Anda di halaman 1dari 14

Tugas Komunikasi Sosial

“Strategi Komunikasi Sosial”

Disusun Oleh:
Hesty Lidya Tambunan
(1182171006)
Muhamad Husein
()
Sri angel
()
Kelas Reguler B 2018
Dosen pengampu :

Jurusan Pendidikan Luar Sekolah


Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Medan
2018
Strategi Komunikasi Sosial

1. Pengertian Komunikasi

Komunikasi adalah hubungan kontak antar dan antara manusia baik individu maupun
kelompok. Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak komunikasi adalah bagian dari
kehidupan manusia itu sendiri. Manusia sejak dilahirkan sudah berkomunikasi dengan
lingkungannya. Gerak dan tangis yang pertama pada saat ia dilahirkan adalah suatu tanda
komunikasi. Istilah komunikasi dalam bahasa inggrisnya disebut dengan Communication,
berasal dari kata communication atau dari kata communis yang berarti SAMA MAKNANYA
atau PENGERTIAN BERSAMA, dengan maksud untuk mengubah pikiran, sikap, perilaku,
penerima dan melaksanakan apa yang diinginkan oleh komunikator.

Dalam garis besarnya dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah penyampaian


informasi dan pengertian dari seseorang kepada orang lain. Komunikasi akan dapat berhasil baik
apabila sekiranya timbul saling pengertian, yaitu jika kedua belah pihak si pengirim dan si
penerima informasi dapat memahami. Hal ini tidak berarti bahwa kedua belah pihak harus
menyetujui sesuatu gagasan tersebut. Yang penting adalah kedua belah pihak sama-sama
memahami gagasan tersebut. Dalam hal seperti inilah baru dapat dikatakan bahwa komunikasi
telah berhasil baik (komunikatif).

Apabila komunikasi dipandang dari arti yang lebih luas, tidak hanya diartikan sebagai
pertukaran berita dan pesan pesan tetapi sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar
menukar data, fakta dan ide maka fungsinya dalam setiap sistem sosial adalah sebagai berikut:

1
Informasi

Sosialisasi

Motivasi

FUNGSI Perdebatan

Pendidikan

Memajukan Kebudayaan

Hiburan

Integrasi

a. Informasi : Pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data, gambar,


fakta dan pesan opini dan komentar yang dibutuhkan agar dapat dimengerti dan beraksi
secara jelas terhadap kondisi lingkungan dan orang lain agar dapat mengambil keputusan
yang tepat.
b. Sosialisasi (pemasyarakatan) : Penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang
memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif
sehingga dia sadar akan fungsi sosialnya sehingga ia dapat aktif didalam masyarakat.

c. Motivasi : Menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang,
mendorong orang menentukan pilihannya dan keinginnya, mendorong kegiatan individu
dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan dikejar.

2
d. Perdebatan dan diskusi : Menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk
memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah
public, menyediakan bukti-bukti yang relavan yang diperlukan untuk kepentingan umum
agar masyarakat lebih melibatkan diri dalam masalah yang menyangkut kepentingan
bersama ditingkat nasional dan local

e. Pendidikan : Pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan


intelektual, pembentuk watak dan pendidikan keterampilan dan kemahiran yang
diperlukan pada semua bidang kehidupan

f. Memajukkan Kebudayaan : Penyebaran hasil kebudayaan dan seni dengan maksud


melestarikan warisan masa lalu perkembangan kebudayaan dengan memperluas horizon
seseorang, membangunkan imajinasi dan mendorong kreativitas dan kebutuhan
estetikanya.

3
g. Hiburan : Penyebarluasan sinyal, symbol, suara dan image dari drama, tari, kesenian,
kesusasteraan, music, olahraga, permainan dan lain-lain untuk rekreasi, kesenangan
kelompok dan individu.

h. Integrasi : Menyediaakan bagi bangsa, kelompok dan individu kesempatan untuk


memperoleh berbagai pesan yang mereka perlukan agar mereka dapat saling kenal dan
mengerti dan menghargai kondisi, pandangan dan keinginan orang lain.

