Disusun Oleh :
Kelompok 1
Jurusan Farmasi
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Tadulako
Palu
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“FITOTERAPI PADA PENYAKIT HIPERTENSI” dengan baik meskipun banya kekurangan
didalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita.Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran
dan usaha demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa depan yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.Sekiranya laporan
yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan
kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskular. Diperkirakan
telah menyebabkan 4.5% dari beban penyakit secara global, dan prevalensinya hampir
sama besar di negara berkembang maupun di negara maju ( WHO,2003). Hipertensi
merupakan salah satu faktor risiko utama gangguan jantung. Selain mengakibatkan gagal
jantung, hipertensi dapat berakibat terjadinya gagal ginjal maupun penyakit
serebrovaskular. Penyakit ini bertanggung jawab terhadap tingginya biaya pengobatan
dikarenakan alasan tingginya angka kunjungan ke dokter, perawatan di rumah sakit dan /
atau penggunaan obat jangka panjang. Pada kebanyakan kasus, hipertensi terdeteksi saat
pemeriksaan fisik karena alasan penyakit tertentu, sehingga sering disebut sebagai “silent
killer”. Tanpa disadari penderita mengalami komplikasi pada organ-organ vital seperti
jantung, otak ataupun ginjal. Gejala-gejala akibat hipertensi, seperti pusing, gangguan
penglihatan, dan sakit kepala, seringkali terjadi padasaat hipertensi sudah lanjut disaat
tekanan darah sudah mencapai angka tertentu yang bermakna. Di Amerika, menurut
National Health and Nutrition Examination Survey (NHNES III); paling sedikit 30%
pasien hipertensi tidak menyadari kondisi mereka, dan hanya 31% pasien yang diobati
mencapai target tekanan darah yang diinginkan dibawah 140/90 mmHg. (Hajjar I,
Kotchen TA, 2003)
Di Indonesia, dengan tingkat kesadaran akan kesehatan yang lebih rendah, jumlah
pasien yang tidak menyadari bahwa dirinya menderita hipertensi dan yang tidak
mematuhi minum obat kemungkinan lebih besar. Healthy People 2010 for Hypertension
menganjurkan perlunya pendekatan yang lebih komprehensif dan intensif guna mencapai
pengontrolan tekanan darah secara optimal.
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu
hipertensi primer dan hipertensi sekunder.Hipertensi primer meliputi lebih kurang 90%
dari seluruh pasien hipertensi dan 10% lainnya disebabkan oleh disebabkan oleh
hipertensi sekunder. Hanya 50% dari golongan hipertensi sekunder dapat di ketahui
penyebabnya dan dari golongan ini hanya beberapa persen yang dapat diperbaiki
kelainannya. Oleh karena itu upaya penaggulanan hipertensi terhadap hipertensi primer
baik menggenai pathogenesis maupun tentang penggobatannya. Hipertensi tidak boleh di
anggap penyakit yang ringan karena jika terlambat memberikan pertolongan penyakit ini
akan merenggut nyawa penderita.Saat ini banyak penderita hipertensi yang tidak
tahu/tidak mengerti penyakitnya bahkan banyak yang tidak tahu resiko dari penderita
hipertensi apabila tidak di atasi. Beberapa komplikasi penyakit yang sering terjadi akibat
penyakit hipertensi yang tidak cepat di atasi adalah stroke, insomnia, fertigo.
Fitoterapi adalah pengobatan dan pencegahan penyakit menggunakan tanaman,
bagian tanaman dan sediaan yang terbuat dari tanaman. Tumbuhan herbal atau obat
adalah tanaman yang secara tradisional digunakan untuk fitoterapi. Untuk itu dalam
makalah ini penulis akan coba membahas tentang pengobatan terapi menggunakan
tumbuhan yang berkhasiat untuk menurunkan tekanan darah tinggi dan
membandingkannya dengan obat sintetik yang sudah beredar dipasaran saat ini.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian dan patofisiologi dari penyakit hipertensi?
2. Bagaimana terapi farmakolgi sintetik untuk pengobatan penyakit hipertensi?
3. Jelaskan tanaman yang berkhasiat sebagai obat hipertensi meliputi senyawa kimia
dan mekanisme senyawa kimia tersebut !
