Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN INTERPRETASI ANALISA GAS DARAH (AGD)

DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RSUD WATES

Disusun Oleh :
Hendi Suhadaq
170300524

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ALMA ATA YOGYAKARTA
2019
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Interpretasi Analisa Gas Darah (AGD)
Di Ruang Intensive Care Unit (ICU) RSUD Wates

Disusun Oleh :
Hendi Suhadaq
170300524

Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal....................

Mengetahui :

Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan

( ) (Murtinah, S.S T)
FORMAT INTERPRETASI AGD

I. Identitas klien
Nama : Tn “ S”
Umur : 53 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Tanggal pengkajian : 18-1-2019
Diagnose : Nstemi

II. Keadaan umum klien


Keadaan umum lemah, terpasang ETT, mengalami penurunan kesadaran,
E2 Vterintubasi M3, terpasang infus pada tangan kanan dan kiri, pasien
terpasang kateter no 16 (tgl Pasang 14-1-2019,. Odema pada tangan dan
kaki. Td 109/67 mmHg, nadi95 x/menit, RR 17 x/menit, SpO2 98%, CRT
> 2 detik
III. Diagnosa medis
N stemi.
IV. Hasil pemeriksaan AGD

Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Interpretasi


PH 7,40 7,35-7,45 Normal
PCO2 33,8 mmHg 35,0-45,0 Turun
PO2 117 mmHg 80,0-105,0 Naik
HCO3 21,4 22-26 Turun
BEef -6 (-2)- +(3) Turun
TCO2 22 22-26 Normal
SO2 98 95-98 Normal
LACTATE 1,27 0,36-1,25 Naik
V. Hasil intrepertasi AGD
1. PH
Hasil PH : 7,40 ini menandakan kadar PH dalam darah pasien normal.
2. PCO2
Hasil PCO2 : 33,8 mmHg. Hal ini menandakan kadar PCO2 dalam
darah pasien turun karena diantara normal 35,0-45,0 mmHg.
3. HCO3
Hasil HCO3 : 21,4 Hal ini menandakan ada penurunan kadar HCO3
dalam darah pasien karena rentang normal HCO3: 22-26. Penurunan
kadar HCO3 ini menandakan adanya asidosis.
4. Bandingkan PH, PCO2, HCO3
PH normal PCO2 turun dan dan HCO3 yang menurun ini
menandakan adanya asidosis sehingga disebut asidosis metabolik,
Pada kasus, nilai PH yang normal, nilai PCO2 yang turun, dan nilai
HCO3 yang turun. Karena antara PH normal maka kelainan asam
basa nya disebut asidosis metaboliki terkompensasi penuh .
5. Kesimpulan
asidosis metaboliki terkompensasi penuh
VI. Pembahasan
A. Definisi Analisa Gas Darah
Analisa Gas Darah adalah suatu pemeriksaan melalui darah arteri
dengan tujuan mengetahui keseimbangan asam dan basa dalam tubuh,
mengetahui kadar oksigen dalam tubuh dan mengetahui kadar
karbondioksida dalam tubuh.Analisa gas darah ini dilakukan untuk
mengetahui gangguan asam basa yang terjadi dalam tubuh.(Price,
2015).
B. Indikasi Analisa Gas Darah
Indikasi dilakukannya pemeriksaan Analisa Gas Darah (AGD) yaitu :
1. Pasien dengan penyakit  obstruksi paru kronik
Penyakit paru obstruktif kronis yang ditandai dengan adanya
hambatan aliran udara pada saluran napas yang bersifat progresif
non reversible ataupun reversible parsial.Terdiri dari 2 macam jenis
yaitu bronchitis kronis dan emfisema, tetapi bisa juga gabungan
antar keduanya.
2. Pasien dengan edema pulmo
Pulmonary edema terjadi ketika alveoli dipenuhi dengan
kelebihan cairan yang merembes keluar dari pembuluh-pembuluh
darah dalam paru sebagai gantinya udara.Ini dapat menyebabkan
persoalan-persoalan dengan pertukaran gas (oksigen dan karbon
dioksida), berakibat pada kesulitan bernapas dan pengoksigenan
darah yang buruk.Adakalanya, ini dapat dirujuk sebagai "air dalam
paru-paru" ketika menggambarkan kondisi ini pada pasien-pasien.
Pulmonary edema dapat disebabkan oleh banyak faktor-faktor
yang berbeda.Ia dapat dihubungkan pada gagal jantung,
disebut cardiogenic pulmonary edema, atau dihubungkan pada
sebab-sebab lain, dirujuk sebagai non-cardiogenic pulmonary
edema.
3. Pasien akut respiratori distress sindrom (ARDS)
ARDS terjadi sebagai akibat cedera atau trauma pada membran
alveolar kapiler yang mengakibatkan kebocoran cairan kedalam
ruanginterstisiel alveolar dan perubahan dalarn jaring- jaring
kapiler , terdapat ketidakseimbangan ventilasi dan perfusi yang
jelas akibat-akibat kerusakan pertukaran gas dan pengalihan
