PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menjadi suatu masalah kesehatan yang serius dan perlu di waspadai. Penyakit
ditunjukkan oleh angka systolic (bagian atas) dan angka bawah (diastolik) pada
pemeriksaan tensi darah menggunakan alat pengukur tekanan darah baik yang
darah yang dipompa oleh jantung. Tekanan darah umumnya diukur dengan
tekanan darah 140/90 atau di atasnya dianggap tinggi. Tekanan darah tinggi
darah tinggi ditandai dengan keadaan tekanan darah yang tinggi secara terus-
menerus, yaitu 140/90 mmHg atau lebih. Tekanan darah tinggi menyebabkan
jantung harus ekstra memompa darah ke arteri sehingga pada akhirnya jantung
akan rusak.
menyerang 22% penduduk dunia, dan mencapai 36% angka kejadian di Asia
dari total 1,7 juta kematian di indonesia tahun 2016 (Anitasari, 2019).
provinsi DKI Jakaerta sebesar 13,4%, Kalimantan selatan sebesar 13,3% dan
memiliki prevelensi tertinggi sebesar 44,13% di ikuti oleh Jawa Barat sebesar
hipertensi terendah sebesar 22,2% di ikuti oleh Maluku Utara sebesar 24,65%
merupakan penyakit tidak menular yang menjadi suatu masalah kesehatan yang
serius dan perlu di waspadai di mana Gejala-gejala yang sering timbul antara lain
pusing, sakit kepala, mimisan secara tiba-tiba, dan tengkuk terasa pegal. Hipertensi
tidak menunjukan gejala awal, satu-satunya jalan untuk mengetahuinya adalah dengan
hipertensi dapat di atasi dengan terapi farmakologi dan non farmakologi. Salah
keperawatan yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana
cara melakukan nafas dalam selain dapat menurunkan intensitas nyeri, juga
dan komplikasi oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Hipertensi
dengan Hipertensi
1. Masyarakat
3. Penulis
khususnya studi kasus tentang teknik relaksasi dalam penanganan nyeri pada
pasien Hipertensi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Hipertensi
1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang
menjadi masalah kesehatan yang sangat serius baik di dunia maupun di
Indonesia (Anggraini dalam Roshifani, 2017). Hipertensi ditandai dengan
tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari
90 mmHg, berdasarkan pada dua kali pengukuran atau lebih (Naziah dkk,
2018)).
Hipertensi adalah penigkatan tekanan darah di atas normal.Menurut
JNC (Joint National Commite). Hipertensi adalah tekanan darah yang lebih
tinggi dari140/90mmHg.Sedangkan menurut WHO(1978) dalam (Febrianti,
2015).bahwa hipertensi adalah tekanan darah dengan sistolik > 160 mmHg
dan diastolic >95mmHg.Hipertensi merupakan golongan penyakit yang terjadi
akibat suatu mekanisme kompensasi kardiovaskuler untuk mempertahankan
tubuh.Apabila hipertensi tak terkontrol akan menyebabkan kelainan pada
organlainyang berhubungan dengan system tersebut.Semakin tinggi tekanan
darah,lebih besar kemungkinan timbulnya penyakit kardiovaskuler.Hipertensi
sering disebut sebagai “ silent killer” (pembunuh diam-diam)sebab seseorang
yang mengidap hipertensi sering tidak menyadari bahwa dirinya sedang
menderita sakit tersebut.Hal ini terjadi karena penyakit mematikan ini sering
sekali tidak menunjukkan gejala (Sumaryati, 2018).
Jadi hipertensi merupakan salah satu faktor risiko paling berpengaruh
sebagai penyebab penyakit jantung (kardiovaskular).
2. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi hipertensi klinis berdasarkan tekanan darah sistolik dan
diastolik yaitu (Khairunnisa, 2019):
No Kategori Sistolik(mmHg) Diastolik(mmHg)
4 Hipertensi
3. Etiologi Hipertensi
3) Kebiasaan hidup
Suatu kebiasaan dan gaya hidup yang serba instan sering
menyebabkan timbulnya hipertensi.Faktor-faktor tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut :
a) Konsumsi garam yang tinggi
Garam menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh karena
menarik cairan diluar selagar tidak dikeluarkan,sehingga akan
meningkatkan volume dan tekanan darah. Tingginya konsumsi
garam mengakibatkan tekanan darah meningkat.Penelitian telah
membuktikan bahwa pembatasan konsumsi garam dapat
menurunkan tekanan darah dan pengeluaran garam (natrium) oleh
obat diuretic akan menurunkan tekanan darah.
b) Kegemukan (obesitas)
Kegemukan (obesitas) adalah presentase abnormalitas lemak
yang dinyatakan dalam Indeks MassaTubuh(IMT) yaitu
perbandingan antara berat badan dengan tinggi badan kuadrat
dalam meter.Kaitan erat antara kelebihan berat badan dan kenaikan
tekanan darah telah dilaporkan oleh beberapa studi.Berat badan
dan IMT berkorelasi langsung dengan tekanan darah, terutama
tekanan darahsistolik.Sedangkan, pada penderita hipertensi
ditemukan sekitar 20-33% memiliki bera tbadan lebih (overweight).
Obesitas bukanlah penyebab hipertensi.Akan tetapi prevalensi
hipertensi pada obesitas jauh lebih besar.Risiko relatif untuk
menderita hipertensi pada orang gemuk 5 kali lebih tinggi
dibandingkan dengan seorang yang badannya normal. Pada
penderita hipertensi ditemukan sekitar 20-33% memiliki berat badan
lebih (overweight).
4. Patofisiologi Hipertensi
4) Gelisah.
5) Mual,Muntah.
6) Epistaksis.
7) Kesadaranmenurun.
a) Deuretik
1. Defenisi Nyeri
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan yang tidak menyenangkan
yang bersifat sangat subyektif, karena perasaan nyeri berbeda pada setiap
orang dalam hal sekala atau tingkatannya dan hanya orang tersebut yang
bisa menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialami. Nyeri muncul
Reseptor
merupakan bagian integral sensasi nyeri. Nyeri adalah sensorik yang tidak
2. Jenis-jenis nyeri
Nyeri secara umum dibagi menjadi dua menurut suyono dan muliani (2019)
yaitu :
1) Nyeri akut
Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat
2) Nyeri kronis
Nyeri kronis merupakan nyeri yang timbul secara perlahan-lahan,
biasanya berlangsung cukup lama, yaitu lebih dari enam bulan. Yang
termasuk dalam kategori nyeri akut adalah nyeri terminal, sindrom nyeri
Indonesia tanda dan gejala nyeri akut dibagi menjadi dua yaitu:
a) Subyektif
b) Objektif
Klien tampak meringis, klien bersikap protektif ( misalnya waspada ,
a) Subjektif :-
b) Objektif
berlebihan)
nyeri:
klien pada hal- hal yang lain sehinggga klien akan lupa tehadap nyeri
Melakukan teknik relaksasi metode ini efektif untuk mengurangi rasa nyeri.
relaksasi otot.
6. Dampak nyeri
Dampak dari nyeri terhadap hal-hal yang lebih spesifik seperti pola tidur
7. Penilaian Nyeri
terapi nyeri yang efektif. Skala penilaian nyeri dan keteranagan pasien
digunakan untuk menilai derajat nyeri. Intensitas nyeri harus dinilai sedini
2015)
yang terdiri tiga sampai lima kata pendeskripsian yang tersusun dengan
jarak yang sama disepanjang garis. Pendeskripsian ini mulai dari “tidak
terasa nyeri” sampai “nyeri tak tertahankan”, dan pasien diminta untuk
menunjukkan keadaan yang sesuai dengan keadaan nyeri saat ini (W. I.
10.Titik 0 berarti tidak nyeri, 5 nyeri sedang, dan 10 adalah nyeri berat
perubahan pada skala nyeri, dan juga menilai respon turunnya nyeri
nyeri (anak tenang) kedua sedikit nyeri dan selanjutnya lebih nyeri dan
gambar paling akhir, adalah orang dengan ekpresi nyeri yang sangat
et al., 2015).
selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi nafas dalam juga
lainnya, tidak membutuhkan waktu lama untuk terapi, dan dapat mengurangi
dampak buruk dari terapi farmakologis bagi penderita hipertensi (Masnina &
Setyawan, 2018).
a. Ketentraman hati
f. Meningkatkan keyakinan
satu menit menjadi 6-10 kali dalam satu menit. Relaksasi nafas dalam akan
pusat otak yang berfungsi membuat orang menjadi lebih tenang sehingga
tekanan darah yang dalam keadaan tinggi akan menurun (Wardani, 2015).
proses-proses dengan desain studi kasus yang dilakukan pada pasien hipertensi
Dengan kreteria:
1. Kriteria inklusi :
2. Kriteria eksklusi :
Fokus studi pada kasus ini berfokus pada pasien yang tidak kooperatif,
D. Defenisi Operasional
kerusakan.
