PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Baku emas dalam penegakan diagnosis adalah adanya
mikobakterium pada biakan sampel cairan tubuh atau
jaringan PERLU WAKTU
pengecatan bakteri tahan asam akan tetapi cara ini kurang sensitif
dibandingkan kultur
Tuberkulosis
Penyakit akibat infeksi kuman Mycobacterium
tuberkulosis sistemis sehingga dapat mengenai
hampir semua organ tubuh, dengan lokasi
terbanyak di paru yang biasanya merupakan
lokasi infeksi primer
Patogenesis TBC1
Skoring Tuberkulosis
Parameter
Kontak TBC
0
tidak jelas
Uji Tuberkulin
Negative
BB/keadaan gizi
Demam tanpa sebab
yang jelas
1
laporan keluarga
BTA(-) atau tidak
tahu
3
BTA (+)
> 2 minggu
Batuk
Pembesaran kelenjar
limfe koli, aksila,
inguinal
> 3 minggu
> 1 cm, jumlah > 1,
tidak nyeri
Pembengkakan
tulang/sendi panggul,
lutut, falang
Ada pembengkakan
2
kavitas (+)
BTA tidak
jelas
Klasifikasi+infiltra
te, pembesaran
kelenjar +
infiltrate
Pemeriksaan Penunjang
Uji Tuberkulin
Gambaran radiologis
Bakteriologis
Serodiagnosis: ELISA
Teknik biomolekular
Patologi anatomik
DNA Cetakan
Perlu diperhatikan kemurnian dan jumlah DNA sasaran
menurunkan efesiensi PCR
Dalam hal mendeteksi kumat Tuberkulosis ekstrasi nya
dengan cara, bakteri yang sudah tumbuh, dibuat
suspensi dengan menambahkan larutan NaCl 0,9% (b/v)
ke dalam kultur tersebut
Suspensi kemudian dipanaskan, disentrifugasi, dan
dicuci sebanyak 2 kali
Pelet bakteri kemudian dilarutkan dengan larutan
penyangga TE/Tris-EDTA pH 8,0.
Ekstraksi DNA dilakukan sesuai dengan prosedur
Primer
Primer adalah oligonukleotida dengan panjang 20 30
basa yang menginisiasi sekaligus membatasi reaksi
pemanjangan rantai atau polimerisasi DNA.
Primer merupakan basa komplemen dari masingmasing ujung 5 fragmen DNA yang akan diperbanyak.
PCR diperlukan sepasang primer.
Primer pertama sebagai upstream primer dan primer
kedua sebagai downstream primer