Anda di halaman 1dari 9

KETOASIDOSIS

Nama : Antonia.Elpupin
NIM : 01901003
Dosen : Ns.Surya Prihatini,S.kep.,M.kep
 A. Pengertian.
 Ketoasidosis diabetik adalah komplikasi diabetes melitus yang
ditandai dengan tingginya kadar keton di dalam tubuh. Salah satu
tanda khas dari kondisi ini adalah munculnya bau mulut yang
beraroma buah. Jika tidak segera ditangani, ketoasidosis diabetik
dapat berakibat fatal.
 Ketoasidosis diabetik lebih sering terjadi pada penderita
diabetes tipe 1. Kondisi ini sering kali terjadi secara mendadak
(akut), bahkan hanya dalam waktu 24 jam.
etoasidosis diabetik merupakan akibat dari defisiensi berat insulin
dan disertaigangguan metabolisme protein, karbohidrat dan lemak.
Keadaan ini terkadang disebut ”akselerasi puasa” dan merupakan
gangguan metabolisme yang paling serius padadiabetes
ketergantungan insulin.
 B. Tanda dan gejala.
 akan muncul sejumlah keluhan berikut:
 Frekuensi buang air kecil meningkat
 Rasa sangat haus yang tidak hilang walaupun sudah minum
 Napas berbau seperti buah-buahan atau pembersih kuteks (aseton)
 Tubuh terasa lemas dan lelah
 Otot terasa nyeri atau kaku
 Mual dan muntah
 Sakit kepala
 Sakit perut
 Sesak napas
 Dehidrasi
 Linglung
 Penurunan kesadaran hingga pingsan
 C.Penyebab.
 Gula atau glukosa merupakan sumber energi utama bagi
tubuh. Untuk masuk ke dalam sel-sel tubuh dan diolah menjadi
energi, glukosa memerlukan bantuan dari insulin. Namun, pada
penderita diabetes melitus, insulin di dalam tubuhnya
mengalami gangguan sehingga tidak dapat menjalankan
fungsinya.
Untuk tetap bisa memenuhi kebutuhan energi, sel-sel
tubuh akhirnya mengolah lemak menjadi energi. Salah satu
zat sisa hasil pengolahan lemak adalah zat yang bersifat
asam, yaitu keton. Jika terus berlanjut, keton akan makin
menumpuk di dalam tubuh. Akibatnya, kadar asam dalam
darah akan menjadi tinggi (asidosis).

 D. Penatalaksanaan Medis.
Terapi ketoasidosis diabetik diarahkan pada perbaiki tiga
permasalahan utama:
dehidrasi, kehilangan elektrolit dan asidosis
1. Rehidrasi.
Rehidrasi merupakan tindakan yang penting untuk mempertahankan perfusi
jaringan. di samping itu, penggantian cairan akan menggalakkan ekskresi
glukosayang berlebihan melalui ginjal. pasien mungkin memerlukan 6 hingga 10
liter cairan infus yang menggantikan kehilangan cairan yang disebabkan oleh
poliuria,hiper:entilasi, diare, dan muntah.

2. Kehilangan elektrolit.
Masalah elektrolit utama selama terapi diabetes ketoasidosis adalah
kalium."eskipun konsentrasi kalium plasma pada awalnya rendah, kadar kalium
akanmenurun selama proses penanganan diabetes ketoasidosis sehingga perlu
dilakukan pemantauan kalium yang sering.
 Beberapa faktor yang berhubungan dengan terapi diabetes
ketoasidosis yangmenurunkan konsentrasi kalium serum
mencakup.
a. Rehidrasi yang menyebabkan peningkatan :volume
plasma dan penurunankonsentrasi kaliumserum.
b. Rehidrasi yang menyebabkan peningkatan ekskresi
kalium kedalam urine.
c. Pemberian insulin yang menyebabkan peningkatan
perpindahan kalium daricairan ekstrasel ke dalam sel.

TUJUAN PENELITIAN : 
 Jurnal 1.
Untuk mengontrol cairan intravena berkontribusi pada cedera ini telah
diperdebatkan selama beberapa dekade.
 Jurnal 2.
Untuk membandingkan keamanan/kemanjuran insulin kerja cepat
subkutan intermiten dengan standar protokol infus intravena dosis rendah
insulin reguler untuk pengobatan ketoasidosis diabetik pediatrik.
 
 Jurnal 3.
Untu pemantauan dan pengontrolan insulin dan cairan yang di perlukan
oleh tubuh pasien agar tidak tidak kekurangan atau malah menjadi
kelebihan.

 METODE PENELITIAN:
 
 Jurnal 1.
Kami melakukan 13-pusat, acak, percobaan terkontrol yang meneliti
efek dari tingkat administrasi dan kandungan natrium klorida dari
cairan intravena pada hasil neurologis pada anak-anak dengan
ketoasidosis diabetikum. Anak-anak secara acak ditugaskan ke salah
satu dari empat kelompok perlakuan dalam desain faktorial 2-oleh-2
(kandungan natrium klorida 0,9% atau 0,45% dan kecepatan
pemberian yang cepat atau lambat).
 Jurnal 2.
Untuk uji klinis prospektif terkontrol acak pada 50 anak/remaja dengan
ketoasidosis diabetik ringan/sedang, kriteria diagnostik untuk ketoasidosis
meliputi: kadar glukosa darah >250 mg/dl, ketonuria>++, pH vena <7,3 dan/
atau bikarbonat <15 mEq/l.
 
 Jurnal 3.
Kami melakukan pencarian terstruktur menggunakan PubMed/MEDLINE
untuk mengumpulkan laporan kasus dan kasus seri kasus (yaitu termasuk
setidaknya dua pasien) ke CM pada pasien diabetes yang diterbitkan antara
tahun 2000 dan Maret 2020.

 HASIL PENELITIAN:

 Jurnal 1.
Sebanyak 1389 episode ketoasidosis diabetikum dilaporkan pada
1.255 anak. Skor Skala Koma Glasgow menurun menjadi kurang dari
14 dalam 48 episode (3,5%), dan cedera otak yang tampak secara
klinis terjadi pada 12 episode (0,9%).
 Jurnal 2.
Dari 50 anak (usia 2-17 tahun), 56% (28) adalah perempuan, dan 48% (24)
menderita diabetes tipe I. Kelompok intervensi dan kontrol memiliki temuan
klinis/laboratorium dasar yang serupa. Usia rata-rata (tahun) adalah 8,6 ± 0,8
untuk intervensi dan 8,86 ± 0,7 untuk kelompok kontrol (p = 0,4) dengan 64%
mengalami ketoasidosis diabetik sedang.

 Jurnal 3.
Empat puluh lima laporan kasus individu dan delapan belas artikel seri kasus
dimasukkan. India menyumbang bagian terbesar dari laporan dengan 37,7%
dan 38,8% dari kasus individu dan seri kasus, masing-masing. Mortalitas
berkisar dari 0% sampai 100% dalam seri kasus. Kematian keseluruhan dalam
kasus individu adalah 46,3%, dan 64,2% kematian dilaporkan pada pasien
dengan diabetes ketoasidosis.

Anda mungkin juga menyukai