partus lama dan lilit
lilitan tali pusat dengan
kejadian asfiksia neonatorum di R RSUD Liun Kendage Tahuna.

ur, umur ibu, partus lama, lilitan tali pusat,, aasfiksia neonatorum
Kata Kunci : Bayi prematur,

PENDAHULUAN
Kehamilan, persalina
linan dan Berdasarkan penelit
nelitian World Health
menyusukan anak merupa upakan proses Organisation (WHO), ), di seluruh dunia
alamiah bagi kehidupan seoran
orang ibu dalam terdapat kematian ibu sebe
sebesar 500.000 jiwa
usia produktif. Bila terjadi
jadi gangguan per tahun dan kematiatian bayi khususnya
dalam proses ini,baik itu gangguan neonatus sebesar 10.0
10.000.000 jiwa per
fisiologis maupun psikol kologis dapat tahun. Kematian bayi ayi tersebut terjadi
menimbulkan efek yang buruk tidak hanya terutama di negara berke
rkembang sebesar 99
(2)
terhadap kesehatan ibu sendi
sendiri, tetapi %.
membahayakan bagi ba
bayi yang Menurut laporan W WHO dari 8 juta
dikandungnya, bahkan tida tidak jarang kematian bayi di du dunia 48% adalah
menyebabkan kematian ibu.. (1
(1)
kematian neonatal. Dari
ari seluruh kematian
neonatal, sekitar 60% me
merupakan kematian
Volume 3 Nomor 2. Juli – D
Desember 2015 28
JIDAN
Jurnal Ilmiah Bidan IISSN : 2339-1731

bayi umur < 7 hari yang dise disebabkan oleh hipoksia janin dalam lam rahim yang
gangguan perinatal yang sa salah satunya berhubungan dengan ffaktor–faktor yang
(3)
adalah asfiksia. Di negarara berkembang, timbul dalam kehamila ilan, persalinan dan
3% dari semua bayi baru lahi ahir ( 3,6 juta ) setelah kelahiran (5)
mengalami asfiksia sedang ata atau berat. Dari Faktor-faktor yan ang menyebabkan
jumlah tersebut, sekitar
kitar 840.000 asfiksia diantaranya faktaktor ibu, faktor tali
meninggal dan hampir den dengan jumlah pusat dan faktor bayi. yi. Adanya hipoksia
yang sama mengalami akibat bat lebih lanjut dan iskemia jaringa gan menyebabkan
(epilepsi,retardasi mental) ser
serta kecacatan perubahan fungsionall ddan biokimia pada
pada manusia. janin. Faktor ini yan ang berperan pada
(3)
Dewasa ini angka kematia tian ibu (AKI), kejadian asfiksia.
angka kematian bayi (AKB)) masih tinggi Sebagian kasus as asfiksia pada bayi
dibandingkan dengan nega negara Asean baru lahir merupakan kan kelanjutan dari
lainnya seperti Malaysia 30/1000 kelahiran asfiksia intrauterin, ka karena itu diagnosa
hidup, Thailand 97/1000 kela kelahiran hidup dini pada penderita asf asfiksia mempunyai
dan Singapura 9/1000 kelahi lahiran hidup, arti penting dalam meren rencanakan resusitasi
Philipina 35/1000 kelahiran hi hidup, Brunai yang akan dilakukan. n. S Setelah bayi lahir
Darussalam 10/1000 kelahi lahiran hidup. diagnosis asfiksia dapatpat dilakukan dengan
Menurut Survey Demografi rafi Kesehatan menetapkan nilai Appre pprearance, Pulse,
Indonesia (SDKI) 2007, AKII 228/100.000 Grimace, Activity, Respiespiration, (APGAR)
kelahiran hidup, AKB 34/1.0001.000 kelahiran penilaian menggunakan an skor Apgar karena
hidup, AKN 19/1.000 kelahi lahiran hidup. dengan cara ini deraj rajat asfiksia dapat
Masih menurut SDKI 2007 penyebab ditentukan sehingga pen penatalaksanaan pada
utama kematian neonatal dini adalah bayi bayi dapat disesuaikan kan dengan keadaan
(5)
berat lahir rendah (BBLR) R) ( 35% ), bayi.
asfiksia ( 33% ), tetanus ( 31% ) angka Data yang diper peroleh dari Dinas
tersebut memberikan kontri kontribusi cukup Kesehatan Propinsi Sula ulawesi Utara jumlah
besar terhadap morbiditas da dan mortalitas kematian bayi tahun 20 2010 sebanyak 260
bayi baru lahir. dengan penyebab kem kematian asfikia 64
Di Indonesia, dari seluruh
luruh kematian bayi, BBLR 56 bayi,, ke kelainan kongenital
bayi sebanyak 57% meninggalnggal pada usia < 13 bayi dan penyebab bab lain 127. Tahun
1 bulan. Setiap 6 menit terda erdapat 1 bayi 2011 sebanyak 333 dengan penyebab
baru lahir (BBL) yangg meninggal. kematian asfiksia 75 bay bayi, BBLR 70 bayi,
Penyebab kematian BBL di Indonesia pneumonia 11 bayi da dan penyebab lain
adalah Bayi Berat Lahir Renda endah (BBLR) sebanyak 177. Pada ta tahun 2012 jumlah
(29%), asfiksia (27%), tra trauma lahir, kematian bayi sebany banyak 246 dengan
tetanus neonatorum, infeksi ksi lain dan penyebab asfiksia 57 ba bayi, BBLR 51 bayi,
(4)
kelainan kongenital. pneumonia 10 bayi, kelakelainan kongenital 21
Asfiksia adalah keadaann dimana bayi dan penyebab lain 107.. ((6)
yang baru dilahirkan tidak segsegera bernafas Data yang diper peroleh dari Dinas
secara spontan dan tera eratur setelah Kesehatan Kabupaten K Kepulauan Sangihe
dilahirkan. Hal ini diseba sebabkan oleh jumlah kematian ba bayi tahun 2010

