Anda di halaman 1dari 8

Volume 7, Nomor 1, Juni 2019

HUBUNGAN ANTARAPARTUS LAMA DAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN


KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUMDI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KOTA PRABUMULIH TAHUN 2017

Siska Delvia
Diploma III Kebidanan Al-Ma’arif Baturaja
siska.delvia26@gmail.com

ABSTRAK

Asfiksia neonatorum adalah keadaan bayi yang tidak dapat bernafas spontan dan teratur,
sehingga dapat menurunkan O2 dan makin meningkatkan CO2 yang menimbulkan akibat
buruk dalam kehidupan lebih lanjut (Manuaba, 2010). Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui hubungan antara partus lama dan ketuban pecah dini dengan kejadian
asfiksia neonatorum di Rumah Sakit Umum Daerah Tahun 2017.Penelitian ini
menggunakan Survey Analitik dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional.
Populasi penelitian ini adalah semua bayi yang dilahirkan di Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Prabumulih Tahun 2017 yang berjumlah 1.385 orang. Jumlah sampel pada
penelitian ini adalah 310 responden.Pada analisa univariat diketahui bahwa 310
responden didapatkan bahwa ibu melahirkan yang didiagnosa partus lama sebanyak 97
responden (31,3%) lebih sedikit dari ibu yang tidak didiagnosa partus lama sebanyak 213
responden (68,7%). Pada analisa univariat diketahui bahwa 310 responden didapatkan
bahwa ibu yang didiagnosa ketuban pecah dini sebanyak 98 responden (31,6%) lebih
sedikit dari ibu yang tidak didiagnosa ketuban pecah dini yaitu sebanyak 212 responden
(68,4%).Analisa Bivariat menunjukkan Partus Lama mempunyai hubungan yang
bermakna dengan kejadian Asfiksia Neonatorum (p value 0,000) dan Ketuban Pecah Dini
mempunyai hubungan yang bermakna dengan kejadian Asfiksia Neonatorum (p value
0,000).Simpulan dari penelitian ini adalah bahwa ada hubungan yang bermakna antara
partus lama dan ketuban pecah dini dengan kejadian asfiksia neonatorum di Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Prabumulih Tahun 2017.

Kata Kunci : Partus Lama, Ketuban Pecah Dini dan Asfiksia Neonatorum

ABSTRACT

Asphyxiation neonatorum is a condition of a baby who cannot breathe spontaneously and


regularly so that can decrease O2 and increase CO2 more that can causes bad effect in
the future life (Manuaba 2010).The object of this research is to know correlation between
long time partus and early rupture of membrane with the occurrence of asphyxiation
neonatorum in Local General Hospital Of Prabumulih City Year 2017. This research used
analytic survey by using Cross Sectional approach. The population of this research was
all babies born inLocal General Hospital Of Prabumulih City Year 2017 with total numbers
1.385 babies. The number of samples in this research are 310 respondents.In univariate
analysis known that 310 respondents taken that maternity mothers who had diagnosis
long time partus were 97 respondents (31,3 %). it was less than mothers who didn’t have
diagnosis long time partus, they were 213 respondents (68,7%), in univariate analysis
known that 310 respondents taken that mothers who had diagnosis early rupture of
membranes were 98 respondents (31,6 %) it was less than mothers who didn’t have
diagnosis early rupture of membranes, they were 212 respondents (68,4%).Bivariate
analysis showed long time partus had significance correlation with the occurrence
asphyxiation neonatorum (p value 0,000) and early rupture of membranes had
significance correlation with the occurrence asphyxiation neonatorum (p value 0,000).The
Conclusion of this research is that : there is significance correlation between long time

202
Volume 7, Nomor 1, Juni 2019

partus and early rupture of membrane with the occurrence asphyxiation neonatorum in
local General Hospital Of Prabumulih City Year 2017.

