PENDAHULUAN
A. Latar belakang
lahir, dan pada peroide ini asuhan masa nifas sangat diperlukan untuk selalu
memantau keadaan ibu dan bayi, karena pemantauan yang kurang maksimal
Jika ditinjau dari penyebab kematian para ibu, perdarahan, infeksi, hipertensi
pada kehamilan, partus macet dan aborsi merupaka penyebab kematian pada
ibu dan bayi. Infeksi merupakan penyebab kematain terbanyak nomor dua
memeberikan perhatian yang tinggi pada masa ini. Adanya permasalahan pada
ibu akan berimbas juga kepada kesejahteraan bayi yang dilahirkannya karena
Dengan demikian, angka kesakitan dan angka kematian bayi pun akan
ibu sebesar 500.000 jiwa /tahun dan kematian bayi khususnya neonates
kehamilan.
1
Menurut data Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
hidup, angka kematian bayi (AKB) sebesar 34/1000 kelahiran hidup. Angka
hidup yang jauh di atas angka kematian ibu di Filipina yang mencapai
2014)
Di Sulawesi utara angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi
(AKB) masih tinggi. Berdasarka data Dinas Kesehatan Sulawesi Utara tahun
2015 angka kematian ibu sebanyak 73 orang dan angka kematian bayi
Kandou Manado di ruangan Irina D bawah dari buku register januari sampai
dengan april 2017 jumlah pasien yang bersalin dan dirawat di irina D bawah
proposal dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Ibu Post Partum” di Irina
2
B. Rumusan masalah
yaitu bagaimana penerapan asuhan keperawatan pada ibu post partum di Irina
C. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
dengan evaluasi pada ibu post partum di Irina D bawah RSUP. Prof.
3
D. Manfaat penulisan
3. Untuk penulis
partum.
E. Metode penulisan
keadaan yang terjadi pada saat sekarang, melalui pengumpulan data yang
keluarga, perawat.
4
2. Observasi : Observasi ilakukan dengan cara pengamatan secara
data/masalah kesehatan.
F. Sistematika penulisan
penulisan.
5
fisiologi, perubahan psikologi, perawatn masa nifas, nasehat
dan evaluasi.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
6
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1. Pengertian
yaitu :
d. Post partum/masa nifas adalah proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu
sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang
7
partum sampai waktu menuju kembalinya sistem reproduksi wanita
pengawasan selama ibu tinggal di rumah sakit maupun setelah nanti keluar
dari rumah sakit. Adapun tujuan dari perawatan masa nifas adalah
(Nugroho, 2014) :
8
c. Masa transisi menjadi orang tua
kembali dalam keadaan sempurna terutama bila ibu selama hamil atau
Organ reproduksi wanita terbagi dua yaitu organ reproduksi eksterna dan
1) Mons pubis
9
2) Labia mayora
Lapisan lemak lanjutan mons pubis kea rah bawah dan belakang,
3) Labia minora
serabut saraf.
4) Klitoris
5) Vestibulum
10
primer tidak belubang (hymen imporvorate) menutup total lubang
genitalia interna.
6) Perineum
Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi bawah usus. Batas
7) Hymen
Terdiri dari jaringan lkat kolagen dan elastis. Lapisan tipis ini yang
seujung jari, ada yang dapat dilalui satu jari. Saat melakukan
posterior.
11
Gambar 1 organ reproduksi eksterna wanita
(http://www.gambar.organwanita/.com)
1) Ovarium
12
2) Tuba fallopii
dan diameternya antara 3-8 mm, fungsi tuba sangat penting yaitu
melakukan implntasi.
3) Uterus
bentuk uterus seperti bola lampu dan gepeng terbagi atas tiga,
9 cm dan > lebih dari 80 gram pada wanita hamil uterus dapat
13
4) Dinding uterus
5) Vagina
6) Serviks
jaringan elastis.
14
Gambar 2 organ interna wanita
(http://www.gambar.organwanita/.com)
6. Perubahan fisik
Perubahan fisik pada ibu post partum antara lain (Nugroho, dkk, 2014) :
a. Sistem kardiovaskuler
pelvis
b. Sistem urologi
15
2) Penurunan sensasi kandung kemih
c. Sistem endokrin
partum.
d. Sistem pencernaan
penurunan tekanan otot abdomen, kurang cairan dan rasa nyeri pada
e. Sistem integument
2) Hiperpigmentasi berkurang
f. Sistem musculoskeletal
g. Uterus
16
Tabel 1.1 perubahan uterus setelah melahirkan
Diameter
plasenta
Setelah
lahir
Pertengahan
Dapat
1 minggu pusat 500 gr 7,5 cm
dilalui 2 jari
simpisis
Dapat
jari
Seperti Hampir
minggu normal
17
implantasi plasenta tidak meninggalkan parut karena di lepaskan
jari, pada akhir minggu pertama dapat di lalui satu jari saja. Karena
k. Lokhia
18
banyak dari darah menstruasi. Lokhia ini berbau anyeir dalam
1) Lokhia rubra warna merah dan hitam terdiri dari sel desidua,
2) Lokhia sanginolenta
tujuh.
