Oleh :
(193213030)
A13 Kepwrawatan
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah. “ANALISA GAS DARAH”
Dalam Penulisan makalah ini saya merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang saya miliki.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun penulis harapkan demi mencapai
kesempurnaan makalah berikutnya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Halaman Judul
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemeriksaan gas darah arteri dan pH sudah secara luas digunakan sebagai pegangan
dalam penatalaksanaan pasien-pasien penyakit berat yang akut dan menahun.
Pemeriksaan gas darah juga dapat menggambarkan hasil berbagai tindakan penunjang
yang dilakukan, dimana hal ini merupakan salah satu tindakan yang bertujuan untuk
pemantauan terhadap sistem respirasi status asam basa tubuh pasien, yaitu pertukaran gas
antara udara dari paru serta antara darah dan jaringan (Depkes, 2006). Pemeriksaan gas
darah juga dapat menggambarkan hasil berbagai tindakan penunjang yang dilakukan, jadi
dapat digunakan sebagai salah satu kriteria untuk menilai pengobatan (Muhiman, 2005).
Diagnosa tidak dapat ditegakkan hanya dari penilaian analisa gas darah dan
keseimbangan asam basa saja, kita harus menghubungkan dengan riwayat penyakit,
pemeriksaan fisik, dan data-data laboratorium lainnya. Walaupun demikian pemeriksaan
Blood Gas Analisis (BGA) ini, bisa dijadikan sebagai salah satu tolak ukur pasien-pasien
kritis di ICU/ ICCU masih tetap bisa dipertahankan sampai dengan stabil kondisinya atau
prognosa buruk. Diperlukan ketepatan dan keakuratan dalam interpretasi hasil, sementara
ketepatan dan keakuratan interpretasi hasil tergantung keakuratan obyek yang diukur,
dalam hal ini darah arterinya. Ini menuntut pemahaman dan ketepatan dalam pengambilan
darah arteri.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian analisa gas darah?
2. Bagaimana indikasi pada analisa gas darah ?
3. Bagaimana persiapan pada analisa gas darah?
4. Bagaimana prosedur analisa gas darah?
5. Bagaimana pelaksanaan setelah prosedur analisa gas darah?
6. Bagaimana penilaian analisa gas darah?
7. Bagaimana kewaspadaan perawat pada analisa gas darah?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian analisa gas darah
2. Untuk mengetahui indikasi pada analisa gas darah
3. Untuk mengetahui persiapan pada analisa gas darah
4. Untuk mengetahui prosedur analisa gas darah
1
5. Untuk mengetahui pelaksanaan setelah prosedur analisa gas darah
6. Untuk mengetahui penilaian analisa gas darah
7. Untuk mengetahui kewaspadaan perawat pada analisa gas darah
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Analisa Gas Darah
Analisa gas darah (AGD) atau arterial blood gas (ABG) test adalah tes darah
yang diambil melalui pembuluh darah arteri untuk mengukur kadar oksigen, karbon
dioksida, dan tingkat asam basa (pH) di dalam darah.Analisa gas darah umumnya
dilakukan untuk memeriksa fungsi organ paru yang menjadi tempat sel darah merah
mengalirkan oksigen dan karbon dioksida dari dan ke seluruh tubuh.Selain itu, tes ini
dapat dilakukan untuk memeriksa kondisi organ jantung dan ginjal, serta gejala yang
disebabkan oleh gangguan distribusi oksigen serta karbon dioksida, atau
keseimbangan pH dalam darah, seperti mual, sesak napas, dan penurunan
kesadaran. Tes ini juga dilakukan pada pasien yang sedang menggunakan alat bantu
napas untuk memonitor efektivitasnya.
Penyakit paru obstruktif kronis yang ditandai dengan adanya hambatan aliran
udara pada saluran napas yang bersifat progresif non reversible ataupun reversible
parsial. Terdiri dari 2 macam jenis yaitu bronchitis kronis dan emfisema, tetapi bisa
juga gabungan antar keduanya.
Pulmonary edema dapat disebabkan oleh banyak faktor-faktor yang berbeda. Ia dapat
dihubungkan pada gagal jantung, disebut cardiogenic pulmonary edema, atau
3
dihubungkan pada sebab-sebab lain, dirujuk sebagai non-cardiogenic pulmonary
edema.
