Metabolisme Karbohidrat
PENGANTAR
Menegakkan diagnosa
Memantau pengobatan
Memantau perjalanan penyakit
(prognosis)
Check up/skrining
Pemeriksaan Laboratorium
untuk Diagnosis
Pemeriksaan Laboratorium
pada pemantauan penyakit
ASPEK PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
1.Pra-Analitik
2.Analitik
3.Pasca-Analitik
Penderita
Pengambilan bahan
Labelling
Pengiriman bahan
Stabilitas sample
Penggunaan
antikoagulan
Kondisi sample
Homogenisasi
Analitik
Postanalitik
Alat
Reagen
Kontrol
Kalibrator
Pelaporan hasil
Interpreatsi
Persiapan pasien
SUMBER-SUMBER KESALAHAN
PADA PEMERIKSAAN LAB.
Proses Pra-analitik :
jenis spesimen salah
identitas/label salah
penyimpanan/transportasi tidak tepat
Proses Analitik :
SDM
Prosedur pemeriksaan atau mengoperasikan
instrumen salah
Alat-alat tidak dikalibrasi
Proses Pasca-analitik :
transkrip hasil salah
Interpretasi Hasil
Pemeriksaan Laboratorium
Normal ?
AKURASI (KETEPATAN)
Akurasi menyatakan kesesuaian
hasil pemeriksaan dengan nilai
benar (actual value)
Secara kuantitatif disebut inakurasi
yang dihitung sebagai perbedaan
nilai rata-rata pemeriksaan replikat
(berulang-ulang) dengan nilai benar
AKURASI (KETEPATAN)
d % (inakurasi) =
Nilai rata-rata replikat (x) nilai benar ()
Nilai benar ()
d% semakin kecil, semakin baik
ketepatan hasil pemeriksaan
PRESISI (KETELITIAN)
Kesesuaian antara hasil-hasil pada
pemeriksaan berulang
Secara kuantitatif disebut impresisi yaitu
penyimpangan dari hasil pemeriksaan
terhadap nilai rata-rata
SD (Standard Deviation)
Dan
CV (Coefficient of Variation)
SD =
2
x)
(xi
N-1
CV =
SD
x 100 %
X
1.Sistem Analisa
2. Sistem QC
Analytical System
Laboratory Results
Quality
Goal
-Sistem Analisa
Sistem yang digunakan untuk memproduksi hasil
pemeriksaan meliputi:
Reagen, Kalibrator, Kontrol, Instrumen,
Alat-alat pendukung, Disposables, Prosedur Tes.
Sistem QC meliputi:
Seleksi Material Kontrol
Jumlah Kontrol
Proses menentukan x dan SD
Menetukan Batasan Kontrol
Bahan Kontrol
Bahan/sampel yang sifatnya stabil yang
digunakan untuk tujuan Quality Control
Umumnya digunakan produk komersial dalam
bentuk vial/aliquot
Terdapat 2 bentuk produk komersial bahan
kontrol assayed dan unassayed
Variasi antar vial harus kecil (tidak ada)
Bahan Standar/Kalibrator
Suatu bahan atau sampel yang
telah diketahui nilainya dan
digunakan untuk mengkalibrasi
suatu sistem pemeriksaan
Kalibrasi
Suatu proses pemeriksaan dan
adjustment dari sistem
pemeriksaan (instrumen, reagen,
dll) sehingga diketahui hubungan
respon pengukuran dengan nilai
standar/kalibrator
Pemeriksaan Laboratorium
Pada Gangguan
Metabolisme Karbohidrat
Penyakit metabolik
yang ditandai dengan
kadar glukosa darah tinggi
(Hiperglikemia)
Terjadi gangguan
metabolisme karbohidrat
karena produksi insulin kurang
atau karena resistensi insulin
DIABETES MELITUS
Masalah Kesehatan penting
yang harus segera ditanggulangi
Jml. DM
Th 2000
125 juta
5,6 juta
Th 2020
178 juta
8,2 juta
LANGKAH-2 DIAGNOSIS DM
Keluhan Khas DM -
Keluhan Khas DM +
GDP > 126
atau
GDS > 200
Ulang GDS/GDP
GDP > 126
atau
GDS > 200
Diabetes MelItus
GDP atau
GDS
< 110
GDP 110-125
atau
GDS 110-199
TTGO, GD 2 jam
> 200
140-199
TGT
GDPT
< 140
Normal
Faktor penyebab
Penyakit Jantung
Kerusakan pada
pembuluh darah,
berakibat
pendarahan pada
otak karena
tekanan Darah
Tinggi
Terganggunya
fungsi ginjal
