Disusun Oleh :
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
nikmat dan karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik.
Setiap konsep dalam masalah ini juga memerlukan bahasa dan rincian serta berbagai
penjelasan yang dapat mempermudah untuk mempelajari dan memahaminya.
Makalah yang berjudul “Pengenalan Analisis Retrosintesis dan Diskoneksi
padaC-X Esterdan Amida” ini disusun untuk memenuhi tugas Sintesa Obat.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada para pendukung
yang memberikan motivasi sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Tak lupa saya
ucapkan terimakasih juga kepada para pembaca terutama bagi mahasiswa Sekolah
Tinggi Ilmu Farmasi Riau.
Kritik dan saran pembaca merupakan sumbangan yang sangat berarti bagi kami
dalam menyempurnakan isi makalah ini. Semoga makalah ini dapat menjadi panduan
bagi mahasiswa.
Penyusun
DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR…….......................................................................................i
DAFTAR ISI…………………………….................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 1
1.3 Tujuan
Penulisan………………………………………………………………...2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Analisis Retrosintesis……....................................................................................3
2.2 Pedoman Pendekatan Diskoneksi ........................................................................4
2.3 Diskoneksi Satu Gugus C-X ……….………………….………………………..9
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan…………….........................................................................12
3.2. Saran…………………….. ................................................................... 13
Daftar pustaka ...........................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1. Menjelaskan pengenalan analisis retrosintesis
2. Mengetahui pendekatan diskoneksi
3. Menjelaskan diskoneksi C-X ester dan amida
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Analisis retrosintesisatau retrosintesis adalah sebuah teknik untuk
memecahkan masalah dalam perencanaan sintesis, terutama yang disajikan
oleh struktur yang kompleks. Dalam pendekatan ini, sintesisdirencanakan
mundur mulai dari produk yang relatif kompleks menuju bahan yang
tersediasebagai molekul yang sederhana (bahan awal). Pendekatan ini
menghendaki pembangunan kerangka karbon dari molekul target,
menempatkan gugus fungsional dankontrol yang tepat dari aspek stereokimia
4
Dengan demikian hal yang mutlak harus dipahami agar sukses dalam
melakukan sintesis dengan pendekatan diskoneksi adalah memahami reaksi-
reaksi senyawa organik maupun jenis-jenisnya serta mekanismenya. Ada
kalanya pada waktu melakukan analisis terhadap bahan awal (Starting
Material) hasil diskoneksi harus diperoleh dari suatu hasil sintetik yang
dikenal dengan IGF tadi, karena reaksi senyawa organik tidak lain dan tidak
bukan adalah transformasi gugus fungsional.
Pendekatan diskoneksi
Sering kali terdapat lebih dari satu analisis yang “benar” untuk
sintesis suatu senyawa. Begitu pula pada senyawa (1) diatas, terdapat
sedikitnya 6 cara berbeda untuk menguraikan molekul tersebut. Melalui
keenam metode ini, akan dijelaskan prinsip-prinsip analisis retrosintesis serta
keunggulan masing-masing jalur.
1. Analisis retrosintetik I
5
Pada kasus ini, karena oksigen lebih bersifat elektronegatif daripada
karbon, maka tidaklah mudah mendapatkan pereaksi sederhana dari sinton
pada jalur A. sebaliknya pada jalur B, tersedia pereaksi Grignard. Oleh
karena itu, dari analisis ini tampak bahwa senyawa (1) dapat disintesis secara
langsung melalui reaksi sebagai berikut :
2. Analisis retrosintetik II
Analisis retrosintetik lain juga mungkin untuk senyawa (1) melibatkan
diskoneksi ikatan karbon-karbon :
Pada proses ini juga terdapat dua pasang fragmen terionkan yang
mungkin, namun hanya jalur D yang terdapat pereaksi ekuivalen yang
sederhana, yaitu pereaksi Grignard dan aldehida. Jalur sintesisnya
ditunjukkan sebagai berikut :
6
Sintesis
4. Analisis Retrosintetik IV
Pendekatan berbeda untuk sintesis (1) dapat didasarkan pada
pengetahuan bahwa keton dapat dengan mudah direduksi menjadi alkohol
sekunder dengan pereaksi seperti natrium borohidrida atau litium aluminium
hidrida. Interkonversi gugus fungsi (IGF) adalah istilah yang digunakan
dalam analisis retrosintetik untuk menggambarkan proses mengubah
(mengonversi) satu gugus fungsi ke gugus fungsi lain, misalnya dengan
oksidasi atau reduksi. Proses ini dinyatakan menggunakan tanda dengan
‘IGF’ diatasnya. Oleh karena itu bila alkohol (1) diubah menjadi keton
terlebih dahulu, maka pasangan sintonnya dapat ekuivalen dengan adisi
enolat dari asetofenon pada halida. Perlu diingat bahwa proton α dari gugus
karbonil bersifat asam dapat ditarik oleh basa sehingga menghasilkan suatu
enolat.
