Anda di halaman 1dari 17

1.

Prazotec 30 mg
Prazotec kapsul merupakan salah satu nama dagang dari
Lansoprazole. Prazotec mampu meredakan gejala yang terjadi akibat meningkatnya asam
lambung seperti nyeri ulu hati, kesulitan menelan, dan batuk berkepanjangan. Prazotec bekerja
dengan cara mengurangi jumlah asam yang dihasilkan oleh dinding lambung.

Lambung menghasilkan asam secara alami untuk mencerna makanan dan membunuh
bakteri. Namun asam ini bisa menyebabkan iritasi pada perut. Oleh karena itu mukosa atau
lendir pelindung diproduksi untuk melindungi dinding lambung. Lapisan mukosa pelindung
ini bisa terganggu pada sebagian orang dan sebagai akibatnya asam lambung mulai melukai
dinding lambung hingga menyebabkan terjadinya inflamasi, tukak, dan kondisi-kondisi
lainnya. Selain itu, sebagian orang juga bermasalah dengan otot saluran pencernaan yang
berfungsi sebagai pintu satu arah untuk masuknya makanan dari kerongkongan ke lambung
dan mencegah naiknya makanan dari lambung ke kerongkongan. Kondisi inilah yang
menyebabkan asam terlepas dan menyebabkan iritasi pada kerongkongan sehingga terjadi
nyeri ulu hati. Kondisi ini lebih dikenal dengan istilah penyakit asam lambung.

Indikasi:

Gangguan pada sistem pencernaan akibat produksi asam lambung yang berlebihan,
seperti sakit maag, tukak lambung, infeksi Helicobacter pylori, sindrom Zollinger-Ellison, dan
dispepsia.

Komposisi: Lansoprazole 30 mg

Efek Samping:

Diare, nyeri perut, mual dan muntah, perut kembung, sembelit, sakit kepala, mialgia,
ruam, pruritus, pankreatitis, mulut kering, edema perifer, pusing, gangguan tidur, kelelahan,
parestesia, arthralgia, glositis, tremor, kegelisahan, impotensi, anoreksia, proteinuria,
dispepsia, urtikaria, peningkatan sementara tes fungsi hati, depresi, trombositopenia,
eosinofilia, leukopenia.

Dosis & Cara Mengonsumsi:


Ulkus duodenum berulang, tukak lambung: 1 kali sehari 30 mg selama 4-8 minggu.
Refluks esophagitis:1 kali sehari selama 8 minggu .

Untuk hasil yang lebih maksimal, Prazotec diminum setiap hari dan diusahakan dalam
waktu yang sama setiap harinya. Jika tidak sengaja lupa meminum Prazotec, disarankan untuk
segera meminumnya begitu teringat jika jadwal dosis berikutnya tidak terlalu dekat. Jangan
mengganti dosis yang terlewat dengan menggandakan dosis pada jadwal berikutnya.

Interaksi Obat:

 Peningkatan risiko hipomagnesemia dengan diuretik dan digoxin.


 Dapat menurunkan konsentrasi plasma erlotinib, dasatinib dan lapatinib.
 Dapat menurunkan bioavailabilitas itrakonazol dan ketokonazol.
 Dapat meningkatkan konsentrasi plasma cilostazol dan methotrexate.
 Mengurangi bioavailabilitas dengan antasida dan sukralfat.

Keamanan Kehamilan:

Keamanan kehamilan menurut FDA (Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika
Serikat) mengkategorikan Prazotec ke dalam Kategori B dengan penjelasan sebagai berikut:

“Studi pada sistem reproduksi binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya resiko
terhadap janin, tetapi studi terkontrol terhadap wanita hamil belum pernah dilakukan. Atau
studi terhadap reproduksi binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping obat
(selain penurunan fertilitas) yang tidak diperlihatkan pada studi terkontrol pada wanita hamil
trimester I (dan tidak ada bukti mengenai resiko pada trimester berikutnya)”.

