PENDAHULUAN
B. Tujuan Penulisan
Makalah ini dibuat dengan tujuan agar para mahasiswa bias memahami Aplikasi
Agama dalam pelayanan keperawatan dengan harapan agar kedepannya para pembaca bisa
memahami pengaplikasian Agama dalam proses keperawatan.
C. Rumusan Masalah
1.Definisi Agama
2.Pelayanan Keperawatan.
3.Aplikasi Agama dalam pelayanan keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Agama
Setiap manusia yang hidup pasti akan mengetahui apa itu agama. Secara sederhana
agama merupakan pegangan hidup agar tidak menyimpang. Tapi bagi orang-orang yang
beraliran komunis mungkin agama hanya merupakan candu yang tidak membawa dalam
kemajuan atau kehidupan yang sempurna. Aliran ini memang lebih mengutamakan material
daripada segi religiusnitas. Memang agama memiliki aturan-aturan yang sudah ditetapkan
oleh penyebar agama dengan dasar wahyu dari Tuhan. Tuntutan hidup yang harus dilakukan
harus sejalan dengan hukum-hukum wahyu Tuhan. Akibatnya masyarakat agama hanya
mengikuti dan menunggu akan takdir Tuhan.
Pengertian agama dalam konsep Sosiologi adalah: kepercayaan terhadap hal-hal yang
spiritual; perangkat kepercayaan dan praktik-praktik spiritual yang dianggap sebagai tujuan
tersendiri; dan ideologi mengenai hal-hal yang bersifat supranatural. Dalam konsepsi ini,
agama memiliki peranan yang paling penting dalam kehidupan manusia. Dalam kehidupan
sosial, keberadaan lembaga agamasangat mempengaruhi perilaku manusia. Dengan agama
manusia dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
Dalam Ensiklopedi Indonesia dijelaskan pula tentang agama sebagai berikut. Agama
(umum), manusia mengakui dalam agama adanya Yang Suci; Manusia itu insyaf bahwa ada
suatu kekuasaan yang memungkinkan dan melebihi segala yang ada. Kekuasaan inilah yang
dianggap sebagai asal atau Khalik segala yang ada. Maka Tuhan dianggap oleh manusia
sebagai tenaga gaib di seluruh dunia dan dalam unsur-unsurnya atau sebagai khalik rohani
Demikian pula definisi tentang religion, berkaitan dengan kepercayaan dan aktivitas
manusia yang biasanya dikenal seperti: kebaktian, pemisahan antara yang sakral dengan yang
profan, kepercayaan terhadap jiwa, kepercayaan terhadap dewa-dewa atau Tuhan,
penerimaan atas wahyu yang supranatural dan pencarian keselamatan.
Dari beberapa definisi tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
agama, religion (religi) din, maupun agama masing-masing mempunyai riwayat dan
sejarahnya sendiri.
Namun dalam arti terminologis dan teknis, ketiga istilah tersebut mempunyai makna
yang sama, religion (bahasa Inggris), religie (bahasa Belanda), din (bahasa Arab), dan agama
(bahasa Indonesia).
Mengenai arti kepercayaan , disamping berdimensi berpikir, maka manusia berdimensi
percaya. Percaya adalah sifat dan sikap membenarkan sesuatu, atau menganggap sesuatu
sebagai kebenaran.
Menurut Prof. Pudjawijatna ada kemungkinan seseorang mempunyai keyakinan akan
kebenaran bukan karena penyelidikan sendiri, melainkan atas pemberitahuan pihak lain. Bila
seorang ahli astronomi mengatakan bahwa pada tanggal tertentu akan terjadi gempa bumi,
kita yakin bahwa pemberitahuan itu benar, dan setelah diberitahu tentang hal itu, maka kita
tahu akan adanya kebenaran. Pengetahuan yang demikian disebut kebenaran.
Pengertian agama atau definisi agama dalam jagad pemikiran Barat, telah mengundang
perdebatan dan polemik tak berkesudahan. Baik dibidang filsafat agama, teologi, sosiologi,
antropologi, maupun ilmu perbandingan agama. Sehinggga sangat sulit bahkan nyaris
mustahil untuk mendapatkan definisi agama yang bisa disepakati dan diterima semua pihak.