4. Jelaskan Toksisitas dari tanaman tersebut meliputi interaksi senyawa dan efek
sampingnya!
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui pengertian dan patofisiologi dari penyakit
hipertensi
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui apa saja obat yang digunakan untuk merunkan
kadar glukosa darah dalam tubuh
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan mengaplikasikan apa saja tanaman yang
dapat dijadikan sebagai obat hipertensi
4. Agar mahasiswa dapat mengetahui bahwa dalam setiap penggunaan obat maupun
tanaman pasti ada toksisitas yang ditimbulkan
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Hipertensi adalah factor penyebab utama kematian karena stroke dan factor yang
memperberat infark miokard (serangan jantung). Kondisi tersebut merupakan
gangguan yang paling umum pada tekanan darah. Hiper merupakan gangguan
asimptomatik yang sering terjadi dengan peningkatan tekanan darah secra
persisten.diagnosa hipertensi pada orang dewasa dibuat saat bacaan diastolic rata-rata
dua atau lebih,paling sedikit dua kunjungan berikut adalah 90mmHg atau lebih
tinggi atau bila tekanan darah multiple sistolik rerata pada dua atau lebih kunjungan
berikutnya secara konsisten lebih tinggi dari 140mmHg (Potter& Perry, 2005).
Hipertensi adalah tekanan darahp ersisten dimana tekanan sistoliknya di atas
140mmHg dan teknan diastolic di atas 90 mmHg (smelz&bare, 2002).Pada manula,
hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan darah
distolik 90mmHg.(suddrath and brunner,2002).
PATOFISIOLOGI
Hipertensi sebagai suatu penyakit dimana terjadi peningkatan tekanan darah
sistolik dan /atau diastolic yang tidk normal.Batas yang tepat dari kelainan ini tidak
pasti. Nilai yang dapat dan diterima berbeda sesuai usia dan jenis kelamin(sistolik
140-160mmHg ;diastolic 90-95mmHg). Tekanan darah dipengengaruhi oleh curah
jantung tekanan perifer dan tekanan atrium kanan.
Didalam tubuh terdapat system yang berfungsi mencegah perubahan tekanan
darah secara akut yang disebabkan oleh gangguan sirkulasi, yang berusaha untuk
mempertahankan kestabilan tekanan darah dalam jangka panjang reflek
kardiovaskuler melalui system saraf termasuk system control yang beraksi
segera.Kestabilan tekanan darah jangka panjang dipertahankan oleh system yang
menggatur jumlah cairan tubuh yang melibtkan berbagai organ terutama ginjal.
Banyak faktor yang mengontrol tekanan darah berkontribusi secara potensial
dalam terbentuknya hipertensi; Menurut ( Vasan RS et al,2001) faktor-faktor tersebut
adalah (lihat gambar 1 ):
Ajani, E.O., Salau, B.A., Akinlolu, A.A., Ekor, M.N., and Soladoye M.O., 2010.
Methanolic Extract of Musa sapientum Suckers Moderates Fasting Blood
Glucose and Body Weighth of Alloxan Induced Diabetic Rats, Asian J. Biol.
Scl, 1(1), 30-35.
Almatsier, S.Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001. pp.
220-224.
Anonimus. 2006. Khasiat Buah–buahan dan Sayuran. “http//www.
Bkuejackets/forum index/kesehatan” (4Mei2008).
British National Formulary (52). London: British Medical Association and Royal
Pharmaceutical Society of Great Britain; 2006. \
Hajjar I, Kotchen TA. Trends In Prevalence, Awareness, Treatment, And Control
Of Hypertension In The United States, 1998 – 2000. JAMA 2003;290:199-
206
Sutria, E dan Insani, A., 2017. Pengaruh Konsumsi Pisang Ambon Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pra Lansia Hipertensi. Journal of Islamic Nurse
1(1) : 33-41.
Winarno, F. G., S. 2009. Pengantar Teknologi Pangan. Gramedia: Jakarta.
World Health Organization (WHO) / International Society of Hypertension
Statement on Management of Hypertension. J Hypertens 2003;21:1983-1992