Penelitian pada hewan tidak selalu bisa dijadikan dasar keamanan pemakaian obat
terhadap wanita hamil. Belum adanya penelitian klinis yang memadai dan terkendali dengan
baik pada ibu hamil membuat pemakaian obat-obat seperti Prazotec.

Penyajian: Pagi hari sebelum makan. Kapsul tidak boleh dibuka, dikunyah atau digerus,
kapsul harus ditelan secara utuh.
Cara Penyimpanan: di tempat sejuk dan kering, terhindar dari sinar matahari langsung.

2. Canderin 8 mg
Canderin mengandung Candesartan yang merupakan obat untuk membantu mengobati
penyakit hipertensi (tekanan darah tinggi) dan gagal jantung. Canderin bekerja dengan
merelaksasi pembuluh darah sehingga aliran darah berjalan lebih mudah dan lancar.

Dengan kombinasi diet dan olahraga teratur dapat memaksimalkan kerja dari Canderin.
Canderin tidak dapat menyembuhkan penyakit hipertensi.

Indikasi: Gagal jantung dan hipertensi

Komposisi: Candesartan 8 mg

Kontra Indikasi:

 Riwayat angioderma
 Gangguan hati akut/kolestatis
 Penggunaan bersamaan dengan aliskiren pada pasien diabetes melitus
 Kehamilan

Efek Samping:

 Sakit kepala, pusing, vertigo


 Sakit pada tulang belakang
 Infeksi saluran pernafasan atas
 Hipotensi (tekanan darah rendah)
 Hiperkalemia (konsentrasi kalium dalam darah diatas batas normal)
 Faringitis (radang tenggorokan)
 Rhintis (radang selaput hidung)

Dosis & Cara Mengkonsumsi

Dosis penggunaannya berbeda-beda tergantung berat ringannya penyakit yang diderita.

Dosis penggunaan Canderin pada umumnya:


 Pengobatan gagal jantung: Pada dewasa, dosis awal diminum 4 mg sekali sehari, dapat di
naikkan 2 kalinya dengan jarak waktu tidak kurang dari 2 minggu. Maksimal 32 mg sekali
sehari.
 Pengobatan hipertensi: Pada dewasa, dosis awal diminum 8 mg sekali sehari. Dosis
pemeliharaan 8 mg sekali sehari. Maksimal 32 mg perhari sebagai dosis tunggal ataupun
2 dosis terbagi.
 Pasien dewasa dengan penipisan volume intravascular: dosis awal diminum 4 mg sekali
sehari.
 Pada anak-anak 1-6 tahun: dosis awal 200 mcg perkilogram berat badan perhari. Dapat
ditingkatkan sesuai respon hingga 50-400 mcg perkilogram berat badan perhari.
 Anak-anak di atas 6 tahun dengan berat badan kurang dari 50 kilogram: diminum 4-8 mg
perhari dapat disesuaikan dosis nya hingga 2-16 mg perhari.
 Anak-anak di atas 6 tahun dengan berat badan lebih dari 50 kg diminum 8-16 mg per hari
dapat ditingkatkan hingga 4-32 mg per hari.
 Semua dosis dapat diberikan sebagai dosis tunggal ataupun 2 dosis terbagi.
 Canderin dapat diminum sebelum maupun sesudah makan. Untuk hasil yang maksimal,
diminum setiap hari pada waktu yang sama. Bila tidak sengaja terlupa, segera dikonsumsi
bila teringat dan tidak terlalu dekat dengan waktu minum obat selanjutnya.

Interaksi Obat

 NSAID dapat mengurangi efek antihipertensi dan mengakibatkan kerusakan fungsi ginjal
termasuk kemungkinan gagal ginjal akut.
 Dapat meningkatkan konsentrasi serum lithium.
 K-hemat diuretik, suplemen K atau pengganti garam yang mengandung K dapat
meningkatkan risiko hyperkalemia.

