Anda di halaman 1dari 9

DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN

PADA IBU BERSALIN DENGAN KETUBAN PECAH DINI


DI IGD PONEK RSUD Dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN

Disusun Guna Memenuhi Tugas Praktik Kebidanan II (PK II)


Dosen Pembimbing : Hj.Noorhayati M, S.Pd., S.Si.T.,M.Pd

Oleh :

Nama : Siti Yuliya Sari


NIM : P07124216172
Semester : V/ Reguler

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
JURUSAN KEBIDANAN PRODI DIV
TAHUN 2018
LEMBAR PERSETUJUAN
BIMBINGAN KASUS

DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN


PADA IBU BERSALIN DENGAN KETUBAN PECAH DINI
DI IGD PONEK RSUD Dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN

Telah dikonsultasikan dan disetujui untuk dibuat Dokumentasi Asuhan Kebidanan


pada Ibu Bersalin dengan Ketuban Pecah Dini di Ruang IGD PONEK RSUD
Dr.H.Moch. Ansari Saleh dengan :
Nama : Ny. S
Umur : 28 tahun
Alamat : Jl. Anjir Pasar Lama

Lembar Persetujuan ini dibuat untuk memenuhi pembuatan Dokumentasi Asuhan


Kebidanan Mata Kuliah Praktik Kebidanan (PK) II. Untuk memenuhi tugas
pendidikan oleh :

Nama : Siti Yuliya Sari


NIM : P07124216172
Mahasiswa Politeknik Kesehatan Banjarmasin Jurusan Kebidanan Jalur Reguler
Semester V
Banjarmasin, Januari 2018

Mengetahui,
Pembimbing Asuhan Kebidanan Mahasiswa

Hj.Noorhayati Maslani, S.Pd.,S.Si.T.,M.Pd Siti Yuliya Sari


NIP. 195906061981032003 NIM. P07124216172
LEMBAR PERSETUJUAN
PENGAMBILAN KASUS

Disetujui dan diterima untuk pengambilan kasus Asuhan Kebidanan dengan judul:
“Dokumentasi Asuhan Kebidanan
Pada Ibu Bersalin Dengan Ketuban Pecah Dini
DI IGD PONEK RSUD Dr. H. MOCH Ansari Saleh Banjarmasin”

Nama : Ny. S
Umur : 28 tahun
Alamat : Jl. Anjir Pasar Lama

Dibuat untuk memenuhi pembuatan Asuhan Kebidanan Persalinan Patologis


untuk diajukan sebagai salah satu tugas Mata Kuliah Praktik Klinik Kebidanan II
bagi mahasiswa Polteknik Kesehatan Kemenkes Banjarmasin Jurusan Kebidanan
Prodi Diploma IV.

Banjarmasin, November 2018

Pembimbing Lahan Praktik Mahasiswa

Nurlaila, SST Siti Yuliya Sari


NIP. 197811212009032002 NIM. P07124216172
KONSEP DASAR
KETUBAN PECAH DINI

A. Pengertian
Ketuban pecah dini atau spontananeous/ Early Premature Rupture
Membrane (PROM) adalah pecahnya ketuban sebelum inpartu yaitu bila
pembukaan pada primi kurang 3 cm dan pada multipara kurang dari 5 cm,
bila periode laten terlalu panjang dan ketuban sudah pecah, maka dapat
terjadi infeksi yang dapat meninggikan angka kematian ibu dan anak
(Mochtar, 2012).
Ketuban Pecah Dini (KPD) adalah komplikasi yang berhubungan
dengan kehamilan kurang bulan dan mempunyai konstribusi yang besar
pada angka kematian perinatal pada bayi yang kurang bulan. KPD preterm
adalah KPD sebelum usia kehamilan 37 minggu. KPD yang memanjang
adalah KPD yang terjadi lebih dari 12 jam sebelum waktunya melahirkan
(Nugroho, 2010).

B. Etiologi
Menurut Nugroho (2010), penyebab KPD masih belum diketahui dan
tidak dapat ditentukan secara pasti. Kemungkinan yang menjadi factor
predisposisinya adalah :
1. Infeksi
2. Serviks yang inkompetensia
3. Tekanan intrauterine yang meninggi atau meningkat secara berlebihan
4. Trauma yang didapat misalnya hubungan seksual, pemeriksaan dalam
5. Kelainan letak
6. Faktor lainnya dari KPD :
a. Riwayat KPD sebelumnya
b. Kelainan letak atau kerusakan selaput ketuban
c. Kehamilan kembar
d. Servik (leher rahim) pendek (< 25 mm) pada usia kehamilan 35
minggu.

C. Tanda dan Gejala


Menurut Nugroho (2010), tanda dan gejala dari KPD, yaitu :
1. Keluarnya cairan ketuban yang merembes melalui vagina
2. Aroma air ketuban berbau manis dan tidak seperti bau amoniak,
mungkin cairan tersebut masih merembes atau menetes dengan ciri
pucat dan bergaris warna darah .
3. Cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena terus diproduksi
sampai kelahiran, tetapi bila anda duduk atau berdiri, kepala janin
yang sudah terletak dibawah biasanya mengganjal atau menyumbat
kebocoran untuk sementara.
4. Demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut jantung janin
bertambah cepat merupakan tanda-tanda infeksi terjadi.

