Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH BAKTERIOLOGI II

FERMENTASI KARBOHIDRAT, MR, VP, SCA DAN UREA

DISUSUN OLEH:

1. FAJAR AJI MARLITA


2. YUNIARTI SHOLEHKA

D III ANALIS KESEHATAN

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III


2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang mana atas berkat rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Fermentasi
Karbohidrat, MR, VP, SCA, dan Urea”
Makalah ini dibuat untuk memenuhi bakteriologi II, sekaligus mengasah kemampuan
mahasiswa dalam pembuatan makalah, agar mahasiswa lebih mahir lagi dalam membuat
sebuah makalah.
Dalam pembuatan makalah ini kami tidak sendirian, melainkan bantuan dari banyak
pihak yang telah membeikan informasi kepada kami mengenai fermentasi karbohidrat, MR,
VP, SCA dan urea.
Untuk itu, terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam menyelesaikan makalah ini, sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Akhir kata, kritik dan saran dari pembaca kami butuhkan demi kesempurnaan
makalah selanjutnya. Semoga makalah yang saya buat dapat bermanfaat bagi pembaca.

Bekasi, 23 September 2016


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fermentasi merupakan salah satu aktivitas biokimia yang dilakukan oleh mikroba.
Fermentasi adalah proses penggunaan senyawa makromolekul organik menjadi senyawa
yang lebih sederhana oleh aktivitas mikroba pada kondisi anaerob. Fermentasi dapat
menghasilkan berbagai senyawa akhir, contohnya fermentasi karbohidrat yang dapat
menghasilkan berbagai senyawa asam seperti asam laktat dan propionet, ester-ester, keton
dan gas.
Sebagian besar mikroorganisme memperoleh energi dari substrat berupa karbohidrat
yang selanjutnya di fermentasi menghasilkan asam-asam organik (seperti asam laktat, format,
asetat), dengan disertai atau tidak disertai pembentukan gas. Selain fermentasi karbohidrat
untuk melakukan uji biokimia dibutuhkan pula fermentasi MR, VP, SCA dan urea.
Untuk lebih memperjelas apa itu fermentasi karbihidrat, MR, VP, SCA dan urea akan
kami jelaskan pada makalah ini selanjutnya.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui pengertian fermentasi
2. Mengetahui kegunaan fermentasi karbohidrat, MR, VP, SCA dan urea dalam uji
biokimia
BAB II

ISI

2.1. Pengertian Fermentasi

. Fermentasi merupakan salah satu aktivitas biokimia yang dilakukan oleh mikroba.
Fermentasi adalah proses penggunaan senyawa makromolekul organik menjadi senyawa
yang lebih sederhana oleh aktivitas mikroba pada kondisi anaerob. Fermentasi dapat
menghasilkan berbagai senyawa akhir, contohnya fermentasi karbohidrat yang dapat
menghasilkan berbagai senyawa asam seperti asam laktat dan propionet, ester-ester, keton
dan gas. Contoh lain dari fermentasi ialah MR yang digunakan untuk mengetahui adanya
fermentasi asam campuran (metilen glikon). Interpretasi hasil : negatif (-) : Tidak terjadi
perubahan warna media menjadi merah setelah ditambah methyl red 1%. Positif (+) : Terjadi
perubahan warna media menjadi merah setelah ditambahkan Indikator methyl red 1%, dan
masih banyak contoh yang lainnya seperti VP, SCA, dan urea.