Keamanan Kehamilan

Keamanan kehamilan menurut FDA (Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika
Serikat) mengkategorikan Canderin kedalam kategori D dengan penjelasan sebagai berikut:

“Terbukti menimbulkan resiko terhadap janin manusia, tetapi besarnya manfaat yang
diperoleh jika digunakan pada wanita hamil dapat dipertimbangkan (misalnya jika obat
diperlukan untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa atau penyakit serius dimana obat
yang lebih aman tidak efektif atau tidak dapat diberikan)”.
Penelitian pada hewan tidak selalu bisa dijadikan dasar keamanan pemakaian obat
terhadap wanita hamil. Belum adanya penelitian klinis yang memadai dan terkendali dengan
baik pada ibu hamil membuat pemakaian obat-obat yang mengandung Canderin.

Penyajian: sebelum / sesudah makan

Cara Penyimpanan: simpan ditempat sejuk dan kering, terlindung dari cahaya matahari

3. Plavix 300 mg

Plavix merupakan obat yang mengandung Clopidogrel yang digunakan untuk


mengurangi kekentalan darah dan membantu mencegah terjadinya pembekuan darah di arteri.
Penggunaan obat ini bertujuan mengurangi risiko terkena serangan jantung atau stroke.
Biasanya diberikan kepada orang berisiko tinggi dan yang baru terkena serangan jantung atau
stroke.

Komposisi: Clopidogrel 300 mg

Indikasi: Pengencer darah

Pencegahan kejadian atherothrombotik pada pasien yang menderita MI, stroke iskemik
atau didirikan penyakit arteri perifer; pada pasien yang menderita sindrom koroner akut: Non-
ST segmen elevasi sindrom koroner akut (angina tidak stabil atau non-Q-wave MI), termasuk
penempatan menjalani stent pasien setelah intervensi koroner perkutan, dalam kombinasi
dengan ASA; ST segmen elevasi akut MI, dalam kombinasi dengan ASA pada pasien diobati
secara medis yang memenuhi syarat untuk terapi trombolitik.

Kontra Indikasi:

Perdarahan patologis aktif misal pendarahan pada ulkus peptikum (kerusakan pada
lapisan mukosa, submukosa sampai lapisan otot saluran cerna yang disebabkan oleh aktivitas
pepsin dan asam lambung yang berlebihan) atau perdarahan intracranial (perdarahan di dalam
tulang tengkorak).
Efek Samping:

 Pendarahan
 Trombositopenia
 Leukopenia
 Eosinofilia
 Hematoma (kumpulan darah tidak normal di luar pembuluh darah)
 Epistaksis (mimisan)
 Diare, dispepsia, nyeri perut
 Jarang terjadi sindrom Stevens-Johnson, Neutropenia. Sakit kepala, parestesia, pusing dan
vertigo

Dosis & Cara Mengonsumsi:

Dewasa dan Lansia: Sindrom Koroner Akut: Non-ST Segmen Elevation (Angina tidak
stabil atau Non-Q-Wave MI): Pengobatan harus dimulai dengan dosis 300 mg tunggal dan
kemudian dilanjutkan pada 75 mg sekali sehari (dengan ASA 75 -325 mg sehari). Sejak dosis
tinggi ASA dikaitkan dengan risiko perdarahan lebih tinggi, dianjurkan bahwa dosis ASA tidak
harus lebih tinggi dari 100 mg. Durasi optimal pengobatan belum resmi didirikan. Klinis
percobaan dukungan data yang menggunakan hingga 12 bulan dan manfaat yang maksimal
terlihat pada 3 bulan.

ST segment Elevation akut MI: dosis harian tunggal 75 mg dimulai dengan dosis 300
mg dalam kombinasi dengan ASA dan dengan atau tanpa trombolitik. Untuk pasien> 75 tahun,
clopidogrel harus dimulai tanpa dosis muatan. Terapi gabungan harus dimulai sedini mungkin
setelah gejala mulai dan terus selama minimal 4 minggu.

