Anda di halaman 1dari 10

MELAKUKAN

PEMERIKSAAN REDUKSI
URIN (URINALISA)
Pemeriksaan Reduksi Urin(Urinalisa)

A. Pengertian
Urin merupakan hasil cairan sisa hasil ekskresi ginjal yang
dikeluarkan dari tubuh memalui proses urineasi. Urin
terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme
(seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Urinalisis
adalah pemeriksaan spesimen urine secara fisik, kimia dan
mikroskopik. Sedangkan pemeriksaan reduksi urine adalah
pemeriksaan uji laboratorium untuk mengetahui kadar gula pada
pasien. Tes glukosa urine dapat dilakukan dengan menggunakan
reaksi reduksi, dikerjakan dengan menggunakan benedict, fehling
dan clinitest.
B. Tujuan
1.Untuk mengetahui zat reduksi dalam urine
2.Untuk mengetahui ada tidaknya glukosa dalam urine
3.Memantau kondisi kesehatan pasien secara rutin, terutama
penderita diabetes, penyakit ginjal, dan hipertensi
4.Mendiagnosis gangguan kesehatan pada orang yang mengalami
gejala atau tanda suatu penyakit, seperti nyeri perut atau buang
air kecil berdarah
5.Memantau perkembangan penyakit pada orang yang telah
didiagnosis menderita suatu penyakit, misalnya memantau
tingkat keparahan diabetes
C. Indikasi

1. Sebagai tes saring untuk penyakit diabetes.


2. Pada pasien yang ingin mengetahui kadar gula
darah pada tubuh.
D. Persiapan Alat
1. Pemeriksaan kadar glukosa 2. Pemeriksaan kadar glukosa
dalam urine(Metode Fehling) darah dalam urine (Metode
Alat dan Bahan : Benedict)
• Tabung Reaksi dan Raknya Alat dan Bahan:
• Penjepit Tabung • Tabung Reaksi dan Raknya
• Spuit 3 cc sebanyak 3 buah
• Penjepit Tabung
• Ragen Fehling A dan Fehling B
• Sarung Tangan • Gelas Ukur
• Pembakar Spiritus • Pipet Tetes
• Sample Urine • Reagen Benedict
• Korek Api
• Pembakar Spiritus
• Kertas saring dan corong
• Clorin 0.5 % • Sample Urine
• Korek Api
E. Persiapan Lingkungan
1. Privasi klien terjaga
2. Penerangan/pencahayaan ruangan cukup
3. Tempat pemeriksaan/ laboratorium bersih dan
hygenis
F. Prosedur Kerja
1. Pemeriksaan kadar glukosa darah dalam urine (Metode Fehling)
• Pasien diminta untuk BAK. urine ditampung dan beri nama pasien
padatempatpenampung urine
• Cuci tangan
• Pakai sarung tangan
• Urine terlebih dahulu disaring dengan kertas saring dengan menggunakancorong
kedalam tabuung reaksi
• Dengan menggunakan spuit masukkan kedalam tabung reaksi 1 bagianurine, 2
bagian fehling A dan 2 bagian fehling B (Perbandingan 1:2:2)
• Panaskan tabung reaksi yang berisi campuran (urine dan Fehling A, B) dengan
menggunakan penjepit dan pemegang tabung diatas pembakar spirtus dipegang
miring digoyang-goyangkan agar panasnya merata tidak meluap keluar.
• Setelah mendidih didiamkan sebentar, kemudian melihat perubahan yang terjadi
• Tulis hasilnya dan beritahu hasilnya pada pasien
• Bersihkan dan rapikan alat
• Masukkan sarung tangan kedalam larutan klorin 0.5% dan lepas dengan terbalik
• Cuci tangan
2. Pemeriksaan kadar glukosa darah dalam urine (Metode
Benedict)
• Masukkan 2,5 ml reagen benedict ke dalam tabung reaksi
• Tambahkan 0,25 ml (4 tetes) urine dan campurkan
• Letakkan dalam penangas air mendidih selama 2-3 menit
• Angkat dan langsung baca
• Glukosa dan fruktosa memiliki sifat pereduksi sehingga warna
benedict akan berubah yang disertai endapan. Semakin banyak
kandungan glukosa maka warna akan semakin merah dan
endapan semakin banyak.
• Berdasarkan hasil yang didapatkan, warna biru menunjukan
negative, sedangkan semakin warna menuju merah dan
endapan semakin banyak yang menandakan bahwa kadar
glukosa pun semakin banyak.
G. Hal – hal yang perlu diperhatikan
• Peneliti harus memakai jas lab dan sarung tangan.
• Dalam mengambil reagen benedict dan reagen fehling, ukuranya
harus benar dan tepat
• Dalam memanaskan tabung harus berhati-hati
• Penanganan spesimen urine. Beberapa hal yang harus
diperhatikan diantaranya adalah cara pengumpulan spesimen,
transportasi, penyimpanan dan pengawet urine (Wirawan, 2015).
• Sebelum menjalani tes urine, terlebih dahulu tanyakan terkait
obat-obatan, suplemen, atau produk herbal yang sedang
digunakan. Pasalnya, beberapa obat-obatan dan suplemen dapat
memengaruhi kondisi urine, seperti warna urine, sehingga hasil
tes menjadi tidak akurat.
H. Interpretasi hasil pemeriksaan
1. Pemeriksaan kadar glukosa darah 2. Pemeriksaan kadar glukosa darah
dalam urine (Metode Fehling) dalam urine (Metode Benedict)

a. (-) tidak terjadi perubahan warna / a. (-) tidak terjadi perubahan warna /
tetap biru jernih (kadar glukosa tetap biru jernih (kadar glukosa
<0,5%) <0,5%)
b. (+1) terjadi warna hijau b. (+1) terjadi warna hijau
kekuningan (kadar glukosa 0,5% – kekuningan (kadar glukosa 0,5% –
1%) 1%)
c. (+2) terjadi warna kuning keruh c. (+2) terjadi warna kuning keruh
(kadar glukosa 1% – 1,5%) (kadar glukosa 1% – 1,5%)
d. (+3) terjadi warna jingga / lumpur d. (+3) terjadi warna jingga / lumpur
keruh (kadar glukosa 2% – 3,5%) keruh (kadar glukosa 2% – 3,5%)
e. (+4) terjadi warna merah bata e. (+4) terjadi warna merah bata
(kadar glukosa >3,5%) (kadar glukosa >3,5%)
f. Nilai Normal : tidak terjadi f. Nilai Normal : tidak terjadi
perubahan warna / tetap biru jernih perubahan warna / tetap biru
jernih

Anda mungkin juga menyukai