NPM : 260110170062
SHIFT :B
Berdasarkan cara teraktivasinya, kanal ion digolongkan menjadi lima jenis, yaitu:
Dilihat dari gambat tersebut, setiap jenis kanal memiliki fungsi spesifik dalam
aktivitas elektrik saraf, yaitu:
• Kanal ion K+ selalu terbuka (a) bertanggungjawab untuk terjadinya resting potential
pada membran.
• Kanal ion yang teraktivasi oleh voltase (b) bekerja meneruskan action potential
sepanjang membran akson.
• Dua kanal lain (c dan d) bertanggungjawab terhadap penerusan signal listrik pada sel
post-sinaptik. Dimana kanal teraktivasi ligan (c) berespon terhadap ligan spesifik
ekstraseluler, sedangkan kanal teraktivasi signal (d) adalah kanal yang tergantung
dengan protein G dan berespon terhadap signal intraselular.
• Resting potential, adalah muatan negatif yang terdapat pada intrasel dalam keadaan
istirahat. Perbedaan muatan listrik antara kompartemen intrasel dan ekstrasel
adalah sekitar 60-80 mV. Bagian intrasel lebih negatif sedangkan ekstrasel sangat
besar sehingga perubahan menjadi tidak signifikan, dapat dikatakan bahwa muatan
intrasel adalah -60 sampai -80 mV sedangkan muatan ekstrasel 0 mV. Muatan
negatif inilah yang dinamakan sebagai potensial istirahat.
Kejang merupakan suatu perubahan fungsi pada otak secara mendadak dan sangat
singkat atau sementara yang dapat disebabkan oleh aktivitas otak yang abnormal serta
adanya pelepasan listrik serebral yang sangat berlebihan. Terjadinya kejang dapat
disebabkan oleh malformasi otak congenital, faktor genetis atau adanya penyakit seperti
meningitis, ensefalitis serta demam yang tinggi atau dapat dikenal dengan istilah kejang
demam, gangguan metabolisme, trauma, dan lain sebagainya. Apabila kejangnya bersifat
kronis dapat dikatakan sebagai epilepsi yang terjadi secara berulang-ulang dengan
sendirinya (Hidayat, 2006).
Setelah GABA selesai bekerja akan mengalami uptake ke dalam neuron dan sel glia
melalui transporter GABA yang terletak di membran (GAT). Terdapat lima tipe, yaitu
vesicular GAT, GAT-1, (betaine-GABA transporter) BGT-1/GAT-2, GAT-3, dan GAT-4.
Vesicular GAT berfungsi dalam transpor GABA daslam vesikel sinaptik sebagai persiapan
pelepasan eksositosis sinaptik. GAT1 dikode oleh gen SLC6A1, banyak didapatkan pada
forebrain (termasuk neokorteks dan hipokampus). Protein ini terletak di terminal neuron
GABA-ergik dan prosesus sel glia yang dekat dengan sinaps GABA. Tiagabine merupakan
inhibitor GAT-1 neuron dan glia yang sangat spesifik. Inhibisi GAT-1 oleh tiagabine
mensupresi translokasi GABA ekstrasel menuju kompartemen intraseluler, sehingga
meningkatkan kadar GABA ekstrasel. Secara fungsional, tiagabine memperpanjang respon
inhibisi sinap yang diperantarai oleh GABA (Ben, 2011; Rogawski and Cavazos, 2015).
Inhibitor GABA Transaminase
DiPiro J.T., Wells B. G., Schwinghammer T.L., and DiPiro C. V. 2015. Pharmacotherapy
Handbook, Ninth Edition. Inggris: McGraw-Hill Education Companies.
Hidayat. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta: Penerbit Salemba Medika.
Ikawati, Zullies. 2016. Farmakologi Molekuler: Target Aksi Obat dan Mekanisme Molekulernya.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Krasowski MD, McMillin GA. 2014. Advances in antiepileptic drug testing. Clin Chim Acta
436:224–236.
Lee SK. 2014. Old versus New: Why Do We Need New Antiepileptic Drugs? J. Epilepsy Res.
Vol. 4(2):39-44.
Rogawski, M. A. and Cavazos J.E. 2015. Mechanisms of Action of Antiepileptic Drugs. Dalam :
Wyllie E, Gidal BE, Goodkin HP, Loddenkemper T, Sirven J, editor. Wyllie’s Treatment of
Epilepsy: Principles and Practices. Edisi ke-6. Philadelphia. Wolters Kluwer. h.522-529.