Metode pengumpulan data pada studi kasus ini dengan cara wawancara
Meliputi
a. Pengkajian
b. Diagnose
c. Perencanaan
e. Evaluasi
Bhayangkara Makassar
Dalam penelitian ini analisa data yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah teknik analisis data reduction (reduksi data), data display (pengkajian
proses ini terjadi terus menerus selama pelaksanaan penelitian, baik pada
1. Reduksi data
2. Penyajian data
tindakan.
3. Penarikan kesimpulan
bermakna. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik kualitatif, yaitu data
analisis sesuai dengan tujuan studi yang sudah ditentukan sesuai prosedur
1. Informend consent
1. Pengkajian
a. Klien Ny.”M”
Pengkajian yang dilakukan pada masing masing subjek adalah sebagai berikut:
1) Indentitas Klien
Klien masuk rumah sakit pada tanggal 7 mei 2022 dengan keluhan nyeri kepala,
mual dan muntah. ±1 minggu SMRS klien terjatuh dari tangga karena
merasakan sakit kepala berat,klien mengatakanmual tetapi tidak muntah, badan
klien terlihat lemas. Saat dibawa ke RS Penajam. Tekanan darah klien
190/100 mmHg
3) Riwayat Kesehatan Masa Lalu
b. Klien Ny”S”
1) Indentitas Klien
Saat bangun tidur klien merasa badan nya lemas, dan nyeri cekot-cekot pada
tengkuk klien mengatakan tidak mual dan muntah klien dibawah ke igd rsud
Bhayangkara Dikarenakan kondisi klien yang lemah, klien diharuskan mrs. Saat
pengkajian tanggal 07 Mei 2022 21.00, klien mengatakan pusing, nyeri cekot-
cekot pada tengkuk seperti tertusuk-tusuk dan hilang timbul dengan skala nyeri 6
terjadi secara mendadak. Ekspresi klien tampak menyeringai
Anak klien mengatakan dalam anggota keluarga tidak pernah ada yang menderita
stroke sebelum nya, anak klien juga mengatakan lingkungan rumah klien bersih,
hubungan klien dengan tetangga juga baik, hubungan dalam keluarga juga
harmonis
5) Pemeriksaan Fisik
c. Klien Ny.”A”
1) Indentitas Klien
d. Klien Ny.”C”
1) Indentitas Klien
5) Pemeriksaan Fisik
e. Klien Tn”I”
1) Indentitas Klien
Klien bernama Tn “I” berumur 64 tahun, jenis kelamin Laki-Laki, agama
Islam, suku Makassar, pendidikan terakhir SMA dan sekarang bekerja sebagai
karyawan swasta, klien tinggal di Nuhung Dg.Bani Mata Allo, Bajeng, dengan
nomor rekam medik 40.48.14
2) Riwayat Penyakit Sekarang
Telinga Bentuk telinga Telinga, bentuk Bentuk telinga bentuk Bentuk telinga
simetris, tidak ada simetris antara kanan simetris, tidak ada normal,tidak simetris, tidak ada
edema, telinga dan kiri, tidak ada edema, telinga terdapat lesi, tidak edema, telinga
bersih tidak ada keluhan, ketajaman bersih tidak ada terdapat bersih tidak ada
kotoran,cairan
serumen, tidak pendengaran normal serumen,tidak serumen, tidak
atau Perdarahan
terdapat terdapat terdapat perdarahan
perdarahan perdarahan maupun cairan
maupun cairan maupun cairan pada lubang
pada lubang pada lubang telinga.
telinga. telinga.