Wilfred Cantwell Smith misalnya menyatakan: terminologi (agama) luarbiasa sulitnya
didefinisikan. paling tidak dalam beberapa dasawarsa terakhir ini terdapat beragam definisi
yang membingungkan dan tak dapat diterima secara luas.....Oleh karenanya, istilah ini harus
dibuang dan ditinggalkan untuk selamanya." (Wilfred cantwell smith: The meaning and end
of Religion (London, spk[1962] 1978)
Pandangan Smith, jelas berlebihan, karena istilah ini masih terus digunakan sampai
hari ini. Lalu bagaimanakah pengertian agama yang sebenarnya?
Menurut Dr. Anis malik Thoha, untuk mendefinisikan agama, para ahli menggunakan
setidaknya tiga pendekatan. yakni pendekatan fungsi, institusi dan substansi. Para pakar
sosiologi dan antropologi cenderung mendefinisikan agama dari sudut fungsi sosialnya.
Sebagaimana yang dilakukan Durkheim, Robert N. Bellah, Thomas Luckemann, dan
Clifortz Geertz. Para ahli sejarah sosial (social history) cenderung mendefinisikan agama
sebagai sebuah institusi historis. Yakni suatu pandangan hidup yang institutionalized, dengan
melihat latar belakang kelahiran agama yang kemudian semakin karakteristik mengikuti alur
kesejarahan. Sedang kebanyakan pakar teologi, fenomenologi dan sejarah agama cenderung
melihat dari aspek substansinya yang sangat asasi, yakni sesuatu yang sakral, mengenai
hubungan Tuhan dengan makhluknya.
Bila dikaji lebih dalam, tiga pendekatan di atas adalah saling melengkapi untuk
mendapatkan definisi atau pengertian agama yang utuh sebagaimana definisi agama menurut
Islam yang diambil dari Hadist "Jibril".
Dimana Jibril As. mendatangi Muhammad saw yang sedang bersama para sahabatnya.
Jibril bertanya tentang iman, Islam dan ihsan. Dan Muhammad Saw. menjawab semua
pertanyaan itu dengan benar berupa apa yang dikenal sebagai rukun iman, rukun islam, dan
ihsan. Setelah Jibril berlalu, Muhammad Saw berkata
”Itu adalah Jibril yang mengajarkan manusia tentang din (agama) mereka.”. ( HR
Bukhari dan Muslim )
Dari hadis itu, dapat diambil kesimpulan bahwa agama (din) adalah sistem pengabdian
pada Tuhan yang meliputi iman (substansi), seperangkat hukum Tuhan/syariat (institusi) dan
ihsan/akhlak (fungsi). Sebuah pengertian agama yang solid dan komprehensif.
2.3.2 SEJARAH
Kong Hu Cu atau Konfusius adalah seorang ahli filsafat Cina yang terkenal sebagai
orang pertama pengembang sistem memadukan alam pikiran dan kepercayaanorang Cina
yang mendasar. Ajarannya menyangkut kesusilaan perorangan dan gagasan bagi
pemerintahan agar melaksanakan pemerintahan dan melayani rakyat dengan teladan perilaku
yang baik (M.H. Hart 1982:53). Dalam ia mengajarkan ajaran-ajarannya ia tidak suka
mengkaitkan dengan paham ketuhanan, ia menolak membicarakan tentang akhirat dan soal-
soal yang bersifat metafisika. Ia hanya seorang filosof sekuler yang mempermasalahkan
moral kekuasaan dan akhlak pribadi manusia yangbaik. Namun dikarenakan ajaran-ajaran
lebih banyak mengarah pada kesusilaan dan mendekati ajaran keagamaan maka ia sering
digolongkan dan dianggap sebagai pembawa agama.
manusia hidup ini atas kehendak Tuhan disebut Tian Ming ( 天 命 ). Manusia hidup
bukan “ terlemparkan” tanpa sengaja, lalu manusia mencari tahu dari mana asalnya ?
Mengapa bisa terlempar ke dunia ini?. Pemikiran ini dikemukakan oleh filsuf
bernama Martin Heidegger. Dia menganggap manusia telah “ putus asa”. Dalam
keputus asaannya itu manusia “merekayasa” kebudayaan yang tidak jelas arahnya.