2.2. Pengertian dan Kegunaan Fermentasi Karbohidrat, MR, VP, SCA dan
Urea

A. Karbohidrat

Fermentasi karbohidrat adalah kemampuan memfermentasikan karbohidrat dan


produk fermentasi yang dihasilkan merupakan ciri yang sangat berguna dalam identifikasi
mikroorganisme. Hasil akhir fermentasi karbohidrat ditentukan oleh sifat mikroba, media
biakan yang digunakan, serta faktor lingkungan, antara lain suhu dan pH. Media fermentasi
harus mengandung senyawa yang dapat dioksidasikan dan difermentasikan oleh
mikroorganisme. Glukosa termasuk senyawa yang paling sering digunakan oleh
mikroorganisme dalam proses fermentasi itu.Untuk menentukan adanya fermentasi,
dilaboratorium digunakan media kaldu karbohidrat dan media MR-VP. Pembentukan asam
dapat diketahui dengan menambahakan indikator kedalam media
Kaldu karbohidrat digunakan untuk uji penbentukan asam dan gas. Pembentukan gas
dapat ditentukan dengan menggunakan tabung Smith atau tabung Durham. Tabung smith
digunakan bila jumlah dan macam gas yang dihasilkan harus ditentukan. Sedangkan tabung
durham digunakan bila tidak perlu diketahui macam dan jumlah gas yang dihasilkan. Tidak
terbentuk gas, maka gas masuk kedalam tabung Durham dan mendesak cairan dalam tabung
ini ; gas ini terlihat sebagai gelembung udara yang terperangkap dalam tabung Durham
Kaldu karbohidrat mengandung 0.5 – 1 % karbohidrat. Karbohidrat yang sering dipakai
adalah glukosa, laktosa, maltosa, sukrosa, dan manitol. Selain karbohidrat kedalam media
ditambahkan juga beef ekstract dan pepton sebagai sumber nitrogen, vitamin dan mineral.
Untuk mengetahui pembentukan asam, kedalam media ditambahkan indikator. Bila dalam
proses fermentasi, bakteri ditumbuhkan dengan biakan cair yang mengandung glukosa, maka
hasil proses fermentasi dapat berupa asam. Asam yang dihasilkan akan menurunkan pH
media biakan. Indikator yang sering digunakan adalah fenol merah dan bromcresol-purple.
Billa dalam media biakan ditambahakan indikator pH seperti misalnya bromcresol-purple
atau fenol merah, maka pembentukan asam ini ditandai oleh perubahan warna menjadi
kuning. Pada pH lebih dari 7.0 fenol merah berwarna merah sedangkan bromcresol-purple
berwarna ungu.
Langkah kerja dalam menyiapkan media gula-gula:

1. Menyiapkan nutrient karbohidrat yaitu glukosa, sukrosa, laktosa, maltosa, dan manitol
masing-masing 1%. Kaldu karbohidrat yang mengandung BTB (brom timol biru) sebagai
indikator pH.
2. Ditambahkan pepton sebagai sumber nitrogen, vitamin dan mineral dimasukkan dalam
tabung reaksi yang dilengkapi tabung Durham.
3. Diinokulasi dengan biakan bakteri.
4.diinkubasi dalam inkubator pada suhu 30oC selama 24 jam.
5.  Fermentasi karbohidrat diperiksa dengan melihat pembentukan asam (warna kuning) dan
pembentukan gas dalam tabung Durham

B. MR
Uji methyl red (MR) dilakukan untuk mengetahui apakah bakteri dapat membentuk
asam campuran dan asam yang sedemikian banyaknya sehingga dapat mengubah indikator
metil merah menjadi merah. Beberapa jenis bakteri dapat membentuk asam tetapi tidak cukup
banyak untuk dapat mengubah warna indikator. Bakteri seperti Escherichia coli dapat
memberikan hasil pengujian positif karena dapat menurunkan pH sampai di bawah 5,0.
Sebaliknya Klebsiella aerogenes mengadakan dekarboksilasi dan kondensasi asam piruvat
untuk membentuk asetilmetilkarbinol, sehingga pH meningkat, dan bila ditambahkan metil
merah warnanya menjadi kuning, yang berarti hasil pengujian negatif. Pengujian seharusnya
jangan dilakukan sebelum biakan berumur dua hari pada suhu 37oC atau tiga hari pada suhu
30oC. Metil merah berwarna merah pada lingkungan dengan pH 4,4 dan berwarna kuning
dalam lingkungan dengan pH 6,2.

