Anda di halaman 1dari 9

Acute Respiratory Distress Syndrome

(ARDS)
Nama : Sri Wahyuni Basri
Nim : 01901004
 Pengertian

Gagal napas akut alias acute respiratory distress syndrome (ARDS) adalah kondisi yang terjadi ketika
kantung udara paru-paru (alveolus) dipenuhi cairan sehingga Anda tidak mendapatkan cukup oksigen.
Kondisi ini dapat mengancam jiwa Anda.

ARDS umumnya terjadi pada pasien yang sakit kritis dan merupakan kondisi darurat medis. Napas
pendek atau napas cepat disertai sensasi seperti kehabisan udara adalah gejala utama ARDS. Kondisi ini
berkembang dengan cepat dalam beberapa jam hingga beberapa hari setelah cedera atau infeksi terjadi.
Tanda dan Gejala

o Kesulitan bernapas
o Kadar oksigen dalam darah rendah
o Sesak napas
o Detak jantung berdebar cepat
o Demam
o Kelelahan otot
o Kebingungan mental
o Perubahan warna kulit atau kuku karena
berkurangnya kadar oksigen pada darah.
Penyebab

Kerusakan pembuluh darah di alveoli berasal


dari gangguan langsung dari dalam paru-paru
atau penyebab tidak langsung yang kemudian
berdampak pada paru-paru.
Penatalaksanaan Medis

Pasien dengan gagal napas akut biasanya dirawat di ruang


ICU. Tujuan perawatan adalah untuk menjaga kadar oksigen
dalam darah tercukupi sehingga mencegah terjadinya gagal
organ dan mengatasi penyebab ARDS.
Pembahasan Jurnal
TUJUAN PENELITIAN :
Jurnal 1
Untuk mengevaluasi kelangsungan hidup rumah sakit pada pasien dengan ARDS berat
yang dikelola dengan ECMO dan ventilasi volume tidal rendah dibandingkan dengan
pasien yang dikelola dengan ventilasi volume tidal rendah saja.
Jurnal 2
Tinjauan grafik EMR rawat inap retrospektif kuantitatif 49 bulan ini dibandingkan jika
kanulasi dengan VV-ECMO hingga dan termasuk 48 jam masuk dan diagnosis pada
pasien dewasa berusia 30 hingga 65 tahun yang didiagnosis dengan ARDS, penurunan
durasi pada AMV, dibandingkan untuk peserta yang dikanulasi setelah 48 jam masuk dan
diagnosis dengan ARDS.
Jurnal 3
Untuk memberikan gambaran komprehensif tentang HRQoL setelah dukungan VV-ECMO
pada pasien ARDS.
METODE PENELITIAN :
Jurnal 1
Database elektronik dicari untuk studi setidaknya 10 pasien dewasa dengan ARDS berat
yang membandingkan penggunaan ECMO dengan ventilasi volume tidal rendah dengan
ventilasi mekanis dengan volume tidal rendah saja. Hanya studi yang melaporkan
kelangsungan hidup rumah sakit atau ICU yang disertakan. Semua studi yang diidentifikasi
dinilai secara independen oleh dua pengulas.

Jurnal 2
Sebanyak 110 peserta diidentifikasi menerima VV-ECMO selama jangka waktu penelitian.
Dari 58 peserta yang memenuhi semua kriteria inklusi, 39 peserta dikanulasi untuk VV-
ECMO dalam waktu 48 jam setelah masuk dan didiagnosis dengan ARDS, dan 19 peserta
dikanulasi dengan VV-ECMO setelah 48 jam masuk dan didiagnosis dengan ARDS.
 
Jurnal 3
Pencarian sistematis dilakukan pada database PubMed dan Web of Science dari 1 Januari
2009 hingga 19 Oktober 2020. Studi yang melaporkan HRQoL setelah VV-ECMO untuk
ARDS pada orang dewasa dimasukkan. Dua penulis secara independen memilih studi,
mengekstrak data, dan menilai kualitas metodologi.
HASIL PENELITIAN :
Jurnal 1
Dari 1782 kutipan, 27 studi (n=1674) memenuhi kriteria inklusi. Kelangsungan hidup di rumah sakit untuk
pasien ECMO berkisar antara 33,3 hingga 86%, sedangkan kelangsungan hidup dengan terapi
konvensional berkisar antara 36,3 hingga 71,2%. Lima studi diidentifikasi dengan kelompok kontrol yang
memungkinkan perbandingan, tetapi karena tingkat variabilitas yang tinggi antara studi (I2 = 63%),
hasilnya tidak dapat dikumpulkan. Dua dari studi ini menunjukkan perbedaan yang signifikan, keduanya
mendukung ECMO daripada terapi konvensional.
Jurnal 2
Data yang dikumpulkan mengidentifikasi tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik (p <0,579)
dalam lama hari AMV antara kelompok peserta.
Jurnal 3
Delapan studi memenuhi syarat untuk dimasukkan, terdiri dari tujuh studi observasional dan satu uji coba
terkontrol secara acak (total N = 441). Semua delapan studi memiliki desain kuantitatif dan melaporkan
265 korban VV-ECMO memiliki HRQoL yang berkurang dibandingkan dengan populasi yang umumnya
sehat. Waktu tindak lanjut bervariasi antara enam bulan sampai tiga tahun. Selain itu, hanya empat
penelitian (total N = 335) yang membandingkan HRQoL VV-ECMO (N = 159) dengan penyintas yang
diobati secara konvensional (N = 176), dengan satu penelitian menunjukkan HRQoL yang secara
signifikan lebih baik pada penyintas VV-ECMO, sementara tiga penelitian menyatakan HRQoL yang
sebanding di seluruh kelompok. Khususnya, sebagian besar penyintas dalam studi ini tampaknya
mengalami berbagai tingkat kecemasan, depresi, dan gangguan stres pasca-trauma (PTSD).
Thank You

Anda mungkin juga menyukai