Oleh
1. Hapsari Diah
2. Ida bagus Adi Santikara 19134018A
3. M. Abi Rohman
4. Mega Purnama
5. Endah
Latar Belakang
Diabetes mellitus merupakan suatu kelompok
penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan
sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya
Secara epidemiologik diabetes seringkali tidak
terdeteksi dan dikatakan onset atau mulai
terjadinya adalah 7 tahun sebelum diagnosis
ditegakkan, sehingga morbiditas dan mortalitas
dini terjadi pada kasus yang tidak terdeteksi
Latar Belakang
Pemeriksaan laboratorium untuk diabetes
melitus merupakan diagnosis melalui metode
dan alat tertentu untuk mendapatkan keputusan
apakah seseorang menderita diabetes atau tidak
Secara garis besar, diagnosis diabetes dilakukan
dengan dua cara, yaitu tes urine dan tes darah
Klasifikasi Diabetes
Diabetes Tipe 1, DM tipe 1 atau yang dulu dikenal
dengan nama Insulin Dependent Diabetes Mellitus
(IDDM), terjadi karena kerusakan sel b pankreas (reaksi
autoimun)
Diabetes Tipe 2, DM tipe 2 merupakan 90% dari kasus
DM yang dulu dikenal sebagai non insulin dependent
Diabetes Mellitus (NIDDM)
DM Dalam Kehamilan, DM dan kehamilan
(Gestational Diabetes Mellitus - GDM) adalah kehamilan
normal yang disertai dengan peningkatan insulin
resistan (ibu hamil gagal mempertahankan euglycemia)
Bahan
Urin kontrol Level 1 dan Level 2
Sampel urin
Reagen carik celup tujuh indicator
1. Leukosit : negative
2. Nitrit : negative
3. Urobilinogen : negatif atau 0,2 EU/dL
4. Protein : negative
5. PH : 5,0 8,5
6. Darah : negative
7. Berat jenis : 1.000-1.030
8. Keton : negative
9. Bilirubin : negative
10. Glukosa : negative
Metode fehling
Tes glukosa urine dilakukan dengan menggunakan metode fehling.
Pereaksi fehling terdiri dari dua bagian, yaitu fehling A dan fehling B.
Fehling A adalah larutan CuSO4, sedangkan fehling B merupakan
campuran larutan NaOH dan kalium natrium tartrat
Alat dan Bahan :
Alat
Tabung reaksi
Api Bunsen
Pipet volume
Ball filler
Bahan
Sampel urine
Reagen Fehling A dan Fehling B
Metode fehling
Cara Kerja :
Dipipet 1 ml fehling A dan Fehling B, dan dicampurkan
dalam tabung reaksi hingga homogen (untuk pemeriksaan
tiga sampel).
Dipipet masing-masing 1 ml larutan tersebut ke dalam tiga
tabung reaksi
Ditambahkan masing-masing 0,5 ml sampel urine ke dalam
tiga tabung reaksi tersebut.
Ketiga tabung dipanaskan di atas api bunsen hingga
mendidih.
Setelah dingin, diamati perubahan warna yang terjadi pada
ketiga tabung.
Metode fehling
Hasil pemeriksaan dan interpretasi hasil
No.
1.
Tabun
Komposisi
bahan
Fehling A +
Pengamatan warna
Sebelum
Sesudah
pemanasan
pemanasan
Biru tua
Kuning
Fehling B +
interpret
ansi
++
kehijauan
Sampel urin 1
2.
Fehling A +
Biru tua
Fehling B +
Kuning
+++
kemerahan
Sampel urin 2
3.
Fehling A +
Fehling B +
Sampel urin 3
Biru tua
Biru tua
Metode benedict
Ketika reagen benedict dicampurkan dan dipanaskan
dengan glukosa, di mana glukosa memiliki elektron untuk
diberikan, tembaga(salah satu kandungan di reagen
benedict) akan menerima elektron tersebut dan
mengalami reduksi sehingga terjadilah perubahan warna
Cara kerja :
Masukkanlah 5 ml reagen benedict dalam tabung reaksi
Meneteskan sebanyak 5-8 tetes urin ke dalam tabung itu
Masukkanlah tabung itu ke dalam air mendidih selama 5
menit
Angkatlah tabung, kocoklah isinya dan bacalah hasil reduksi
Metode benedict
Penilaian hasil
Hasil pemeriksaan reduksi hendaknya disebut dengan cara
semi kuantitatif. Macam-macam hasil yang dapat muncul:
Negatif (-) : Tetap biru jernih atau sedikit kehijau-hijauan dan
agak keruh
Positif ( + atau 1+) : Hijau kekuning-kuningan dan keruh
(sesuai dengan 0,5-1% glukosa)
Positif (++ atau 2+) : Kuning keruh (1-1,5% glukosa)
Positif (+++ atau 3+) : Jingga atau warna lumpur keruh ( 2
-3,5% Glukosa)
Positif (++++ atau 4+) : Merah keruh (lebih dari 3,5% glukosa
Contoh Kasus
Seorang wanita Hispanik-Amerika 34 tahun ada kehamilan
kedua dan telah memiliki satu bayi dan tidak ada aborsi check up
utnuk perawatan prenatal pada 24 minggu kehamilan. Berat
badannya adalah 220 lb, dan tekanan darahnya 130/80 mmHg. .
Pasien melaporkan bahwa anak baik-baik. Sejarah keluarganya
mengungkapkan bahwa ibunya memiliki tipe 2 diabetes mellitus.
Sebuah dipstick urin menunjukkan 3+ glikosuria dan keton
negatif.
Pasien di diagnosa memiliki faktor resiko untuk terkena
Gestational Diabetes Mellitus (DM Dalam Kehamilan) karena
dilihat dari hasil dipstick urin nya yaitu menunjukkan 3+
glikosuria dan keton negative. Diagnosa dapat juga ditegakkan
dengan melakukan uji toleransi glukosa oral, atau tes darah.
Kesimpulan
Diabetes mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan
sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.
Klasifikasi Diabetes Melitus antara lain diabetes Tipe 1, diabetes Tipe
2, DM dalam kehamilan, diabetes tipe lain, subkelas DM di mana
individu mengalami hiperglikemia akibat kelainan spesifik atau
karena penggunaan obat.
Pemeriksaan laboratorium untuk diabetes melitus merupakan
diagnosis melalui metode dan alat tertentu untuk mendapatkan
keputusan apakah seseorang menderita diabetes atau tidak.
Salah satunya dengan tes urin, tes urin digunakan untuk mengetahui
kandungan gula di dalam urin. Metodenya antara lain, metode carik
celup (uji dipstick), metode Fehling dan metode Benedict.