Anda di halaman 1dari 4

RANGKUMAN PERTEMUAN KE-1 & 2

Sintesis merupakan reaksi kimia untuk membentuk molekul senyawa dalam kefarmasian
yang fokusnya pada senyawa obat. Dimana sintesis ini dimulai dari starting material ( zat awal)
dengan bantuan reagen dan melalui serangkaian reaksi kimia sampai akhirnya memperoleh
molekul target (MT). Dewasa ini telah berkembang suatu metode sintesis organik melalui
pendekatan pemutusan (diskoneksi) atau pendekatan sinton atau retrosintesis.
Retrosintesis adalah proses pembelahan molekul target sintesis menuju ke starting
material ( zat awal) yang tersedia melalui serangkaian pemutusan ikatan (diskoneksi) dan
perubahan gugus fungsi atau interkonversi gugus fungsional (IGF). Retrosintesis merupakan
teknik pemecahan masalah untuk mengubah struktur dari molekul target sintesis menjadi bahan-
bahan yang lebih sederhana melalui jalur yang berakhir pada suatu material start yang sesuai dan
mudah didapatkan untuk keperluan sintesis. Dengan cara ini, struktur molekul yang akan
disintesis ditentukan terlebih dahulu yang dikenal sebagai molekul target (MT). Selanjutnya MT
dipecah/dipotong/diputus dengan seri diskoneksi. Diskoneksi merupakan operasi balik suatu
reaksi melalui suatu pembelahan yang dibayangkan dari suatu ikatan agar memutus molekul ke
dalam material start yang mungkin. Diskoneksi seringkali tidak mudah dilaksanakan, tetapi
ikatan yang diputuskan haruslah berhubungan dengan reaksi-reaksi yang dipercaya serta
metodenya dapat dikerjakan di laboratorium. Dari hasil diskoneksi, akan didapatkan bahan awal
(Starting Material) atau sinton yang tersedia atau disediakan melalui suatu reaksi Interkonversi
Gugus Fungsi (IGF).

Dalam diskoneksi ada yang disebut dengan sinton dan reagen.Sinton adalah fragmen
idealis, biasanya berupa kation/anion yang dihasilkan dari diskoneksi.Sinton bisa merupakan
senywa antara yang sesuai dengan reaksi. Selain itu, sinton pada dasarnya tidak ada di pasaran
sehingga harus membentuk reagen yang mana terdapat di pasaran sehingga berikutnya kita bisa
mensintesis senyawa dari reagen yang bisa dibeli di pasaran. Reagen inilah yang disebut sebagai
material pemula, yaitu senyawa yang digunakan dalam reaksi sintesis sebagai pengganti sinton.
Pedoman yang sangat penting untuk menciptakan suatu sintesis itu dengan pendekatan
diskoneksi. Berikut ini pedoman pendekatan diskoneksi:
1. Analisis : - mengenal gugus fungsional dan molekul target (MT)
- melakukan diskoneksi dengan metode yang berhubungan dengan
reaksi-reaksi yang mungkin
- memastikan bahwa reagen pereaksi hasil pemutusan (sinton) tersedia sebagai
starting material
2. Sintesis : - membuat rencana berdasarkan analisis Starting material dan kondisi analisis
- bila tidak berhasil dalam sintesis dilakukan pengkajian ulang analisis
Ada kalanya pada waktu melakukan analisis terhadap bahan awal (starting material) hasil
diskoneksi harus diperoleh dari suatu hasil sintetik yang dikenal dengan IGF, karena reaksi
senyawa organic tidak lain dan tidak bukan adalah transformasi gugus fungsional. Untuk
mempelajari mekanisme diskoneksi kalian dapat memahami terlebih dahulu prinsip-prinsip
dalam analisis retrosintesis. Berikut ini prinsip-prinsip analisis retrosintesis.

PRINSIP-PRINSIP ANALISIS RETROSINTESIS

1,5 difenil-1-pentanol
Dari contoh senyawa di atas ini dapat dilakukan analisis retrosintetik untuk menguraikan
senyawa alcohol. Dimana sering kali terdapat lebih dari satu analisis yang “benar” untuk sintesis
suatu senyawa. Begitu pula pada senyawa diatas, terdapat sedikitnya 6 cara yang berbeda untuk
menguraikan molekul tersebut. Melalui keenam metode ini, akan dijelaskan prinsip-prinsip
analisis retrosintesisnya.
1. ANALISIS RETROSINTETIK I
Dalam analisis retrosintesis, hal pertama yang dilakukan ialah melakukan pemutusan
(diskoneksi) ikatan, kemudian memberi muatan positif pada salah satu ujung ikatan yang
diputuskan dan muatan negatif pada fragmen yang lain.

Diskoneksi dinyatakan dengan garis bergelombang melintasi ikatan yang akan diputus.
Panah retrosintetik menyatakan alur mundur dari molekul target ke sepasang fragmen bermuatan.
Fragmen bermuatan tersebut disebut dengan sinton. Pereaksi ekuivalen sinton dinyatakan dengan
tanda garis datar tiga.
Secara teoritis diskoneksi ini dapat menghasilkan dua pasang fragmen bayangan. Jika
belum yakin dalam meletakkan muatan positif dan negative pada kedua fragmen, maka
sebaiknya tuliskan kedua pasang fragmen dengan muatan yang berbeda.
Pada kasus ini, karena oksigen lebih bersifat elektronegatif daripada karbon, hal ini
menyebabkan sebagian awan electron tersedot ke atom C, sehingga atom O akan bermuatan
menjadi relative lebih negative sedangkan atom C menjadi lebih positif.

Dan pada jalur B ini, tersedia pereaksi Grignard. Pereaksi Grignard adalah senyawa kimia
dengan rumus umum R-Mg-X, dimana X adalah halogen dan R adalah gugus organic biasanya
alkil (CH3-C2H5), aril (Benzena). Dan pereaksi Grignard ini adalah pereaksi popular dalam
sintesis organic untuk menciptakan ikatan karbon-karbon baru. Dan sinton (+) akan menjadi
reagen ekuivalen membentuk senyawa aldehid melalui oksidasi dari gugus O-H primer. Oleh
karena itu, dari analisis ini tampak bahwa senyawa 1,5 difenil-1-pentanol dapat disintesis secara
langsung melalui reaksi sebagai berikut :

2. ANALISIS RETROSINTETIK II
Untuk analisis retrosintetik II mekanismenya hamper sama dengan analisi retrosintetik I.

3. ANALISIS RETROZINTETIK III


Pada retrosintetik kali ini dan berikutnya, tidak lagi dimunculkan dua pasang sinton, namun
tetap dipertimbangkan ketika memilih jalur yang tepat untuk sintesis molekul target.
Retrosintetik senyawa 1,5-difenil-1-pentanol dapat dinyatakan seperti gambar di bawah ini,
dengan pereaksi epoksida dan pereaksi Grignard.

Penejelasan gambar di atas: bahwa diskoneksi dilakukan pada Cα dan menjadi sinton kation
karena mempunyai atom O-H dimana O (oksigen) memeliki dua pasangan electron bebeas
akan menghasilkan pereaksi epoksida dan pereaksi Grignard. Pereaksi epoksida terbentuk dari

Anda mungkin juga menyukai