Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. Yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta
salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad
SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti. Penulis mengucapkan syukur
kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun
akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai
tugas dari mata kuliah Keperawatan Dasar dengan judul “Pemenuhan Kebutuhan Aktivitas
Dan Latihan”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat
menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.Penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak khususnya kepada Ibu Dosen yang telah membimbing dalam
menulis makalah ini. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Padang, 5 Februari 2021

Penulis

1
DAFTAR ISI

KAT A PENGANTAR................................................................................................... 1
DAFTAR ISI................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah................................................................................. 3
C. Tujuan................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian aktivitas dan latihan............................................................. 5
2.2 Kebutuhan aktivitas mobilitas dan imobilitasi....................................... 5
2.3 Jenis- jenis aktivitas............................................................................... 6
2.4 Faktor yang mempengaruhi kebutuhan aktivitas dan latihan................. 8
2.5 Perubahan sistem tubuh akibat mobilitas............................................... 8
2.6 Sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan aktivitas dalam latihan. 10
Asuhan Keperawatan............................................................................. 12

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan............................................................................................ 15
3.2 Saran...................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 16


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, mudah dan
teratur yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat. Mobilisasi diperlukan
untuk meninngkatkan kesehatan, memperlambat proses penyakit khususnya penyakit
degeneratif dan untuk aktualisasi (Mubarak,2008). Transportasi pasien adalah sarana
yang digunakan untuk mengangkut penderita atau korban dari lokasi bencana ke sarana
kesehatan yang memadai dengan aman tanpa memperberat keadaan penderita ke sarana
kesehatan yangmemadai. Dewasa ini banyak pasien yang harus bisa kita ajarkan untuk
dapat melakukan aktivitas seperti biasanya, karena jika tidak, pasien-pasien itu tidak
akan bisa berjalan dengan mandiri.Untuk itu kami menyusun makalah ini dengan tujuan
berbagi pengetahuan tentang bagaimana caranya memenuhi kebutuhan mobilisasi dan
transportasi pasien kepada masyarakat luas yang mana di negara Indonesiamasih kurang
mengetahuinya.

B. Tujuan
1) Untuk Mengetahui pengertian dari Aktifitas dan latihan.
2) Untuk Mengetahui sistem yang berperan pada Aktivitas dan Latihan.
3) Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan Aktivitas dan
Latihan
4) Untuk Mengetahui Fisiologis Aktifitas.
5) Untuk Mengetahui asuhan keperawatan dalam pemenuhan Aktivitas dan Latihan.
6) Untuk Mengetahui tindakan dalam upaya pemenuhan kebutuhan Aktivitas dan
Latihan.

C. Manfaat
1) Dapat mengetahui pengertian aktivitas dan latihan
2) Dapat mengetahui system yang berperan pada aktivitas dan latihan
3) Menambah wawasan mengenai factor-faktor yang mempengaruhi pemenuhan
kebutuhan aktivitas dan latihan
4) Dapa menambah wawasan mengenai fisiologi aktivitas
5) Dapat menerapkan dalam asuhan keperawatan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian aktivitas dan latihan

Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia


memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Salah satu tanda
kesehatan adalah adanya kemampuan seseorang melakukan aktivitas seperti
berdiri, berjalan dan bekerja. Aktivitas fisik yang kurang memadai dapat
menyebabkan berbagai gangguan pada sistem muskuloskeletal seperti atrofi
otot, sendi menjadi kaku dan juga menyebabkan ketidakefektifan fungsi organ
internal lainnya.