Mulut Mukosa bibir Mulut bersih, Mukosa bibir mukosa bibir Mukosa bibir
tampak kering, mukosa bibir tampak kering, lembab,tidak lembab, gigi masih
tampak stomatitis, lembab, bentuk gigi masih utuh, terdapat lesi utuh, tidak ada
lidah tampak bibir normal, gigi tidak ada perdarahan, mulut
kotor, gigi tidak bersih, kebiasaan perdarahan, mulut tampak bersih.
lengkap. gosok gigi 2xsehari, tampak bersih.
tidak ada kesulitan
menelan, tidak ada
kemerahan, tidak
38
ada
pembesaran tonsil
Leher Tampak simetris, Tidak ada Tampak simetris, bentuk leher Tampak simetris,
tidak terdapat pembesaran tidak terdapat simetris, tidak ada tidak terdapat
pembesaran kelenjar tyroid, pembesaran pembesaran
kelenjer getah tidak ada kelenjer getah pembengkakan kelenjer getah
bening dan tiroid. pembesaran bening dan tiroid. bening dan tiroid.
kelenjar, parotis,
tidak ada luka
gangren, tidak ada
pus, tidak ada bau.
Kulit Warna kulit putih, Warna kulitputih, Warna kulitputih, Warna Warna kulit sawo
tidak terdapat lesi, tidak terdapat lesi, tidak terdapat lesi, kulitputih, tidak matang, tidak
turgor kulit jelek. turgor kulit baik. turgor kulit baik. terdapat lesi, terdapat lesi, turgor
turgor kulit baik. kulit baik.
Abdomen Abdomen tampak Abdomen tampak Abdomen tampak Abdomen Abdomen tampak
simetris dan rata, simetris dan rata, simetris dan rata, tampak simetris simetris dan rata,
abdomen tampak abdomen tampak abdomen tampak dan rata, abdomen tampak
bersih , tidak ada bersih , tidak ada lesi bersih , tidak ada abdomen bersih , tidak ada
lesi, terdapat terdapat nyeri tekan lesi terdapat nyeri tampak bersih , lesi terdapat nyeri
nyeri tekan pada pada abdomen. tekan pada tidak ada lesi tekan pada
abdomen. abdomen. terdapat nyeri abdomen.
tekan pada
abdomen.
Ekstremitas Tidak terdapat Tidak terdapat lesi, Tidak terdapat Tidak terdapat Tidak terdapat lesi,
atas dan lesi, tidak ada tidak ada edema, lesi, tidak ada lesi, tidak ada tidak ada edema,
bawah edema, pada pada tangan kanan edema, pada edema, pada pada tangan kiri
tangan kanan terpasang infuse RL tangan kanan tangan kanan terpasang infuse
terpasang infuse 20 tetes/menit terpasang infuse terpasang infuse RL 24 tetes/menit
39
RL 20 tetes/menit RL 24 RL 24
tetes/menit. tetes/menit.
Table 1.1
2. Diagnosa Keperawatan
Adapun diagnose keperawatan pada subyek I, II, III, IV dan V adalah nyeri
akut berhubungan dengan agen pencedra fisiologis.
3. Intervensi Keperawatan
b. Klien Ny“S”
40
41
c. Klien Ny”A”
d. Klien Ny”C”
e. Klien Tn”I”
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi yang dilakukan pada subyek I dalam tiga hari sejak 06 Mei
2022-08 Mei 2022 yaitu: Pada hari Jumat tanggal 06 Mei 2022 pada pukul 10.30
peneliti melakukan implementasi di hari pertama pada Ny”M” di RS Bhayangkara
Makassar yaitu:
1) Melakukan pengkajian mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
tekan
c) Region (R) lokasi nyeri berada pada bagian kepala bagian belakang, leher,
dan tengkuk.
d) Severity (S) skala nyeri yang dirasakan klien berada pada angka 3 dengan
2) Pada pukul 10.10, peneliti respons nyeri non verbal dengan hasil klien klien
tampak meringis.
mengurangi rasa nyeri. hasil klien sudah melakukan tekhik nafas dalam.
Pada hari Sabtu tanggal 07 Mei 2022 pada pukul 09.00 peneliti melakukan
implementasi di hari kedua pada Ny”M” di RS Bhayangkara Makassar yaitu:
1) Melakukan pengkajian mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
tekan
c) Region (R) lokasi nyeri berada pada bagian kepala bagian belakang, leher,
dan tengkuk.
d) Severity (S) skala nyeri yang dirasakan klien berada pada angka 3 dengan
2) Pada pukul 10.10, peneliti respons nyeri non verbal dengan hasil klien klien
tampak meringis.
mengurangi rasa nyeri. hasil klien sudah melakukan tekhik nafas dalam.