Volume 3 Nomor 2. Juli – D


Desember 2015 29
JIDAN
Jurnal Ilmiah Bidan IISSN : 2339-1731

sebanyak 18 dengan penyeb ebab BBLR 5 mengakibatkannya se


sehingga penulis
bayi, asfiksia 8 bayi, infeksi
ksi 2 bayi dan tertarik untuk menelit
liti tentang faktor-
penyebab lain 3. Tahun 2011 sebanyak 16 faktor yang berhubunga
gan dengan kejadian
kematian bayi dengan penyeba yebab BBLR 7 asfiksia pada bayi baru lahir di RSUD
bayi, asfiksia 3 bayi, infeksi
ksi 4 bayi dan Liun Kendage Tah
ahuna Kabupaten
penyebab lain 2. Sedangkan kan pada tahun Kepulauan Sangihe.
2012 jumlah kematian bayii sebanyak 23
bayi dengan penyebab BBLR R 6, asfiksia 7 METODE
yebab lain 6. (7)
bayi, infeksi 4 bayi dan penyeba Jenis penelitian yang digunakan
Berdasarkan studi penda ndahuluan di dalam penelitian ini ni adalah deskriptif
ruang bersalin dan neonati ti RSUD Liun analitik dengan ranc ncangan penelitian
Kendage Tahuna pada tangga nggal 29 Januari kohort retrospective. e. Populasi dalam
2013 dari buku register persali
salinan dan bayi penelitian ini yaitu bay
bayi yang lahir dan
diperoleh data asfiksia neonat
onatorum pada terdiagnosis asfiksia di RSUD Liun
tahun 2010 sebanyak 165 ka kasus dengan Kendage Tahuna yangg te tercatat dalam buku
jumlah kematian 9 bayi.. T Tahun 2011 register persalinan tahun
hun 2010, 2011, 2012
sebanyak 218 kasus deng dengan jumlah sebanyak 515 bayi. S Sampel penelitian
kematian 12 bayi dan pada da tahun 2012 diambil dari total popula
populasi yaitu 515 bayi.
sebanyak 132 kasus deng dengan jumlah Analisa data bivariat dil
dilakukan dengan uji
kematian 7 bayi yang disebadisebabkan oleh Chi Square.
asfiksia. Dari data-data di atas tampak
jelas asfiksia masih merupaka
upakan salah satu HASIL
faktor penyebab kematiann bayi yang Analisis Univariate
dominan, meskipun mengalam lami penurunan Analisis univariate
ate menggambarkan
dari tahun 2011 ke tahun 2012. Kematian distribusi frekuensi tia
tiap variabel yang
bayi dengan asfiksia belum lum diketahui digunakan dalam penel elitian.
faktor-faktor apa yang
ng cenderung

Volume 3 Nomor 2. Juli – D


Desember 2015 30
JIDAN
Jurnal Ilmiah Bidan IISSN : 2339-1731

Tabel 1. Distribusi umur,


ur, paritas, hipertensi, partus lama, kehamil ilan postmatur,bayi
prematur, BBLR,, lletak sungsang, lilitan tali pusat dan kejadian
dian asfiksia di RSUD
Liun Kendage Tahuna
ahuna.