Latihan merupakan suatu gerakan tubuh secara aktif yang dibutuhkkan


untuk menjaga kinerja otot dan mempertahankan postur tubuh. Latihan dapat
memelihara pergerakan dan fungsi sendi sehingga kondisinya dapat setara
dengan kekuatan dan fleksibilitas oto. Gangguan aktivitas dan latihan adalah
keadaan dimana individu mengalami ketidakcukupan energi fisiologis atau
psikologis untuk menahan atau memenuhi kebutuhan atau keinginan aktivitas
sehari-hari

2.2 Kebutuhan aktivitas mobilitas dan imobilitas.

1. Kebutuhan Mobilitas Mobilitas atau mobilisasi merupakan kemampuan


individu untuk bergerak secara bebas, mudah dan teratur dengan tujuan
untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna mempertahankan
kesehatannya.

2. Kebutuhan Imobilitas Imobilitas atau imobilisasi merupakan keadaan


dimana seseorang tidak dapat bergerak secara bebas karena kondisi yang
mengganggu pergerakan (aktivitas), misalnya mengalami trauma tulang
belakang, cidera otak berat disertai fraktur pada ekstremitas, dan
sebagainya.
Jenis imobilitas :
1) Imobiltas fisik, merupakan pembatasan untuk bergerak secara fisik
dengan tujuan mencegah terjadinya gangguan komplikasi pergerakan,
seperti pada pasien hemiplegia yang tidak mampu mempertahankan
tekanan di daerah paralisis sehingga tidak dapat mengubah posisi
tubuhnya untuk mengubah tekanan.
2) Imobilitas intelektual, merupakan keadaan dimana mengalami
keterbatasan berpikir, seperti pada pasien yang mengalami gangguan otak
akibat suatu penyakit.
3) Imobilitas emosional, yakni keadaan ketika mengalami pembatasan
secara emosional karena adanya perubahan secara tiba-tiba dalam
menyesuaikan diri. Seperti keadaan stress berat karena diamputasi ketika
mengalami kehilangan bagian anggota tubuh atau kehilangan sesuatu
yang paling dicintai.
4) Imobilitas sosial, yakni keadaan seseorang yang mengalami hambatan
dalam berinteraksi karena keadaan penyakitnya sehingga dapat
mempengaruhi perannya dalam kehidupan social.

2.3 Jenis-jenis aktivitas

1. Jenis aktivitas antara lain:


1) Aktivitas penuh, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak
secara penuh dan bebas sehingga dapat melakukan interaksi sosial dan
menjalankan peran sehari-hari. Aktivitas penuh ini merupakan fungsi
saraf motorik volunteer dan sensorik untuk dapat mengontrol seluruh
area tubuh seseorang.
2) Aktivitas sebagian, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak
dengan batasan jelas dan tidak mampu bergerak secara bebas karena
dipengaruhi oleh gangguan saraf motorik dan sesnsorik pada area
tubuhnya. Hal ini dapat dijumpai pada kasus cedera atau patah tulang
dengan pemasangan traksi. Pada pasien paraplegi dapat mengalami
aktivitas sebagian pada ekstremitas bawah karena kehilangan kontrol
motorik dan sensorik. Aktivitas sebagian ini dibagi menjadi dua jenis,
yaitu:
a) Aktivitas sebagian temporer, merupakan kemampuan individu untuk
bergerak dengan batasan yang sifatnya sementara. Hal tersebut dapat
disebabkan oleh trauma reversibel pada system musculoskeletal,
contohnya adalah adanya dislokasi sendi dan tulang.
b) Aktivitas permanen, merupakan kemampuan individu untuk bergerak
dengan batasan yang sifatnya menetap. Hal tersebut disebabkan oleh
rusaknya system saraf yang reversibel, contohnya terjadinya
hemiplegia karena stroke, paraplegi karena cedera tulang belakang,
poliomilitis karena terganggunya system saraf motorik dan sensorik.

2. Jenis latihan:
1) Latihan fleksibilitas seperti regang memperbaiki kisaran gerakan otot
dan sendi.
2) Latihan aerobik seperti berjalan dan berlari berpusat pada
penambahan daya tahan kardiovaskular.
3) Latihan anaerobik seperti angkat besi menambah kekuatan otot jangka
pendek.

