HELMINTHES
DISUSUN OLEH
NOFRITA MARLI
RIZKY AMANDAS
2019
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja contoh-contoh cacing dari setiap filum ?
2. Apa saja klasifikasi dari cacing ?
3. Apa saja penyakit yang disebabkan cacing tersebut ?
4. Bagaimana mengatasi penyakit yang disebabkann oleh cacing ?
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. NEMATODA
Nematoda berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu
nema yang berarti berenang dan ode yang berarti seperti. Nematoda merupakan
hewan tripoplastik dan pseudoselomata (berongga tubuh semu). Nematoda
adalah cacing berbentuk bulat panjang (gilik), atau seperti benang. Nematoda
adalah filum hewan yang beragam yang menghuni rentang lingkungan yang
sangat luas. Spesies nematoda bisa sulit untuk dibedakan, dan meskipun lebih
dari 25.000 telah dijelaskan, lebih dari setengahnya adalah parasit, jumlah spesies
nematoda telah diperkirakan sekitar 1 juta. Berbeda dengan filum Cnidaria dan
Platyhelminthes (cacing pipih), nematoda memiliki sistem pencernaan tubular
dengan bukaan di kedua ujungnya.
A. Cacing Kremi
1. Klasifikasi ilmiah
Kelas : secernentea
Ordo : oxyurida
Family : oxyuridae
Genus : enterobius
Spesies : Enterobius vermicularis
Cacing dewasa hidup di dalam rongga cecum, colon ascenden, dan
appendix. Pada malam hari cacing betina mengembara ke daerah anus (perianal)
untuk meletakkan telur-telurnya, setelah 4 – 6 jam telur menjadi infektif. Telur
yang terdapat di perianal dengan perantaraan tangan / debu tertelan dan menetas
menjadi larva di usus halus, larva masuk ke cecum dan ileum bagian bawah dan
menjadi dewasa (auto infection). Selain secara peroral, Oxyuris vermicularis juga
bisa masuk kembali ke tubuh manusia melalui anus, dimana telur yang terdapat di
perianal menetas dan larvanya masuk kembali ke usus melalui anus (retro
infection).
Ciri-ciri telur :
berbentuk oval asimetris, dengan salah satu sisinya datar
4
ukuran : panjang 50 – 60 μm dan lebar 20 – 32 μm
dinding 2 lapis tipis dan transparan : dinding luar merupakan lapisan albumin
yang bersifat mechanical protection, sedangkan dinding dalam merupakan
lapisan lemak yang bersifat chemical protection dan telur selalu berisi larva.
Ciri-ciri cacing dewasa :
ukuran cacing jantan : panjang 2 – 5 mm dan lebar 0,1 – 0,2 mm
ukuran cacing betina : panjang 8 – 13 mm dan lebar 0,3 – 0,5 mm
ujung anterior lebih tumpul dibandingkan ujung posterior yang meruncing
terdapat penebalan cuticula (cephalic alae) pada ujung anterior
mulut simple dengan 3 buah bibir
ujung posterior cacing jantan melengkung dengan sebuah spicula
ujung posterior cacing betina lurus
2. Penyakit dan penanganan
Cacing kremi merupakan cacing parasit kecil yang menjangkiti usus besar
manusia. Parasit bernama latin Enterobius vermicularis ini memiliki fisik
berwarna putih dan sekilas terlihat seperti benang putih. Cacing ini bisa terlihat
pada sekitar lubang anus atau di tinja pengidap cacing kremi. Cacing rata-rata
memiliki panjang tubuh 5 sampai 13 milimeter ini, biasanya menaruh telur-
telurnya pada lipatan kulit di sekeliling anus pada saat penderita sedang tertidur.
Infeksi cacing kremi umumnya tidak menimbulkan kondisi medis yang
serius. Namun, kadang cacing ini akan naik dari area anal menuju ke Miss V,
uterus, tuba falopi, dan sekitar organ di pinggul. Jika ini terjadi, penderita akan
terancam terkena beberapa komplikasi seperti peradangan Miss V (vaginitis) dan
peradangan lapisan dinding dalam uterus (endometritis).
