Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

DENGAN DIAGNOSA TUMBUH KEMBANG


DENGAN IMUNISASI HB-O

OLEH

NAMA : FRIDOLINA PAULA DHOTI


NIM : PO 530320219906
TINGKAT : II – A
Pathway hrs buat baca dr manifestasi tumbuh kembang dan
imunisasi pada bayi baru lahir, bukan balita. Buat saja Kasusnya kan sudah
dikirim to…

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESHATAN KEMENKES KUPANG
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN ENDE
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya pemeliharaan kesehatan bayi dan anak harus ditujukan untuk
mempersiapkan generasi yang akan datang yang sehat, cerdas, dan berkualitas serta
untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak. Upaya pemeliharaankesehatan anak
dilakukan sejak janin masih dalam kandungan, setelah dilahirkan, dan sampai berusia
18 (delapan belas) tahun.
Imunisasi lengkap merupakan upaya kesehatan yang paling efektif dalam
melindungi anak dari wabah, kecacatan dan kematian. Melengkapi lima imunisasi dasar
pada anak dapat terbebas dari penyakit infeksiyang bisa dicegah dengan imunisasi
(PD3I) (Permenkes RI 2013).
Jenis-jenis imunisasi dasar, yaitu: BCG, yaitu imunisasi dasar yang diberikan
untuk mencegah penyakit TBC. Kemudian imunisasi dasar Hepatitis B, yang diberikan
untuk mencegah penyakit hepatitis B. Selanjutnya DPT, yaitu imunisasi dasar yang
diberikan untuk mencegah penyakit difteri, pertusis, dan tetanus. Kemudian imunisasi
dasar Campak, yang diberikan untuk mencegah penyakit campak dan yang terakhir
imunisasi dasar Polio, yang diberikan untuk mencegah penyakit polio (IDAI, 2011).
Pemberian imunisasi dasar sangat berpengaruh terhadap proses tumbuh
kembang bayi. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan hal yang sangat penting
bagi makhluk hidup yaitu sebagai upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup
dan melestarikan keturunan. Pertumbuhan dan perkembangan secaraumum memiliki
pengertian yang sama namun secara khusus keduanya berbeda (Yuniarti, 2015).
Tumbuh kembang merupakan dua proses yang berbeda, tetapi keduanya tidak
dapat berdiri sendiri, terjadi secara simultan, saling berkaitan, dan berkesinambungan
dari masa konsepsi hingga dewasa.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik menyusun laporan yang
berjudul “Asuhan Keperawatan dengan diagnosa tumbuh kembang dengan imunisasi
HBO di Wilayah Kerja Puskesmas Air Haji Kecamatan Linggo Sari Baganti Kabupaten
Pesisir Selatan tahun 2020”.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan laporan ini adalah mampu
memberikan asuhan keperawatan anak sehat dengan Tumbuh Kembang
Dengan Imunisasi HBO
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi pengkajian tumbuh kembang dengan imunisasi
HBO
b. Mengidentifikasi diagnosa keperawatan tumbuh kembang dengan
imunisasi HBO
c. Menyusun perencanaan keperawatan tumbuh kembang dengan
imunisasi HBO
d. Melaksanakan asuhan keperawatan tumbuh kembang dengan
imunisasi HBO
e. Mengevaluasi asuhan `keperawatan tumbuh kembang dengan
imunisasi HBO
D. Metode penulisan
1. Konsultasi
2. Observasi
3. Pengamatan

E. Sistematika penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Meliputi : Latar Belakang,Rumusan Masalah,Tujuan, Metode
Penulisan, Sistematika Penulisan.
BAB II : TINJAUAN TEORITIS
Meliputi : Konsep Dasar tumbuh kembang, Konsep Dasar
Asuhan Keperawatan.
BAB III : TINJAUAN KASUS
Meliputi : Pengkajian, Diagnose, Intervensi, Implementasi,
Evaluasi.
BAB IV : PENUTUP
Meliputi : Kesimpulan ,Saran ,Daftar Pustaka.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Tumbuh Kembang