Dosis penggunaannya berbeda-beda setiap individunya tergantung berat tidaknya


penyakit yang diderita. Aturan minum yang biasa dianjurkan adalah diminum 1 kali sehari 1
tablet. Plavix dapat diminum kapan saja, bisa sebelum, saat ataupun setelah makan.

Interaksi Obat:
 Meningkatkan risiko perdarahan dengan antikoagulan, antiplatelet lainnya, NSAID, SSRI,
serotonin norepinephrine reuptake inhibitor.
 Kemungkinan mengurangi efek antiplatelet dengan inhibitor CYP2C19 termasuk Proton
Pump Inhibitor (misal esomeprazole, omeprazole).

Keamanan Kehamilan

Keamanan kehamilan menurut FDA (Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika
Serikat) mengkategorikan Plavix ke dalam kategori B dengan penjelasan sebagai berikut:

“Studi pada sistem reproduksi binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya resiko
terhadap janin, tetapi studi terkontrol terhadap wanita hamil belum pernah dilakukan. Atau
studi terhadap reproduksi binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping obat
(selain penurunan fertilitas) yang tidak diperlihatkan pada studi terkontrol pada wanita hamil
trimester I (dan tidak ada bukti mengenai resiko pada trimester berikutnya).”

Penelitian pada hewan tidak selalu bisa dijadikan dasar keamanan pemakaian obat
terhadap wanita hamil. Belum adanya penelitian klinis yang memadai dan terkendali dengan
baik pada ibu hamil membuat pemakaian obat-obat yang mengandung Plavix.

Penyajian: sebelum / sesudah makan

Cara Penyimpanan: simpan ditempat sejuk dan kering, terlindung dari cahaya matahari

4. Ascavin

Ascavin merupakan antioksidan alami yang berasal dari tumbuhan ganggang merah dan
beberapa hewan laut seperti udang, lobster, dan salmon segar.

Ascavin mempunyai efikasi 100x lebih tinggi dibandingkan dengan vitamin lainnya
dalam hal menangkal radikal bebas:

 6.000 kali lebih kuat dari vitamin C


 500 kali lebih kuat dari vitamin E
 3.000 kali lebih kuat dari resveratrol atau quercetin

Manfaat Ascavin:

 Mengencangkan kulit.
 Mengatasi tanda-tanda penuaan dini (Keriput, kantung mata, kulit kusam dan flek).
 Mencegah jerawat dan mengabati jerawat yang sukar dihilangkan.
 Mengurangi radikal bebas dalam darah.
 Mengurangi rasa sakit pada kasus radang sendi.
 Menurunkan kolesterol.
 Melindungi kerusakan sel yang disebabkan oleh kadar gula darah yang tinggi, sehingga
mengurangi risiko terjadinya komplikasi penyakit ginjal, penyakit persarafan, serta
penyakit pada mata yang disebabkan oleh diabetes.
 Mencegah penyakit jantung.

Kandungan: Astaxanthin 4 mg

Indikasi: Suplemen untuk menjaga kesehatan.

Dosis & Cara Pemberian: 1-2 softcap sehari. Dikonsumsi setelah/bersama makan.

Kontraindikasi: Hipersensitivitas, penyakit autoimun, osteoporosis, hipokalsemia, hipotensi


Efek Samping: Feses berubah menjadi kemerahan jika menggunakan dosis 48 mg perhari
Perhatian Khusus: Alergi, pasien dengan penyakit autoimun, osteoporosis, hipokalsemia,
gangguan kelenjar paratiroid, gangguan keseimbangan hormon, dan hipotensi
Cara Penyimpanan: Di tempat sejuk dan kering, serta terlindung dari cahaya

1. Rencana monitoring efikasi dan keamanan


Kriteria obat yang memenuhi persyaratan indikator keamanan pengobatan:

