Anda di halaman 1dari 6

Laporan Praktikum 7

A. Judul
Pemeriksaan Konsentrasi Potasium atau Kalium
B. Hari, Tanggal
Jumat, 4 November 2022
C. Tujuan
Untuk menentukan kadar potassium atau kalium dalam serum menggunakan
metode kolorimetri.
D. Prinsip
Kalium + Tetra Penil Borom (TPB) dalam suasana alkalis turbid
E. Metode
Kolorimetri
F. Dasar Teori
Kalium adalah elektrolit yang paling banyak ditemukan di cairan
intraseluler (sel). Kadar kalium dalam serum hanya sedikit, dan dapat
menimbulkan keadaan gagal jantung jika kadar kalium serum < 2,5 mEq/l atau
>7,0 mEq/l. 80 sampai 90% kalium tubuh diekskresikan melalui ginjal. Jika
terdapat kerusakan jaringan, kalium akan keluar dari sel dan masuk dalam
cairan ekstraseluler (cairan interstitial dan intravaskular). Jika fungsi ginjal
adekuat, kalium dalam cairan intavaskuler akan diekskresikan. Pada keadaan
ekskresi kalium berlebih, terjadi defisit kalium serum (hipokalemia). Namun
demikian, jika ginjal mengekskresikan urin sebanyak < 600 ml perhari.
Kalium akan terakumulasi dalam cairan intravaskular sehingga akan terjadi
kalium serum berlebih (hiperkalemia).
Tubuh tidak mengonservasi kalium, dan ginjal mengekskresikan kalium
rata-rata sebanyak 40 mEq/l perhari (berkisar antara 25 sampai 120 mEq/l atau
24 jam), bahkan dengan asupan diet rendah kalium. Kebutuhan kalium perhari
adalah 3 sampai 4 gram atau sebesar 40 sampai 60 mEq/l. Tubuh menambah
kalium melalui makanan (terutama daging, buah, dan sayuran) dan obat-
obatan. Selain itu, cairan ekstraseluler menambah kalium kapan saja terdapat
kerusakan sel-sel atau gerakan kalium keluar sel. Namun, peningkatan kadar
kalium serum biasanya tidak terjadi kecuali terdapat penurunan yang
bersamaan dengan fungsi ginjal. Ekskresi kalium di ginjal meningkat seiring
konsentrasi kalium plasma. Selain itu ekskresi kalium juga dipengaruhi oleh
aldosteron, perubahan pH, laju aliran di ductus kolektivus, pergerakan
natrium, vasopesin, dan obat-obatan. Hipokalemia biasanya menunjukkan
adanya kehilangan kalium melalui usus, ginjal, dan pergerakan kalium ke
dalam sel.
Di ginjal, kehilangan kalium dapat diakibatkan oleh kelebihan
aldostreron atau kelebihan pergerakan natrium ke tubulus distal, seperti yang
dapat terjadi pada penggunaan diuretik loop atau diuretik tiazid. Hiperkalemia
biasanya menunjukkan penurunan sekresi kalium urin atau yang lebih jarang,
pelepasan akut dari sel atau kegagalan kalium memasuki sel. Hiperkalemia
tidak baersifat persisten kecuali jika terdapat gangguan ekskresi oleh ginjal.
Pada kasus sampel hemolisis, kalium akan dilepaskan ke dalam plasma. Hal
ini dapat memacu estimasi palsu kadar kalium plasma yang melonjak tajam.
G. Alat dan Bahan
1. Alat
a.Spektrofotometer UV
b. Kuvet
c.Mikropipet
d. Blue Tip & Yellow Tip
e.Sentrifuge & Tabung sentrifuge
f. Tissue
g. Vortex
2. Bahan
a.Serum pasien
b. Presipitan (PREC)
c.Tetra penil Boron (TPB)
d. NaOH
e.Standar K+ (5mmol/L)
H. Cara Kerja
1. Alat dan bahan disiapkan
2. Reagen kerja dicampur TPB + NaOH dengan perbandingan 1:1
3. Dipipet ke dalam tabung sentrifuge, 50 µL serum + 500 µL (PREC)
dihomogenkan, dan dipusingkan dengan kecepatan 4.000 rpm selama 5-10
menit.
4. Pipet ke dalam kuvet :