Latihan bisa menjadi bagian penting terapi fisik, kehilangan


berat badan atau kemampuan olahraga. Latihan fisik yang sering dan teratur
memperbaiki kinerja sistem kekebalan tubuh, dan membantu, dan membantu
mencegah penyakit seperti jantung, penyakit kardiovaskuler
2.4 Faktor yang mempengaruhi kebutuhan aktivitas dan latihan
1. Gaya hidup. Perubahan gaya hidup dapat mempengaruhikemampuan
aktivitas seseorang karena berdampak pada perilaku kebiasaan sehari-
hari.
2. Proses penyakit/cedera. Proses penyakit dapat mempengaruhi
kemmapuan aktivitas karena dapat mempengaruhi fungsi system
tubuh.
3. Kebudayaan. Kemampuan melakukan aktivitas dapat juga dipengaruhi
kebudayaan, contohnya orang yang memiliki budaya sering
berjalan jauh memiliki kemampuan aktivitas yang kuat, sebaliknya
ada orang yang mengalami gangguan aktivitas (sakit) karena budaya
dan adat dilarang beraktivitas.
4. Tingkat energi. Energi dibutuhkan untuk melakukan aktivitas.
5. Usia dan status perkembangan. Kemampuan atau kematangan fungsi
alat gerak sejalan dengan perkembangan usia. Intolerensi
aktivitas/ penurunan kekuatan dan stamina, Depresi mood dan cema

2.5 Perubahan sistem tubuh akibat imobilitas

1. Perubahan Metabolisme
Secara umum imobilitas dapat mengganggu metabolisme secara
normal, mengingat imobilitas dapat menyebabkan turunnya kecepatan
metabolisme dalam tubuh.
2. Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit
Terjadinya ketidakseimbangan cairan dan elektrolit sebagai
dampak dari imobilitas akan mengakibatkan persediaan protein
menurun dan konsenstrasi protein serum berkurang sehingga dapat
mengganggu
kebutuhan cairan tubuh. Berkurangnya perpindahan cairan dari
intravaskular ke interstitial dapat menyebabkan edema, sehingga
terjadi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.
3. Gangguan Pengubahan Zat Gizi
Terjadinya gangguan zat gizi yang disebabkan oleh
menurunnya pemasukan protein dan kalori dapat mengakibatkan
pengubahan zat-zat makanan pada tingkat sel menurun, dan tidak bisa
melaksanakan aktivitas metabolisme.
4. Gangguan Fungsi Gastrointestinal
Imobilitas dapat menyebabkan gangguan fungsi
gastrointestinal, karena imobilitas dapat menurunkan hasil makanan
yang dicerna dan dapat menyebabkan gangguan proses eliminasi.
5. Perubahan Sistem Pernapasan
Imobilitas menyebabkan terjadinya perubahan sistem
pernapasan. Akibat imobilitas, kadar hemoglobin menurun, ekspansi
paru menurun, dan terjadinya lemah otot
6. Perubahan Kardiovaskular
Perubahan sistem kardiovaskular akibat imobilitas, yaitu
berupa hipotensi ortostatik, meningkatnya kerja jantung, dan
terjadinya pembentukan trombus.
7. Perubahan Sistem Muskuloskeletal
a) Gangguan Muskular : menurunnya massa otot sebagai dampak
imobilitas, dapat menyebabkan turunnya kekuatan otot secara
langsung.
b) Gangguan Skeletal : adanya imobilitas juga dapat menyebabkan
gangguan skeletal, misalnya akan mudah terjadi kontraktur sendi
dan osteoporosis.
8. Perubahan Sistem Integumen
Perubahan sistem integumen yang terjadi berupa penurunan
elastisitas kulit karena menurunnya sirkulasi darah akibat imobilitas.
9. Perubahan Eliminasi
Perubahan dalam eliminasi misalnya dalam penurunan jumlah urine.
10. Perubahan Perilaku
Perubahan perilaku sebagai akibat imobilitas, antara lain
timbulnya rasa bermusuhan, bingung, cemas, dan sebagainya.