1. Pengertian
a. Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah berkaitan dengan masalah perubahan dalam
besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel atau organ yang bisa
diukur. (Soetjiningsih, 1995) . Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran
fisik (anatomi) dan struktur tubuh dalam arti sebagian atau seluruhnya
karena adanya multiplikasi (bertambah banyak) sel-sel dan juga karena
bertambah besarnya sel. (IDAI, 2002).Pertumbuhan sebagai suatu
peningkatan jumlah dan ukuran. (Whaley and Wong)

b. Perkembangan
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur
dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur sebagai
hasil dari proses pematangan. (Soetjiningsih, 1995). Perkembangan
adalah bertambahnya kemampuan dan struktur / fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan dan
diramalkansebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh,
organ-organ dan sistemnya yang terorganisasi. (IDAI, 2002).
Perkembangan menitik beratkan pada perubahan yang terjadi secara
bertahap dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi dan
kompleks melalui proses maturasi dan pembelajaran terhadap
perkembangan emosi, social dan intelektual anak. (Whaley and Wong).

2. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMEPENGARUHI TUMBUH KEMBANG


Secara umum terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh
kembang anak menurut ( Soetjiningsih, 1998 ) :
a. Faktor Geneti
Ditandai dengan intensitas dan kecepatan pembelahan, derajat
sensitifitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas dan
berhentinya pertumbuhan tulang, termasuk faktor genetik antara lain
berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin dan
suku bangsa.
a. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan pada waktu masih di dalam kandungan (faktor
prenatal). Gisi ibu waktu hamil, faktor mekanis, toksin atau zat kimia,
endokrin, radiasi, infeksi, stress, imunitas dan anoksia embrio.
3. CIRI-CIRI TUMBUH KEMBANG (Soetjiningsih,1998 )
Tumbuh kembang anak dimulai sejak pembuahan sampai dewasa:
a) Dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan terjadi sejak dalam
kandungan dan setelah kelahiran.
b) Pada periode tertentu terdapat adanya masa percepatan atau masa
perlambatan yang berlainan diantara organ-organ.
Terdapat 3 periode pertumbuhan cepat :
1) Masa janin
2) Masa bayi (0-1 tahun)
3) Masa remaja (12-18 tahun)
c) Pola perkembangan anak adalah sama pada semua anak, tetapi
kecepatannya berbeda antara anak yang satu dengan anak yang lainnya.
d) Perkembangan erat hubungannya dengan maturasi system saraf pusat
e) Aktivitas seluruh tubuh diganti respons individu yang khas.
f) Arah perkembangan anak adalah sefalokaudal dimana langkah pertama
sebelum berjalan adalah perkembangan menegakkan kepala.
g) Reflek primitif seperti reflex memegang akan menghilang sebelum gerakan
volunter tercapai.

Tahap-tahap tumbuh kembang


Berdasarkan beberapa teori, maka proses tumbuh kembang anak dibagi
menjadi beberapa tahap (Depkes, 2006), yaitu:
a. Masa pranatal ada 3 tahapan :
a) Masa zigot/mudigah, yaitu sejak saat konsepsi sampai umur
kehamilan 2 minggu.
b) Masa embrio, sejak umur kehamilan 2 minggu sampai 8/12 minggu
c) Masa janin/fetus, sejak umur kehamilan 9/12 minggu sampai akhir
kehamilan.

b. Masa bayi dari 0 – 1 tahun


a) Masa neonatal ( 0 – 28 hari )
b) Masa neonatal dini dari usia 0-7 hari dan masa neonatal lanjut 8-28
hari.
c) Masa pasca neonatal mulai usia 29 hari – 1 tahun
c. Masa prasekolah mulai 1 tahun – 6 tahun d. Masa sekolah usia 6 tahun
sampai 18 / 20 tahun 1) Masa praremaja 6 – 10 tahun
a) Masa remaja
b) Masa remaja dini : Wanita dari usia 8 – 13 tahun Pria dari usia 10 –
15 tahun
c) Masa remaja lanjut : Wanita dari usia 13 – 18 tahun Pria dari usia 15
– 20 tahun