4
2. Strategi Komunikasi Sosial

Menurut Byrne sebagaimana dikutip oleh Brannan (2005: 2) mendefinisikan strategi


sebagai sebuah pola yang mendasar dari sasaran yang berjalan dan yang direncanakan,
penyebaran sumber daya dan interaksi organisasi dengan pasar (khalayak umum), pesaing dan
faktor-faktor lingkungan. Effendi (1993: 301) juga menjelaskan bahwa strategi pada hakekatnya
merupakan perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan.
Sedangkan menurut Littlemore (2003: 1) dalam The Communicative Effectiveness of Diferent
Types of Communication Strategy menjelaskan bahwa strategi komunikasi merupakan langkah-
langkah yang harus diambil di dalam meningkatkan efektifitas komunikasi. Guna memudahkan
dalam memahami strategi perlu kiranya dijelaskan beberapa istilah kata yang identik dengan
strategi diantaranya ialah, metode dan taktik. Metode ialah cara yang teratur dan sistematis untuk
pelaksanaan suatu cara kerja agar tercapai hasil yang diharapkan. Sedangkan taktik ialah tahap-
tahap atau langkah-langkah tertentu yang dipakai untuk melaksanakan strategi. Jika manajemen
sudah merumuskan tujuan dan strateginya, maka ia berada dalam posisi untuk menentukan
taktik. Dengan demikian maka dapat dipahami bahwa metode ruang lingkupnya lebih luas
dibandingkan dengan strategi. Hal ini dikarenakan strategi sudah masuk pada wilayah
perencanaan yang didukung dengan manajemen, sedangkan metode baru pada wilayah
pembuatan cara yang tersistematis. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa metode sebagai
kerangka besar sedangkan strategi adalah bentuk turunan dari kerangka besar tersebut. Adapun
taktik lebih bersifat spesifik karena sudah pada tataran praktik atau pelaksanaan sebuah strategi.
Artinya metode dan strategi cenderung bersifat permanen sedangkan taktik bisa berubah-ubah
sesuai dengan situasi dan kondisi tapi tanpa keluar dari kerangka besar metode dan strategi.
Menurut peneliti hal ini dikarenakan metode memiliki target tujuan secara umum, sedangkan
strategi sebagai tahapan langkah untuk mewujudkannya, adapun taktik sebagai sebuah langkah
akhir dalam pelaksanaan sebuah rencana akan tetapi pada ruang lingkup yang lebih kecil namun
menunjang keberhasilan dalam mencapai tujuan besar atau umum.

Dari penjelasan di atas maka dapat penulis katakan bahwa strategi adalah perpaduan dari
perencanaan dan manajemen yang diutamakan, sebagai sebuah turunan dari metode dan
diperjelas melalui taktik dalam pelaksanaan operasionalnya guna mencapai suatu tujuan tertentu.
Menurut Effendi (1993: 301) strategi komunikasi adalah paduan dari perencanaan komunikasi

5
(communication planning) dan manajemen komunikasi (communication management) untuk
mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat
menunjukan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa
pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung pada situasi dan kondisi.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa strategi komunikasi merupakan paduan dari
perencanaan dan manajemen komunikasi yang dilakukan oleh organisasi untuk mencapai tujuan
bersama. Adapun strategi komunikasi yang peneliti maksud ialah strategi komunikasi konsep
Harold D. Laswell (2007: 216) sebagaimana dikutip oleh Effendi (1986: 37) menjelaskan bahwa
untuk bisa memahami strategi komunikasi maka harus mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan
berikut:

Siapakah
Komunikatornya?

Efek apa yang Pesan Apa yang


diharapkan? Pertanyaan Dinyatakan?

Siapa Media Apa yang


Komunikasinya? Digunakan?

Dari beberapa pertanyaan diatas, sesungguhnya secara implisit mengandung pertanyaan lain
yang perlu dijawab dengan seksama. Pertanyaan tersebut ialah:
1. Kapan dilaksanakannya?

2. Bagaimana melaksanaknnya?

6
3. Mengapa dilaksanakan demikian?

Tambahan pertanyaan tersebut dalam komunikasi sangat penting karena pendekatan terhadap
efek yang diharapkan dari suatu kegiatan komunikasi bisa bermacam-macam, yakni:
information, persuasion, instruction.