3) Lokhia serosa
Belas
4) Lokhia alba
19
m. Ginjal
n. Oksitoksin
bereaksi pada otot uterus dan jaringan payudara. Selama kala tiga
o. Prolaktin
Pada wanita yang tidak menyusui kadar prolaktin turun pada hari
20
ke 14 sampi 21 post partum dan penurunan ini mengakibatkan
dan menstruasi.
p. Laktasi
air susu ibu. Air susu ibu ini merupakan makan pokok makan yang
terbaik dan bersifat alamia bagi bayi yang di sediakan oleh ibu
Pada hari ketiga post partum, buah dada menjadi besar, keras
dan nyeri. Ini menandai permulaan sekresi air susu, dan jika
21
aerrola mammae dipijat, keluarlah cairan putih dari putting susu.
Air susu ibu kurang lebih mengandung protein 1-2% , lemak 3-5%,
partum.
-100x/mnt >100x/mnt
7. Perubahan psikologi
(Sulistyawati, 2012) :
a. Periode taking in
Periode ini terjadi setelah 1-2 hari dari persalinan. Dalam masa
ini terjadi interaksi dan kontak yang lama antara ayah, ibu dan
22
bayi. Hal ini dapat dikatakan sebagai psikis honey moon yang
c. Periode letting go
dengan post partum blues di mana terjadi pada hari ke 3-5 pada
post partum.
23
(Nugroho, dkk, 2014) :
a. Mobilisasi fisik
c. Rawat gabung
terjamin.
d. Perawatan payudara
24
menyusui bayinya, karena sangat berguna untuk kesehatan bayi.
e. Pemeriksaan umum
f. Pemeriksaan khusus
pengeluaran ASI
tanda infeksi.
Nasehat yang perlu diberikan saat ibu pulang yaitu : (Padila, 2014)
a. Diit
25
mengandung gizi seimbang yaitu cukup kalori, protein, cairan,
b. Pakaian
setiap saat terasa penuh dengan lokhia, saat buang air kecil ataupun
c. Perawatan vulva
sore hari sebelum mandi, sesudah buang air kemih atau buang air
besar dan bila klien merasa tidak nyaman karena lokhia berbau
atau ada keluhan rasa nyeri. Cara perawatan vulva adalah cuci
BAK cebok kearah belakang, ganti pembalut setiap kali basah atau
setelah BAB atau BAK, setiap kali cebok memakai sabun dan luka
26
d. Miksi
dilakukan kateterisasi.
e. Defekasi
Buang air besar harus terjadi pada 2-3 hari post partum. Bila
obat laksans peroral atau per rectal atau belum berhasil lakukan
klisma.
setelah 46 bulan.
g. Cuti hamil
h. Mempersiapkan metode KB
27
membicarakan metode KB untuk menjarangkan atau
2013) :
a. Laporan laboratorium
Komplikasi yang dapat terjadi pada ibu post partum/nifas antara lain
a. Mastitis
kemerahan
b. Abses payudara
28
c. Tromboplebiti
cabangnya.
12. Penatalaksaan
(Sulistyawati, 2012)
a. Tirah baring
b. Diit
e. Obat anti nyeri, obat tidur, laktasi berikan suplemen vitamin atau
29
B. Asuhan keperawatan pada ibu post partum
1. Pengkajian
a. Data umum
1) Keluhan utama
Riwayat keluhan utama pada ibu dengan masa nifas adalah nyeri
1-3 : nyeri ringan, 4-5 nyeri sedang, 6-8, nyeri berat, 9-10 nyeri tak
tertahankan.
30
T (Time) : Berapa lama nyeri berlangsung
a. Agak nyeri
b. Nyeri ringan
analgetik
f. Nyeri sedang
g. Nyeri berat
j. Nyeri hebat.
HPHT
4) Riwayat KB
5) Rencana KB
31
Bagaiman hubungan ibu dengan suaminya, keluarga, lingkungan,
dan perawat.
bergizi dan juga cukup kalori, banyak air, sayur-sayuran dan buah-
buahan.
3) Pola eliminasi
dan konstipasi.
32
otot-otot dan fascia dinding abdomen mengalami pelenturan,
keadaan
Ibu dapat menerima peran barunya sebagai orang tua atau tidak
dapat menerima.
d. Pemeriksaan fisik
a) Tekanan darah
b) Suhu badan
33
c) Denyut nadi
d) Respirasi/pernapasan
jugularis.
hemoroid.