Tujuan pengobatan cacing kremi adalah untuk menghilangkan cacing
kremi dan mencegah infeksi kembali terjadi. Untuk itu, semua orang yang
serumah dengan penderita juga harus menjalani pengobatan, karena risiko
penyebaran infeksi cacing kremi sangat tinggi. Seseorang yang terinfeksi cacing
kremi biasanya mengalami efek samping ringan pada saluran pencernaan saat
menjalani pengobatan. Beberapa obat anti parasit untuk menangani cacing kremi
yaitu Mebendazole dan Albendazole.
5
Selain pemberian obat-obatan, kamu dianjurkan untuk menerapkan
perilaku hidup bersih untuk mencegah terkena infeksi cacing kremi kembali.
Beberapa perilaku hidup bersih antara lain:
Hindari menggunakan handuk orang lain.
Mencuci semua baju, sprei, handuk, dan mainan.
Membersihkan debu di seluruh rumah.
Bersihkan kamar mandi dan dapur.
Hindari untuk menggoyangkan benda yang terkontaminasi dengan telur
cacing kremi.
Hindari makan di kamar tidur.
Jaga agar kuku-kuku selalu pendek.
Ajari anak untuk tidak menggigit kuku dan mengisap jari.
Mandi setiap hari
B. Cacing Tambang
1. Klasifikasi ilmiah
Kelas : secernentea
Ordo : Strongiloidae
Family : ancylostomatidae
Genus : necator
Spesies : Ancylostoma duodenale
Cacing tambang adalah cacing yang berasal dari anggota famili
Ancylostomatidae yang mempunyai alat pemotong pada mulut berupa tonjolan
seperti gigi pada genus Ancylostoma dan lempeng pemotong pada genus Necator.
Ancylostoma duodenale dan Necator americanus merupakan cacing tambang
yang menginfeksi manusia sedangkan Ancylostoma brazilliense, Ancylostoma
ceylanicum, dan Ancylostoma caninum merupakan cacing tambang yang
menginfeksi.
6
rhabditiform. Setelah 5 – 8 hari larva rhabditiform akan mengalami metamorfosa
menjadi larva filariform yang merupakan stadium infektif dari cacing tambang.
Jika menemui hospes baru larva filariform akan menembus bagian kulit yang
lunak, kemudian masuk ke pembuluh darah dan ikut aliran darah ke jantung,
kemudian terjadi siklus paru-paru (bronchus → trachea → esopagus), kemudian
menjadi dewasa di usus halus. Seluruh siklus mulai dari penetrasi larva filariform ke
dalam kulit sampai menjadi cacaing tambang dewasa yang siap bertelur memakan
7
dalam usus kecil. Mereka menempel di dinding usus dan mulai mengganggu
kesehatan manusia.
Cacing tambang akan bertelur dan berkembang biak di dalam usus kecil
sebelum keluar dari tubuh manusia melalui feses. Telur-telur itu akan kembali
menetas di tanah yang terkontaminasi dan siklus hidup cacing tambang terus
berputar.
Untuk mendiagnosis infeksi cacing tambang, dokter akan mengambil
sampel feses pasien dan memeriksanya di laboratorium. Dari pemeriksaan itu,
dokter akan mencari kemungkinan adanya telur-telur cacing tambang. Tingkat
keparahan infeksi bisa dilihat dari berapa banyak jumlah telur-telur tersebut.
Infeksi cacing tambang umumnya dapat diatasi dengan obat-obatan
anthelmintik (anticacing), misalnya albendazole dan mebendazole, Dokter
biasanya akan meresepkan obat-obatan ini untuk dikonsumsi selama 1-3 hari.
Kedua obat ini bekerja dengan cara mencegah penyerapan glukosa oleh cacing,
sehingga cacing kehabisan energi dan pada akhirnya mati.
Albendazole dan mebendazole bisa menimbulkan efek samping berupa
mual dan muntah, sakit perut, sakit kepala, atau rambut rontok secara sementara.
Namun, jika efek samping terjadi secara berkepanjangan atau sampai
mengganggu aktivitas sehari-hari, penderita dianjurkan untuk menemui dokter
kembali guna mendapatkan solusi penanganan yang tepat.
Pada pasien yang mengalami kekurangan sel darah merah atau anemia,
dokter akan memberikan suplemen zat besi. Selain itu, asam folat juga bisa
digunakan untuk membantu pembentukan sel darah merah. Infeksi cacing
tambang bisa dicegah dengan tidak menyentuh tanah secara langsung, dan
menggunakan alas kaki jika berkunjung ke daerah endemik cacing tambang.