4. Konsep Imunisasi
1. Pengertian
Pengertian Imunisasi adalah suatu usaha memberikan kekebalan pada bayi dan
anak terhadap penyakit tertentu. Vaksin adalah kuman atau racun kuman yang
dimasukkan kedalam tubuh bayi/anak yang disebut antigen. Dalam tubuh,
antigen akan bereaksidengan antibody sehingga akan terjadi kekebalan.
(Purnawan Junaedi 92)
2. Jenis Kekebalan
Ada 2 jenis kekbalan yang bekerja dalam tubuh bayi/anak :
a. Kekebalan aktif

Kekebalan aktif adalah kekebalan yang dibuat sendiri oleh tubuh untuk
menolak terhadap suatu penyakit tertentu dimana prosesnya lambat tetapi
dapat bertahan lama.
Kekebalan aktif dibagi menjadi 2 jenis :
1. Kekebalan aktif alami
Dimana anak membuat kekebalan sediri setelah mengalami atau
sembuh dari penyakit
2. Kekebalan aktif buatan
Kekebalan yang dibuat tubuh setelah mendapatka vaksin (imunisasi).

b. Kekebalan pasif

Kekebalan pasif yaitu tubuh anak tidak membuat zat antibody sendiri tetapi
diperoleh dari luar setelah memperoleh zat penolak, sehingga proses cepat
tetapi tidak bertahan lama.
Kekebalan pasif dapat terjadi melalui du acara :
1. Kekebalan pasif alami atau bawaan
Kekebalan yang diperoleh bayi sejak lahir dari ibunya, kekebalan ini
tidak berlangsung lama yaitu 3 bulan setelah lahir.
2. Kekebalan pasif buatan
Kekebalan yang diperoleh setelah anak / bayi mendapatkan suntikan zat
penolak. ( Depkes RI, 1993)
Tujuan Pemberian Imunisasi Secara Umum
Mencegah terjadinya penyakit infeksi tertentu Apabila terjadi penyakit, tidak
akan terlalu parah dan dapat dicegah gejalanya yaitu gejala yang dapat
menimbulkan cacat atau kematian.
Daftar Imunisasi Yang Diharuskan di Indonesia
No Vaksin Pemberian vaksin Intervensi Umur
1 Hepatitis B 0 1x segerah setelah lahir - 0-24 jam
2 BCG 1x 4 minggu 0-11 bulan
3 DPT-HB Hib 1x (DPT I,II,III) 4 minggu 2-11 bulan
4 Polio 4x (polio I,II,III,IV) - 0-11 bulan
5 Campak 1x - 9-11 bulan
6 IVP 1x (bersamaan dengan - 4.11 ulan
DPT 3 dan polio oral IV)

5. Imunisasi HB-0
1. Pengertian
Imunisasi HB-0 adalah pemberian vaksin hepatitis B kepada bayi baru lahir untuk
memberikan perlindungan terhadap penyakit hepatitis B yang berasal dari ibunya
pada saat proses persalinan. Penyakit hepatitis B sangat berbahaya, sebab
penyakit ini dapat menyerang organ hati.
2. Efek samping imunisasi HB-0
 Vaksin HB-0 termasuk aman
 Efek samping berupa nyeri dan demam
 Imunisasi hepatitis B-0 perlu diberikan kepada setiap bayi baru lahir
untuk mencegah tertular penyakit hepatitis B.