Langkah-langkah yang digunakan dalam uji methyl red  adalah :


Ø  disiapkan kaldu MR-VP, lalu dimasukkan 5 mL kaldu MR-VP dalam tabung reaksi dan
diinokulasikan biakan bakteri ke dalam kaldu MR-VP
Ø   diinkubasi pada suhu 37oC selama 48 jam atau pada suhu 30oC selama 72 jam.  
Ø  Setelah 72 jam, ditambahkan reagen metil merah 5 tetes.
Ø  Diperhatikan perubahan yang terjadi

C. VP

Uji Voges-Proskauer digunakan untuk membedakan antara organisme yang


menghasilkan asam dalam jumlah yang besar dan yang menghasilkan produk netral seperti
asetilmetilkarbinol (asetoin) dari hasil metabolisme glukosa.  Produk netral ini membuat
bakteri dapat memfermentasi karbohidrat dalam jumlah yang besar. Adanya kandungan
asetoin yang diproduksi dalam larutan ditandai dengan perubahan warna larutan dari kuning
menjadi merah muda hingga merah Uji ini juga digunakan untuk mengidentifikasi
mikroorganisme yang dapat memfermentasikan karbohidrat menjadi 2,3-butanadiol sebagai
produk utama, dan akan terjadi penumpukan bahan tersebut dalam media pertumbuhan.
Penambahan 40% KOH dan 5% larutan α-naftol dalam etanol dapat menentukan adanya
asetoin (asetilmetilkarbinol) yakni suatu senyawa awal dalam sintesis2,3-butanadiol. Pada
penambahan KOH, adanya asetoin ditunjukkan oleh perubahan warna kaldu menjadi merah
muda. Perubahan warna ini diperjelas dengan penambahan larutan α-naphtol. Perubahan
warna kaldu biakan lebih jelas pada bagian yang berhubungan dengan udara, karena sebagian
2,3-butanadiol dioksidasikan kembali menjadi asetoin sehingga memperjelas hasil reaksi.
Berdasarkan hal tersebut maka tabung yang berisi kaldu dikocok sehingga berbuih, kemudian
dibuka tutup tabungnya dan dimiringkan di atas meja.
Langkah kerja pembuatan media VP:
Ø  Media MR-VP sebanyak 5 mL dimasukkan ke dalam tabung reaksi
Ø  Diinokulasi bakteri pada kaldu MR-VP
Ø  Diinkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam.
Ø  Ditambahkan 10 tetes larutan KOH 40% dan 15 tetes larutan α-naftol, dikocok dan
dibiarkan 30 menit.

D. SCA
Uji sitrat digunakan untuk melihat kemampuan mikroorganisme menggunakan sitrat
sebagai satu-satunya sumber karbon dan energi. Untuk uji ini digunakan medium Simmon’s
citrate agar yang merupakan medium sintetik dengan trinatrium sitrat sebagai satu-satunya
sumber karbon,  amonium (NH4+) sebagai sumber nitrogen dan brom timol  biru sebagai
indikator pH. Bila mikroorganisme mampu menggunakan sitrat, maka asam akan dihilangkan
dari medium biakan, sehingga menyebabkan peningkatan pH  dan mengubah warna medium
dari hijau menjadi biru. Perubahan warna dari hijau menjadi biru menunjukkan bahwa
mikroorganisme mampu menggunakan sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon, sedangkan
pada medium sitrat koser kemampuan menggunakan sitrat ditunjukkan oleh kekeruhan yang
menandakan adanya pertumbuhan mikroba.

                        Na+  +  H2PO4-    NaH2PO4


natrium dihidrogen fosfat
                                                                               
Dalam medium Simmon’s citrate agar (SCA digunakan trinatrium sitrat sebagai sumber

karbon. Bila trinatrium sitrat ini dapat diuraikan maka amonium dihidrogenfosfat turut

teruraikan dan akan melepaskan NH4+ sehingga menyebabkan medium menjadi alkalis, dan

indikator brom timol biru berubah dari hijau menjadi biru.

Langkah kerja:
Ø  Biakan diinokulasi pada media Simmon sitrat agar dengan inokulum yang tipis
Ø  diinkubasi pada suhu 350C selama 48 jam.
Ø  diamati perubahan warna yang terjadi.

E. Urea

Urease merupakan salah satu bentuk enzim yang berperan dalam proses
perkecambahan. Enzim urease memiliki substrat spesifik yaitu urea. Enzim ini dapat
mengkatalis reaksi pemecahan urea yang bersifat patogen dalam sel tumbuhan menjadi
amonia dan CO2.