1. Tepat pemilihan obat.

 Prazotec 30 mg : tepat
 Canderin 8 mg : tepat
 Plavix 300 mg : tepat
 Ascavin : tepat

2. Tepat indikasi.

 Prazotec 30 mg : tepat
 Canderin 8 mg : tepat
 Plavix 300 mg : tepat
 Ascavin : tepat

3. Tepat dosis obat.

 Prazotec 30 mg : tidak tepat (algoritma terapi: 1 kali sehari 30 mg)


 Canderin 8 mg : tepat (algoritma terapi: dosis pemeliharaan 1 x 8 mg sehari)
 Plavix 300 mg : tidak tepat (Awal: 300 mg tunggal, dilanjutkan pada 75 mg)
 Ascavin : tepat

4. Tepat biaya obat/harga obat terjangkau.

 Prazotec 30 mg : Rp 9.000,- x 30 = Rp 270.000,- (generik Rp 1.900,-/kaps)


 Canderin 8 mg : Rp 8.200,- x 30 = Rp 246.000,- (generik Rp 4.500,-/tab)
 Plavix 300 mg : Rp 25.000,- x 30 = Rp 750.000,- (tidak tersedia generik 300 mg)
 Ascavin : Rp 9.300,- x 30 = Rp 279.000,-

Total harga obat: Rp 1.545.000,-

 Prazotec 30 mg dapat diganti dengan obat generik.


 Canderin 8 mg dapat diganti dengan obat generik.
 Plavix 300 mg jika diganti dengan obat generik hanya tersedia dengan kekuatan 75 mg.
Untuk memenuhi dosis 300 mg harus dikonsumsi 4 tablet, hal ini menurunkan kepatuhan
pasien.
 Ascavin diberikan jika pasien memiliki kemampuan untuk membeli obat utamanya.

5. Tepat cara pemberian obat.

 Prazotec 30 mg : tepat
 Canderin 8 mg : tepat
 Plavix 300 mg : tepat
 Ascavin : tepat

6. Tepat lama pemberian obat.

 Prazotec 30 mg : tidak tepat


 Canderin 8 mg : tepat
 Plavix 300 mg : tidak tepat
 Ascavin : tepat

 Prazotec 30 mg sesuai algoritma terapi digunakan 1 kali sehari 30 mg selama 4-8 minggu.
PMR: 2x30 mg = 60 mg/hari. Dosis ditingkatkan 2 kalinya, durasi pemakaian diturunkan
½ nya. Mengakibatkan peningkatan resiko efek samping.
 Plavix 300 mg sesuai algoritma terapi: dimulai dengan dosis 300 mg tunggal dan kemudian
dilanjutkan pada 75 mg sekali sehari. PMR: 1x300 mg selama 30 hari. Mengakibatkan
peningkatan resiko efek samping.

7. Tepat cara penyimpanan obat.

 Prazotec 30 mg : tepat
 Canderin 8 mg : tepat
 Plavix 300 mg : tepat
 Ascavin : tepat
2. Komunikasi dengan pasien
Seorang apoteker dari Klinik Bina Sehat sedang melakukan MESO ke rumah pasien (home
care pharmacy).

Apoteker : Selamat pagi ibu

Pasien : Selamat pagi mbak

Apoteker : Apakah ini benar kediaman Ny. Indah, dengan alamat Jl. Fajar Indah Solo?

Pasien : Iya mbak, saya Indah. Kenapa ya mba?

Apoteker : Perkenalkan ibu, nama saya Dwi saya apoteker dari Klinik Bina Sehat,
kedatangaan saya kemari untuk melakukan home care terkait monitoring obat yang ibu
gunakan. Apakah ibu ada waktu untuk kita konseling sebentar?

Pasien : Oh baik mba, kalau begitu silahkan masuk dan silahkan duduk.