Pada hari Minggu tanggal 08 Mei 2022 pada pukul 09.00 peneliti
melakukan implementasi di hari ketiga pada Ny”M” di Rs Bhayangkara Makassar
yaitu:
1) Melakukan pengkajian mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
tekan
c) Region (R) lokasi nyeri berada pada bagian kepala bagian belakang, leher,
dan tengkuk.
d) Severity (S) skala nyeri yang dirasakan klien berada pada angka 3 dengan
2) Pada pukul 10.10, peneliti respons nyeri non verbal dengan hasil klien klien
mengurangi rasa nyeri. hasil klien sudah melakukan tekhik nafas dalam.
b. Klien Ny”S”
Implementasi yang dilakukan pada subyek II dalam tiga hari sejak 07 Mei
2022 - 09 Mei 2022 yaitu : Pada hari Jumat tanggal 07 Mei 2022 pada pukul 10.00
peneliti melakukan implementasi di hari pertama pada Ny”S” di Rs
BhayangkaraMakassar yaitu:
45
d) Severity (S) skala nyeri yang dirasakan klien berada pada angka 5 dengan
2) Pada pukul 10.15, peneliti respons nyeri non verbal dengan hasil klien klien
tampak meringis.
mengurangi rasa nyeri. hasil klien mengikuti apa yang telah di ajarkan.
Pada hari Sabtu tanggal 08 Mei 2022 pada pukul 08.00 peneliti
melakukan implementasi di hari kedua pada Ny”S” di RS Bhayangkara
Makassar yaitu:
1) Melakukan pengkajian mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
d) Severity (S) skala nyeri yang dirasakan klien berada pada angka 5 dengan
2) Pada pukul 08.30, peneliti respons nyeri non verbal dengan hasil klien klien
tampak meringis.
mengurangi rasa nyeri. hasil klien dapat melakukan teknik relaksasi nafas
dalam.
Pada hari Minggu tanggal 09 Mei 2022 pada pukul 08.30 peneliti
melakukan implementasi di hari ketiga pada Ny.”S” di Rs Bhayangkara
Makassar yaitu:
1) Melakukan pengkajian mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
d) Severity (S) skala nyeri yang dirasakan klien berada pada angka 5 dengan
2) Pada pukul 10.15, peneliti respons nyeri non verbal dengan hasil klien klien
tampak meringis.
mengurangi rasa nyeri. hasil klien mengikuti apa yang telah di ajarkan.
c. Klien Ny”A”
Implementasi yang dilakukan pada subyek III dalam tiga hari sejak 8
Mei 2022-10 Mei 2022 yaitu : Pada hari Minggu tanggal 8 Mei 2022 pada
pukul 10.00 peneliti melakukan implementasi di hari pertama pada Ny”A” di
Rs Bhayangkara Makassar yaitu:
1) Melakukan pengkajian mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
d) Severity (S) skala nyeri yang dirasakan klien berada pada angka 4 dengan
2) Pada pukul 10.15, peneliti respons nyeri non verbal dengan hasil klien klien
tampak meringis.
mengurangi rasa nyeri. hasil klien mengikuti apa yang telah di ajarkan.
48
Pada hari Senin tanggal 9 Mei 2022 pada pukul 08.00 peneliti
melakukan implementasi di hari kedua pada Ny”A” di Rs Bhayangkara
Makassar yaitu:
1) Melakukan pengkajian mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
d) Severity (S) skala nyeri yang dirasakan klien berada pada angka 2 dengan
2) Pada pukul 10.15, peneliti respons nyeri non verbal dengan hasil klien tidak
meringis.
mengurangi rasa nyeri. hasil klien mengikuti apa yang telah di ajarkan.