(NH2)2CO       CO2 + 2NH3

Reaksi enzimatis yang melibatkan enzim urease tergolong ke dalam reaksi hidrolisa

dimana aktivitasnya dipengaruhi oleh adanya air. Medium yang digunakan dalam uji ini

adalah kaldu urea yang merupakan larutan ekstrak khamir dan urea yang diberi larutan

penyangga. Medium tersebut juga mengandung merah fenol sebagai indikator pH. Bila

mikroba yang diidentifikasi menghasilkan urease, maka amonia yang dilepaskan ke dalam

medium akan menaikan pH. Bila pH menjadi makin tinggi maka merah fenol akan berubah

warna dari kuning menjadi merah keunguan .

        Cara kerja

Ø  Inokulasi biakan pada media urea agar miring dengan mikroorganisme

Ø  diinkubasi pad suhu 350C selama 24  jam.

Ø  Diamati perubahan yang terjadi


2.3 Pembacaan Hasil Fermentasi

a. Karbohidrat

Pembacaan hasil untuk masing-masing uji yaitu:


                   
Jenis Uji Negatif Positif

a. Fermentasi glukosa warna kaldu tetap dan tidak timbul warna kaldu berubah menjadi
gas pada tabung Durham. kuning terang dan timbul gas
pada tabung Durham.

b. Fermentasi manitol warna kaldu tetap dan tidak timbul warna kaldu berubah menjadi
gas pada tabung Durham. kuning dan timbul gas pada
tabung Durham.

c. Fermentasi sukrosa warna kaldu tetap dan tidak timbul warna kaldu berubah menjadi
gas pada tabung Durham. kuning terang dan timbul gas
pada tabung Durham.
d. fermentasi laktosa warna kaldu tetap dan tidak timbul warna kaldu berubah menjadi
gas pada tabung Durham. kuning terang dan timbul gas
pada tabung Durham.

e. Fermentasi maltosa warna kaldu tetap dan tidak timbul warna kaldu berubah menjadi
gas pada tabung Durham. kuning terang dan timbul gas
pada tabung Durham.
-
Dalam uji fermentasi apabila bakteri tersebut mampu memecahkan jenis-jenis
karbohidrat tersebut (glukosa, manitol, sukrosa, laktosa, dan maltosa) apabila warna kaldu
berubah menjadi berwarna kuning artinya bakteri ini membentuk asam dari fermentasi
karbohidrat dan terbentuknya gelembung gas pada tabung Durham yang artinya hasil
fermentasi berbentuk gas sedangkan

b. MR
-uji positif jika kaldu berwarna merah setelah penambahan reagen metil merah maka
menunjukan hasil uji positif
- uji negatif jika warna kaldu berwarna kuning

c. VP
Uji positif jika kaldu berwarna merah dan uji negatif jika kaldu tidak mengalami
perubahan warna setelah penambahan reagen.

d. SCA
Ø  positif jika warna biakan berubah menjadi biru
Ø  negatif jika warna biakan tetap hijau

e. Urea

Ø  Positif jika terjadi perubahan warna dari kuning menjadi merah keunguan

Ø  Negatif jika tidak terjadi perubahan warna.


BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Fermentasi adalah proses penggunaan senyawa makromolekul organik menjadi
senyawa yang lebih sederhana oleh aktivitas mikroba pada kondisi anaerob. Fermentasi dapat
menghasilkan berbagai senyawa akhir, contohnya fermentasi karbohidrat yang dapat
menghasilkan berbagai senyawa asam seperti asam laktat dan propionet, ester-ester, keton
dan gas.
Pada proses akhir fermentasi akan menghasilkan asam-asam organik (seperti asam
laktat, format, asetat), dengan disertai atau tidak disertai pembentukan gas disertai dengan
perubahan warna setelah melakukan proses fermesntasi. Misalnya SCA, akan berubah
menjadi warna setelah melakukan proses fermentasi dari yang warna awalnya hijau, MR
berwarna merah setelah penambahan reagen metil merah maka menunjukan hasil uji positif
dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA

file:///D:/MINE_%20FERMENTASI%20KARBOHIDRAT.html

file:///D:/BAKTERI%20FY.html

file:///D:/Yani%20Ode%20Karim_%20UJI%20AKTIFITAS%20BIOKIMIA.html

Anda mungkin juga menyukai