Variabel 2010 2011 2012


n % n % n %
Umur :
<20 - > 35 Thn 30 18,18 56 25,69 40 30,31
20 – 35 Thn 135 81,82 162 74,31 92 69,69
Paritas :
>3 27 16,37 29 13,30 23 17,42
≤3 138 83,63 189 86,10 109 82,58
Hipertensi :
≥140/90 Mmhg 18 10,91 31 14,22 16 12,12
< 140/90 Mmhg 147 89.1 187 85,78 116 87,88
Partus Lama :
> 24 Jam 36 21,8 65 29,8 40 30,3
≤ 24 Jam 129 78.2 153 70,2 92 69,7
Kehamilan Postmatur :
≥42 Minggu 13 7,87 29 13,31 16 12,12
< 42 Minggu 152 92,12 189 86,69 116 87,88
Bayi Prematur :
< 37 Minggu 37 22,4 28 12,8 20 15,1
> 37 Minggu 128 77,6 190 87,2 112 84,9
Bblr :
< 2500 Gram 19 11,5 29 13,3 17 12,88
≥2500 Gram 146 88,5 189 86,7 115 87,12
Letak Sungsang :
Letak Bokong/Kaki 19 11,5 33 17,4 16 12,1
Letak Kepala 146 88,5 185 82,6 116 87,9
Lilitan Tali Pusat :
Ada 42 25,45 39 17,89 42 31,82
Tidak Ada 123 74,55 179 82,11 90 68,18
Kejadian Asfiksia :
Berat 43 26,1 50 22,9 42 31,8
Sedang 122 73,9 168 77,1 90 68,2
Sumber : Data Sekunder RSUD
DLLiun Kendage Tahuna
Tabel di atas menunjunjukkan bahwa tahun 2010, 177 oran
orang (81,19%) tahun
distribusi umur ibu yan yang terbanyak 2011, dan 109 orang (82,
(82,57%) pada tahun
adalah 20 – 35 tahun yangg be
berjumlah 135 2012.
orang (81,82%) pada tahun
ahun 2010, 162 Jumlah ibu yang me menderita hipertensi
orang (74,31%) pada tahun
un 2011, dan 92 adalah 18 orang (10,9
10,99%) pada tahun
orang (69,69 %) pada tahun
un 2012. 2010, 31 orang (14,22%
14,22%) tahun 2010, dan
Jumlah paritas ibu ya
yang terbanyak 16 orang (12,12%) tahun
ahun 2012.
adalah ≤3 yaitu 138 orangg ((83,63%) pada
Volume 3 Nomor 2. Juli – D
Desember 2015 31
JIDAN
Jurnal Ilmiah Bidan ISSN : 2339-
1731

Jumlah ibu yang mengalamlami partus lama (11,52%) pada tahun hun 2010, 33 orang
sebanyak 36 orang (21,81%
81%) pada tahun (17,43%) pada tahunhun 2011 dan 16 orang
2010, 65 orang (29,81%) %) pada tahun (12,12%) pada tahun 201 2012
2011, dan 40 (30,30%) ora
orang pada tahun Jumlah ibu yang melahi lahirkan bayi dengan
2012. lilitan tali pusat adalah
lah sebanyak 42 ibu
Jumlah ibu yang mengala
galami kehamilan (25,49%) pada tahun hun 2010, 39 orang
postmatur adalah sebanyanyak 13 orang (17,89%) pada tahun hun 2011 dan 44
(7,87%) pada tahun 2010, 010, 29 orang (33,33%) pada tahun 201 2012.
(13,31%) pada tahun 2011,
11, dan 16 orang Jumlah ibu yang ba bayinya mengalami
(12,12%) orang pada tahun
un 2012. asfiksia neonatorum um berat adalah
Jumlah ibu yang mel elahirkan bayi sebanyak 43 orang ((26,06%), asfiksia
prematur adalah sebanya yak 37 orang neonatorum sedang 122 orang (73,94%)
(22,43%) pada tahun 2010, 28 orang pada tahun 2010, asf asfiksi neonatorum
(12,84%) pada tahun 2011, dan 20 berat 50 orang (22,94) asfiksia
(15,15%) pada tahun 2012
2012. Ibu yang neonatorum sedang 168 orang (77,06%)
melahirkan bayi BBLR adaadalah sebanyak pada tahun 2011, dan asfiksia
19 orang (11,52%) pada ta tahun 2010, 29 neonatorum berat 42 orang (31,82%)
orang (13,30%) pada tahun
hun 2011 dan 17 asfiksia neonatorum sedang 90 orang
orang (12,88%) pada tahun
un 2012. (68,18%) pada tahun 201 2012
Jumlah ibu yang melahirka
hirkan bayi letak
sungsang adalah sebanyanyak 19 orang

2. Analisis Bivariate
Analisis bivariat dengan m
menggunakan prematur dengan kkejadian asfiksia
uji chi Square didapatkan ha hasil adanya neonatorum.Hasil uji kor
korelasi dapat dilihat
hubungan antara partus lama,
a, ba
bayi pada tabel 2.