3. Fungsi Strategi Komunikasi

Strategi komunikasi baik secara makro (planed multi-media strategy) maupun secara mikro
(single communication medium strategy) mempunyai fungsi ganda yaitu:
1. Pertama, menyebarluaskan pesan komunikasi yang besifat informatif, persuasif dan
instruktif secara sistematik kepada sasaran untuk memperoleh hasil optimal.
2. Kedua, menjembatani cultural gap akibat kemudahan diperolehnya dan kemudahan
dioperasionalkannya media massa yang begitu ampuh, yang jika dibiarkan akan merusak
nilai-nilai budaya (Effendi, 1993: 300).

4. Kaitan Strategi Komunikasi dengan Sistem Komunikasi

Strategi komunikasi adalah suatu perencanaan (planning) dimana perencanaan ini


digunakan untuk mencapai suatu tujuan dalam suatu komunikasi sedang sistem komunikasi
adalah sutu kumpulan perangkat yang terdiri dari perangkat lunak dan perangkat keras yang
disusun untuk memberi informasi dari suatu tempat ketempat lain dimana sistem komunikasi ini
dapat mengirimkan dalam bentuk apa saja.

Dengan pengrtian diatas dapat kita simpulkan bahwa strategi komunikasi dengan sistem
komunikasi sangatlah erat kaitannya dimana mereka saling membutuhkan satu sama lain. Jika
dalam penyampain informasi salah satu dari mereka tidak berfungsi dengan baik maka informasi
yang ingin disampaikan tidak akan sampai dengan baik kepada si penerima. Selain penjelasan
diatas adapun penjelasan lain mengenai kaitan strategi komunikasi dengan sistem komunikasi
yaitu dimana kaitan strategi komunikasi dan sistem komunikasi yaitu sistem komunikasi secara
makro vertical dan mikro horizontal.

7
Sistem Komunikasi Secara Makro Vertikal

Kita tau bahwa vertical adalah garis yang tegak lurus keatas. Komunikasi ke atas, yaitu
komunikasi yang mengalir pada individu dari hierarki kedudukan yang lebih rendah dalam
struktur organisasi kepada mereka yang berada pada kedudukan yang lebih tinggi. Dalam situasi-
situasi semacam ini, komunikator berada pada tingkat yang lebih rendah dalam hierarki
organisasi daripada penerima pesan. Beberapa bentuk komunikasi ke atas yang paling umum
melibatkan pemberian saran, pertemuan kelompok, dan protes terhadap prosedur kerja. Menurut
Pace (2005: 190) komunikasi ke atas penting karena beberapa alasan.

a. Aliran informasi ke atas memberi informasi berharga untuk pembuatan keputusan oleh
mereka yang mengarahkan organisasi dan mengawasi kegiatan orang-orang lainnya.
b. Komunikasi ke atas memberitahukan kepada penyelia (seseorang yang diberi kuasa dan
tanggungjawab untuk merancang dan mengawal tugas-tugas dalam suatu organisasi di
bawah pengawasan beliau) kapan bawahan mereka siap menerima informasi dari mereka
dan seberapa baik bawahan menerima apa yang dikatakan kepada mereka.
c. Komunikasi ke atas memungkinkan bahkan mendorong omelan dan keluh kesah muncul
kepermukaan sehingga penyelia tahu apa yang mengganggu mereka yang paling dekat
dengan operasi-operasi sebenarnya.
d. Komunikasi ke atas menumbuhkan apresiasi dan loyalitas kepada organisasi dengan
memberi kesempatan kepada pegawai untuk mengajukan pertanyaan dan menyumbang
gagasan serta saran-saran mengenai operasi organisasi.
e. Komunikasi ke atas mengizinkan penyelia untuk menentukan apakah bawahan
memehami apa yang diharapkan dari aliran informasi bawah.
f. Komunikasi ke atas membantu pegawai mengatasi masalah pekerjaan mereka dan dengan
organisasi tersebut.

Selain itu adapun Komunikasi ke bawah, yaitu komunikasi yang mengalir dari individu
yang berada pada kedudukan lebih tinggi dalam hierarki organisasi kepada mereka yang berada
pada kedudukan lebih rendah. Bentuk paling umum dari komunikasi ke bawah adalah instruksi
kerja, memo resmi, pernyataan kebijakan perusahaan, prosedur, manual kerja, atau publikasi
perusahaan.

