Anda di halaman 1dari 3

IV.

2 Pembahasan

Bioavaibilitas (BA) adalah presentase dan kecepatan zat aktif dalam produk obat yang
mencapai atau tersedia dalam sirkulasi sistemik dalam bentuk utuh atau aktif, setelah
pemberian obat diukur dari kadarnya dalam darah terhadap waktu atau eksresinya
dalam urin (Nasir,2015)

Pada percobaan kali ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh formulasi sediaan
terhadap ketersediaan hayati berdasarkan waktu onset of action (mula kerja) dan onset
( lama kerja) obat yang diberikan peroral.

Pertama-tama tikus timbang dan diberi tanda tikus yang digunakan sebanyak 15 ekor
yang kemudian dibagi menjadi 3 kelompok dimana masing-masing kelompok, dimana
masing-masing kelompok terdiri dari 5 tikus putih, kemudian ketiga kelompok dimana
masing-masing sediaan fenitoin 1,5gram , HPMC, fenitoin 1,8 mg + 1% Na CMC dan
fenitoin 1,8 gram + 1% carbopol. Untuk mengetahui berapa banyak jumlah dosis yang
diberikan pada tikus dengan BB yang berbeda, maka sebelum diberikan sediaan
terlebih dahulu dilakukan perhitungan volume pemberian dosis untuk tikus yang
dikonversi dosis manusia sudah diketahui jumlah volume pemberian sediaan diambil
dengan spoid sebanyak jumlah Vp yang telah dihitung lalu diberikan pada tikus dengan
sonde setelah diberikan. Stopwatch dinyalakan untuk mengetahui onset dan durasi oleh
sediaan yang diberikan.

Tujuan dilakukannya perhitungan volume pemberian jika agar dosis yang diberikan
sesuai urutan tikus, tidak under dose atau over dosis perhitungan dosis, dilakukan
untuk mengetahui berapa lama suatu sediaan untuk mengetahui berapa lama suatu
sediaan untuk memunculkan efek terapi sedangkan perhitungan durasi dilakukan untuk
mengetahui berapa lama efek dari suatu sediaan tersebut.
Mekanisme dari obat fenitoin yaotu memblok pergerakan ion melalui kanal Na+
dengan menurunkan aliran ion Na+ yang tersusun maupun aliran ion Na+ yang
mengalir selama penyebaran potensial titanide, membatasi perkembangan aktivitas
serangan maksimal dan mengurangi penyebaran serangan.

Hasil yang diperoleh pada percobaan ini yaitu untuk kelompok I (fenitoin 1,8 gram +
HPMC 1% diperoleh onset rata-rata244 detik, durasi rata-rata 191,8 detik dan
diperoleh standa deviasi onset 64,84 standar deviasi durasi 50,83 dengan F 1,75. Untuk
kelompom II fenitoin 1,8 gram + Carbopol 1% diperoleh rata-rata260,9, nilai durasi
169 dengan nilai standar deviasi onset 198,55 dan nilai standar deviasi durasi 83,80
serta nilai F 2,369 dan untuk kelompok III (fenitoin 8,1 gram + Na CMC 1%)
diperoleh nilai onset rata-rata 202,3 dan durasi rata-rata 123,6 dengan nilai standar
deviasi101,43 dan standar deviasi durasi 53,03 serta nilai F 1,912.

Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat dilihat bahwa kelompok fenitoin 8,1 gram +
carbopol 1% memiliki waktu onset dan durasi yang paling lama dibandingkan yang
lainnya. Menurut (Rosida, 2013) hasil uji karakteristik fisik dan pelepasan dari HPMC,
carbopol dan Na CMC menunjukkan bahwa PH dan viskositas gel dengn basis HPMC
sedangkan daya sebar gel dengan basis HPMC > CMC > carbopol > dan laju pelepasan
gel dengan basis HPMC > CMC > Carbopol.

Berdasarkan literature tersebut dapat diketahui bahwa carbopol memiliki viskositas


yang lebih tinggi dibandingkan CMC dan HPMC sehingga menghasilkan waktu onset
dan durasi lebih lama.

Aplikasi dalam bidang farmasi yaitu dapat mengetahui faktor-faktor yang


mempengaruhi biovaibilitas obat khususnya sediaan oral sehingga ketika seseorang
frmasis melakukan formulasi dapat memperhatikan hal-hal tersebut nyeri obat
memberikan efek yang maksimal.

Anda mungkin juga menyukai