Tabel 2. Hubungan Partus La


Lama, Bayi Prematur, dan Lilitan Tali Pusat
usat Dengan Kejadian
Asfiksia Neonatorum
um Tahun 2010

Variabel Kejadi
adian Asfiksia Neonatorum Total % Ρ
Bera
erat Sedang
Partus Lama :
≥24 Jam 15 34,9 21 17,2 36 21,8 0,016
< 24 Jam 28 65,1 101 82,8 129 78,
78,2
Bayi Prematur :
≤37 Mgg 18 41,9 19 15,6 37 22,4 0,000
> 37 Mgg 25 58,1 103 84,4 128 77,
77,6
Lilitan Tali
Pusat: 15 34,9 27 22,1 42 25,4 0,099
Ada 28 65,1 95 77,9 123 74,
74,6
Tidak

Volume 3 Nomor 2. Juli


li – Desember 2015 32
JIDAN
Jurnal Ilmiah Bidan IISSN : 2339-1731

Tabel 3. Hubungan Umur ur IIbu, Partus Lama, dan Lilitan Tali Pusat
usat Dengan Kejadian
Asfiksia Neonatorum
orum Tahun 2011
Ke
Kejadian Asfiksia Neonatorum %
Variabel Total p
BE
ERAT SEDANG
Umur Ibu :
Resiko Tinggi 18 35,3 32 19,0 50 22,9 0,016
Tidak Beresiko 33 64,7 135 81 168 77,1
Partus Lama :
≥24 Jam 22 43,1 36 21,6 58 26,6 0,002
< 24 Jam 29 56,9 131 78,4 160 73,4
Lilitan Tali Pusat:
Ada 15 30 24 14,3 39 17,9 0,011
Tidak 35 70 144 85,7 179 82,1

Tabel 3. di atas menunjukkan


ukkan adanya hubungan antara umur ibu, partus
us la
lama dan lilitan tali
pusat dengan kejadian asfiksia
ksia neonatorum.

Tabel 4. Hubungan Umur ur Ibu, Partus Lama dan, Lilitan Tali Pusat
usat Dengan Kejadian
Asfiksia Neonator
onatorum Tahun 2012
Ke
Kejadian Asfiksia Neonatorum %
Variabel Total p
Berat Sedang
Umur Ibu :
Resiko Tinggi 20 47,6 20 22,2 40 30,3 0,003
Tidak Beresiko 22 52,4 70 77,8 92 69,7
Partus Lama:
≥24 Jam 21 50 20 22,2 41 31,1 0.02
< 24 Jam 21 50 70 77,8 91 68,9
Lilitan Tali Pusat:
Ada 19 45,3 23 25,6 42 31,8 0,024
Tidak 23 54,7 67 74,4 90 68,2

Tabel 4. di atas menunjukka


unjukkan adanya memutuskan untuk meni enikah dan memiliki
hubungan antara umur ibu, bu, partus lama anak. Menurut teori dari segi kesehatan ibu
dan lilitan tali pusat dengangan kejadian yang berumur < 20 tahun rahim dan
asfiksia neonatorum. panggul belum berkembambang dengan baik,
PEMBAHASAN begitu sebaliknya yang
ang berumur > 35
Berdasarkan distribusi
busi frekuensi tahun kesehatan dan kekeadaan rahim tidak
menurut umur, sebagian besa
besar ibu berada sebaik seperti saat ibu
bu berusia 20 – 35
pada rentang umur 20 – 355 tahun. Umur tahun. Umur ibu < 20 tahun dan > 35
20 – 35 merupakan usia pr produktif bagi tahun merupakan um umur yang tidak
seseorang. Seorang wanita pa pada rentang reproduktif atau umurur tersebut termasuk
usia 20 - 35 tahun pada um umumnya telah dalam resiko tinggi keha
kehamilan. Umur pada

