Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM IMUNOSEROLOGI II

“PEMERIKSAAN HCG”

Disusun oleh :
1. Agnina Listya A. P07134216215
2. Aisha Mauldia P07134216217
3. Anis Ramadhanty P07134216218
4. Ayu Sukma Dewi P07134216220
5. Desi Eka Sari P07134216221
6. Linda P07134216234
7. Lubna Nadya P07134216236
8. Meriyani P07134216241
9. Muthia Puteri P07134216247
10. Nur Laili Hasanah P07134216251
11. Rabiatul Adawiyah P07134216256
12. Shinta Ayu D. M. P07134216262

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN BANJARMASIN


PROGRAM STUDI DIPLOMA IV
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya

khususnya bagi penulis yang telah menyelesaikan laporan Imunoserologi II yang berjudul

“Pemeriksaan HCG” tepat pada waktunya.

Dalam menyusun makalah ini, alhamdulillah penulis tidak mendapatkan kendala –

kendala, sehingga penyelesaiannya dapat dikerjakan dengan baik. Selain itu penulis juga

mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah memberikan tugas ini kepada kami,

orang tua dan semua orang yang terlibat yang telah memberikan dorongan dan motivasi

sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Di sini penulis juga sampaikan, jika seandainya dalam penulisan makalah ini terdapat

hal – hal yang tidak sesuai dengan harapan, untuk itu penulis dengan senang hati menerima

masukan, kritikan dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan

makalah ini. Semoga apa yang diharapkan penulis dapat dicapai dengan sempurna. Aamiin.

Banjarbaru, 28 April 2018

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Imunologi adalah ilmu yang mempelajari sistem imunitas tubuh manusia maupun

hewan, merupakan disiplin ilmu yang dalam perkembangannya berakar dari pencegahan dan

pengobatan penyakit infeksi. Sedangkan Serologi ialah ilmu yang mempelajari reaksi antigen

antibody secara invitro.Pemeriksaan serologik sering dilakukan sebagai upaya menegakkan

diagnosis. Walaupun saat ini pemeriksaan serologik tidak terbatas pada penyakit infeksi,

namun untuk menunjang diagnosis penyakit infeksi memang hal yang sering dilkukan.

memungkinkan dilakukannya pengamatan secara in vitro terhadap perubahan kompleks

antigen-antibodi (Ag-Ab).

ELISA (Enzyme-linked immunosorbent assay) atau 'penetapan kadar imunosorben taut-

enzim' merupakan uji serologis yang umum digunakan di berbagai laboratorium imunologi.

Uji ini memiliki beberapa keunggulan seperti teknik pengerjaan yang relatif sederhana,

ekonomis, dan memiliki sensitivitas yang cukup tinggi. ELISA diperkenalkan pada tahun

1971 oleh Peter Perlmann dan Eva Engvall untuk menganalisis adanya

interaksi antigendengan antibodi di dalam suatu sampel dengan menggunakan enzim sebagai

pelapor (reporter label).

Teknik ELISA pertama kali diperkenalkan pada tahun 1971 oleh Peter Perlmann dan

Eva Engvall. Mereka menggunakan teknik ELISA ini dalam bidang imunologi (ELISA

konvensional) untuk menganalisis interaksi antara antigen dan antibodi di dalam suatu

sampel, dimana interaksi tersebut ditandai dengan menggunakan suatu enzim yang berfungsi

sebagai pelapor/ reporter/ signal. (ELISA) adalah suatu teknik biokimia yang terutama

digunakan dalam bidang imunologi untuk mendeteksi kehadiran antibodi atau antigen dalam

suatu sampel. ELISA telah digunakan sebagai alat diagnostik dalam bidang medis, patologi
tumbuhan, dan juga berbagai bidang industri. Penggunaan ELISA melibatkan setidaknya

satu antibodi dengan spesifitas yang lebih tinggi dibandingkan metode imun lainnya.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis akan membahas tentang ELISA

1.2. Rumusan Masalah

1.2.1. Apa yang dimaksud dengan pemeriksaan dengan metode ELISA ?

1.2.2. Apa tujuan, metode, prinsip dan dasar teori dari vidas ?

1.2.3. Bagaimana cara kerja dan interpretasi hasil pemeriksaan ?

1.2.4. Apa saja kekurangan dan kelebihan dari vidas ?

1.3. Tujuan

1.3.1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan pemeriksaan metode ELISA.