Keywords : Long Time Partus, Early Rupture of Membrane, Asphyxiation


Neonatorum

PENDAHULUAN 2012-2017 sebesar 19 per 1.000


Asfiksia neonatorum adalah keadaan kelahiran hidup. Kasus kematian bayi
bayi yang tidak dapat bernafas spontan berdasarkan faktor dari bayi, akibat
dan teratur, sehingga dapat menurunkan prematur berkontribusi sebanyak 32
O2 dan makin meningkatkan CO2 yang kasus (21,92 %), akibat asfiksia
menimbulkan akibat buruk dalam neonatorum berkontribusi sebanyak 46
1
kehidupan lebih lanjut . Asfiksia lahir kasus (31,51 %)4. Meski mengalami
menempati penyebab kematian bayi ke 3 penurunan dari tahun sebelumnya,
di dunia dalam periode awal kehidupan2. jumlah tersebut masih terbilang cukup
Setiap tahunnya kira-kira 3% (3,6 juta) tinggi, padahal target Sustainable
dari 120 juta bayi baru lahir mengalami Development Goals (SDGs) tahun 2015,
asfiksia, hampir 1 juta bayi ini meninggal. mengakhiri kematian bayi dan balita
WHO menyatakan bahwa AKB akibat dapat di cegah5.
asfiksia di kawasan Asia Tenggara Berdasarkan data Riset Kesehatan
menempati urutan kedua yang paling dasar menunjukkan angka kematian
tinggi yaitu sebesar 142 per 1000 bayi di Indonesia disebabkan oleh
setelah Afrika. Indonesia merupakan Asfiksia 51%, BBLR 42,9%, Seksio
negara AKB dengan asfiksia tertinggi Sesarea 18,9%, Prematur 33,3%,
kelima untuk negara ASEAN pada tahun kelainan kongenital 2,8%, sepsis 12%.
2011 yaitu 35 per 1000, dimana Berdasarkan hasil sementara survei
Myanmar 48 per 1000, Laos dan Timor penduduk antar sensus (SUPAS) tahun
Laste 48 per 1000, Kamboja 36 per 2015, angka kematian bayi (AKB) di
3
1000 . Angka kematian bayi tahun 2015 Indonesia mencapai 22 per 1000
menurut World Health Organization kelahiran hidup dan angka kematian
(WHO) yaitu 35,8 per 1.000 kelahiran balita (AKBA) mencapai 26 per 1000
hidup. kelahiran hidup6. Adapun di sumatera
Angka Kematian Bayi (AKB) selatan yaitu menurunnya jumlah angka
merupakan indikator yang berhubungan kematian bayi dari 54 per 1.000
dengan status kesehatan anak. kelahiran hidup menjadi 48 kelahiran
Berdasarkan hasil Survei Demografi dan hidup (Pelita, 2016). Angka kematian ibu
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, dan bayi akibat kegagalan persalinan di
Angka Kematian Bayi (AKB) pada tahun Palembang, Sumatera Selatan,

203
Volume 7, Nomor 1, Juni 2019

tergolong tinggi karena mencapai 17 Neonatorum, tahun 2016 sebanyak 144


orang pada tahun 2015. Di antara 17 orang (10,82%) kejadian Asfiksia
orang yang meninggal terdapat 12 orang Neonatorum dan tahun 2017 terdapat
ibu bersalin dan 5 orang bayi yang 150 orang (10,76%) kejadian Asfiksia
dilahirkan7.Ketuban Pecah Dini (KPD) Neonatorum dari 1394 ibu bersalin10.
dan Partus lama merupakan salah satu
METODE
faktor risiko intrapartum untuk terjadinya
asfiksia neonatorum. Ketuban pecah dini Jenis penelitian ini menggunakan
juga menyebabkan terjadinya metode survey analitik dengan
oligohidramnion yang dapat menekan tali pendekatan Cross Sectional dimana
pusat hingga terjadi asfiksia. Asfiksia variabel independent dan variabel
yang terjadi pada bayi biasanya dependent dikumpulkan dalam waktu
merupakan kelanjutan dari anoksia atau yang bersamaan11. Sehingga peneliti
hipoksia janin8.Partus lama dapat mengambil variabel independen (partus
menyebabkan terjadinya asfiksia ialah lama dan ketuban pecah dini) dan
gangguan sirkulasi menuju janin, variabel dependen (kejadian asfiksia
menyebabkan adanya gangguan aliran neonatorum) yang dikumpulkan dalam
pada tali pusat saat janin terhambat di waktu yang bersamaan.Waktu penelitian
jalan lahir oleh gangguan partus lama. dilaksanakan pada bulan Maret-April
Selanjutnya penyebab asfiksia juga tahun 2018.Penelitian dilaksanakan di
terdapat dari faktor ibu yaitu gangguan ruang kebidanan rumah sakit umum
his, perdarahan antepartum, hipertensi daerah kota prabumulih.Populasi adalah
pada kehamilan, maupun hambatan kala keseluruhan objek yang akan diteliti12.
II yang lama.Dari hasil penelitian yang Populasi penelitian ini adah semua bayi
dilakukan oleh Rahmah, dkk 2012 yang dirawat di rumah sakit umum
menyatakan bahwa terdapat hubungan daerah kota prabumulih pada tahun
antara partus lama dan ketuban pecah 2017 yang berjumlah 1394
10
dini dengan kejadian asfiksia orang .Sampel adalah sebagian objek
neonatorum di RSUD Sawerigading kota yang diteliti atau sebagian dari
Palopo tahun 2012. Dengan hasil populasi12. Metode sampel penelitian
penelitian menunjukkan bahwa ketuban yang digunakan adalah Metode Random
pecah dini (OR=2,471) dan partus lama Sampling.Jumlah sampel penelitian
(OR=3,417)9.Berdasarkan data yang adalah 310 orang.Data yang dgunakan
diperoleh dari RSUD Kota Prabumulih, dalam penelitian ini adalah data
diketahui bahwa pada tahun 2015 sekunder. Data sekunder yaitu data yang
sebanyak 124 (9,42%) kejadian Asfiksia didapat dari suatu lembaga instansi.