Volume 3 Nomor 2. Juli – D


Desember 2015 33
JIDAN
Jurnal Ilmiah Bidan IISSN : 2339-1731

waktu hamil sangat berpen pengaruh pada kehamilan. Keadaan ter tersebut memberikan
kesiapan ibu untuk menerim rima tanggung predisposisi untuk te terjadi perdarahan,
jawab sebagai seorang ibu sehingga plasenta previa, rupture uteri, solutio
kualitas sumber daya manus anusia makin plasenta yang dapatt berakhir dengan
meningkat dan kesiapa
siapan untuk terjadinya asfiksia bayii bbaru lahir. (11)
menyehatkan generasi pene penerus dapat Berdasarkan distribusi
ribusi tekanan darah
terjamin. Kehamilan di usia muda atau (hipertensi) sebagian be besar ibu memiliki
remaja dibawah usia 20 tahun akan tekanan darah < 140/90 90 mmHg. Hipertensi
mengakibatkan rasa takut kut terhadap menyebabkan vasokon sokonstriksi pembuluh
kehamilan dan persalinan, nan, hal ini darah yang mengakib kibatkan kurangnya
disebabkan pada usia tersebutbut ibu mungkin suplai darah ke plasent
senta sehingga terjadi
belum siap untuk mempunya punyai anak dan hipoksia janin. Akibatt la lanjut dari hipoksia
alat-alat reproduksi ibu belum lum siap untuk janin adalah gangguan uan pertukaran gas
hamil. Begitu juga kehamilan lan di usia tua antara oksigen dan an karbondioksida
yaitu diatas 35 tahun akan m menimbulkan sehingga terjadi asfik sfiksia neonatorum.
kecemasan terhadap keha kehamilan dan Pengembangan paru bay bayi baru lahir terjadi
persalinan serta alat-alat reprreproduksi ibu pada menit-menit pe pertama kemudian
(8)
terlalu tua untuk hamil. disusul dengan pernap napasan teratur dan
Berdasarkan distribusi
busi paritas tangisan bayi. Prose oses perangsangan
sebagian besar ibu melahi lahirkan anak pernapasan ini dimul ulai dari tekanan
dengan jumlah ≤3. Paritass ada adalah jumlah mekanik dada pada ppersalinan, disusul
persalinan yang telah dila dilakukan ibu. dengan keadaan pen penurunan tekanan
Paritas 2-3 merupakan paritas tas paling aman oksigen arterial dan pe peningkatan tekanan
ditinjau dari sudut kematia tian maternal. karbondioksida arterial ial, sehingga sinus
Paritas 1 dan paritas lebi lebih dari 3 karotikus terangsang terjadinya proses
mempunyai angka kemati atian maternal bernapas. Bila mengalam lami hipoksia akibat
yang disebabkan perdara darahan pasca suplai oksigen ke plasent
senta menurun karena
persalinan lebih tinggi. Paritas
tas yang rendah efek hipertensi dan proteinuria sejak
(paritas satu), ketidaksiapan pan ibu dalam intrauterine, maka saatt ppersalinan maupun
menghadapi persalinan yan yang pertama pasca persalinan beresiko
siko asfiksia.
merupakan faktor penyebab Berdasarkan distr
distribusi partus lama
ketidakmampuan ibu ham hamil dalam sebagian besar ibu m melahirkan dengan
menangani komplikasi yang ng tterjadi dalam waktu < 24 jam. Partus us llama menimbulkan
kehamilan, persalinan dan nifanifas. (11) Paritas efek berbahaya bagi gi ibu dan janin,
1 beresiko karena ibu belum um siap secara beratnya cedera me meningkat dengan
medis (organ reproduksi) ma maupun secara semakin lamanya pr proses persalinan.
mental. Hasil penelitiann m menunjukkan Resiko tersebut naik deng
dengan cepat setelah
bahwa primiparity merupa upakan faktor waktu 24 jam. Angka ka kelahiran dengan
resiko yang mempunyai hubunga hubungan yang tindakan yang ttinggi semakin
kuat terhadap mortalitasas asfiksia, memperburuk bahaya ba bagi ibu sedangkan
sedangkan paritas > 4, seca secara fisik ibu bahaya bagi janin semaki akin lama persalinan
mengalami kemunduran untuk menjalani semakin tinggi morbidibiditas dan mortalitas

