Siska Delvia
Diploma III Kebidanan Al-Ma’arif Baturaja
siska.delvia26@gmail.com
ABSTRAK
Asfiksia neonatorum adalah keadaan bayi yang tidak dapat bernafas spontan dan teratur,
sehingga dapat menurunkan O2 dan makin meningkatkan CO2 yang menimbulkan akibat
buruk dalam kehidupan lebih lanjut (Manuaba, 2010). Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui hubungan antara partus lama dan ketuban pecah dini dengan kejadian
asfiksia neonatorum di Rumah Sakit Umum Daerah Tahun 2017.Penelitian ini
menggunakan Survey Analitik dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional.
Populasi penelitian ini adalah semua bayi yang dilahirkan di Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Prabumulih Tahun 2017 yang berjumlah 1.385 orang. Jumlah sampel pada
penelitian ini adalah 310 responden.Pada analisa univariat diketahui bahwa 310
responden didapatkan bahwa ibu melahirkan yang didiagnosa partus lama sebanyak 97
responden (31,3%) lebih sedikit dari ibu yang tidak didiagnosa partus lama sebanyak 213
responden (68,7%). Pada analisa univariat diketahui bahwa 310 responden didapatkan
bahwa ibu yang didiagnosa ketuban pecah dini sebanyak 98 responden (31,6%) lebih
sedikit dari ibu yang tidak didiagnosa ketuban pecah dini yaitu sebanyak 212 responden
(68,4%).Analisa Bivariat menunjukkan Partus Lama mempunyai hubungan yang
bermakna dengan kejadian Asfiksia Neonatorum (p value 0,000) dan Ketuban Pecah Dini
mempunyai hubungan yang bermakna dengan kejadian Asfiksia Neonatorum (p value
0,000).Simpulan dari penelitian ini adalah bahwa ada hubungan yang bermakna antara
partus lama dan ketuban pecah dini dengan kejadian asfiksia neonatorum di Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Prabumulih Tahun 2017.
Kata Kunci : Partus Lama, Ketuban Pecah Dini dan Asfiksia Neonatorum
ABSTRACT
202
Volume 7, Nomor 1, Juni 2019
partus and early rupture of membrane with the occurrence asphyxiation neonatorum in
local General Hospital Of Prabumulih City Year 2017.
203
Volume 7, Nomor 1, Juni 2019
204
Volume 7, Nomor 1, Juni 2019
Dalam penelitian ini data sekunder hasil p value = 0,000 ( p < 0,05 ) berarti
diperoleh dari data rekam medik rumah hipotesis menyatakan bahwa ada
sakit umum daerah kota hubungan yang bermakna antara Partus
prabumulih.Instrumen pengumpulan data Lama dengan kejadian Asfiksia
yaitu menggunakan Check List. Neonatorum terbukti.
Tabel 2.
HASIL
Hubungan antara KetubanPecah Dini
Tabel 1. dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum
di RSUD Kota Prabumulih Tahun 2017
Hubungan antara Partus Lama
dengan kejadian Asfiksia Neonatorum
di Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Prabumulih Tahun 2017
205
Volume 7, Nomor 1, Juni 2019
mengatakan bahwa ada hubungan yang Square didapatkan p value 0,000 maka
bermakna antara Ketuban Pecah Dini hipotesis yang mengatakan ada
dengan kejadian Asfiksia Neonatorum hubungan antara Partus Lama dengan
terbukti. Kejadian Asfiksia Neonatorum terbukti
secara statistik.
PEMBAHASAN
Penyebab terjadinya asfiksia ialah
Hubungan antara Partus Lama
gangguan sirkulasi menuju janin,
denganKejadian Asfiksia Neonatorum
menyebabkan adanya gangguan aliran
di Rumah Sakit Umum Daerah Kota
pada tali pusat seperti lilitan tali pusat,
Prabumulih tahun 2017
simpul tali pusat, tekanan pada tali
Pada penelitian ini variabel Partus pusat, ketuban telah pecah, kehamilan
Lama dikategorikan menjadi kelompok lewat waktu dan obat-obatan.