ekstansif darah dalam paru-.paru. ARDS menyebabkan penurunan
dalam pembentukan surfaktan , yang mengarah pada kolaps
alveolar . Komplians paru menjadi sangat menurun atau paru- paru
menjadi kaku akibatnya adalah penurunan karakteristik dalam
kapasitas residual fungsional, hipoksia berat dan hipokapnia
( Brunner& Suddart 616).
4. Infark miokard
Infark miokard adalah perkembangan cepat dari nekrosis otot
jantung yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen (Fenton, 2009).Klinis sangat mencemaskan
karena sering berupa serangan mendadak umumya pada pria 35-55
tahun, tanpa gejala pendahuluan (Santoso, 2005).
5. Pneumonia
Pneumonia merupakan penyakit dari paru-paru dan
sistem  dimana alveoli(mikroskopik udara mengisi kantong dari
paru yang bertanggung jawab untuk menyerap oksigen dari
atmosfer) menjadi radang dan dengan penimbunan
cairan.Pneumonia disebabkan oleh berbagai macam sebab,meliputi
infeksi karena bakteri,virus,jamur atau parasit. Pneumonia juga
dapat terjadi karena bahan kimia atau kerusakan fisik dari paru-
paru, atau secara tak langsung dari penyakit lain seperti kanker
paru atau penggunaan alkohol.
6. Pasien syok
Syok merupakan suatu sindrom klinik yang terjadi jika sirkulasi darah
arteri tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan.Perfusi
jaringan yang adekuat tergantung pada 3 faktor utama, yaitu curah jantung,
volume darah, dan pembuluh darah. Jika salah satu dari ketiga faktor
penentu ini kacau dan faktor lain tidak dapat melakukan kompensasi
maka akan terjadi syok. Pada syok juga terjadi hipoperfusi jaringan yang
menyebabkan gangguan nutrisi dan metabolisme sel sehingga seringkali
menyebabkan kematian pada pasien.
7. Post pembedahan coronary arteri baypass
Coronary Artery Bypass Graft adalah terjadinya suatu respon
inflamasi sistemik pada derajat tertentu dimana hal tersebut
ditandai dengan hipotensi yang menetap, demam yang bukan
disebabkan karena infeksi, DIC, oedem jaringan yang luas, dan
kegagalan beberapa organ tubuh. Penyebab inflamasi sistemik ini
dapat disebabkan oleh suatu respon banyak hal, antara lain oleh
karena penggunaan Cardiopulmonary Bypass (Surahman, 2010).
8. Resusitasi cardiac arrest
Penyebab utama dari cardiac arrest adalah aritmia, yang
dicetuskan oleh beberapa faktor,diantaranya penyakit jantung
koroner, stress fisik (perdarahan yang banyak, sengatan
listrik,kekurangan oksigen akibat tersedak, tenggelam ataupun
serangan asma yang berat), kelainan bawaan, perubahan struktur
jantung (akibat penyakit katup atau otot jantung) dan obat-
obatan.Penyebab lain cardiac arrest adalah tamponade jantung dan
tension pneumothorax. Sebagai akibat dari henti jantung, peredaran
darah akan berhenti. Berhentinya peredaran darahmencegah aliran
oksigen untuk semua organ tubuh. Organ-organ tubuh akan mulai
berhenti berfungsi akibat tidak adanya suplai oksigen, termasuk
otak. Hypoxia cerebral atau ketiadaan oksigen ke otak,
menyebabkan korban kehilangan kesadaran dan berhenti bernapas
normal . Kerusakan otak mungkin terjadi jika cardiac arrest tidak
ditangani dalam 5 menit dan selanjutnyaakan terjadi kematian
dalam 10 menit.Jika cardiac arrest dapat dideteksi dan ditangani
dengan segera, kerusakan organ yang serius seperti kerusakan otak,
ataupun kematian mungkin bisa dicegah.
VII. Hubungan hasil interpretasiAGD dengan penyakit.
Keseimbangan asam-basa merupakan keseimbangan antar
komponen elektrolit cairan tubuh yang dinilai berdasarkan pada hasil
pemeriksaan laboratorium BGA, albumin, dan elektrolit (Na, K, Cl, Mg,
PO4) preoperatif dan postoperatif. Pada kasus yang terjadi pada pasien
yang menjalani operasi dengan perdarahan yang tidak lebih dari 15%
EBV, sehingga pasien-pasien tersebut tidak memburuk keseimbangan
asam-basa dan akan mempermudah perbaikan metabolik yang terganggu
selama tindakan operasi, ataupun pasca operasi. Setelah operasi selesai,
sebaiknya pasien dilakukan 2 pemeriksaan elektrolit, albumin, dan BGA
ulang, dengan maksud agar dapat mengetahui pengaruh pemberian cairan
tersebut terhadap keseimbangan elektrolit dan asam-basa tubuh ( Mukhlis
Rudi, 2016)
Analisa gas darah arteri adalah pemeriksaan umum dalam gawat