Apoteker : baik bu terima kasih. Kemarin ibu menerima resep dari Dr. Yusuf Hasibuan
ya bu? Saya bisa lihat salinan resepnya bu?

Pasien : Iya mbak. Sebentar ya mbak saya ambilkan.

Apoteker : Bagaimana keadaan Ibu sekarang? Sudah lebih sehat?

Pasien : Sudah membaik mbak, cuma ini biru2 di lengan saya ini, bengkak2 gitu mba
(menunjukan lengan yang membiru seperti lebam) kenapa ya mba, padahal saya ngga ada
jatuh gitu mbak?

Apoteker : Coba saya lihat bu, sudah sejak kapan bu lebamnya ini? Sudah dibawa ke
dokter belum?

Pasien : Sudah 2 harian ini mbak. Belum mbak saya pikir kalau dibiarkan saja bisa
sembuh.

Apoteker : Apa ini muncul setelah ibu mengkonsumsi obat-obat ini, atau sebelumnnya
sudah pernah terjadi?

Pasien : iya mbak, saya ngga pernah kaya gini mbak, pernah dulu karena jatuh.

Apoteker : oh begitu, ibu ini kemungkinan adalah efek samping dari obat yang ibu
konsumsi, obat yang ini bu (menunjukan nama) obat plavix. Obat ini memang memiliki efek
samping seperti ini bu. Semua obat memiliki efek samping Bu, tapi belum tentu terjadi dan
kejadiannya pada setiap orang berbeda-beda.

Pasien : Terus ini gimana mbak? Bahaya ngga mbak? Perlu ngga mbak saya bawa ke
dokter?

Apoteker : Saya sarankan sebaiknya nanti ibu pergi ke dokter saja biar bisa ditangani lebih
lanjut, jangan lupa salinan resepya dibawa ya Bu. Kalau bisa sih jangan ditunda Bu.
Pasien : oh gitu ya mbak.

Apoteker : oh iya bu, tekanan darahnya gimana bu? Ibu ada cek tensi ngga?

Pasien : nah itu mbak, kemaren saya ada cek tensi itu ditetangga itu mbak, karna saya
pusing gitukan mbak, saya pikir tensi saya naik gitu mbak, ternyata tensi saya turun ke 100 itu
gimana mbak?

Apoteker : ibu minum obatnya tensi ibu yang ini, Canderin berapa kali sehari bu?

Pasien : 1 kali aja mbak sesuai aturanya itu, minumnya malam hari juga itu sesuai
tulisan.

Apoteker : Ada minum sama obat lain ngga bu pas minum obat ini?

Pasien : Ada mbak, sama yang ini (menunjukan obat ascavin) ascavin ini saya
minumnya bareng, soalnya kan sama 1 kali jadi saya barengin aja.

Apoteker : Oh begitu, jadi begini bu, obat ascavin ini memiliki efek samping hipotensiatau
tekanan darah rendah, dan ibu juga mengkonsumsi obat penerunan tekanan darah ibu, jadi jika
diberi bersamaan maka terjadi hipotensi seperti yang ibu alami.

Jadi untuk menghindari efek samping dari obat ascavin ini sebaiknya kemarin ibu tidak
mengkonsumsinya bersamaan dengan obat canderin ini. Kalau canderinya diminum malam ibu
bisa minum ascavinnya siang hari bu, setelah makan siang begitu bu.

Pasien : oh gitu ya mbak, pantesan saya itu lemes pusing gitu.

Apoteker : Pusing juga bisa karena efek samping dari Prazotec Bu, ini untuk obat maag,
Sebaiknya Ibu minum sehari 1x saja. Ada keluhan lain lagi ngga bu, selama ibu minum obat2
ini?

Pasien : ngga ada sih mbak cuma itu tadi aja?