Selain itu, membersihan makanan dan sayuran yang akan dikonsumsi juga bisa
membantu menghindari infeksi parasit ini.Mencuci tangan sebelum makan dan
mengonsumsi air siap minum yang bersih atau matang juga diperlukan untuk
mencegah penyebaran cacing tambang.
8
2.2. TREMATODA
Platyhelminthes berasal dari bahasa Yunani, yaitu platy yang berarti pipih,
dan helminth yang berarti cacing. Sesuai dengan nama nya, anggota kelompok
cacing ini memiliki tubuh pipih dorsoventral.Cacing Platyhelminthes dapat
dibagi menjadi empat kelas, yaitu Turbellaria (cacing berambut getar),
Trematoda (cacing isap), Cestoda (cacing pita), dan Monogenea. Dalam artikel
ini akan membahas lebih rinci tentang kelas Trematoda (cacing isap) pada
Platyhelminthes.Semua anggota cacing ini bersifat parasit pada manusiaatau
hewan. Beberapa jenis cacing ini merugikan di bidang peternakan karna hewan
ternak yang mengandung cacing ini menjadi tidak layak untuk di konsumsi
manusia .
A. Cacing Hati
1. Klasifikasi ilmiah
Kelas : Terematoda
Ordo : Echinostomida
Family : Fasciola
Spesies : Fasciola hepatica
Fasciola hepatica atau cacing hati adalah salah satu spesies cacing yang
merupakan parasit dalam tubuh manusia. Fasciola tergolong dalam kelas
Trematoda, filum Platyhelmintes.
Hospes cacing ini adalah kambing dan sapi, dan kadang-kadang parasit ini
ditemukan pada manusia. Fasciola hepatica merupakan penyakit fascioliasis.
Fascioliasis banyak ditemukan di negara-negara Amerika Latin dan negara-
negara sekitar Laut Tengah
9
Bersifat hermaprodit
Sistem reproduksinya ovivar
Bentuknya menyerupai daun
Mempunyai tonjolan konus pada bagian anteriornya
Memiliki batil isap mulut dan batil isap perut, uterus pendek berkelok-
kelok.
Testis bercabang banyak, letaknya di pertengahan badan berjumlah 2 buah.
Ovarium sangat bercabang
Ciri umum :
Bentuk tubuh seperti daun
Bentuk luarnya tertutup oleh kutikula yang resisten merupakan modifikasi
dari epidermis
Cacing dewasa bergerak dengan berkontraksinya otot-otot tubuh,
memendek, memanjang dan membelok
Dalam daur hidup cacing hati ini mempunyai dua macam inang
yaitu: inang perantara yakni siput air dan inang menetapnya yaitu hewan
bertulang belakang pemakan rumput seperti sapi dan domba
Merupakan entoparasit yang melekat pada dinding duktusbiliferus atau
pada epithelium intestinum atau pada endothelium venae dengan alat
penghisapnya
Makanan diperoleh dari jaringan-jaringan, sekresi dan sari-sari makanan
dalam intestinum hospes dalam bentuk cair, lendir atau darah.
Di dalam tubuh, makanan dimetabolisir dengan cairan limfa, kemudian
sisa-sisa metabolisme tersebut dikeluarkan melalui selenosit.
Perbanyakan cacing ini melalui auto-fertilisasi yang berlangsung pada
Trematoda bersifat entoparasit, namun ada juga yang secara fertilisasi
silang melalui canalis laurer.
Daur hidupcacing ini adalah sebagai berikut. Ketika melalui saluran
empedu domba, telur masuk kedalam usus,hingga akhirnya bersama feses
domba,telurdapat keluar ke alam bebas. Pada tempat yang sesuai,telur yang fertil
( telah di buahi ) akan menetas menjadi larva bersilia yang disebut mirasidium.
Dialam, mirasidium hanya dapat bertahan hidup sekitar 8 jam . akan tetapi, jika
mirasidium masuk ke dalam tubuh siput maka dalam waktu kurang lebih dua
10
minggu larva ini berubah bentuk menjadi oval dan disebut sporosista.Sporosista
tidak bersilia, kemudian tumbuh dan akhirnya pecah menghasilkan larva
keduayang disebut redia. Redia masuk ke jaringan siput.di dalamtubuh siput,
redia akan tumbuh dan berkembang menghasilkan larva ketiga yang disebut
serkaria. Serkaria memiliki bentuk seperti berudu dan dapat berenang bebas.