204
Volume 7, Nomor 1, Juni 2019

Dalam penelitian ini data sekunder hasil p value = 0,000 ( p < 0,05 ) berarti
diperoleh dari data rekam medik rumah hipotesis menyatakan bahwa ada
sakit umum daerah kota hubungan yang bermakna antara Partus
prabumulih.Instrumen pengumpulan data Lama dengan kejadian Asfiksia
yaitu menggunakan Check List. Neonatorum terbukti.

Tabel 2.
HASIL
Hubungan antara KetubanPecah Dini
Tabel 1. dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum
di RSUD Kota Prabumulih Tahun 2017
Hubungan antara Partus Lama
dengan kejadian Asfiksia Neonatorum
di Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Prabumulih Tahun 2017

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa


dari 310 responden didapatkan 98
responden yang mengalami ketuban
Dari tabel diatas dapat dilihat pecah dini dengan kejadian asfiksia
bahwa dari 310 responden didapatkan neonatorum sebanyak 64 (65,3)
97 responden yang mengalami partus responden dan yang mengalami ketuban
lama dengan kejadian asfiksia pecah dini tidak dengan kejadian asfiksia
neonatorum sebanyak 63 (64,9%) neonatorum sebanyak 34 (34,7%)
responden dan yang mengalami partus responden. Dari 212 responden yang
lama tidak dengan kejadian asfiksia tidak mengalami ketuban pecah dini
neonatorum sebanyak 34 (35,1%) dengan kejadian asfiksia neonatorum
responden. Dari 213 responden yang sebanyak 86 (40,6%) responden dan
tidak mengalami partus lama dengan yang tidak mengalami ketuban pecah
kejadian asfiksia neonatorum sebanyak dini tidak dengan kejadian asfiksia
87 (40,8%) responden dan yang tidak neonatorum sebanyak 126 (59,4%)
mengalami partus lama tidak dengan responden.
kejadian asfiksia neonatorum sebanyak Berdasarkan hasil analisa bivariat
126 (59,2%) responden.Berdasarkan dengan uji statstik menggunakan Chi-
hasil analisa bivariat dengan uji statistik Square didapatkan hasil p value = 0,000
mengunakan Chi-Square didapatkan (p< 0,05) berarti hipotesis yang

