(P E MU SN A H A N D A N M ETO D E P EM BU A N G A N P ERB EK A LA N FA RM A S I )
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun
semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif
melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas
mental dan perilaku
Prekursor adalah zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat digunakan dalam pembuatan
Narkotika dan Psikotropika
NARKOTIKA PSIKOTROPIKA
Jenis-jenis prekursor yang diawasi oleh pemerintah Indonesia
Tabel 1 Tabel 2
1.Anhidrida asetat 1.Asam antranilat
2.Asam fenil asetat 2.Asam klorida
3.Asam lisergat 3.Asam sulfat
4.Asam N asetil antranilat 4.Aseton
5.Ephedrin 5.Etil eter
6.Ergometrin 6.Etil eter
7.Ergometamin 7.Metil etil keton
8.1-fenil-2-propanon 8.Piperidin
9.Isosafrol 9.Toluen
10.Kalium permanganat
11.3,4-metilendioksi fenil-2-propanon
12.Norefedrin
13.Piperonal
14.Pseudoefedrin
15.Safrol
2. RESEP DAN DOKUMEN
1. Enkapsulasi
2. Inersiasi
3. Pengenceran
4. Insinerasi suhu tinggi
5. Dekomposisi kimiawi
6. Pemilahan sesuai kategori (Narkotika, Psikotropika, Anti kanker dan sitotoksika, Antibiotika dan Antibakteri,
Antiseptika dan Disinfektan, Obat-obat yang tidak atau sukar didegradasi)
1. Enkapsulasi
• Enkapsulasi berarti memadatkannya dalam tong plastik atau besi.
• Sebelum dipergunakan, tong harus bersih dan kandungan sebelumnya harus bukan bahan
yang mudah meledak atau berbahaya.
• Tong diisi hingga 75% kapasitasnya dengan obat- obatan padat atau setengan padat, lalu sisa
ruang dipenuhi dengan campuran kapur- semen- air (15:1:15) hingga terisi penuh, kemudian
tong ditutup dengan pengelasan.
• Beberapa obat-obatan yang aman dan biodegradable dalam bentuk cairan seperti sirop, dan infus
dapat dilarutkan dalam sejumlah besar air hingga encer dan dibuang ke saluran pembuangan air
sedikit demi sedikit selama periode tertentu (tanpa memberikan dampak serius terhadap kesehatan
dan lingkungan)
• Obat atau larutan antiseptik cair yang telah sangat encer dapat dibuang dengan cara ini.
4. Insinerasi suhu tinggi
• Insinerator suhu minimal 850o C dengan waktu retensi pembakaran 2 detik dapat digunakan untuk
pemusnahan obat-obatan padat. Limbah farmasi dicampur dengan limbah rumah tangga dalam jumlah
besar (1:1000).
• Insinerator 1000o C sangat sesuai dan paling memadai untuk pemusnahan obat-obatan rusak dan
kadaluwarsa. Pada kondisi ini limbah akan hancur secara efektif.
5. Dekomposisi kimiawi
• Jika tidak terdapat insinerator yang memadai, dekomposisi kimiawi dapat digunakan
• Obat-obatan golongan antikanker, sitotoksika, antibiotika, antibakteri
Obat-obatan antikanker dan antiinfeksi
• Kalau bisa dikembalikan ke produsen.
• Tidak boleh dibuang ke saluran pembuangan air.
• Dienkapsulasi atau inersiasi dulu lalu dibuang ke tempat penimbunan sampah.
• Insinerasi suhu tinggi 1000o C (pembakaran semen)
• Dekomposisi kimiawi (detoksikasi)
Narkotika dan Psikotropika
• Dikembalikan ke produsen
• Tidak boleh dibuang ke saluran pembuangan air dan tempat penimbunan sampah kecuali telah
dienkapsulasi.
• Enkapsulasi
• Inersiasi
• Insinerasi suhu tinggi
Antiseptik dan Disinfektan
• Tidak boleh dibuang ke saluran pembuangan air atau air mengalir deras kecuali setelah
diencerkan terlebih dahulu.
• Tidak boleh dibuang ke air yang tidak mengalir atau mengalir lambat.
• Diencerkan dulu lalu dibuang ke saluran pembuangan air atau air mengalir deras.
Maksimum 50 L per hari setelah diencerkan dengan pengawasan
Sediaan Aerosol
• Tidak boleh dibakar karena dapat meledak
• Tabung kosong dibuang di tempat penimbunan sampah setelah diremukkan
• Enkapsulasi
Ringkasan
Kunci: A. Psikotropika
Pembahasan
6. Seorang Apoteker di Rumah Sakit akan memesan kodein 10 mg, kodein 20 mg, morfin 10 mg, alprazolam 0,5 mg,
alprazolam 1 mg masing-masing sebanyak 10 box kepada distributor.
Surat pesanan yang diperlukan untuk melakukan pemesanan sediaan tersebut berjumlah
A.2 SP
B.3 SP
C.4 SP
D.5 SP
E.6 SP
Kunci: C
Pembahasan:
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2015 Tentang Peredaran,
Penyimpanan, Pemusnahan, Dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika, Dan Prekursor Farmasi, Surat pesanan Narkotika
hanya dapat digunakan untuk 1 (satu) jenis Narkotika. Surat pesanan Psikotropika atau Prekursor Farmasi hanya
dapat digunakan untuk 1 (satu) atau beberapa jenis Psikotropika atau Prekursor Farmasi.