Volume 3 Nomor 2. Juli – D


Desember 2015 34
JIDAN
Jurnal Ilmiah Bidan IISSN : 2339-1731

janin dan semakin sering ng pula terjadi bayi dengan usia ke kehamilan > 37
keadaan asfiksia neonatorum um (6) Semakin minggu. Bayi lahir hir kurang bulan
lama persalinan semakin tingg nggi morbilitas mempunyai organ da dan alat-alat tubuh
janin dan sering terjadi asf asfiksia akibat yang belum berfung ungsi normal untuk
partus lama. Sekalipun tida tidak terdapat bertahan hidup diluarr ra
rahim. Makin muda
kerusakan yang nyata, bayi yi pada partus umur kehamilan, fungsi
ungsi organ tubuh bayi
lama memerlukan perawatann yyang khusus. makin kurang sempurna
purna, prognosis juga
Bahaya partus lama lebih bih besar lagi semakin buruk. Kare arena masih belum
apabila kepala bayi macett di perineum berfungsinya organ-or-organ tubuh secara
untuk waktu yang lama da dan tengkorak sempurna seperti si sistem pernafasan.
kepala janin terus terbentur ur pa
pada panggul Timbulnya asfiksia pa pada bayi prematur
ibu. Pada partus lama kala II II, bradikardia disebabkan belum ma maksimalnya tingkat
janin kadang terjadi ketika ka iibu menahan kematangan fungsi sist sistem organ tubuh
nafas dalam waktu lama, a, dan usaha tubuh sehingga sulit it untuk beradaptasi
mengejan ibu dapat meningka katkan tekanan dengan kehidupan
dupan ektsrauterin.
terhadap kepala janin. Efek ek pada janin Kesukaran bernapas ppada bayi prematur
mengakibatkan oksigen dalam am darah turun dapat disebabkan karena belum
dan aliran darah ke plasent senta menurun sempurnanya pembent bentukan membran
sehingga oksigen yang tersedia dia untuk janin hialin surfaktan paruru yang merupakan
menurun, pada akibatn
batnya dapat suatu zat yang da dapat menurunkan
((8)
menimbulkan hipoksia janin.. tegangan dinding alveoli paru.
Berdasarkan distribusi
busi kehamilan Pertumbuhan surfakta ktan paru mencapai
postmatur sebagian besar ibu melahirkan maksimum pada minggu ke-35
(13)
dengan usia kehamilan < 42 minggu. kehamilan. Hal
al serupa juga
Pada bayi yang dilahirka kan oleh ibu dikemukakan oleh W Wiknjosastro bahwa
dengan umur kehamilann m melebihi 42 asfiksia neonatorum disebabkan oleh
minggu kejadian asfiksia bisa disebabkan hipoksia janin dalam ut uterus dan hipoksia
karena fungsi plasenta yang tidak ini berhubungan dengangan faktor – faktor
maksimal lagi akibat prose proses penuaan yang timbul dalam keh
kehamilan, persalinan
sehingga mengakibatkann transportasi atau segera setelah bay
bayi lahir.
oksigen dari ibu ke janin nin terganggu. Berdasarkan distri
stribusi BBLR paling
Fungsi plasenta mencapai pai puncaknya banyak ibu melahirkan
kan bayi dengan berat
pada kehamilan 38 m minggu dan badan ≥ 2500 gram. m. Bayi berat lahir
kemudian mulai menurun nurun terutama rendah mempunyai ma masalah antara lain :
setelah 42 minggu, hal ini dapat pusat pengaturan per ernapasan dan alat
dibuktikan dengan penur nurunan kadar pencernaannya bel
belum sempurna,
estriol dan plasental laktogen.
en. Rendahnya kemampuan metabolisbolisme panas masih
fungsi plasenta berkaita kaitan dengan rendah sehingga dapat berakibat
peningkatan kejadian gawat at janin dengan terjadinya asfiksia, aasidosis dan dan
(9)
risiko 3 kali. mudah terjdi infeksinfeksi. Bayi yang
Berdasarkan distribusi
ribusi bayi dilahirkan BBLR um umumnya kurang
prematur paling banyak ibu melahirkan mampu meredam teka tekanan lingkungan

