Disusun Oleh:
Riky Mustopa
(E.0105.19.036)
Menurut Taylor (2009), ketuban pecah dini ada hubungannya dengan hal-
hal berikut:
1. Adanya hipermotilitas rahim yang sudah lama terjadi sebelum ketuban
pecah.Penyakit-penyakit seperti pieronetritis, sistitis,servisitis terdapat
bersama-sama dengan hipermotilitas Rahim
2. Selaput ketuban terlalu tipis (kelainan ketuban)
3. Infeksi (amniotitis atau korioamnionitis)
4. Faktor-faktor lain yang menyerupai predisposisi ialah: multipara-
malposisidisproprosi servik incompeten
5. Ketuban pecah dini artitisial (amniotomi) dimana ketuban pecah terlalu
dini.
Kadang-kadang agak sulit atau meragukan kita apabila ketuban benar sudah
pecah/belum, apalagi bila pembukaan kenalis servikalis belum ada atau
kecil
PATHWAYS
E. KOMPLIKASI KETUBAN PECAH DINI
4. Pemeriksaan fisika
a. Kepala
Bagaimana bentuk kepala, kebersihan kepala, kadang-kadang
terdapatadanya cloasma gravidarum, dan apakah ada benjolan
b. Leher
Kadang-kadang ditemukan adanya penbesaran kelenjar tiroid,
karenaadanya proses menerang yang salah
c. Mata
Terkadang adanya pembengkakan pada kelopak mata, konjungtiva,
dankadang-kadang keadaan selaput mata pucat (anemia) karena
proses persalinan yang mengalami perdarahan, sklera kuning.
d. Telinga
Biasanya bentuk telinga simetris atau tidak, bagaimana
kebersihanya,adakah cairan yang keluar dari telinga.
e. Hidung
Adanya polip atau tidak dan apabila pada pos partum kadang-
kadangditemukan pernapasan cuping hidung
f. Dada
Terdapat adanya pembesaran payudara, adanya hiperpigmentasi
areolamamae dan papila mamae.
g. Abdomen
Pada klien nifas abdomen kendor kadang-kadang striae masih terasa
nyeri.Fundus uteri 3 jari dibawa pusat.
h. Genitaliua
Pengeluaran darah campur lendir, pengeluaran air ketuban, bila
terdapat pengeluaran mekomium yaitu feses yang dibentuk anak
dalam kandunganmenandakan adanya kelainan letak anak.
i. Anus
Kadang-kadang pada klien nifas ada luka pada anus karena ruptur.
j. Ekstermitas
Pemeriksaan odema untuk melihat kelainan-kelainan karena
membesarnyauterus, karena preeklamsia atau karena penyakit
jantung atau ginjal
k. Muskulis skeletal
Pada klien post partum biasanya terjadi keterbatasan gerak karena
adanyaluka episiotomi.
l. Tanda-tanda vital
Apabila terjadi perdarahan pada pos partum tekanan darah turun,
nadicepat, pernafasan meningkat, suhu tubuh turun.
5. Pemeriksaan penunjang
Diagnosis ketuban pecah dini tidak sulit ditegakkan dengan
keterangan terjadi pengeluaran cairan mendadak disertai bau yang khas.
Selain keterangan yangdisampaikan pasien dapat dilakukan beberapa
pemeriksaan yang menetapkan bahwa cairan yang keluar adalah air
ketuban, diantaranya tes ferning dan nitrazinetes.
Langkah pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis ketuban pecah
dini dapat dilakukan:
1. Pemeriksaan spekulum, untuk mengambil sampel cairan
ketuban di froniks posterior dan mengambil sampel cairan untuk
kultur dan pemeriksaan bakteriologis.
2. Melakukan pemeriksaan dalam dengan hati-hati, sehingga tidak
banyakmanipulasi daerah pelvis untuk mengurangi
kemungkinan kemungkinaninfeksi asenden dan persalinan
prematuritas.
Menurut Nugroho (2010), pemeriksaan penunjang ketuban pecah
dini dapatdilakukan dengan pemeriksaan ultrasonografi (USG):
1. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk melihat jumlah cairan
ketuban dalamkavum uteri.
2. Pada kasus KPD terlihat jumlah cairan ketuban yang sedikit.
Namun seringterjadi kesalahan pada penderita oligohidramnion
H. ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1 DS : Kala 1 persalian Kesiapan
1. Menyatakan keinginan meningkatkan
untuk menerapkan gaya proses
hidup yang tepat untuk Klien mengaku kehamilan-
persalinan sudah persalian
2. Menyatakan keinginan merencanakan sejak
untuk menerapkan lama
penatalaksanaan gejala
ketidak nyamanan
selama persalinan Kesiapan
3. Menyatakan rasa meningkatkan
percaya diri menjalani proses kehamilan-
persalinan persalian
DO :
1. Menunjukan perilaku
proaktif selama
persiapan persalian
2 DS : Ketuban pecah dini Defisit
1. Menanyakan masalah pengetahuan
yang dihadapi
DO : Klien tidak
1. Menunjukan perilaku mengetahui
tidak sesuai anjuran penyebab dan
2. Menunjukan persepsi akibat ketuban
yang keliru terhadap pecah dini ( kpd )
masalah
3. Menjalani pemeriksaan
yang tidak tepat Defisit
4. Menunjukan perilaku pengetahuan
berlebihan ( mis.