darurat dan unit perawatan intensif untuk monitor pasien dengan
kegagalan pernapasan akut.Hasil gas darah arteri dapat membantu dalam
penilaian pertukaran gas pasien, pengendalian ventilatory dan
keseimbangan asam-basa.Analisis darah arteri dapat membantu dalam
penilaiansistem pernafasan dan metabolik pasien.Gas darah arteri (ABG)
ini sering digunakan untuk memonitor status pernafasan pasien.
(Mohammed, 2016)
Oleh karena itu pemeriksaan analisa gas darah ini selalu dilakukan
pada pasien yang mengalami gangguan pernafasan sebagai pendukung
penegakan diagnosa misalnya pada pasien post operasi laparatomi dengan
n stemi , yang terjadi pada pasien Tn “S”.
VIII. Penentuan terapi yang sesuai dengan hasil interpretasi AGD
Menurut Ira ( 2017 ), tujuan penatalaksanaan asidosis metabolik
akut yang berat adalah menaikkan kadar pH darah menjadi diatas 7,1 –
7,2. Pada Keadaan kadar pH sudah diatas 7. 2 resiko untuk terjadinya
gangguan irama jantung menjadi sangat berkurang dan kontraktilitas otot
jantung menjadi lebih baik.
Prinsip penanganan asidosis metabolik akut adalah mengatasi
penyebab asidosis tersebut. Terapi suportif seperti oksigen, cairan dan
elektrolit dibutuhkan untuk meningkatkan status hemodinamik sehingga
tubuh dapat mengoreksi sendiri ketidak seimbangan asam basa. Pemberian
terapi Natrium Bicarbonate tidak direkomendasikan untuk diberikan
secara rutin karena dapat menimbulkan efek samping yang serius.
Pemberian terapi bikarbonat dengan infusan Natrium Bicarbonate harus
dilakukan dengan hati-hati dan bersadarkan pada kondisi klinis pasien,
derajat keparahan asidosis (hanya diberikan apabila pH < 7.1) dan
patofisiologi dari penyebab asidosis pada pasien  tersebut.
Penatalaksaan asidosis metabolik akan bergantung pada  tingkat
beratnya asidosis dan penyebab asidosis tersebut. Pada asidosis metabolik
berat yang disebabkan oleh hilangnya  Natrium Bikarbonat (Asidosis
hiperkloremik) dan kondisi pH < 7.1 maka pemberian Natrium
Bikarbonate diperbolehkan dan harus diberikan dengan hati-hati. Cara
pemberian Natrium Bikarbonat adalah sebagai berikut:
Perhitungan dosis pemberian Natrium Bicarbonat:
0.5 X Berat badan X {24 – serum HCO3 mq/L}
catatan: nilai serum HCO3 didapatkan melalui pemeriksaan analisa gas
darah.
Cara pemberian 2 flacon NaHCO3 25 ml( tersedia dalam merek dagang
salah satunya :meylon) dilarutkan dalam 500 ml Normal saline atau D5%
di berikan dengan infus pump selama 1 sampai 2 jam.
Catatan :
 1 cc = 1 mEq.
 Pemberian Natrium bicarbonat sebaiknya dilakukan melalui CVC
(Central Venous Catheter) atau paling tidak Vena brachialis.
Efek samping pemberian natrium bikarbonat adalah:
 Hipokalemi
 Hipercapnia
 hipoksia jaringan
 volume overload
IX. Kesimpulan
Analisa Gas Darah adalah suatu pemeriksaan melalui darah arteri
dengan tujuan mengetahui keseimbangan asam dan basa dalam tubuh,
mengetahui kadar oksigen dalam tubuh dan mengetahui kadar
karbondioksida dalam tubuh
Pemeriksaan analisa gas darah ini bermanfaat untuk menegakkan
suatu diagnosa penyakit dan dapat digunakan penentuan terapi selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Ira . 2017. Penanganan pasien dengan asidosis metabolik akut ,
http://www.pojok-science.com/penatalaksanaan-asidosis-metabolik/

Mohammed, Hanan.2016.Easy blood gas analysis: Implications for


nursing. Egyptian Journal of Chest Diseases and Tuberculosis. Hal 369-
376

Mukhlis Rudi. 2016, Pengaruh Pemberian Cairan Ringer Laktat


Dibandingkan Nacl 0,9% Terhadap Keseimbangan Asam-Basa Pada
Pasien Sectio Caesaria Dengan Anestesi Regional , Universitas
Diponegoro, Semarang

Price,A. Sylvia, dkk.2015.Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses


Penyakit, Edisi 6,(Terjemahan).Jakarta:EGC

Setyawan .2017.Oksigenasi Dengan Bag And Mask10 Lpm Memperbaiki


Asidosis Respiratorik. Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga

Srie Yanda .2016.Gambaran Analisa Gas Darah pada Distres


Pernapasan .Sari Pediatri, Vol. 4, No. 3,: 135 – 140

Wanli Li.2016.Experimental And Therapeutic Medicine 12: 2145-2149,


2016

Anda mungkin juga menyukai