D. Diagnosa
Menurut Nugroho (2010), diagnosa untuk ketuban pecah dini yaitu :
1. Anamnesa
Bau cairan ketuban yang khas.
2. Jika keluarnya cairan ketuban sedikit-sedikit, tampung cairan yang
keluar dan nilai 1 jam kemudian.
3. Dengan speculum DTT, lakukan pemeriksaan inspekulo. Nilai apakah
cairan keluar melalui ostium uteri atau terkumpul di forniks posterior.

E. Komplikasi
Menurut Sujiyatini, dkk (2009), komplikasi yang sering terjadi pada
KPD sebelum 37 minggu adalah syndrome distress pernapasan, yaitu terjadi
pada 10-40% bayi baru lahir. Resiko infeksi meningkat pada kejadian KPD.
Semua ibu hamil dengan KPD premature sebaiknya dievaluasi untuk
kemungkinan terjadinya korioamniotomis (radang pada korion dan amnion).
Selain itu kejadian prolaps atau keluarnya tali pusat dapat terjadi karena
KPD.
Komplikasi pada janin diantaranya :
1. IUFD
2. Asfiksia
3. Prematuritas
Komplikasi pada ibu diantaranya :
1. Partus lama dan infeksi
2. Antonia uteri
3. Perdarahan postpartum/ infeksi masa nifas

F. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Sujiyatini, dkk (2009), pemeriksaan penunjang untuk KPD,
yaitu :
1. Pemeriksaan laboratorium
a. Cairan yang keluar dari vagina perlu diperiksa: warna,
konsentrasi, baud an pH-nya.
b. Cairan yang keluar dari vagina ini ada kemungkinan air ketuban,
urine atau sekret vagina.
c. Secret vagina ibu hamil pH 4,5 dengan kertas nitriazin tidak
berubah warna, tetapi kuning.
d. Tes lakmus (tes nitriazin), jika kertas lakmus merah berubah
menjadi biru menunjukkan adanya air ketuban (alkalis). pH air
ketuban 7-7,5, darahdan infeksi vagina dapat menghasilkan tes
yang positif palsu.
e. Mikroskopik (tas pakis) dengan meneteskan air ketuban pada
gelas objek dan dibiarkan kering. Pemeriksaan mikroskopik
menunjukkan gambaran daun pakis.
2. Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)
a. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk melihat jumlah cairan
dalam kavum uteri.
b. Pada kasus KPD terlihat jumlah cairan ketuban yang sedikit,
namun sering terjadi kesalahan pada penderita oligohidramnion.

G. Penatalaksanaan
Menurut Nugroho (2010), penanganan KPD dibagi menjadi dua,
yaitu:
1. Konservatif
a. Rawat di rumah sakit.
b. Beri antibiotik bila ketuban pecah 6 jam berupa: ampisilin
4x500 mg atau gentamycin 1x80 mg.
c. Umur kehamilan 32-34 minggu dirawat selama air ketuban
masih keluar atau sampai air ketuban tidak keluar lagi.
d. Bila usia kehamilan 32-34 minggu masih keluar air ketuban,
maka di usia 35 minggu dipertimbangkan untuk terminasi
kehamilan (hal sangat tergantung pada kemampuan perawatan
bayi premature).
e. Nilai tanda-tanda infeksi (suhu, leukosit, tanda-tanda infeksi
intrauterine).
f. Pada usia kehamilan 32-34 minggu, berikan steroid selama
untuk memacu kematangan paru-paru janin dan lakukan
kemnungkinan kadar lesitin dan spingomielin tiap minggu dosis
bertambah 12 mg perhari dosis tunggal selama 2 hari,
dexamethasone IM 5 mg setiao 6 jam sebanyak 4 kali.
2. Aktif
a. Kehamilan lebih dari 35 minggu, induksi dengan oksitosin, bila
gagal SC. Dapat pula diberikan misoprostol 50 mg intravaginal
tiap 6 jam sebanyak 4 kali.
Cara Induksi
1 ampul syntocinon dalam dextrose 5% dimulai 4 tetes/menit
tiap 15 menit dinsikksn 4 tetes smpai maksimum 40 tetes/menit.
b. Bila ada tanda-tanda infeksi: beri antibiotik dosis tinggi dan
persalinan diakhiri.
c. Bila keadaan CPD, letak lintang SC
DAFTAR PUSTAKA

Mochtar, Rustam. 2011. Synopsis Obstetri. Jakarta: EGC

Nugroho, Taufan. 2010. Buku Ajar Obstetri. Yogyakarta: Nuha Medika

Sujiyatini, dkk. 2009. Asuhan Patologi Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika

Anda mungkin juga menyukai