Puji dan syukur kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa, atas rahmat dan
hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Analisa Gas Darah” .
Penulis
DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR..............................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pengukuran gas darah arteri sangat penting dalam menilai pertukaran gas dalam paru.
Pengukuran ini untuk mengukur keasaman darah dan kadar bikarbonat. Analisa gas darah
dilakukan untuk mengevaluasi status oksigen dan karbondioksida di dalam darah arteri dan
mengukur pH-nya.
Hasil dari pemeriksaan gas darah sangat berarti bagi monitoring hasil tindakan
penatalaksanaan oksigenasi klien, therapy oksigen, dan untuk mengevaluasi respon tubuh klien
terhadap tindakan dan therapy misalnya penggunaan ventilator. Sampel darah yang diambil
digunakan untuk mengukur komponen gas didalam darah arteri dan pH darah. Nilai yang
diperoleh merefleksikan kualitas ventilasi dan perfusi jaringan.
Pemahaman yang mendalam tentang fisiologi asam basa memiliki peran yang sama
pentingnya dengan pemahaman terhadap fisiologi jantung dan paru pada pasien-pasien kritis.
Kelainan asama basa merupakan kejadian yang sering terjadi pada pasien-pasien kritis.
Namun, pendekatan dengan metode sederhana tidak dapat memberikan gambaran mengenai
prognosis pasien. Pendekatan dengan metode Stewart dapat menganalisa lebih tepat
dibandingkan dengan metode sederhana untuk membantu dokter dalam menyimpulkan outcome
pasien.
Pembuluh darah vena yang membawa darah dari bagian tubuh yang masuk ke dalam
jantung. Pada umumnya darah vena banyak mengandung gas CO2. Pembuluh ini terdapat katup
yang tersusun sedemikian rupa sehingga darah dapat mengalir ke jantung tanpa jatuh kearah
sebaliknya. Pembuluh darah kapiler pada umumnya meliputi sel-sel jaringan, oleh karena itu
secara langsung berhubungan dengan sel. Karena dindingnya yang tipis maka plasma dan zat
makanan merembes kecairan jaringan antar sel.
Susunan darah dalam kapiler dan dalam vena berbeda-beda. Darah vena berwarna lebih
tua dan agak ungu kerena banyak dari oksigennya sudah diberikan kepada jaringan. Darah dalam
kapiler terus-menerus berubah susunan dan warnanya karena terjadinya pertukaran gas.
Pemeriksaan laboratorium sangat penting untuk membantu menegakkan diagnosis
penyakit. Agar hasil pemeriksaan laboratorium akurat dan dapat dipercaya harus dilakukan
pengendalian terhadap pra analitik, analitik, dan pasca analitik. Tahap pra analitik: persiapan
pasien, pengambilan sampel darah, persiapan sampel, penyimpanan sampel, persiapan kertas
kerja. Tahap analitik:persiapan alat, kalibrasi alat, pengolahan sampel, interpretasi hasil. Tahap
pasca analitik: pencatatan hasil dan pelaporan.
4
4. Bagaimana mekanisme kompensasi?
5. Apa saja faktor- faktor yang mempengaruhi Ph?
6. Apa saja indikasi dan kontraindikasi analisa gas darah ?
7. Apa kompikasi dari analisa gas darah?
8. Bagaimana anatomi daerah target analisa gas darah?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu analisa gas darah
2. Mengetahui tujuan pemeriksaan analisa gas darah
3. Mengetahui gangguan sistem asam basa
4. Mengetahui mekanisme kompensasi
5. Mengetahui faktor- faktor yg mempengaruhi Ph
6. Mengetahui indikasi dan kontraindikasi pemeriksaan analisa gas darah
7. Mengetahui komplikasi analisa gas darah
8. Mengetahui anatomi daerah target analisa gas darah
1.4 Manfaat
Menambah pengetahuan tentang analisa gas darah.
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Analisa gas darah adalah salah tindakan pemeriksaan laboratorium yang ditujukan ketika
dibutuhkan informasi yang berhubungan dengan keseimbangan asam basa pasien (Wilson, 1999).
Hal ini berhubungan untuk mengetahui keseimbangan asam basa tubuh yang dikontrol
melalui tiga mekanisme, yaitu sistem buffer, sistem respiratori, dan sistem renal (Wilson, 1999).
Pemeriksaan analisa gas darah dikenal juga dengan nama pemeriksaan “ASTRUP”, yaitu
suatu pemeriksaan gas darah yang dilakukan melalui darah arteri.
2.2 Tujuan
Analisa gas darah memiliki tujuan sebagai berikut (McCann, 2004):
1. Mengetahui keseimbangan asam dan basa dalam tubuh.
2. Mengevaluasi ventilasi melalui pengukuran pH, tekanan parsial oksigen arteri (PaO2), dan
tekanan parsial karbon dioksida (PaCO2).
3. Mengetahui jumlah oksigen yang diedarkan oleh paru-paru melalui darah yang
ditunjukkan melalui PaO2.
4. Mengetahui kapasitas paru-paru dalam mengeliminasikan karbon dioksida yang
ditunjukkan oleh PaCO2.
5. Menganalisa isi oksigen dan pemenuhannya, serta untuk mengetahui jumlah bikarbonat.
6
Dengan penambahan H+ , metabo penyangga bikarbonat-asam karbonat akan bekerja
dengan mengeluarkan HCO3 guna mengikat penambahan H+ itu sehingga perubahan pH yang
terjadi tidak begitu besar. Karena mekanisme ini, akan terjadi:
1. pH ↓
2. HCO3— ↓
3. B.E. < 2,5.
2. Alkalosis metabolic
Dapat terjadi karena:
* Pengurangan asam:
1) Muntah-muntah, HCl lambung dikeluarkan.