Kodein 10 mg : narkotika
Kodein 20 mg : narkotika
Morfin 10 mg : narkotika
Alprazolam 0,5 mg dan 1 mg : psikotropika
Untuk narkotika, setiap kekuatan sediaan yang berbeda, SP dibuat terpisah
7. Pasien menebus copy resep dari apotek satu kota, Obat codein XX, terdapat tanda det X, apa yang dilakukan sebagai
apoteker?
a. Memberi codein sejumlah 10
b. Memberi codein sejumlah 20
c. Menolak karena harus menggunakan resep asli
d. Menolak dan menyarankan kembali ke apotek pembuat copy resep
e. Menolak karena berbeda kota
2. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan/atau Balai Besar/BalaiPengawas Obat dan Makanan setempat:
Apotek, Rumah Sakit, Klinik, emerintah Kabupaten/Kota, Dokter
Referensi:
Permenkes No 3 Tahun 2015
9. Seorang pasien datang ke Apotek dengan keluhan sakit gigi selama 3 hari dan tidak bisa tidur malam. Pasien ingin
membeli asam mefenamat dan alprazolam. Apoteker hanya memberikan pasien asam mefenamat saja Apa alasan
Apoteker tidak memberi alprazolam kepada pasien?
A.Alprazolam harus dibeli dengan resep dokter
B.Alprazolam bukan termasuk DOWA
C.Alprazolam dapat menyebabkan ketergantungan
D.Alprazolam dapat menyebabkan reaksi hipersensitivitas
E.Pasien dinilai belum memerlukan alprazolam
Kunci: A
Pembahasan
10. Seorang apoteker penanggung jawab di industri farmasi ingin memusnahkan sediaan alprazolam tablet sediaan tunggal.
Untuk memusnahkannya harus dilakukan perijinan kepada instansi terkait. Apa instansi terkait tersebut?
A.Kemenkes
B.Menkes dan badan pom
C.Dinkes provinsi dan balai pom
D.Dinkes provinsi dan badan pom
E.Dinkes kota/kab setempat dan balai pom
Kunci: C
Pembahasan:
-1. Dinas Kesehatan Provinsi dan/atau Balai Besar/Balai Pengawas Obat dan Makanan setempat:
Importir, Industri Farmasi,PBF, Lembaga Ilmu Pengetahuan, atau Instalasi Farmasi Pemerintah Provinsi
2. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan/atau Balai Besar/BalaiPengawas Obat dan Makanan setempat:
Apotek, Rumah Sakit, Klinik, emerintah Kabupaten/Kota, Dokter
11. Seorang apoteker pemilik industri obat tradisional, baru saja mendapatkan surat izin edar dari kepala badan pom
untuk produk jamu penambah nafsu makan yang mengandung ekstrak daun pepaya. Berapa tahun lama masa izin edar
yang berlaku?
A. 1 tahun
B. 2 tahun
C. 3 tahun
D. 4 tahun
E. 5 tahun
Kunci: E
Pembahasan
12. Dalam Permenkes No.3 Tahun 2015 diatur tentang pemesanan narkotika, psikotropika dan prekursor. Pada
Permenkes tersebut, surat pesanan obat jadi prekursor farmasi dibuat minimal sebanyak?
A.2 rangkap
B.3 rangkap
C.4 rangkap
D.5 rangkap
E.6 rangkap
Kunci: B
Pembahasan:
Surat pesanan narkotika, psikotropika, bahan baku dan obat jadi prekursor farmasi dibuat sekurang-
kurangnya 3 rangkap menurut UU No. 3 Tahun 2015 (Formulir 4).
13. Apotek A melayani pelayanan resep yang mengandung narkotika sehingga Apoteker penanggung jawab wajib
melaporkan penggunaan narkotika tersebut Setiap berapa bulan pelaporan dilakukan?
A.1 bulan sekali
B.1 bulan 2 kali
C.2 bulan sekali
D.3 bulan sekali
E.6 bulan sekali
Kunci: A
Pembahasan:
setiap bulan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan tembusan Kepala Balai setempat.
14. Sebuah Rumah Sakit memiliki gudang untuk penyimpanan obat. Bagaimanakah penyimpanan obat-obat narkotika di
RS tersebut?
A.Gudang khusus, dilengkapi jeruji besi dengan 2 kunci yang berbeda.
B.Disimpan dalam lemari yang dapat terlihat.
C.Disimpan dalam satu ruangan dengan obat psikotropika, namun diberi penanda.
D.Disimpan dalam satu ruangan khusus dengan 1 pintu dan 1 kunci.
E.Disimpan di ruangan Apoteker Penanggung Jawab.
Kunci: A
Pembahasan:
Gudang/ruangan/lemari khusus harus memiliki 2 buah kunci berbeda.
15. Seorang apoteker di RS akan melakukan pemusnahan obat-obatan antiviral. Pemusnahan obat antibiotik dapat
dilakukan menggunakan metode ?
A.Diencerkan
B.Ditimbun
C.Dibuang ke tempat sampah rumah tangga
D.Insenerasi
E.Dibuang ke saluran pembuangan air
Kunci: D
Pembahasan:
Metode Pemusnahan Obat
- Obat toksisitas rendah dan tidak toksik : diencerkan lalu di buang ke saluran pembuangan/ ditimbun/ dibuang Bersama sampah rumah
tangga (tidak lebih dari 1%)
Kunci: B
Pembahasan:
Metode Pemusnahan Obat
- Obat toksisitas rendah dan tidak toksik : diencerkan lalu di buang ke saluran pembuangan/ ditimbun/ dibuang
Bersama sampah rumah tangga (tidak lebih dari 1%)
kunci : d. 4
Petidin : narkotika
Diazepam: psikotropika
Antasida :obat bebas
Codein : narkotika
SP = 4