Apoteker : baik bu, kalau begitu ini saya ulangi aturan pakai obatnya ya bu. Jadi ini obat
yang pertama ini prazotec untuk maag ibu diminum 1 kali sehari sebelum makan ya bu, pagi
sebelum sarapan atau malam sebelum makan malam, terus obat yang kedua ini canderin untuk
menurukan tekanan darah ini sudah benar tadi ya bu diminum 1 kali sehari malam hari sesudah
makan ya bu, sekitar 1 jam sesudah makan ya bu, terus yang ketiga ini plavix obat untuk stroke
diminum 1 kali sehari sesudah makan, terus yang terakhir ini ascavin ini suplemen diminumnya
1 kali sehari diminum setelah makan siang ya bu, jangan diberikan bersamaan dengan obat
hipertensinya ya bu. Kalau ibu minum obatnya dengan benar dan tepat kemungkinan
munculnya efek samping juga akan berkurang bu. Terus obat2nya ibu simpan dimana Bu?

Pasien : oh begitu, obatnya disimpan dikotak obat mbak.

Apoteker : baik kalau begitu ibu, ada yang ingin ditanyakan?

Pasien : ngga ada mbak.


Apoteker : baik ibu, saya harap ibu segera ke dokter untuk penanganan efek samping obat.
tetap minum obat sesuai dengan aturan pakai yang ditulis dan yang tadi sudah saya jelaskan,
terus nanti tetap rutin cek tensi ya bu, terus juga nanti kalau ibu ada keluhan selama minum
obat yang ibu konsumsi entah tensinya naik padahal sudah minum obat, atau juga maagnya
kambuh, terus lebam seperti ini lagi, atau bahkan ada muncul efek samping dari obat2 ini ibu
segera pergi ke dokter ya bu. Terus tetap istirahat yang cukup ya bu, jangan stress, makanannya
juga harus dijaga ya bu. Terus jangan lupa cek up lagi ke dokternya ya bu.

Pasien : iya mbak.

Apoteker : nah ini kartu nama saya nanti kalau ibu ada yang ingin ditanyakan bisa
menghubungi nomor yang ada disini. Terima kasih untuk waktunya ibu semoga lekas sembuh.

Pasien : iya mbak terima kasih kembali


BAB IV
PENUTUP

Komunikasi Infromasi dan Edukasi yang diberikan kepada pasien terkait penggunaan obat-
obat diatas harus diperhatikan, berikut adalah beberapa informasi yang perlu disampaikan
kepada pasien terkait penggunaan obat tersebut.