Apatis, bermusuhan,
agitasi, histeria )
3 DS : Ketuban pecah dini Ansietas
1. Merasa binggung
2. Merasa kwahatir
dengan akibat dari Air ketuban terlalu
kondisi yang dihadapi banyak keluar
3. Sulit berkonsentrasi
4. Mengeluh pusing
5. Anoreksia Kecemasan ibu
6. Palpitasi terhadap
7. Merasa tidak berdaya keselamatan janin
DO : dan dirinya
1. Tampak gelisah
2. Tampak tegang
3. Sulit tidur Ansietas
4. Frekuensi napas
meningkat
5. Frekuensi nadi
meningkat
6. Tekanan darah
meningkat
7. Diaferosis
8. Tremor
9. Muka tampak pucat
10. Suara bergetar
11. Kontak mata buruk
12. Sering berkemih
13. Berorientasi pada masa
lalu
4 DS : Kala 1 persalian Gangguan rasa
1. Mengeluh tidak nyama
nyaman
2. Mengeluh sulit tidur His yang berulang
3. Tidak mampu rileks
4. Mengeluh
kedinginan/kepanasan Peningkatan
5. Mesasa gatal kontraksi dan
6. Mengeluh mual pembukaan serviks
7. Mengeluh Lelah uteri
DO :
1. Gelisah
2. Menunjukan gejala Rasa mulas dan
distress ingin mengejan
3. Tampak merintih atau
menangis
4. Pola eliminasi berubah Klien melaporkan
5. Postur tubuh berubah tidak nyaman
6. Iritabilitas
Gangguan rasa
nyaman
5 DS : Kala 1 persalian Nyeri akut
1. Mengeluh nyeri
DO :
1. Tampak meringis His yang berulang
2. Bersikap protektip (
mis. Waspada, posisi
menghindari nyeri )
3. Gelisah Peningkatan
4. Frekuensi nadi kontraksi dan
meningkat pembukaan serviks
5. Sulit tidur uteri
6. Tekanan darah
meningkat
7. Pola napas berubah Mengiritasi nervus
8. Nafsu makan berubah pundedalis
9. Proses berpikir
terganggu
10. Menarik diri Stimulus nyeri
11. Berfokus pada diri
sendiri
12. Diaphoresis Nyeri akut
6 Factor resiko Ketuban pecah dini Resiko infeksi
1. Penyakit kronis ( mis.
Diabetes melitus )
2. Efek prosedur infasip Tidak adanya
3. Malnutrisi perlindungan dunia
4. Peningkatan paparan luar dengan daerah
organisme pathogen Rahim
lingkungan
5. Ketidak adekuatan
peratahanan tubuh Mudahnya
primer mikroorganisme
➢ Gangguan masuk secara
peristaltic asenderis
➢ Keruksakan
integritas kulit
➢ Perubahan Resiko infeksi
sekresi PH
➢ Penurunan
kerja siliaris
➢ Ketuban pecah
lama
➢ Ketuban pecah
sebelum
waktunya
➢ Merokok
➢ Statis cairan
tubuh
6. Ketidak adekuatan
pertahanan tubuh
sekunder
➢ Penurunan
homoglobin
➢ Imununosupresi
➢ Leukopenia
➢ Supresi respon
inflamasi
➢ Vaksinasi tidak
adekuat
I. DIAGOSA KEPERAWATAN
1. Kesiapan meningkatkan proses kehamila-persalinan
2. Defisit pengetahuan b.d. kurang terpapar informasi, ketidaktahuan
menentukan sumber informasi d.d. menanyakan masalah yang
dihadapi, tidak mengetahui penyebab dan akibat ketuban pecah dini (
KPD ).
3. Ansietas b.d. ancaman terhadap kematian d.d. merasa khawatir dengan
akibat dari kondisi yang dihadapi, tampak gelisah, tampak tegang, sulit
tidur.
4. Gangguan rasa nyaman b.d. gejala penyakit, gangguan adaptasi
kehamilan d.d. mengeluh tidak nyaman, mengeluh sulit tidur, tidak
mampu rileks, gelisah
5. Nyeri akut b.d. agen pencederaan fisik, stimulus nyeri d.d. mengeluh
nyeri, sulit tidur, gelisah.
6. Resiko infeksi d.d. ketuban pecah dini, ketuban pecah lama, ketuban
pecah sebelum waktunya.