Ya (Bila ibu didiagnosa Partus Lama) Selanjutnya penyebab asfiksia juga
dan Tidak (Bila ibu tidak didiagnosa terdapat dari faktor ibu yaitu gangguan
Partus Lama ). Pada analisa univariat his, perdarahan antepartum, hipertensi
diketahui bahwa 310 responden pada kehamilan, maupun hambatan kala
didapatkan bahwa ibu melahirkan yang II yang lama9.Dari hasil penelitian yang
didiagnosa partus lama sebanyak 97 dilakukan oleh Rahmah, dkk 2012
responden (31,3%) lebih sedikit dari ibu menyatakan bahwa terdapat hubungan
yang tidak didiagnosa partus lama antara partus lama dan ketuban pecah
sebanyak 213 responden (68,7%).Hasil dini dengan kejadian asfiksia
analisa bivariat didapatkan bahwa dari neonatorum di RSUD Sawerigading kota
310 responden didapatkan 97 responden Palopo tahun 2012. Dengan hasil
yang mengalami partus lama dengan penelitian menunjukkan bahwa ketuban
kejadian asfiksia neonatorum sebanyak pecah dini (OR=2,471) dan partus lama
63 (64,9%) responden dan yang (OR=3,417) (Rahmah, dkk 2012).
mengalami partus lama tidak dengan
Hubungan antara Ketuban Pecah Dini
kejadian asfiksia neonatorum sebanyak
dengan kejadian asfiksia neonatorum
34 (35,1%) responden. Dari 213
di rumah sakit umum daerah kota
responden yang tidak mengalami partus
prabumulih tahun 2017
lama dengan kejadian asfiksia
Pada penelitian ini variabel ketuban
neonatorum sebanyak 87 (40,8%)
pecah dini dikategorikan menjadi ya (Bila
responden dan yang tidak mengalami
bayi didiagnosa ketuban pecah dini) dan
partus lama tidak dengan kejadian
tidak (Bila bayi tidak didiagnosa ketuban
asfiksia neonatorum sebanyak 126
pecah dini). Pada analisa univariat
(59,2%) responden.Hasil uji statistik Chi-
didapatkan kelompok dari 310
206
Volume 7, Nomor 1, Juni 2019
responden didapatkan bahwa ibu yang Ketuban Pecah Dini (KPD) didefinisikan
didiagnosa ketuban pecah dini sebanyak sebagai pecahnya ketuban sebelum
98 responden (31,6%) lebih sedikit dari waktunya melahirkan (Rukiyah,
ibu yang tidak didiagnosa ketuban pecah 2012).Dari hasil penelitian yang
dini yaitu sebanyak 212 responden dilakukan oleh Rahmah, dkk 2012
(68,4%).Hasil analisa bivariat didapatkan menyatakan bahwa terdapat hubungan
bahwa dari 310 responden didapatkan antara partus lama dan ketuban pecah
98 responden yang mengalami ketuban dini dengan kejadian asfiksia
pecah dini dengan kejadian asfiksia neonatorum di RSUD Sawerigading kota
neonatorum sebanyak 64 (65,3) Palopo tahun 2012. Dengan hasil
responden dan yang mengalami ketuban penelitian menunjukkan bahwa ketuban
pecah dini tidak dengan kejadian asfiksia pecah dini (OR=2,471) dan partus lama
neonatorum sebanyak 34 (34,7%) (OR=3,417) (Rahmah, dkk 2012).
responden. Dari 212 responden yang
tidak mengalami ketuban pecah dini KESIMPULAN
dengan kejadian asfiksia neonatorum Dari hasil penelitian di Rumah
sebanyak 86 (40,6%) responden dan Sakit Umum Daerah Kota Prabumulih
yang tidak mengalami ketuban pecah dapat disimpulkan bahwa :
dini tidak dengan kejadian asfiksia
1. Diketahui distribusi frekuensi dari 310
neonatorum sebanyak 126 (59,4%)
responden didapatkan yang
responden.Hasil uji statistik Chi-Square
didiagnosa asfiksia neonatorum
didapatkan p value 0,000 maka hipotesis
sebanyak 150 responden lebih sedikit
yang mengatakan ada hubungan antara
dari bayi yang tidak didiagnosa
ketuban pecah dini dengan kejadian
asfiksia neonatorum sebanyak 160
asfiksia neonatorum terbukti secara
responden.
statistik.Ketuban Pecah Dini (KPD)
2. Diketahui distribusi frekuensi ibu yang
merupakan penyebab terbesar
didiagnosa partus lama sebanyak 97
persalinan prematur dengan berbagai
responden lebih sedikit ibu yang tidak
akibatnya. Ketuban pecah dini adalah
didiagnosa partus lama sebanyak 213
pecahnya ketuban sebelum terdapat
responden.
tanda persalinan dan setelah ditunggu
3. Diketahui distribusi frekuensi ibu yang
satu jam belum dimulainya tanda
didiagnosa ketuban pecah dini
persalinan. Waktu sejak pecah ketuban
sebanyak 98 responden lebih sedikit
sampai terjadi kontraksi rahim disebut
dari ibu yang tidak didiagnosa
kejadian ketuban pecah dini periode
ketuban pecah dini sebanyak 212
laten (Manuaba, 2012).
responden.
207
Volume 7, Nomor 1, Juni 2019
208
Volume 7, Nomor 1, Juni 2019
209