2) Penggunaan antasida berlebihan.
* Penambahan basa:
1) Infus bikarbonat berlebihan.
2) Efek aldosteron/steroid.
Dengan adanya pengeluaran ion H+, metabo penyangga akan bekerja dengan mengeluarkan
H+ guna mengurangi perubahan pH. Karena mekanisme ini akan terjadi:
1. pH ↑
2. HCO3 ↑
3. B.E. > 2,5.
3. Asidosis respiratorik
Terjadi karena adanya hipoventilasi, sehingga P CO2 akan meningkat. Hal ini dapat terjadi
pada:
* Kelainan paru, misalnya Penyakit Paru Obstruksi Menahun (PPOM).
* Kelainan susunan saraf pusat, misalnya depresi pernapasan.
* Kelainan dinding dada.
Karena P CO2 darah meningkat, di dalam gas darah akan ditemukan:
1. pH ↓
2. P CO2 ↑
3. HCO3 normal.
4. Alkalosis respiratorik
Terjadi karena adanya hiperventilasi sehingga P CO2 darah akan turun. Hal ini dapat terjadi
karena:
Perangsangan S.S.P. : emosi, salisilat dan lain-lain.
Stimulasi kemoreseptor perifer: hipoksemia.
Stimulasi reseptor intratorakal: berbagai penyakit pam.
Keadaan hipermetabolisme: sepsis, hipertiroid.
7
Karena P CO2 darah menurun, di dalam analisa gas darah akan ditemukan:
1. pH ↑
2. P CO2 ↓
3. HCO3 normal.
8
I. Sistem bikarbonat-asam karbonat, yang merupakan metabo terbanyak dan terpenting.
II. Sistem penyangga hemoglobin.
III. Sistem penyangga fosfat.
IV. Sistem penyangga protein.
2. Sistem pernapasan
Melalui metabo pernafasan ini, CO2 darah dapat dikeluarkan. Seperti telah dibahas
terdahulu, perubahan kadar CO2 akan mempengaruhi kadar H2CO3 , yang pada akhirnya akan
mempengaruhi perubahan nilai pH. Pada keadaan asidosis metabolic misalnya, akan terjadi
hiperventilasi pam yang mengakibatkan pengeluaran CO2 , sehingga nilai pH yang rendah dapat
diperbaiki
Ginjal
Di ginjal dapat terjadi sekresi dan reabsorbsi ion HCO3-. Kalau kita kembali ke persamaan
Henderson, jelas kerja ginjal ini akan berperan besar dalam penentuan nilai pH. Artinya, ginjal
berperan untuk mempertahankan keseimbangan komponen metabolic, yaitu ion HCO 3, agar
proses metabolisme dapat berjalan dengan baik.
2. Kontra Indikasi
Kontra indikasi pada tindakan analisa gas darah, yaitu (Potter & Perry, 2006):
1. Pada pasien yang daerah arterialnya mengalami:
a. Amputasi,
b. Contractures,
c. Infeksi,
d. Dibalut dan cast,
9
e. Mastektomi, serta
f. Arteriovenous shunts.
2.7 Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada tindakan ini, yaitu (McCann, 2004):
1. Adanya risiko jarum mengenai periosteum tulang yang kemudian menyebabkan pasien
mengalami kesakitan. Hal ini akibat dari terlalu menekan dalam memberikan injeksi.
2. Adanya risiko jarum melewati dinding arteri yang berlainan.
3. Adanya kemungkinan arterial spasme sehingga darah tidak mau mengalir masuk ke syringe.
10
11. Laporan permintaan laboratorium,
12. Perekat balutan, dan
13. Opsional: 1% licoaine solution, atau
14. Peralatan siap AGD.
2. Arteri brakhial
Arteri brankhial dimulai dari batas bawah tendon pada teres major dan menurun kebawah
lengan, dan berakhir sekitar 1 cm dibawah lekukan siku dimana dibagi menjadi arteri radial dan
arteri ulnar. Pertama, arteri brakhial terletak dari medial ke humerus, tetapi ketika arteri brachial
menuju lengan secara perlahan menuju atau terletak di depan tulang dan lekukan siku yang
terletak diantara dua epicondyles
11
3. Arteri femoral
Arteri femoral merupakan arteri yang melewati cukup dekat dengan permukaan atas, dibagi
ke dalam cabang yang kecil untuk menyediakan darah ke otot dan jaringan superficial di daerah
paha. Arteri femoral juga menyuplai kulit dan dinding abdominal bawah. Cabang arteri femoral
yang penting meliputi:
1. arteri superficial circumflex iliac, arteri ke lymph nodes dan kulit;
2. arteri superficial epigastric ke dinding kulit abdominal;
3. arteri superficial dan arteri eksternal pudenal ke kulit abdomen bawah dan eksternal
genital;
4. arteri profunda, yang merupakan cabang paling besar pada arteri femoral dan
menyuplai sendi paha dan berbagai otot di paha;
5. arteri deep genicular ke bagian paling jauh pada otot paha dan menghubungkan
jaringan impuls sekitar sendi lutut
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
5. Sebagai pegangan dalam penanganan pasien-pasien penyakit berat yang akut dan
menahun
13
DAFTAR PUSTAKA
14
15