6. Etiologi
Ada bebepa hal penting yang menjadi penyebab dari gangguan pertumbuhan dan
perkembangan pada bayi /anak antara lain :
a) Secara umum tingkat pengetahuan ibu yang kurang tentang tumbuh
kembang bayi dan tidak bias memenuhi kebutuhannya sesuai dengan tahap
– tahap nya
b) Punya kelainan bawaan yang mempenngaruhi pertumbuhan dan
perkembangan otak, tubuh dan anggota gerak anak
c) Kurang mendapatkanperhatian dan kasih sayang keluarga sehingga kurang
mendapatkan asupan makanan yang tidak tepat (gizi)
d) Kurang melatih anak atau stimulasi di rumah karena kurang pengetahuan
tentang tumbuh kembang.
e) Tidak mendapatkan pelayanan imunisasi sesuai dengan tahapannya
(imunisasi lengkap)

7. Manifestasi klinis
 Manifestasi Gangguan Pertumbuhan
Gangguan pertumbuhan adalah suatu proses pertumbuhan yang
terganggu. Artinya suatu pertumbuhan bayi dan anak yang apabila
dibandingkan dengan pertumbuhan bayi dan anak pada umumnya
menunjukkan adanya penyimpangan/kelainan. Misalnya berat badan bayi yang
lebih ringan atau lebih berat dibanding berat badan bayi lain sebayanya.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya gangguan pertumbuhan
adalah factor genetik, hormonal dan lingkungan, terutama nutrisi (Djauhar
Ismail, 1993).
Menurut Moersintowarti B. Narendra (1993) manifestasi gangguan
pertumbuhan dapat dalam bentuk berikut:
a) Terjadinya retardasi pertumbuhan konstitusional, misalnya pada kelainan
osteopati herediter (kelainan tulang bawaan), chondrodystrofi (kelainan
jaringan tulang rawan), jenis dwarfisme intra uterin (cebol dalam rahim),
dsb.
b) Retardasi pertumbuhan hormonal (endokrin) yang sifatnya:
 Dikendalikan secara hormonal oleh hormon pertumbuhan,
somatomedin yang dibentuk dihati, tiroid dan lainnya berpengaruh
pada pertumbuhan.
 Mempunyai dampak klinis: warfisme/kretin karena defect hormonper
tumbuhan, hipotiroidisme, hormon sex yang abnormal, akibat
defisiensi iodium, dsb.
c) Retardasi pertumbuhan akibat deprivasi maternal.
 Retardasi pertumbuhan karena metabolisme, misalnya penyakit
saluran cerna yang kronis, gangguan kardiovaskuler, anemia, kelainan
ginjal, dsb.
 Terpapar dengan penyakit menular yang dapat dicegah dengan
Imunisasi (PD3I) sepert : TBC, Dipteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis.B,
Polio, Campak, Hemophillus Influenzae type B,Pneumonia, Human
Papiloma Virus, Rubella, dan Rotavirus.
 Manifestasi Gangguan Perkembangan
Menurut Moersintowarti (1993) gangguan perkembangan adalah suatu
perkembangan bayi yang apabila dibandingkan dengan pola perkembangan
bayi standar menunjukkan adanya perkembangan bayi yang terlambat/
menyimpang dari pola perkembangan anak normal. Ada dua bentuk gangguan
perkembangan, yaitu: Gangguan Perkembangan Kelainan Gangguan
Perkembangan bagi bayi,Ada dua kemungkinan yang terjadi pada
perkembangan berikutnya, (Moersintowarti, 1993), yaitu di mana bayi yang
bersangkutan dapat kembali normal perkembangannya, atau adanya kelainan
yang bersifat permanen. Pada bayi, gangguan perkembangan dapat
menimbulkan manifestasi klinik yang bermacam-macam, kasus yang sering
dijumpai menurut Moersintowarti (1993) adalah: Gangguan motorik kasar,
sensoris bicara, belajar, psikologis dengan manifestasi fisik, makan, buang air
besar, cemas.