2.6 Sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan aktivitas dan latihan
1. Tulang
Tulang merupakan organ yang memiliki berbagai fungsi, yaitu
fungsi mekanis untuk membentuk rangka dan tempat melekatnya
berbagai otot, fungsi sebagai tempat penyimpanan mineral khususnya
kalsium dan fosfor yang bisa dilepaskan setup saat susuai kebutuhan,
fungsi tempat sumsum tulang dalam membentuk sel darah, dan
fungsi pelindung organ-organ dalam. Terdapat tiga jenis tulang, yaitu
tulang pipih seperti tulang kepala dan pelvis, tulang kuboid seperti
tulang vertebrata dan tulang tarsalia, dan tulang panjang seperti tulang
femur dan tibia. Tulang panjang umumnya berbentuk lebar pada kedua
ujung. dan menyempit di tengah. Bagian ujung tulang panjang dilapisi
kartilago dan secara anatomis terdiri dari epifisis, metafisis, dan
diafisis. Epifisis dan metafisis terdapat pada kedua ujung tulang dan
terpisah dan lebih elastic pada masa anak-anak serta akan menyatu
pada masa dewasa.
2. Otot dan Tendon
Otot memiliki kemampuan berkontraksi yang memungkinkan
tubuh bergerak sesuai dengan keinginan. Otot memiliki origo dan
insersi tulang, serta dihubungkan dengan tulang melalui tendon
yang bersangkutan, sehingga diperlukan penyambungan atau jahitan
agar dapat berfungsi kembali.
3. Ligamen
Ligamen merupakan bagian yang menghubungkan tulang
dengan tulang. Ligament bersifat elastic sehingga membantu
fleksibilitas sendi dan mendukung sendi. Ligamen pada lutut
merupakan struktur penjaga stabilitas, oleh karena itu jika terputus
akan mengakibatkan ketidakstabilan.
4. Sistem Saraf
Sistem saraf terdiri atas sistem saraf pusat (otak dan modula
spinalis) dan sistem saraf tepi (percabangan dari sistem saraf pusat).
Setiap saraf memiliki somatic dan otonom. Bagian somatic memiliki
fungsi sensorik dan motorik. Terjadinya kerusakan pada sistem saraf
pusat seperti pada fraktur tulang belakang dapat menyebabkan
kelemahan secara umum, sedangkan kerusakan saraf tepi dapat
mengakibatkan terganggunya daerah yang diinervisi, dan kerusakan
pada saraf radial akan mengakibatkan drop hand atau gangguan
sensorik pada daerah radial tangan.
5. Sendi
Sendi merupakan tempat dua atau lebih ujung tulang bertemu.
Sendi membuat segmentasi dari rangka tubuh dan memungkinkan
gerakan antar segmen dan berbagai derajat pertumbuhan tulang.
Terdapat beberapa jenis sendi, misalnya sendi synovial yang
merupakan sendi kedua ujung tulang berhadapan dilapisi oleh
kartilago artikuler, ruang sendinya tertutup kapsul sendi dan berisi
cairan synovial. Selain itu, terdapat pula sendi bahu, sendi panggul,
lutut, dan jenis sendi lain seperti sindesmosis, sinkondrosis dan
simpisis.
2.7 Asuhan keperawatan kebutuhan aktivitas dan latihan

A. PENGKAJIAN
1.Riwayat Kesehatan Sekarang
Pengkajian riwayat pasien saat ini meliputi alasan pasien yang
menyebabkan terjadi keluhan / gangguan dalam mobilitas dan imobilitas.

2.Riwayat Keperawatan Dahulu


Pengkajian riwayat penyakit di masa lalu yang berhubungan
dengan pemenuhan kebutuhan mobilitas.