Standar Pemeriksaan

Reagen Kerja µL 1.000 µL 1.000 µL

Supernatan µL - 100 µL

Standar K µL 100 µL -

5. Campur dan homogenkan menggunakan vortex, inkubasi selama 5-30


menit pada suhu ruang.
6. Baca absorbansi standar dan pemeriksaan terhadap blanko reagen kerja
pada panjang gelombang 578 nm.
I. Hasil Pengamatan dan Perhitungan
1. Identitas Pasien
Nama : Rizky Windi R
Usia : 20 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Sampel Pemeriksaan : Serum
Waktu Pemeriksaan : 10.00 WIB
Tanggal Pemeriksaan : 4 November 2022
2. Perhitungan Kadar Fosfat
Rumus :
A Pemeriksaan
×5 mmol/ L
A Standar
Diketahui :
A Pemeriksaan : 1,125 A
A Standar : 0,946 A
Perhitungan :

A Pemeriksaan
×5 mmol / L
A Standar
1,125 A mmol
×5 =5,9 mmol/ L(≥ Normal)
0 , 946 A L
Setelah dilakukan perhitungan didapatkan konsentrasi potassium sebanyak
5,9 mmol/L , dimana hasil ini lebih dari nilai normal karena berada diatas
direntang nilai normal.
3. Nilai Normal
Dewasa : 3,6 – 5,5 mmol/L
J. Pembahasan
Tujuan dari percobaan ini adalah menyiapkan probandus untuk
pemeriksaan konsentrasi potassium dan menginterpretasikan hasil
pemeriksaan yang diperoleh. Untuk menetapkan konsentrasi potassium dalam
serum probandus digunakan metode Kolorimetri.
Dari hasil pengukuran laboratorium tersebut didapatkan konsentrasi
potassium probandus adalah 5,9 mmol/L. Nilai tersebut lebih dari nilai normal
karena berada diatas rentang nilai normal yaitu 3,6 – 5,5 mmol/L.
Kalium adalah elektrolit yang paling banyak ditemukan di cairan
intraseluler (sel). Kadar kalium dalam serum hanya sedikit, dan dapat
menimbulkan keadaan gagal jantung jika kadar kalium serum < 2,5 mEq/l atau
>7,0 mEq/l. 80 sampai 90% kalium tubuh diekskresikan melalui ginjal. Jika
terdapat kerusakan jaringan, kalium akan keluar dari sel dan masuk dalam
cairan ekstraseluler (cairan interstitial dan intravaskular). Jika fungsi ginjal
adekuat, kalium dalam cairan intavaskuler akan diekskresikan. Pada keadaan
ekskresi kalium berlebih, terjadi defisit kalium serum (hipokalemia). Namun
demikian, jika ginjal mengekskresikan urin sebanyak < 600 ml perhari.
Kalium akan terakumulasi dalam cairan intravaskular sehingga akan terjadi
kalium serum berlebih (hiperkalemia).
Tubuh tidak mengonservasi kalium, dan ginjal mengekskresikan kalium
rata-rata sebanyak 40 mEq/l perhari (berkisar antara 25 sampai 120 mEq/l atau
24 jam), bahkan dengan asupan diet rendah kalium. Kebutuhan kalium perhari
adalah 3 sampai 4 gram atau sebesar 40 sampai 60 mEq/l. Tubuh menambah
kalium melalui makanan (terutama daging, buah, dan sayuran) dan obat-
obatan. Selain itu, cairan ekstraseluler menambah kalium kapan saja terdapat
kerusakan sel-sel atau gerakan kalium keluar sel. Namun, peningkatan kadar
kalium serum biasanya tidak terjadi kecuali terdapat penurunan yang
bersamaan dengan fungsi ginjal. Ekskresi kalium di ginjal meningkat seiring
konsentrasi kalium plasma. Selain itu ekskresi kalium juga dipengaruhi oleh
aldosteron, perubahan pH, laju aliran di ductus kolektivus, pergerakan
natrium, vasopesin, dan obat-obatan. Hipokalemia biasanya menunjukkan
adanya kehilangan kalium melalui usus, ginjal, dan pergerakan kalium ke
dalam sel.
K. Kesimpulan
Pada praktikum yang telah dilakukan dengan materi Pemeriksaan
Konsentrasi Potassium pada serum menggunakan metode kolorimetri
didapatkan hasil pemeriksaan pada serum probandus atas nama Rizky Windi
R berjenis kelamin perempuan (P) usia 20 tahun adalah 5,9 mmol/L.
Berdasarkan hasil yang diperoleh melebihi nilai normal karena berada diatas
direntang normal. Sehingga dapat disimpulkan serum probandus yang
diperiksa kemungkianan megakami kelainan.
Daftar Pustaka

Risnawati, dkk. 2016. Kimia Klinik III Pemeriksaan Elektrolit. Program Studi D3
Analis Kesehatan. Akademik Analis Kesehatan Sandi Karsa.

Tanda Tangan Pengesahan

Yogyakarta, 9 November 2022

Koordinator Praktikum Praktikan

(Subrata Tri Widada, S.KM., M.Sc) (Mey Rena Wati)

Anda mungkin juga menyukai