5. Analisis Retrosintetik V
Analisis lebih lanjut untuk alkohol (1) melibatkan lagi interkonversi
gugus fungsi dari alkohol ke keton sebelum pemutusan ikatan karbon-karbon.
Analisis ini menghasilkan sinton yang bermuatan positif pada posisi β
terhadap karbonil dan sinton nukleofil karbon
.
6. Analisis Retrosintetik VI
Analisis retrosintetik ini juga memerlukan interkonversi gugus fungsi
dari alkohol ke keton diikuti IGF kedua untuk membentuk keton tak jenuh-
7
α,β. Adisi litium difenilkuprat pada dienon menghasilkan kerangka karbon
yang diperlukan.
8
dapat diputuskan. Kemudian dilanjutkan dengan senyawa eter, amida, dan
silfida. Pada senyawa-senyawa tersebut sekali lagi posisi diskoneksi mudah
ditentukan, diskoneksi dilakukan pada ikatan yang menghubungkan antara
karbon dengan heteroatom (X) diskoneksi ini diberi nama diskoneksi satu
gugus karena hanya diperlukan pengenalan satu gugus fungsional sebelum
dilakukan diskoneksi. Label C-X atau C-N, dan sebagainya dapat digunakan.
Dalam diskoneksi akan menghasilkan sinton karbon kationik (R+).
Reagen untuk sinton ini biasanya mempunyai gugus pergi yang baik (good
leaving group) yang terikat pada R. dalam reaksi bersangkutan hamper semua
bersifat ionic, dan melibatkan heteroatom nukleofilik seperti alcohol (ROH),
amina (RNH2) atau tiol (RSH). Reaksi yang terjadi adalah reaksi substitusi,
reagen yang terlibat dapat suatu alkil halide, aril klorida, atau senyawa
sejenis. Reagen yang paling baik adalah reagen yang paling mudah
mengalami reaksi substitusi.
9
Sintesis ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, untuk
pembentukan ester dapat dilakukan dengan mereaksikan alcohol dengan asam
karboksilat, alcohol dengan anhidrida asam karboksilat, atau alcohol dengan
asil halide. Untuk sintesi senyawa ester (1) diatas paling mudah adalah
dengan rute asil klorida (Y=Cl), menggunakan piridin sebagai katalis dan
pelarut.
Senyawa asil klorida sering digunakan dalam sintesis senyawa ester,
karena senyawa ini merupakan turunan asam yang paling reaktif. Asil klorida
dapat dibuat dari asamnya sendiri dengan PCl5 atau SOCl2. Reaktivitas
turunan asam dari yang paling reaktif adalah klorida asam anhidrida asam,
ester, dan paling tidak reaktif adalah amida. Senyawa propanil (2) digunakan
sebagi pembunuh rumput-rumputan/semak, merupakan senyawa amida,
apabila didiskoneksi akan menghasilkan suatu amina dan klorida asam.
Analisis :
Sintesis :
10
Senyawa (3) merupakan contoh yang lebih sukar, tetapi dari struktur
senyawa tersebut dengan mudah dapat dikenali bahwa senyawa tersebut
adalah suatu ester, dan dapat dilakukan diskoneksi dengan cara biasa. Dari
hasil diskoneksi diperoleh senyawa anhidrida ftalat sebagai bahan awal.
Analisis :
Sintesis :
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
12
3.2 Saran
Demi sempurnanya makalah ini kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca agar makalah ini bisa menjadi lebih baik
untuk selanjutnya.
13
DAFTAR PUSTAKA
14