205
Volume 7, Nomor 1, Juni 2019

mengatakan bahwa ada hubungan yang Square didapatkan p value 0,000 maka
bermakna antara Ketuban Pecah Dini hipotesis yang mengatakan ada
dengan kejadian Asfiksia Neonatorum hubungan antara Partus Lama dengan
terbukti. Kejadian Asfiksia Neonatorum terbukti
secara statistik.
PEMBAHASAN
Penyebab terjadinya asfiksia ialah
Hubungan antara Partus Lama
gangguan sirkulasi menuju janin,
denganKejadian Asfiksia Neonatorum
menyebabkan adanya gangguan aliran
di Rumah Sakit Umum Daerah Kota
pada tali pusat seperti lilitan tali pusat,
Prabumulih tahun 2017
simpul tali pusat, tekanan pada tali
Pada penelitian ini variabel Partus pusat, ketuban telah pecah, kehamilan
Lama dikategorikan menjadi kelompok lewat waktu dan obat-obatan.
Ya (Bila ibu didiagnosa Partus Lama) Selanjutnya penyebab asfiksia juga
dan Tidak (Bila ibu tidak didiagnosa terdapat dari faktor ibu yaitu gangguan
Partus Lama ). Pada analisa univariat his, perdarahan antepartum, hipertensi
diketahui bahwa 310 responden pada kehamilan, maupun hambatan kala
didapatkan bahwa ibu melahirkan yang II yang lama9.Dari hasil penelitian yang
didiagnosa partus lama sebanyak 97 dilakukan oleh Rahmah, dkk 2012
responden (31,3%) lebih sedikit dari ibu menyatakan bahwa terdapat hubungan
yang tidak didiagnosa partus lama antara partus lama dan ketuban pecah
sebanyak 213 responden (68,7%).Hasil dini dengan kejadian asfiksia
analisa bivariat didapatkan bahwa dari neonatorum di RSUD Sawerigading kota
310 responden didapatkan 97 responden Palopo tahun 2012. Dengan hasil
yang mengalami partus lama dengan penelitian menunjukkan bahwa ketuban
kejadian asfiksia neonatorum sebanyak pecah dini (OR=2,471) dan partus lama
63 (64,9%) responden dan yang (OR=3,417) (Rahmah, dkk 2012).
mengalami partus lama tidak dengan
Hubungan antara Ketuban Pecah Dini
kejadian asfiksia neonatorum sebanyak
dengan kejadian asfiksia neonatorum
34 (35,1%) responden. Dari 213
di rumah sakit umum daerah kota
responden yang tidak mengalami partus
prabumulih tahun 2017
lama dengan kejadian asfiksia
Pada penelitian ini variabel ketuban
neonatorum sebanyak 87 (40,8%)
pecah dini dikategorikan menjadi ya (Bila
responden dan yang tidak mengalami
bayi didiagnosa ketuban pecah dini) dan
partus lama tidak dengan kejadian
tidak (Bila bayi tidak didiagnosa ketuban
asfiksia neonatorum sebanyak 126
pecah dini). Pada analisa univariat
(59,2%) responden.Hasil uji statistik Chi-
didapatkan kelompok dari 310

206
Volume 7, Nomor 1, Juni 2019

responden didapatkan bahwa ibu yang Ketuban Pecah Dini (KPD) didefinisikan
didiagnosa ketuban pecah dini sebanyak sebagai pecahnya ketuban sebelum
98 responden (31,6%) lebih sedikit dari waktunya melahirkan (Rukiyah,
ibu yang tidak didiagnosa ketuban pecah 2012).Dari hasil penelitian yang
dini yaitu sebanyak 212 responden dilakukan oleh Rahmah, dkk 2012
(68,4%).Hasil analisa bivariat didapatkan menyatakan bahwa terdapat hubungan
bahwa dari 310 responden didapatkan antara partus lama dan ketuban pecah
98 responden yang mengalami ketuban dini dengan kejadian asfiksia
pecah dini dengan kejadian asfiksia neonatorum di RSUD Sawerigading kota
neonatorum sebanyak 64 (65,3) Palopo tahun 2012. Dengan hasil
responden dan yang mengalami ketuban penelitian menunjukkan bahwa ketuban
pecah dini tidak dengan kejadian asfiksia pecah dini (OR=2,471) dan partus lama
neonatorum sebanyak 34 (34,7%) (OR=3,417) (Rahmah, dkk 2012).
responden. Dari 212 responden yang
tidak mengalami ketuban pecah dini KESIMPULAN
dengan kejadian asfiksia neonatorum Dari hasil penelitian di Rumah
sebanyak 86 (40,6%) responden dan Sakit Umum Daerah Kota Prabumulih
yang tidak mengalami ketuban pecah dapat disimpulkan bahwa :
dini tidak dengan kejadian asfiksia
1. Diketahui distribusi frekuensi dari 310
neonatorum sebanyak 126 (59,4%)
responden didapatkan yang
responden.Hasil uji statistik Chi-Square
didiagnosa asfiksia neonatorum
didapatkan p value 0,000 maka hipotesis
sebanyak 150 responden lebih sedikit
yang mengatakan ada hubungan antara
dari bayi yang tidak didiagnosa
ketuban pecah dini dengan kejadian
asfiksia neonatorum sebanyak 160
asfiksia neonatorum terbukti secara
responden.
statistik.Ketuban Pecah Dini (KPD)
2. Diketahui distribusi frekuensi ibu yang
merupakan penyebab terbesar
didiagnosa partus lama sebanyak 97
persalinan prematur dengan berbagai
responden lebih sedikit ibu yang tidak
akibatnya. Ketuban pecah dini adalah
didiagnosa partus lama sebanyak 213
pecahnya ketuban sebelum terdapat
responden.
tanda persalinan dan setelah ditunggu
3. Diketahui distribusi frekuensi ibu yang
satu jam belum dimulainya tanda
didiagnosa ketuban pecah dini
persalinan. Waktu sejak pecah ketuban
sebanyak 98 responden lebih sedikit
sampai terjadi kontraksi rahim disebut
dari ibu yang tidak didiagnosa
kejadian ketuban pecah dini periode
ketuban pecah dini sebanyak 212
laten (Manuaba, 2012).
responden.