Impotensi yang
merisaukan
Komplikasi pada
mata mengakibatkan
kebutaan
DIABETES MELITUS
Usia > 45 tahun
IMT > 23 kg/m2
Tekanan darah > 140/90 mmHg
Riwayat keluarga DM
Riwayat abortus berulang, bayi
lahir cacat/BBL > 4 kg
K-HDL < 35 mg/dl,
Trigliserida > 250 mg/dl
Pemeriksaan DM
Pemeriksaan penyaring
Uji Diagnostik
Pemeriksaan laboratorium
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Penting dalam Pengelolaan DM
PERAN/FUNGSI :
Untuk skrining & diagnosis
Mengetahui pengendalian DM
Deteksi adanya faktor risiko yang
memicu terjadinya komplikasi
Menilai hasil terapi
Pemeriksaan Laboratorium
untuk DM Komplikasi PJK
Glukosa Puasa
Profil Lipid
(Chol T, LDL, HDL, TG, Apo B)
HbA1c
MAU
Diabetic Dyslipidaemia
Triglyceride
VLDL Triglyceride
Small Dense LDL
HDL-cholesterol
Glukosa
Glukosa Puasa
Glukosa 2 jam Post Prandial (setelah makan)
Glukosa Sewaktu
Test Toleransi Glukosa Oral
Pemeriksaan Glukosa
Puasa
2 jam setlah pemberian larutan glukosa 75 g dalam 200 mL air
Sampel :
Darah :
Urin :
Metode :
Darah :
Urin :
Carik celup
Konvensional (metode reduksi/Benedict)
Penanganan spesimen
Metode Heksokinase
Hexokinase
Glucose + ATP
G-6-PD
Glucose-6-phosphate
NADP +
( Or NAD
Glucose-6-phosphate + ADP
6-phosphogluconate
NADPH + H +
+)
( Or NAD + )
Glucose oxidase
Peroxidase
O-Dianisidine + H2O2
(colorless)
Oxidized o-Dianisidine+H2O
(colored)
D-Glucono--lactone
Glucose
NAD +
NADH + H +
Sampel diletakkan pada test pad yang dilekatkan pada sandaran plastik.
Test strip kemudian dimasukkan ke alat pengukur dan hasil akan ditunjukkan pada
digital display screen
Waktu dan cara pembuatan hapusan pada strips adalah faktor kritis yang harus
diperhatikan
Penggunaan tenaga yang berlebihan saat pembuatan hapusan dan blotting dapat
menurunkan kadar glukosa hingga 50%
Interpretasi Hasil
Keluhan Khas DM -
Keluhan Khas DM +
GDP > 126
atau
GDS > 200
Ulang GDS/GDP
GDP > 126
atau
GDS > 200
Diabetes MelItus
GDP atau
GDS
< 110
GDP 110-125
atau
GDS 110-199
TTGO, GD 2 jam
> 200
140-199
TGT
GDPT
< 140
Normal
PEMERIKSAAN HbA1c
(Memori Glukosa)
A1C
Normal
1
Kontrol I
5
(minggu)
9
Kontrol II
MANFAAT
PEMERIKSAAN HbA1c (A1C)
Menilai kualitas pengendalian DM
Menilai efek terapi atau perubahan
terapi setelah 8-12 minggu
JADWAL/FREKUENSI
PEMERIKSAAN HbA1c (A1C)
Setelah diagnosis dipastikan
(untuk evaluasi awal)
Secara periodik (pengelolaan)
- Setiap 3 bln (bila sasaran blm tercapai)
- Minimal 2 kali dalam setahun
KELEBIHAN
PEMERIKSAAN HbA1c (A1C)
Tidak perlu puasa
sebelum pemeriksaan
Menggambarkan kadar glukosa
darah dalam jangka panjang
Hemat biaya
Sampel
Stabilitas
Metode
Interpretasi Hasil
MIKROALBUMINURIA
Berarti ditemukan sejumlah kecil albumin di dalam
urine
Merupakan indikasi gangguan filtrasi glomerulus
stadium dini (reversibel)
Dapat dideteksi dengan pemeriksaan Mikroalbumin di
dalam urine
Persyaratan Spesimen
Stabilitas :
Insulin
Fungsi:
Meningkatkan metabolisme karbohidrat
Meningkatkan timbunan glikogen
Meningkatkan sintesa asam lemak
Meningkatkan intake asam amino
Meningkatkan sintesa protein
Fisiologi kimiawi
Kelainan insulin
Hiperinsulinisme: hiperplasia/tumor pancres
Hipoinsulinisme: kekurangan insulin
9 Diabetes mellitus
Causa:
Kekurangan insulin absolut
Kekurangan insulin relatif thd kebut tubuh
Reseptor inadekuat, insulin cukup
Reseptor berkurang, insulin cukup