Volume 3 Nomor 2. Juli – D


Desember 2015 35
JIDAN
Jurnal Ilmiah Bidan IISSN : 2339-1731

yang baru, sehingga bera berakibat pada melahirkan bayi denga gan asfiksia sedang.
terhambatnya pertumbuha
buhan dan Menurut Fani, asfiksiiksia terjadi karena
perkembangan, bahkan
hkan dapat gangguan pertukara
ukaran gas dan
mengganggu kelangsungan an hidupnya, pengangkutan O2 da dari ibu ke janin,
selain itu juga akan meningka
ngkatkan resiko sehingga terdapat gangguan dalam
kesakitan dan kematian ba bayi karena persediaan O2 dan dala
dalam menghilangkan
rentan terhadap infeksi
eksi saluran CO2 sehingga berakiba
kibat O2 tidak cukup
pernapasan bagian bawah. dalam darah yang disedisebut hipoksia dan
Berdasarkan distribusi
stribusi letak CO2 tertimbun dalam da darah yang disebut
sungsang paling banyak ibu melahirkan hiperapnea. Akiba
kibatnya dapat
bayi dengan letak kepa kepala. Angka menyebabkan asidosis
dosis tipe respiratorik
kematian bayi pada persa persalinan letak atau campuran dengan
gan asidosis metabolik
sungsang lebih tinggi dibandi ndingkan letak Asfiksia adalah ke
keadaan dimana bayi
(10)
kepala Hipoksia ter terjadi akibat baru lahir tidak dapa pat bernapas secara
terjepitnya tali pusat antaraara kepala dan spontan dan teratur. Ba
Bayi dengan riwayat
panggul pada waktu kepal pala memasuki gawat janin sebelum um lahir, umumnya
rongga panggul serta aki akibat retraksi akan mengalami asf asfiksia pada saat
uterus yang dapat menyebabkababkan lepasnya dilahirkan. Masalah ini erat hubungannya
plasenta sebelum kepala lahi lahir. Kelahiran dengan gangguan kese esehatan ibu hamil,
kepala janin lebih 8 m menit setelah kelainan tali pusat, aatau masalah yang
umbilikus lahir akan me membahayakan mempengaruhi kesejahtjahteraan bayi selama
kehidupan janin selain itu jika janin nan (13)
atau sesudah persalinan
bernapas sebelum hidung dan mulut lahir Berdasarkan hasilsil analisis bivariate
dapat membahayakan karena na mukus yang hubungan bayi prematuratur dan partus lama
terhisap dapat menyumbat jal jalan napas. dengan kejadian asfi sfiksia tahun 2010
Berdasarkan distribusi
busi lilitan tali menunjukan adanyaa hubungan antara
pusat paling banyak ibu mel elahirkan bayi bayi prematur dan pa partus lama dengan
tidak ada lilitan tali pusat.
usat. Lilitan tali kejadian asfiksia neona
neonatorum. Pada
pusat dapat menimbulkann bradikardia tahun 2011 faktor yan ang dominan adalah
dan hipoksia janin, dan bila la jjumlah lilitan umur ibu, partus lam ama dan lilitan tali
lebih dari sekali akan m meningkatkan pusat. Berdasarkann hasil analisis
mortalitas perinatal. Lilitanitan tali pusat menunjukkan adanya ya hubungan antara
yang erat menyebabkan ga gangguan atau umur ibu, partus lam ama dan lilitan tali
kompresi pada pembulbuluh darah pusat dengan ke
kejadian asfiksia
umbilical, dan bila berlang langsung lama neonatorum.
akan menyebabkan hipoksia
poksia janin. Faktor Pada tahun 201 2012 faktor yang
tali pusat pendek dan simpul pul tali pusat dominan adalah umur ur ibu, partus lama
tidak ditemukan pada da data sekunder dan lilitan tali pusat.
t. Berdasarkan hasil
meskipun kedua faktor tersebut
rsebut ada pada analisis menunjukkann adanya hubungan
teori. antara umur ibu, partus
rtus lama dan lilitan
Berdasarkan distribusi busi asfiksia tali pusat dengan kejadian asfiksia
neonatorum yang paling ng banyak ibu neonatorum.

Volume 3 Nomor 2. Juli – D


Desember 2015 36
JIDAN
Jurnal Ilmiah Bidan IISSN : 2339-1731

Umur ibu adalah salah lah satu faktor yang tidak mengala galami partus lama,
yang berhubungan denga ngan kejadian artinya ada hubungann antara partus lama
asfiksia neonatorum. Hal al ini sejalan dengan kejadian asfiksiksia neonatorum.
dengan penelitian yang dil dilakukan oleh Bayi prematur m merupakan faktor
Katriningsih (2009) di Boy oyolali dengan yang berhubungan dengan kejadian
judul penelitian hubungann aantara faktor asfiksia. Hal ini sejalan
lan dengan penelitian
ibu dengan kejadian asfiksia
ksia neonatorum yang dilakukan oleh R Rina Puspita Amri
di RSUD Pandan Arang ng Kabupaten (2009) dengan judul pe penelitian hubungan
Boyolali dimana umur ibu bu mempunyai persalinan preterm dengan kejadian
nilai ρ = 0,006 ( ρ < 0,05,05 ). Demikian asfiksia neonatorum di RSUD Pariaman
juga dengan penelitian yan ang dilakukan tahun 2008 dimana tterdapat hubungan
oleh Fahrudin (2003) de dengan judul yang bermakna antara ntara bayi yang lahir
penelitian analisis beberapa
pa faktor resiko prematur dengan ke kejadian asfiksia
kejadian asfiksia neona
onatorum di neonatorum ( X hitung = 25,91 > X2
2