ARDS terjadi sebagai akibat cedera atau trauma pada membran alveolar
kapiler yang mengakibatkan kebocoran cairan kedalam ruang interstisiel alveolar dan
perubahan dalarn jaring- jaring kapiler , terdapat ketidakseimbangan ventilasi dan
perfusi yang jelas akibat-akibat kerusakan pertukaran gas dan pengalihan ekstansif
darah dalam paru-.paru. ARDS menyebabkan penurunan dalam pembentukan
surfaktan , yang mengarah pada kolaps alveolar . Komplians paru menjadi sangat
menurun atau paru- paru menjadi kaku akibatnya adalah penurunan karakteristik
dalam kapasitas residual fungsional, hipoksia berat dan hipokapnia.
4. Infark miokard
Infark miokard adalah perkembangan cepat dari nekrosis otot jantung yang
disebabkan oleh ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen (Fenton,
2009). Klinis sangat mencemaskan karena sering berupa serangan mendadak umumya
pada pria 35-55 tahun, tanpa gejala pendahuluan (Santoso, 2005).
5. Pneumonia
6. Pasien syok
Syok merupakan suatu sindrom klinik yang terjadi jika sirkulasi darah arteri
tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan. Perfusi jaringan
yang adekuat tergantung pada 3 faktor utama, yaitu curah jantung, volume darah, dan
pembuluh darah. Jika salah satu dari ketiga faktor penentu ini kacau dan faktor lain
tidak dapat melakukan kompensasi maka akan terjadi syok. Pada syok juga terjadi
4
hipoperfusi jaringan yang menyebabkan gangguan nutrisi dan metabolism sel
sehingga seringkali menyebabkan kematian pada pasien.
Penyebab utama dari cardiac arrest adalah aritmia, yang dicetuskan oleh
beberapa faktor,diantaranya penyakit jantung koroner, stress fisik (perdarahan yang
banyak, sengatan listrik,kekurangan oksigen akibat tersedak, tenggelam ataupun
serangan asma yang berat), kelainan bawaan, perubahan struktur jantung (akibat
penyakit katup atau otot jantung) dan obat-obatan.Penyebab lain cardiac arrest adalah
tamponade jantung dan tension pneumothorax. Sebagai akibat dari henti jantung,
peredaran darah akan berhenti. Berhentinya peredaran darahmencegah aliran oksigen
untuk semua organ tubuh. Organ-organ tubuh akan mulai berhenti berfungsi akibat
tidak adanya suplai oksigen, termasuk otak. Hypoxia cerebral atau ketiadaan oksigen
ke otak, menyebabkan korban kehilangan kesadaran dan berhenti bernapas
normal.Kerusakan otak mungkin terjadi jika cardiac arrest tidak ditangani dalam 5
menit dan selanjutnyaakan terjadi kematian dalam 10 menit. Jika cardiac arrest dapat
dideteksi dan ditangani dengansegera, kerusakan organ yang serius seperti kerusakan
otak, ataupun kematian mungkin bisa dicegah.
Langkah pertama dari analisa gas darah adalah melakukan steril pada area
dimana dokter akan mengambil sampel darah, seperti siku, pergelangan tangan atau
paha, dengan antiseptik. Setelah dokter menemukanan arteri yang akan menjadi lokasi
pengambilan sampel darah, dokter akan menggunakan jarum suntik untuk mengambil
sampel darah sebanyak 1 ml.Setelah sampel darah dikumpulkan, jarum suntik akan
dilepaskan perlahan dan bekas area pengambilan darah akan ditutup menggunakan
perban. Untuk mengurangi risiko pembengkakan, tekan area tersebut selama beberapa
saat lamanya setelah jarum suntik dikeluarkan.Sampel darah yang sudah diambil akan
segera dilakukan analisa di laboratorium.
Pasien akan merasa nyeri dan tidak nyaman pada saat pengambilan darah
hingga beberapa menit setelahnya, karena pembuluh darah arteri cukup sensitif.
Pasien disarankan tidak langsung meninggalkan ruangan untuk memantau hal yang
mungkin terjadi, seperti pusing, mual, atau pingsan sesaat setelah darah diambil.
Biasanya, pasien dapat menerima hasil tes sekitar 15 menit setelah pengambilan
darah. Jika diperlukan analisa lebih lanjut, hasil akan diberikan kepada dokter yang
merujuk.
Hasil analisa gas darah umumnya meliputi pengukuran terhadap beberapa hal, antara lain:
Asam basa (pH) darah, yaitu dengan mengukur jumlah ion hidrogen dalam darah. Jika
pH darah di bawah normal dikatakan lebih asam, sementara jika pH di atas nilai
normal maka darah dikatakan lebih basa.