Menurutnya, “Kebudayaan” ciptaan manusia itu tidak memberi jalan keluar bagi
manusia untuk memahami dirinya sendiri, dan manusia telah masuk dalam
“ketersesatan masa”. Dengan kata lain, manusia sebenarnya tidak tahu arah hidup
yang benar. Mereka bersenang-senang, apabila kesenangan itu dianggap tidak benar
mereka mencari bentuk kesenangan yang lain. Dalam gambarannya kehidupan
manusia benar-benar mengerikan.
Agama Khonghucu mengajarkan bahwa manusia lahir ke dunia karena kehendak
Tuhan. Agama Khonghucu mengajarkan bahwa alam semesta ini mempunyai
keteraturan yang dikendalikan oleh hukum tertentu. Di bumi, tempat hidup manusia
dan makhluk hidup lain juga ada keteraturan yang dikendalikan oleh hukum tertentu.
Manusia dalam menjalani kehidupannya juga membuat hukum yang wajib ditaati oleh
sesama manusia.
Manusia adalah makhluk yang mempunyai roh yang menyatu dengan badannya. Roh
mempunyai komponen dalam raga manusia hidup. Komponen roh itu mengatur
bekerjanya organ tubuh agar manusia tetap hidup. Dalam ilmu pengobatan Tionghoa
diakui adanya Jing Lu ( 经 路 ), atau meridian yang melilit seluruh organ tubuh
manusia. Jing Lu itu diumapamakan sebagai saluran yang berisi Qi atau enegi vital
yang mengatur semua organ tubuh. Jing Lu ini tidak tampak meskipun dilihat dengan
mikroskop yang dapat memperbesar jutaan kali. Jing Lu bukan materi, tetapi bagian
dari roh. Pada Jing Lu itu terdapat banyak “ lubang” atau “ danau” yang dapat
dijangkau dari permukaan kulit. Apabila tubuh orang sakit “lubang” tertentu dapat
ditusuk dengan jarum atau benda lain agar organ yang sakit berfungsi kembali.
Jing Lu itu bagian dari roh, dan dapat dilihat dari hubungan antara perasaan dan
kesehatan. Orang yang menyimpan rasa takut dalam waktu lama akan menyebabkan
salah satu organ penting tidak berfungsi alias sakit. Perasaan atau emosi adalah bagian
dari roh, apabila roh tidak sehat menyebabkan komponen roh dalam tubuh itu tidak
bekerja dengan baik. Komponen pokok atau pusat-pusat dari Jing Lu itu disebut
“Bunga Emas” dalam bahasa Hindu disebut Cakra. Dalam ilmu pengobatan Tionghoa
ada namanya sendiri dengan jaringannya yang rumit.
Manusia mempunyai kesadaran, mempunyai kecerdasan, mempunyai emosi, dan
mempunyai kepribadian yang menjadi milik dari roh. Xun Zi menjelaskan bahwa
kepribadian manusia tidak ada hubungannya dengan bentuk tubuh. Orang yang
berkepribadian baik bias memiliki bentuk tubuh yang tidak menarik, sebaliknya ada
orang mempunyai tubuh yang indah tetapi kepribadiannya buruk. Dengan kata lain,
kepribadian bukan milik tubuh, tetapi milik roh. Ada anak yang masih kecil, tetapi
kecerdasaanya melebihi orang tua, anak ini rohnya telah mempunyai potensi lebih
baik dari anak kecil yang lain. Ada teori yang mengatakan bahwa anak cerdas karena
gizinya baik. Namun banyak anak orang kaya dengan gizi baik tetapi otaknya tidak
cerdas. Banyak pula anak cerdas berasal dari daerah yang gizinya seadanya. Mahatma
Gandhi tidak makan daging seumur hidupnya. Orang Inggris mengatakan bahwa
orang India bodoh karena tidak makan daging. Ternyata Gandhi juga tidak bodoh
meskipun tidak makan daging.
Bing Cu menulis (Bab VIIA), orang yang menyelami hati dapat mengenal watak
sejati. Watak sejati adalah bagian dari roh, dan roh itu sudah ada sebelum orang
dilahirkan.
Xun Zi menulis, kelahiran adalah pintu masuk ke dunia, dan kematian adalah pintu
keluar dari dunia. Roh masuk kedunia perlu memiliki tubuh sendiri, yaitu bayi yang
baru dilahirkan. Setelah tubuh itu rusak roh itu keluar dari dunia kembali ke asal roh
itu datang.