Kabupaten Purworejo tahunhun 2003 dimana tabel = 3,841 ). Dem mikian juga dengan
umur ibu mempunyai nilaii ρ = 0,019 ( ρ penelitian yang dilaku
dilakukan oleh Fani
< 0,05 ) artinya ada hubung
hubungan antara Martha Selly (2010 2010) dengan judul
umur ibu dengan kejadi adian asfiksia penelitian faktor
ktor-faktor yang
neonatorum. berhubungan dengann kejadian asfiksia
Partus lama juga merupa
rupakan faktor neonatorum di RSUP UP Dr. M. Djamil
yang berhubungan denga ngan kejadian Padang Tahun 2010 dimana bayi
asfiksia neonatorum. Hal al ini sejalan prematur mempunyai ai hubungan dengan
dengan penelitian yang dil dilakukan oleh kejadian asfiksia neon onatorum ρ value =
Ahmad (2000) di Rangkasbi sbitung dengan 0,000 ( ρ < 0,05 ) arti rtinya ada hubungan
judul penelitian hubungan an persalinan antara partus lamaa dengan kejadian
lama dengan kejadian
dian asfiksia asfiksia neonatorum..
neonatorum di RSP P Wahidin Faktor tali pusat merupakan faktor
Sudirohusodo dimana ditem emukan bahwa yang berhubungan dengan kejadian
ibu yang mengalami pa partus lama asfiksia neonatorum me meskipun pada tahun
memiliki resiko 8,364 kali lebih besar 2010 tidak terdapat hubung
hubungan antara faktor
untuk mengalami asfiksia sia neonatorum tali pusat dengan kejadijadian asfiksia tetapi
pada bayinya dibandingkangkan dengan ibu pada tahun 2011 da dan 2012 terdapat
yang tidak mengalami pa partus lama. hubungan antara faktor or tali pusat dengan
Demikian juga dengan pene penelitian yang kejadian asfiksia ne neonatorum. Pada
dilakukan sebelumnya di Makassar dasarnya lilitan tali ppusat tidak terlalu
dengan judul penelitian fa faktor resiko membahayakan, lilitann tali pusat menjadi
kejadian asfiksia neonatorum
orum di RSIA berbahaya ketika m memasuki proses
Siti Fatimah Makassar dimana ana ditemukan persalinan dan terjadi ko kontraksi rahim atau
bahwa ibu yang mengalami mi partus lama mulas dan kepala ja janin mulai turun
memiliki resiko 5,602 kali lebih besar memasuki saluran pers persalinan, lilitan tali
untuk mengalami asfiksia sia neonatorum pusat menjadi sem semakin erat dan
pada bayinya dibandingkangkan dengan ibu menyebabkan penekana kanan atau kompresi

Volume 3 Nomor 2. Juli – D


Desember 2015 37
JIDAN
Jurnal Ilmiah Bidan IISSN : 2339-1731

pada pembuluh – pembuluhbuluh darah tali KESIMPULAN


pusat, akibatnya suplai da darah yang
mengandung oksigen dan zat at makanan ke Ada hubungan antara baybayi prematur, umur
bayi akan berkurang dan me mengakibatkan ibu, partus lama dan lilita
ilitan tali pusat
bayi menjadi sesak napas dann hi
hipoksia. dengan kejadian asfiksia
ksia neonatorum di
RSUD Liun Kendage Ta Tahuna

DAFTAR PUSTAKA
1. Prasetyawati, (2012). Kese
esehatan Ibu dan Anak. Nuha Medika. Jakarta ta
2. Manuaba,I. B. G, (2010 2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan andungan dan Keluarga
ndidikan Bidan. EGC. Jakarta
Berencana untuk Pendidik
3. Ahmad. 2000. (http://www ww.digilib ui ac id/file=pdf Hubungan persalrsalinan lama dengan
kejadian asfiksia neonatorum
onatorum di RSP Wahidin Sudirohusodo.Skripsi.F psi.Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitasas HHasanudin,Makassar. diakses tanggal 18 juniuni 201
2013)
4. Departemen Kesehatan RI RI. (2008). Buku Acuan Persalinan Normal. De DepKes RI. Jakarta.
5. Mochtar,R. (2011). Sinopsi
nopsis Obstetri Jilid 2. Edisi 3. EGC. Jakarta
6. Profil Dinas Kesehatan PrPropinsi Sulawesi Utara, (2010). Manado
7. Profil Dinas Kesehatan KaKabupaten Kepulauan Sangihe, (2012). Tahuna huna
8. Prawirohardjo, (2002).. B Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal ernal dan Neonatal.
Yayasan Bina Pustaka Sar
Sarwono Prawirohardjo. Jakarta
9. Fani,M,S. (2010). (htt http://www.repository.ac.unand.faktor-faktoror yangberhubungan
dengan kejadian asfiksiasia neonatorum di RSUP Dr.M Djamil Padan Padang tahun 2010.
Diakses tanggal 19 juni 2013
2013)
10. Nugroho,T. (2012). Patologi
atologi Kebidanan. Nuha Medika. Yogyakarta
11. Surasmi,A. (2003). Peraw
rawatan Bayi Resiko Tinggi. Rineka Cipta. Jakar karta
12. Fahrudin. 2003. (http://ww
/www.eprints.undip.ac.id.analisis beberapa faktaktor resiko kejadian
kabupaten purworejo tahun 2003. Diakses tangg
asfiksia neonatorum di kabupat nggal 18 juni 2013)
13. Asri,D,Clervo,C. (2010).). A
Asuhan Persalinan Normal. Nuha Medika.. Ja Jakarta

Volume 3 Nomor 2. Juli – D


Desember 2015 38

Anda mungkin juga menyukai