1. Prazotec
 Obat diminum sebelum makan.
 Jika perlu pasien dianjurkan untuk mengikuti diet hambar/ bland diet.
 Tekankan pentingnya cek up untuk tes laboratorium dan penilaian efektivitas.
 Beri tahu pasien bahwa efek jangka panjang dari obat ini pada pengurangan sekresi
lambung, beberapa obat yang memerlukan pH lambung asam (mis. Ketoconazole,
ampicillin, preparat besi, digoxin) mungkin tidak terserap dengan baik.
 Anjurkan pasien bahwa antasid dapat diminum saat menggunakan lansoprazole.
 Instruksikan pasien untuk menghindari asupan minuman beralkohol saat minum obat
ini.
 Beri tahu pasien untuk menghubungi penyedia layanan kesehatan jika mengalami efek
samping yang parah seperti melena, perdarahan dubur, kesulitan bernapas, hemoptisis,
atau gerakan otot abnormal.
 Instruksikan pasien untuk tidak minum obat OTC tanpa berkonsultasi dengan krdokter
terlebih dahulu.
2. Canderin
 Menyampaikan kepada pasien untuk minum obat sesuai resep dan pada waktu yang
sama setiap hari.
 Pasien mengambil dosis tepat seperti yang ditentukan dan tidak berhenti minum obat
bahkan jika mereka merasa lebih baik.
 Memberi tahu pasien untuk tidak mengurangi atau menambah dosis mereka tanpa
sepengetahuan dokter.
 Beri tahu pasien tentang kemungkinan efek samping berikut: batuk kering, gangguan
fungsi ginjal, cedera janin.
 Anjurkan wanita untuk memberi tahu dokter jika hamil, berencana hamil, atau
menyusui.
 Lakukan pengukuran TD dan denyut nadi secara rutin. Pasien harus menghubungi
penyedia layanan kesehatan jika terjadi pembacaan abnormal.
 Memberi tahu pasien bahwa obat lain, terutama obat hipertensi, dapat memiliki efek
aditif atau sinergis. Mintalah pasien memberi tahu penyedia layanan kesehatan semua
obat termasuk obat bebas yang mereka minum saat ini.
 Beri tahu pasien tentang pentingnya terapi tambahan seperti perencanaan diet, program
olahraga teratur, pengurangan berat badan, diet rendah sodium, program berhenti
merokok, pengurangan alkohol, dan manajemen stres.
 Memberi tahu pasien untuk memantau gejala ginjal, hati, dan hematologi termasuk
keluaran urin dan rasa tidak nyaman selama buang air kecil, kelemahan, kelelahan,
pusing, sakit kepala ringan, dan penyakit kuning. Pasien harus memberi tahu jika gejala
terjadi.
 Peringatkan pasien bahwa asupan cairan yang tidak adekuat, keringat berlebih, diare,
atau muntah, yang mengakibatkan berkurangnya volume cairan, dapat menyebabkan
penurunan TD yang berlebihan, sakit kepala ringan, dan kemungkinan pingsan.
 Beri tahu pasien untuk tidak menggunakan suplemen kalium atau pengganti garam
yang mengandung kalium untuk mencegah kemungkinan hiperkalemia.
 Memberi tahu pasien untuk melaporkan indikasi infeksi seperti sakit tenggorokan, yang
dapat mengindikasikan neutropenia.
 Perhatian pasien untuk memberi tahu penyedia layanan kesehatan atau dokter gigi
mengenai terapi obat sebelum operasi atau perawatan.
3. Plavix
 Jelaskan nama, dosis, indikasi, dan potensi efek samping obat.
 Beri tahu pasien bahwa mungkin diperlukan waktu lebih lama daripada biasanya untuk
menghentikan pendarahan saat mengonsumsi obat ini, menyarankan pasien untuk
melaporkan pendarahan yang tidak biasa atau memar ke penyedia layanan kesehatan
tanpa penundaan.
 Anjurkan pasien untuk memberi tahu penyedia layanan kesehatan tentang penggunaan
obat ini sebelum menjalani prosedur bedah atau gigi dan sebelum obat baru diminum.
 Anjurkan pasien untuk tidak mengonsumsi obat resep atau OTC atau suplemen
makanan kecuali disarankan oleh penyedia layanan kesehatan.
 Beri tahu pasien untuk melakukan cek up tindak lanjut dan tes laboratorium mungkin
diperlukan untuk memantau terapi.
4. Ascapin
 Perhatian khusus penggunaan obat ini yaitu : Alergi, pasien dengan penyakit autoimun,
osteoporosis, hipokalsemia, gangguan kelenjar paratiroid, gangguan keseimbangan
hormon, dan hipotensi.
DAFTAR PUSTAKA

Badan POM RI. 2012. Pedoman Monitoring Efek Samping Obat (MESO) Bagi Tenaga
Kesehatan. Jakarta: Direktorat Pengawasan Distribusi Produk Terapetik Dan PKRT.
BPPSDMK. 2018. Bahan Ajar Farmasi Klinik. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia
Departemen Kesehatan RI. 2008. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis. Jakarta: Depkes RI.
Departemen Kesehatan RI. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit. Jakarta: Depkes RI.
Kemenkes RI. 2010. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2009. Jakarta: Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia.
Kemenkes RI. 2014. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta: Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia
A to Z Drug. Patient/ Family Education. Lansoprazole, Clopidogrel, Candersattan.

Anda mungkin juga menyukai