Saturasi oksigen, yaitu pengukuran jumlah oksigen yang dibawa oleh hemoglobin di
dalam sel darah merah.
6
Tekanan parsial oksigen, yaitu pengukuran tekanan oksigen yang larut di dalam
darah. Pengukuran ini dapat menentukan seberapa baik oksigen dapat mengalir dari
paru ke dalam darah.
Tekanan parsial karbon dioksida, yaitu pengukuran tekanan karbon dioksida yang
larut di dalam darah. Pengukuran ini menentukan seberapa baik karbon dioksida dapat
dikeluarkan dari tubuh.
Bikarbonat, yaitu zat kimia penyeimbang yang membantu mencegah pH darah
menjadi terlalu asam atau terlalu basa.
Berdasarkan unsur pengukuran tersebut, ada dua jenis hasil analisa gas darah, yaitu normal
dan abnormal (tidak normal).
Hasil abnormal dapat menjadi indikator dari kondisi medis tertentu. Berikut ini
beberapa kondisi medis yang mungkin terdeteksi melalui analisa gas darah.
7
Angka kisaran normal dan tidak normal umumnya bervariasi tergantung pada
laboratorium tempat pasien menjalani analisa gas darah. Hal ini dikarenakan beberapa
laboratorium menggunakan pengukuran atau metode yang berbeda dalam menganalisa
sampel darah. Konsultasikan hasil tes kepada dokter untuk mendapatkan penjelasan
secara detail. Dokter akan menentukan apakah pasien membutuhkan pemeriksaan
lanjutan atau terapi pengobatan tertentu.
a. Tindakan pungsi arteri harus dilakukan oleh perawat yang sudah terlatih
b. Spuit yang digunakan untuk mengambil darah sebelumnya diberi heparin untuk
mencegah darah membeku
c. Kaji ambang nyeri klien, apabila klien tidak mampu menoleransi nyeri, berikan
anestesi lokal
d. Bila menggunakan arteri radialis, lakukan test allent untuk mengetahui
kepatenan arteri
e. Untuk memastikan apakah yang keluar darah vena atau darah arteri, lihat darah
yang keluar, apabila keluar sendiri tanpa kita tarik berarti darah arteri.
f. Apabila darah sudah berhasil diambil, goyangkan spuit sehingga darah tercampur
rata dan tidak membeku
g. Lakukan penekanan yang lama pada bekas area insersi (aliran arteri lebih deras
dari pada vena)
h. Keluarkan udara dari spuit jika sudah berhasil mengambil darah dan tutup
ujung jarum dengan karet atau gabus
i. Ukur tanda vital (terutama suhu) sebelum darah diambil
j. Segera kirim ke laboratorium ( sito )
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Analisis gas darah merupakan pemeriksaan untuk mengukur keasaman (pH), jumlah
oksigen dan karbondioksida dalam darah. Pemeriksaan ini digunakan untuk menilai
fungsi kerja paru-paru dalam menghantarkan oksigen ke dalam sirkulasi darah dan
mengambil karbondioksida dari dalam darah Analisis gas darah meliputi pemeriksaan
PO2, PCO3, pH, HCO3, dan saturasi O2
3.2 Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
Ariosta, Indranila, Indrayani. Prediksi Nilai Analisa Gas Darah Arteri. 24 September
2017
Baird G. Preanalytical considerations in blood gas analysis. Biochem Med (Zagreb).
2013;23(1):19–27.
Calcarina FRW, Bhisrowo YP. Aplikasi Klinis Analisis Gas Darah Pendekatan
Stewart Pada Periode Perioperatif. Vol 3, No 1 2015
Dr Gde M, Dr Tjokorda GAS. Ilmu Anestesia Dan Reanimasi. Indeks 2017
Joyce LeFever Kee. 2007. Pedoman Pemeriksaan Laboratorium & Diagnostik, Edisi
6. Jakarta : EGC
Sukinem N, Skep G. Interpretasi Analisa Gas Darah. Ministry Of Health Department
Kariadi Hospital Of Semarang Central Jawa, Indonesia 2013
Timan IS, Wulandari D, eds. Pendidikan berkesinambungan Patologi Klinik 2013:
simposium analisis gas darah dan elektrolit. Jakarta: Departemen Patologi Klinik
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;2013.