Pada hari Selasa tanggal 10 Mei 2022 pada pukul 09.30 peneliti
melakukan implementasi di hari ketiga pada Ny”A” di RS Bhayangkara
Makassar yaitu:
1) Melakukan pengkajian mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
d) Severity (S) skala nyeri yang dirasakan klien berada pada angka 2 dengan
2) Pada pukul 10.15, peneliti respons nyeri non verbal dengan hasil klien tidak
meringis.
mengurangi rasa nyeri. hasil klien mengikuti apa yang telah di ajarkan.
d. Klien Ny”C”
Implementasi yang dilakukan pada subyek IV dalam tiga hari sejak 08 Mei
2022- 10 Mei 2022 yaitu : Pada hari Jumat tanggal 08 Mei 2022 pada pukul 10.00
peneliti melakukan implementasi di hari pertama pada Ny”C” di Rs Bhayangkara
Makassar yaitu:
1) Melakukan pengkajian mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
d) Severity (S) skala nyeri yang dirasakan klien berada pada angka 7 dengan
2) Pada pukul 10.15, peneliti respons nyeri non verbal dengan hasil klien klien
tampak meringis.
50
mengurangi rasa nyeri. hasil klien mengikuti apa yang telah di ajarkan.
Pada hari Sabtu tanggal 09 Mei 2022 pada pukul 08.00 peneliti
melakukan implementasi di hari kedua pada Ny”C” di RS Bhayangkara
Makassar yaitu:
1) Melakukan pengkajian mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
d) Severity (S) skala nyeri yang dirasakan klien berada pada angka 3 dengan
2) Pada pukul 10.15, peneliti respons nyeri non verbal dengan hasil klien klien
tampak tenang.
mengurangi rasa nyeri. hasil klien mengikuti apa yang telah di ajarkan.
Pada hari Minggu tanggal 10 Mei 2022 pada pukul 08.30 peneliti
melakukan implementasi di hari ketiga pada Ny.”C” di Rs Bhayangkara
Makassar yaitu:
3) Melakukan pengkajian mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
i) Severity (S) skala nyeri yang dirasakan klien berada pada angka 2 dengan
4) Pada pukul 10.15, peneliti respons nyeri non verbal dengan hasil klien klien
mengurangi rasa nyeri. hasil klien mengikuti apa yang telah di ajarkan.
e. Klien Tn”I”
d) Severity (S) skala nyeri yang dirasakan klien berada pada angka 6 dengan
2) Pada pukul 10.15, peneliti respons nyeri non verbal dengan hasil klien klien
tampak meringis.
mengurangi rasa nyeri. hasil klien mengikuti apa yang telah di ajarkan.
Pada hari Senin tanggal 9 Mei 2022 pada pukul 08.00 peneliti
melakukan implementasi di hari kedua pada Tn.”I” di Rs Bhayangkara
Makassar yaitu:
1) Melakukan pengkajian mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
d) Severity (S) skala nyeri yang dirasakan klien berada pada angka 3 dengan
2) Pada pukul 10.15, peneliti respons nyeri non verbal dengan hasil klien
tampak lemah.
mengurangi rasa nyeri. hasil klien mengikuti apa yang telah di ajarkan.
53
Pada hari Selasa tanggal 10 Mei 2022 pada pukul 09.30 peneliti
melakukan implementasi di hari ketiga pada Tn”I” di RS Bhayangkara
Makassar yaitu:
1) Melakukan pengkajian mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
d) Severity (S) skala nyeri yang dirasakan klien berada pada angka 3 dengan
2) Pada pukul 10.15, peneliti respons nyeri non verbal dengan hasil klien
tampak tenang.
mengurangi rasa nyeri. hasil klien mengikuti apa yang telah di ajarkan.
5. Evaluasi Keperawatan
Pada pukul 11.00 didapatkan data Subjek (S) klien mengatakan masih
merasakan nyeri, nyeri seperti tertusuk-tusuk, dan klien mengatakan susah
54
Pada pukul 11.20 didapatkan data Subjek (S) klien mengatakan nyeri mulai
berkurang. Data objektif (O) eksperesi klien mulai rileks. Assesment (A)
masalah nyeri klien teratasi. Planning (P) pertahankan intervensi.
Pada pukul 10.30 didapatkan data Subjek (S) klien mengatakan nyeri
berkurang. Data objektif (O) eksperesi klien mulai rileks. Assesment (A) nyeri
klien teratasi. Planning (P) pertahankan intervensi.
b. Evaluasi yang didapatkan pada subyek II setelah dilakukan asuhan keperawatan
nyeri yaitu:
Pada pukul 10.00 didapatkan data Subjek (S) klien mengatakan masih
merasakan nyeri kepala bagian belakang , nyeri seperti tertusuk-tusuk, klien
mengatakan susah melakukan aktivitas,. Data Objektif (O) klien tampak
meringis menahan kesakitan. Assesment (A) Nyeri akut (+). Planning (P)
lanjutkan intervensi.