Kemudian, serkaria meninggalkantubuh siput dan membentuk sista. Serkariaakan
menjadi metaserkaria jika menempel dirumput atau tumbuhan air.
11
B. Cacing Darah
1. Klasifikasi ilmiah
Kelas : Trematoda
Ordo : Opisthorchiida
Family : Opisthorchiidae
Genus : Clonorchis
Cara penularan dan manusia terinfeksi karena memakan ikan air tawar.
Contohnya daging ikan yang mentah atau dimasak tidak matang yang di
dalamnya terdapat larva berbentuk kista (metaserkaria). Pada saat dicerna
larva cacing akan terbebas dari dalam kista dan bermigrasi melalui Duktus
Koledokus ke dalam pecabangan empedu.
12
Telur dalam empedu diekskresikan melalui tinja. Pada tempat yang sesuai,
telur yang fertil (telah dibuahi) akan menetas menjadi larva bersilia yang
disebut mirasidium. Jika telur ini termakan oleh siput (lymnea) sebagai
pejamu pertama yang rentan, maka akan menetas dalam usus siput. Larva atau
mirasidium ini dalam 2 minggu akan berubah bentuk menjadi sporosista.
13
2.Penyakit dan penanganan
Gejala asites sering ditemukan pada kasus yang berat, tetapi apakah ada
hubungannya antara infeksi C. sinensis dengan asites ini masih belum dapat
dipastikan. Gejala joundice (penyakit kuning) dapat terjadi, tetapi
persentasinya masih rendah, hal ini mungkin disebabkan oleh obstruksi
saluran empedu oleh telur cacing. Kejadian kanker hati sering dilaporkan di
Jepang, hal ini perlu penelitian lebih jauh apakah ada hubungannya dengan
penyakit Clonorchiasis.
Cacing ini menyebabkan iritasi pada saluran empedu dan penebalan dinding
saluran dan perubahan jaringan hati yang berupa radang sel hati. Gejala dibagi
3 stadium:
Untuk pencegahan Tidak memakan ikan mentah atau setengah matang Tidak
buang air besar sembarangan terutama di lokasi perairan Melakukan
pengobatan pada penderita Pengobatan untuk parasit ini adalah sama dengan
14
trematoda lainnya, terutama melalui penggunaan praziquantel sebagai obat
pilihan pertama. Obat diberikan pada 5 mg / kg stat, atau mingguan. Obat yang
digunakan untuk mengobati infestasi
mencakup triclabendazole, praziquantel, bithionol, albendazole dan mebendaz
ol.
2.3. CESTODA
Cestoda disebut juga sebagai cacing pita, karena bentuknya pipih panjang
seperti pita. Cestoda bersifat parasit karena menyerap sari makan dari usus
halus inangnya.Sari makanan diserap langsung oleh seluruh permukaan
tubuhnya karena cacing ini tidak memiliki mulut dan pencernaan (usus).
Manusia dapat terinfeksi Cestoda saat memakan daging hewan yang dimasak
tidak sempurna. Inang perantara Cestoda adalah sapi pada Taenia saginata dan
babi pada taenia solium.
A. Cacing Pita Babi
1. Klasifikasi ilmiah
Kelas : Cestoda
Genus : Taenia
• Cacing dewasa hidup di saluran usus dan larva di jaringan vertebrata &
invertebrata.
• Hermafrodit
15
• Reproduksi Ovipar
◦ Proglotid :
Sista sistiserkus (en: cysticercus) – larva heksakant yang telah berada di otot
kemudian membungkus diri menjadi sistiserkus. Sistiserkus ini bisa bertahan
beberapa tahun pada hewan (inang perantara), kemudian akan terbawa ke
16
inang primer (inang definitif) apabila termakan bersamaan dengan daging
hewan.
Cacing pita muda – sistiserkus yang berada di usus inang primer akan
menempel dan mulai tumbuh menjadi dewasa.
Cacing pita dewasa – cacing dewasa menempel pada usus dengan skoleks dan
mulai melakukan reproduksi seksual, proglotid cacing pita mulai terisi dengan
telur yang berjumlah puluhan sampai ratusan ribu per segmen proglotid.
Hebatnya, cacing pita bisa memiliki 1.000 – 2.000 segmen.
17
Penyebabnya adalah Diphyllobothrium binatang Diphyllobothrium
(Spirometra) mansoni.
18