207
Volume 7, Nomor 1, Juni 2019

4. Ada hubungan yang bermakna antara dan Neonatal.Jakarta: Trans Info


Partus Lama dengan kejadian Media.
Asfiksia Neonatorum di Rumah Sakit 4. Hartiningrum,
Umum Daerah Kota Prabumulih 2014.http://gooogle.co.id angka-
Tahun 2017, dimana p value= ketian-bayi diakses tanggal 15
(0,000)< 0,05. Januari 2018 pukul 12.00 WIB.
5. Ada hubungan yang bermakna antara 5. Amrin, 2016. http://gooogle.co.id
Ketuban Pecah Dini dengan kejadian angka-ketian-bayi diakses tanggal
Asfiksia Neonatorum di Rumah Sakit 15 Januari 2018 pukul 12.00 WIB.
Umum Daerah Kota Prabumulih tahun 6. Riskesdas.2015.http://google.co.id.-
2017, dimana p value = (0,000) < angka-kematian-bayi-tahun-2015
0,05. diakses tanggal 2 Januari 2018
pukul 12.30 WIB.
SARAN
7. Suwindro,Anton.2015.http://google.c
Berdasarkan simpulan di atas
o.id.angka-kematian-ibu-dan bayi-di-
maka penulis menyarankan kepada
provinsi-sumatera-selatan-tahun-
tenaga kesehatan untuk memotivasi
2015 diakses tanggal 15 Januari
masyarakat agar masyarakat lebih
2018 pukul 16.00 WIB.
memahami tentang pentingnya
8. Nugroho, Taupan. 2012. Patologi
memeriksakan kehamilan ke tenaga
kebidanan. Yogyakarta. Nuha
kesehatan sehingga kejadian Asfiksia
Medika.
Neonatorum dapat dihindari dan
9. Rukiyah,dkk 2012. Asuhan Bayi
melaksanakan deteksi dini komplikasi
Baru Lahir. Jakarta : Trans Info
kebidanan yang terjadi pada ibu hamil.
Media.
10. RSUD Kota Prabumulih. 2017. Profil
DAFTAR PUSTAKA
RSUD Kota Prabumulih.
1. Manuaba, 2012.Ilmu Kebidanan
Prabumulih.
Penyakit Kandungan dan Pelayanan
11. Notoadmodjo. 2014. Metodelogi
Keluarga Berencana. Jakarta: EGC.
Penelitian Kesehatan.
2. WHO.
Jakarta:Renieka Cipta.
2015.http//:google.co.id.angka-
12. Rahmah, dkk
kematian-bayi-menurut-WHO-tahun-
2012.http://google.co.id.hubungan-
2015 diakses tanggal 22 Desember
antara-partus-lama-dan-ketuban-
2017 pukul 11.45 WIB.
pecah-dini-dengan-kejadian-asfiksia-
3. Maryunani, dkk, 2013.
neonatorum.di. RSUD-
AsuhanKegawatdarutan Maternal
Sawerigading-kota-Palopo-tahun-

208
Volume 7, Nomor 1, Juni 2019

2012 diakases tanggal 13


Demsember 2017 pukul 19.00 WIB.

209

Anda mungkin juga menyukai