34
j) Eksteremitas bawah : Adanya tanda edema, nyeri tekan atau
2. Diagnosa keperawatan
(Doengos, 2012)
3. Intervensi keperawatan
Intervensi pada ibu post partum/masa nifas antara lain (Doengos, 2012) :
teratasi.
35
Table 1 intervensi dan rasional diagnose I
Intervensi Rasional
R, S, T
P (Paliativ) : penyebab
nyeri
apa
R (Regional):Lokasi nyeri
Nyeri
berlangsung
36
tekanan local terjadinya komplikasi
duduk/bak air)
Overdistensi uterus
preparat oxytosin
37
perineum khususnya 24 dan mengurangi vasodilatasi
pembesaran
menghilangkan nyeri
2) Adanya pembengkakan
3) Adanya nyeri
38
Table 2. intervensi dan rasional diagnose 2
Intervensi Rasional
cepat
kegagalan infolusi
menandakan pertahannya
infeksi
39
mengganti pembalut untuk banyak darah merupakan
perkembangbiakan kuman
menandakan tertahannya
infeksi
belakang
mengurangi edema
Infeksi
episyotomi
40
Tujuan : Aktivitas dapat normal kembali
baik.
Intervensi Rasional
sehari-hari
penyembuhan.
ringan keluar
41
latihan dini secara lengkap aliran darah ke ekstremitas
bawah
luka di rumah
42
d. Perubahan eliminasi urin berhubungan dengan efek hormonal.
Kriteria hasil : Dapat berkemih sendiri dalam waktu 6-8 jam setelah
Intervensi Rasional
mudah berkemih
gelas perhari
43
masuknya dan bakteri dapat
member kecenderungan
ketidaknyamanan
44
biasa
Intervensi Rasional
besar
45
dan BAK pada WC duduk
membantu mengembalikan
melahirkan
4. Implementasi
yang akan menghasilkan apa yang akan diharapkan pada setiap individu
ibu pada tahap ini. Pada tahap ini lakukan pelaksanaan dan perencanaan
5. Evaluasi
Evaluasi yang dapat dilakukan pada ibu nifas antara lain (Doengos, 2012) :
46
kemajuan hasil dari tindakan yang telah dilakukan, keluhan darinpasien
47
STRANDAR OPARSIONAL PROSEDUR
Proedur (SOP)
Perawat
Petugas
1. Waslap 2 buah
2. Handuk kecil
3. Baby oil
Peralatan
4. 2 buah baskom yang berisi air hangat dan air
dingin kapas
48
A. Tahap para interaksi
klien
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
B. Tahap orientasi
nama
pada klien/keluarga
C. Tahap kerja
49
3-5 menit
1. Melakukan pemijatan
50
Dilakukan sebanyak 30 kali.
2. Melakukan pengompresan
berturut-turut.
(http://slideshare.net/mobile/istiqomahae/sop-vulva-hygiene)
Prosedur (SOP)
perineum
51
Dilakukan pada ibu nifas/setelah melahirkan
Kebijakan
Perawat
Petugas
2. Kapas
4. Peniti : 2 buah
6. Waslap 2 buah
7. Bengkok
3. Menyiapkan alat
B. Tahap oreintasi
nama pasien
52
sebelum kegiatan dilakukan
C. Tahap kerja
53
kapas, 1 kali usap)
salep/betadin
(http://academia.edu/STANDAR_OPRSIONAL_PROSEDUR_SOP_7_PER
AWATAN_PERINEUM_POST_PARTUM)
Prosedur
54
botol berisi air hangat, korentang, selimut,
klien
3. Cuci tangan
B. Tahap orientasi
pasien/keluarga
C. Tahap kerja
kegiatan di lakukan
pakian dalamnya
55
kateterisasi dengan kateter logam
steril/air sabun
tampak bersih
episiotomi
56
DAFTAR PUSTAKA
Nugroho T, Nurrezki, Wanaliza D, & Wilis. 2014. Buku Ajar : Asuhan Kebidanan
Padila. 2014 . Buku Ajar : Keperawatn Maternitas Edisi Pertama. Bengkulu : Nuha
Medika
Sukarni I. K & Margareth ZH. 2013. Kehamilan, Persalinan, dan Nifas Edisi
Susilawaty A. 2012. Buku Ajar : Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta :
ANDI
mei 2017)
http://academia.edu/STANDAR_OPRSIONAL_PROSEDUR_SOP_7_PERAWATA
https://jayasaputram.files.wordpress.com/2016/03/format-asuhan-keperawatan-
57
58