Dari mana asal roh itu datang ke mana roh itu pergi tidak dijelaskan dalam
Kitab Wu Jing dan kitab lain. Namun, dapat kita simpulkan bahwa dalam alam
arwah (roh setelah meninggalkan tubuh) juga ada keteraturan seperti juga di bumi dan
di alam semesta.
Tempat arwah berada tidak dapat diketahui manusia karena berada dalam dimensi
yang berbeda. Dalam alam semesta ini banyak dimensi yang belum diketahui
manusia. Saat ini manusia baru mengenal lima dimensi, yaitu dimensi ruang, waktu,
cahaya, ether, dan elektromagnetik.
Pada suatu hari seorang murid Nabi Khongcu bertanya tentang keadaan orang setelah
meninggal dunia. Nabi menjawab Wei Zhi Sheng Yan Zhi Si.- belum mengetahui
hidup mengapa ingin mengetahui kematian.
Mendengar jawaban tersebut sang murid terdiam dan tidak bertanya lagi. Kebanyakan
orang mendengar kisah ini lalu berkesimpulan bahwa Nabi Khongcu tidak
mengetahui jawabannya. Orang yang berkesimpulan sesederhana itu karena orang
tersebut tidak berpikir kritis kritis, seperti juga anak kecil yang tidak dapat
menganalisis kata-kata tersebut secara mendalam.
Bagi orang yang cerdas tentu mencari inti dari jawaban tersebut dengan menganalisis
pernyataan-pernyataan Nabi Khongcu yang lain, misalnya nabi bersabda:”Bila pagi
mengerti Dao sore matipun ikhlas”. Sabda lainnya:” Bila bersembahyang kepada
arwah yakinlah bahwa arwah itu datang kehadapanmu”
Sabda lain : “ Perlakukan arwah manusia yang sudah meninggal seperti juga
orang hidup”. Dalam kitab Li Ji (Lee Ki) dijelaskan tentang upacara yang harus
dilakukan untuk memperlakukan upacara sembahyang kepada arwah.
Nabi Khongcu mengatakan bahwa muridnya belum mengetahui hidup,artinya belum
memahami hidup dengan sepenuhnya. Pada umumnya orang mengartikan hidup
dengan bernafas, makan, dan minum serta melakukan aktivitas lainnya. Yang
dimaksud Nabi Khongcu hidup bukan hanya itu, orang harus memahami hidup
sepenuhnya, karena kematian tidak lain adalah kelanjutan dari hidup. Menurut Nabi
Khongcu kehidupan itu abadi, suatu perjalanan panjang yang tidak ada batasnya.
Kelahiran adalah pintu masuk ke dunia, sedangkan kematian adalah pintu keluar dari
dunia. Orang yang hanya memahami hidup seperti yang dialami sehari-hari tentu
tidak tepat, dan jauh dari kebenaran.
3.2 SARAN
Perawat diharapkan memahami betapa pentingnya peran agama dalam
keperawatan, karena perawat dituntut untuk bisa melayani kebutuhan klien sesuai
dengan ajaran ajaran agama. Kami sebagai penulis makalah ini menyatakan
siapapun yang membaca makalah ini dapat memahami pengertian dan memahami
Aplikasi Agama dalam pelayanan Keperawatan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan menciptakan pemilihihan kepemimpinan yang baik,dan semoga
makalah ini memberikan dorongan, semangat, bahkan pemikiran para
pembaca,dengan makalah ini menjadi pedoman kaidah yang baik. Demikianlah
penjelasan tentang Peranan Agama Dalam Keperawatan, bila kiranya ada salah
dalam penulisan kata-kata kami mohon maaf, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bgi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.kompasiana.com/bernad/agama-kong-hu-cu_551b61bc8133110a0a9de679
http://www.wihara.com/topic/46115-kematian-dalam-tradisi-tionghoa-seperti-apa/
http://ilmukomputerlampung.blogspot.co.id/2015/03/hubungan-ilmu-agama-dalam-ilmu-
kesehatan.html
http://wineralways.blogspot.com/2012/05/makalah-peran-agama-dalam-keperawatan.html
http://kamiluszaman.blogspot.co.id/2014/12/agama-kong-hu-cu.html