8
Berdasarkan penjelasan diatas dimana sistem komunikasi secara makro vertical sistem
komunikasi menyangkut sistem-sistem pemerintahan dimana pada makro vertical ini komunikasi
yang terjadi hanya pada sistem-sistem pemerintahan saja dan ini menyangkut strategi
komunikasi sedangkan secara mikro vertical sistem komunikasinya menyangkut nilai-nilai
kelompok yang ada dan ini menyangkut operasi komunikasi sehingga dapat disimpulkan bahwa
komunikasi secara makro vertical dan mikro vertical yaitu dimana dalam makro vertical
menyangkut strategi dalam komunikasi sedangkan mikro vertical menyangkut operasi dari
komunikasi tersebut. Adapun pengaruh-pengaruh dalam sisitem komunikasi secara makro
vertical yaitu :

 Pengaruh sistem pemerintahan dimana dalam sistem komunikasi secara makro


vertical sistem komunikasi tersebut dipengaruhi oleh sistem-sistem pemrintahan
yang ada

 Pengaruh televisi dan radio. Pengaruh dari perangkat ini sangat besar dalam
sistem komunikasi dimana perangkat ini dapat mempermudah penyampaian pesan
kepada khalayak ramai dalam komunikasi sehingga perangkat ini dapat
berpengaruh dalam sistem komunikasi jika tidak berjalan dengan baik

9
 Pengaruh direct broadcasting satellite. Sama halnya dengan perangkat televisi dan
radio pengaruh direct broadcasting satellite ini juga sangat berpengaruh terhadap
sisitem komunikasi.

 Pengaruh new international information order

Sistem Komunikasi Secara Mikro Horizontal

Komunikasi Horizontal, yaitu komunikasi yang terjadi lintas fungsi yang berbeda-beda
dalam sebuah organisasi. Contoh bentuk komunikasi ini adalah komunikasi antara departemen
produksi dan penjualan dalam sebuah organisasi bisnis dan komunikasi antara berbagai jurusan

10
dalam sebuah fakultas di sebuah universitas. Komunikasi ini diperlukan demi terjadinya
kordinasi dan integrasi dari berbagai fungsi organisasi yang beragam (Ivancevich 2007: 122).

Pace (2005: 195) mejelaskan bahwa beradasrkan penelitian dan pengalaman menyatakan
bahwa komunikasi horizontal muncul paling sedikit karena enam alasan berikut:

a. Untuk mengkordinasikan penugasan kerja.

b. Berbagi informasi mengenai rencana dan kegiatan.

c. Untuk memecahkan masalah.

d. Untuk memperoleh pemahaman bersama.

e. Untuk mendamaikan, berunding dan menengahi perbedaan.

f. Untuk menumbuhkan dukungan antar persona.

Selain penjelasan diatas sistem komunikasi secara mikro horizontal adalah komunikasi sosial
yang terjadi antarinsan/antar individu yang dalam tingkat status sosialnya hampir sama dan
terjadi dalam unit-unit yang terkecil dari mereka yang dibagi menjadi :

 Komunikasi di daerah perkotaan yaitu komunikasi antar individu/insan dimana


komunikasi ini terjadi antara mereka yang tinggal didaerah perkotaan yang dimana
memiliki suatu tingkat sosial yang sama dalam unit terkecil mereka.

11
 Komunikasi di daerah pedesaan yaitu komunikasi dimana anatar individu/insan
berkomunikasi dengan orang-orang yang ada di pedesaan tersebut yang memiliki tingkat
sosial yang sama dengan mereka.

12
Daftar Pustaka

Sisvianda, Devina Kristie. 2013. Strategi Komunikasi Pendamping Pnpm-Mpd Dalam Upaya
Pemberian Pemahaman Program Kepada Masyarakat. Malang : Universitas Brawijaya.

Mudjiono, Yoyon. 2012. Komunikasi Sosial. Surabaya: Departemen Agama RI.

Widjaja. 1986. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Bumi Aksara: Palembang.

13

Anda mungkin juga menyukai