2) Tanggal 08 Mei 2022
Pada pukul 10.15 didapatkan data Subjek (S) klien mengatakan masih
merasakan nyeri kepala bagian belakang, nyeri seperti tertusuk-tusuk, klien
mengatakan susah melakukan aktivitas. Data Objektif (O) klien tampak
meringis menahan kesakitan. Assesment (A) nyeri (+) Planning (P) lanjutkan
intervensi.
3) Tanggal 09 Mei 2022
Pada pukul 10.20 didapatkan data Subjek (S) klien mengatakan sudah tidak
nyeri kepaala bagian belakang. Data Objektif (O) klien tampak tenang (A)
masalah nyeri akut (-). Planning (P) Pertahankan intervensi.
c. Evaluasi yang didapatkan pada subyek III setelah dilakukan asuhan keperawatan
Pada pukul 10.10 didapatkan data Subjek (S) klien mengatakan masih
merasakan saat ini merasa sakit kepala, nyeri seperti tertusuk-tusuk. Data
Objektif (O) klien tampak meringis menahan kesakitan. Assesment (A) nyeri
akut (+). Planning (P) lanjutkan intervensi.
2) Tanggal 09 Mei 2022
Pada pukul 10.00 didapatkan data Subjek (S) klien mengatakan masih
merasakan nyeri mulai berkurang, skala nyeri 3, Data Objektif (O) klien tampak
tenang . Assesment (A) nyeri akut (+). Planning (P) lanjutkan intervensi.
3) Tanggal 10 Mei 2022
Pada pukul 10.00 didapatkan data Subjek (S) klien mengatakan masih
merasakan nyeri mulai berkurang, skala nyeri 2, Data Objektif (O) klien tampak
tenang . Assesment (A) nyeri akut (-). Planning (P) lanjutkan intervensi.
d. Evaluasi yang didapatkan pada subyek IV setelah dilakukan asuhan keperawatan
Pada pukul 10.00 didapatkan data Subjek (S) klien mengatakan masih
merasakan nyeri bagian kepala, klien mengatakan belum mampu melakukan
aktifitas selama sakit, nyeri seperti tertusuk-tusuk,. Data Objektif (O) klien
tampak meringis menahan kesakitan. Assesment (A) Nyeri akut (+). Planning
(P) lanjutkan intervensi.
5) Tanggal 09 Mei 2022
Pada pukul 10.15 didapatkan data Subjek (S) klien mengatakan masih
merasakan nyeri kepala bagian belakang sedikit berkurang, skala nyeri 3. Data
Objektif (O) klien tampak tenang. Assesment (A) nyeri akut (+) Planning (P)
lanjutkan intervensi.
6) Tanggal 10 Mei 2022
Pada pukul 10.20 didapatkan data Subjek (S) klien mengatakan sudah tidak
nyeri kepaala bagian belakang. Data Objektif (O) klien tampak tenang (A)
masalah nyeri akut (-). Planning (P) Pertahankan intervensi.
e. Evaluasi yang didapatkan pada subyek V setelah dilakukan asuhan keperawatan
Pada pukul 10.10 didapatkan data Subjek (S) klien mengatakan masih
merasakan saat ini merasa sakit kepala, nyeri seperti tertusuk-tusuk. Skala nyeri
6 Data Objektif (O) klien tampak meringis menahan kesakitan. Assesment (A)
nyeri akut (+). Planning (P) lanjutkan intervensi.
Pada pukul 10.00 didapatkan data Subjek (S) klien mengatakan masih
merasakan nyeri mulai berkurang, skala nyeri 3, Data Objektif (O) klien tampak
tenang . Assesment (A) nyeri akut (+). Planning (P) lanjutkan intervensi.
6) Tanggal 10 Mei 2022
Pada pukul 10.00 didapatkan data Subjek (S) klien mengatakan masih
merasakan nyeri mulai berkurang, skala nyeri 2, Data Objektif (O) klien tampak
tenang . Assesment (A) nyeri akut (-). Planning (P) lanjutkan intervensi.