8. PATHWAY IMUNISASI HB-0


Bayi baru lahir

Perubahan

Imunisasi hb-0

Permukaan tubuh luar

Adaptasi perubahan suhu saat


Di uterus dengan lingkungan luar

Suhu tubuh menurun

Hipertermia
9. Indikator pemantauan Pertumbuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita.
Indikator pemantauan Pertumbuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Pertumbuhan
adalah pertambahan ukuran-ukuran tubuh yang meliputi berat badan(BB), tinggi badan
(TB), lingkar kepala (LK), lingkar dada (LD)
10. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan keperawatan disesuai dengan umur dan kebutuhan bayi pada saat
dilakukan asuhan keperawatan antara lain :
1. Lakukan penimbangan BB dan pengukuran PB untuk mengetahui pertumbuhan
bayi
2. Sebelum melakukan pemberian imunisasi berikan Penyuluhan tentang gizi dan
imunisasi yang akan diberikan
3. Berikan pelayanan imunisasi Campak
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
a. Pengumpulan data perpola
Pola kenyamanan : muncul ruam di kulit, pembengkakan di daera
suntukan, demam,kulit merah.

b. Tabulasi data
muncul ruam di kulit, pembengkakan di daerah suntukan, demam, kulit
merah.

c. Klasifikasi data
DS : demam. muncul ruam di kulit, bengkak di daerah suntikan, kulit
merah
DO : muncul ruam di kulit,bengkaka di daerah suntikan
d. Analisa data

N Sign/symptom Etiologi Problem


o
DS : demam Proses infeksi Hipertermia
DO : kulit merah,muncul penyakit
ruam di kulit, bengkaka di
daerahsuntikan

2. Diagnosa keperawatan
Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi penyakit

DS :kulit merah, demam,pem bengkakan diarea sekitar suntikan


DO : kulit merah,muncul ruam di kulit, bengkaka di daerahsuntikan
3. Intervensi keperawatan
Diagnose Tujuan Intervensi Rasional
keperawatan
Hipertermia Setelah dilakuka tindakan  Kaji TTV (tanda  Mengetahui dan
berhubungan dengan keperawatan selama 3x 24 – tanda vital) mengontrol atau
proses infeksi jam klen menunjuka  Berikan perubahan tanda–
penyakit temperature dalam batas kompres hangat tanda vital
DS :kulit merah, normal dengan kriteria pada daera  Terjadinya
demam,pem hasil : sekitar suntikan pelebaran pembulu
bengkakan diarea a. Suhu tubuh dalam darah (vasodilatasi)
sekitar suntikan batas normal (36,5°c- sehingga suhu tubuh
DO : kulit 37,5°c) cepat menurun
merah,muncul ruam di b. Nadi dalam batas
kulit, bengkaka di normal BBL :30-50x/m
daerahsuntikan

4. Pelaksanaan keperawatan
Pelaksanaan keperawatan adalah pengelolaan dan perwujutan dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perancanaan (setiadi 2012) Setiap
pelaksanaan keperawatan berdasarkan rencana keperawatan yang telah
disusun.

5. Evaluasi keperawatan
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Evaluasi
merupakan sekumpulan metode dan keterampilan untuk menentukan apakah
program sudah sesuai dengan rencana dan tuntutan keluarga. (Ayu,
2010)Penyusunan evaluasi dengan menggunakan SOAP yang operasional,
dengan pengertian S adalah ungkapan perasaan dan keluhan yang dirasakan
saat implemantasi. O adaah objektif dengan pengamatan objektif perawat
setelah implementasi. A merupakan analisa perawat setelah mengetahui
respon subjektif dan objektif keluarga yang dibandingkan dengan kriteria dan
standar mengacu pada intervensi keperawatan keuarga. P adalah perencanaan
selanjutnya setelah perawat meakukan analisa. (Kucoro Fadli,2013)
DAFTAR PUSTAKA

Supartini. 2004. Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta.


Buku Kedokteran EGC
Cahyaningsih, D S. 2011. Pertumbuhan Perkembangan Anak Dan Remaja.
Jakarta : TIM

Anda mungkin juga menyukai