3.Riwayat Keperawatan Keluarga


Pengkajian riwayat penyakit keluarga, misalnya tentang ada atau
tidaknya riwayat alergi, stroke, penyakit jantung, diabetes melitus.

4.Kemampuan Mobilitas

Tingkat Kategori
Aktivitas/Mobilitas
Tingkat 0 Mampu merawat diri secara
Tingkat 1 penuh Memerlukan penggunaan
Tingkat 2 alat Memerlukan bantuan atau
pengawasan orang lain

Tingkat 3
Memerlukan bantuan,
Tingkat 4 pengawasan orang lain, dan
peralatan
Sangat tergantung dan tidak dapat
melakukan atau berpartisipasi
dalam perawatan

5.Kemampuan Rentang Gerak


Pengkajian rentang gerak (ROM) dilakukan pada daerah seperti bahu,
siku, lengan,
panggul, dan kaki dengan derajat rentang gerak normal yang berbeda pada
setiap gerakan (Abduksi, adduksi, fleksi, ekstensi, hiperekstensi)
6.Perubahan Intoleransi Aktivitas
Pengkajian intoleransi aktivitas dapat berhubungan dengan perubahan
sistem pernapasan dan sistem kardiovaskular.
8.Perubahan psikologis
Pengkajian perubahan psikologis yang disebabkan oleh adanya
gangguan mobilitas dan imobilitas, antara lain perubahan perilaku,
peningkatan emosi, dan sebagainya.
9.Pola Kesehatan
a) Aktivitas / Istirahat
Tanda : Keterbatasan atau kehilangan fungsi pada bagian yang
terkena.
b) Sirkulasi Tanda : Hipertensi (kadang-kadang terlihat sebagai
respon terhadap nyeri) atau hipotensi (kehilangan darah).
c) Neurosensori
Gejala : Hilang gerakan atau sensasi, spasme otot, dan kesemutan
(parestesis).
Tanda : Deformitas lokal angulasi abnormal, pemendekan, rotasi,
krepitasi (bunyi berderit), spasme otot, terlihat kelemahan /
hilang fungsi. Agitasi (mungkin
berhubungan dengan nyeri / ansietas atau trauma lain).
d) Nyeri atau Kenyamanan
Gejala : Nyeri berat tiba-tiba pada saat cedera (mungkin
terlokalisasi pada area jaringan / kerusakan tulang dapat
berkurang pada imobilisasi), tak ada nyeri akibat
kerusakan saraf .Spasme / kram otot (setelah imobilitasi).
e) Keamanan
Tanda : Laserasi kulit, avulse jaringan, perdarahan, dan perubahan
warna.Pembengkakan lokal (dapat meningkat secara
bertahap atau tiba-tiba).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia
memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Sedangkan latihan
merupakan suatu gerakan tubuh secara aktif yang dibutuhkkan untuk menjaga
kinerja otot dan mempertahankan postur tubuh
Sistem yang berperan aktivitas dan latihan meliputi: tulang, otot, tendon
danligamen serta syaraf. Beberapa teknik dalam pemenuhan kebutuhan aktivitas
dan latihan sepertiLatihan ROM, pengaturan Posisi, Ambulasi Dini. Proses
keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan aktivitas dan latihanterdiri dari
Pengkajian, Diagnosa, Intervensi, Implemetasi dan Evaluasi.

3.2 Saran
Diharapkan kepada seluruh mahasiswa keperawatan agar lebih memahami
konsep asuhan keperawatan pada Kebutuhan Aktivitas dan Latihan serta dapat
melakukan pengkajian, diagnosa, dan perencanaan yang benar mengenai
pemenuhan kebutuhan Aktivitas dan Latihan pasien sehingga dalammemberikan
asuhan keperawatan dapat dengan tepat dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/38331752/aktivitas_latihan_BAB_I_V_docx

Anda mungkin juga menyukai