1.3.2. Untuk mengetahui apa tujuan, metode, prinsip dan dasar teori dari vidas.

1.3.3. Untuk mengetahui cara kerja dan interpretasi hasil pemeriksaan.

1.3.4. Untuk mengetahui apa saja kekurangan dan kelebihan dari vidas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. HCG

Hormon Human Chorionic Gonadotropin (HCG) adalah hormon yang ada dalam darah

dan dikeluarkan oleh sel plasenta/embrio/bakal janin, sebagai hasil pembuahan sel telur oleh

sperma. Karena kehadirannya yang spesifik sebagai hasil pembuahan itulah, maka HCG

dapat dijadikan penanda kehamilan. Namun biasanya dibutuhkan 3-4 minggu sejak hari

pertama menstruasi terakhir (biasanya dokter menyebutnya HPHT; Hari Pertama Haid

Terakhir), agar jumlah HCG dapat dideteksi oleh uji kehamilan. Ini adalah waktu yang

dianjurkan.

Kira-kira sepuluh hari setelah sel telur dibuahi sel sperma di saluran Tuba falopi, telur

yang telah dibuahi itu bergerak menuju rahim dan melekat pada dindingnya. Sejak saat itulah

plasenta mulai berkembang dan memproduksi HCG yang dapat ditemukan dalam darah serta

air seni. Keberadaan hormon protein ini sudah dapat dideteksi dalam darah sejak hari pertama

keterlambatan haid, kira-kira hari keenam sejak pelekatan janin pada dinding rahim. Kadar

hormon ini terus bertambah hingga minggu ke 14-16 kehamilan, terhitung sejak hari terakhir

menstruasi. Sebagian besar ibu hamil mengalami penambahan kadar hormon HCG sebanyak

dua kali lipat setiap 3 hari. Peningkatan kadar hormon ini biasanya ditandai dengan mual dan

pusing yang sering dirasakan para ibu hamil. Setelah itu kadarnya menurun terus secara

perlahan, dan hampir mencapai kadar normal beberapa saat setelah persalinan. Tetapi ada

kalanya kadar hormon ini masih di atas normal sampai 4 minggu setelah persalinan atau

keguguran.
Kadar HCG yang lebih tinggi pada ibu hamil biasa ditemui pada kehamilan kembar dan

kasus hamil anggur (mola). Sementara pada perempuan yang tidak hamil dan juga laki-laki,

kadar HCG di atas normal bisa mengindikasikan adanya tumor pada alat reproduksi. Tak

hanya itu, kadar HCG yang terlalu rendah pada ibu hamil pun patut diwaspadai, karena dapat

berarti kehamilan terjadi di luar rahim (ektopik) atau kematian janin yang biasa disebut aborsi

spontan.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Judul Pemeriksaan

Pemeriksaan HCG.

3.2. Metode Pemeriksaan

Menggunakan metode Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA) sandwich.

3.3. Tujuan Pemeriksaan

Untuk mengidentifikasi dan mengetahui kadar HCG pada sampel serum pasien.

3.4. Prinsip Pemeriksaan

Pertama antigen dan antibody yang hendak diuji ditempelkan pada suatu permukaan

yang berupa microtiter. Penempelan tersebut dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu

penempelan secara non spesifik dengan adsorbs ke permukaan microtiter, dan penempelan

secara spesifik dengan menggunakan antibody atau antigen lain yang bersifat spesifik yang

telah ditautkan dengan suatu enzim signal dicampurkan keatas permukaan tersebut,

sehingga dapat terjadi interaksi antara antigen dan antibody yang bersesuaian. Kemudian

keatas permukaan tersebut dicampurkan suatu substrat yang dapat bereaksi dengan enzim

signal. Pada substrat tersebut dicampurkan ke permukaan, enzim yang bertaut pada antibody

dan antigen spesifik yang berinteraksi dengan antibody atau antigen sampel yang akan

bereaksi dengan substrat dan menimbulkan suatu signal yang dapat dideteksi. Misalnya

enzim yang tertaut pada antibody atau antigen spesifik akan bereaksi dengan substrat dan

menimbulkan signal yang berupa pendaran fluoresensi.


3.5. Alat dan Bahan

Berikut merupakan alat dan bahan untuk pemeriksaan CA-125 :

1. Vidas

2. Komputer

3. Reagen strip dan SPR

4. Reagen
Kontrol Standar

5. Sampel serum pasien

3.6. Cara Kerja

Prosedur

1. Disiapkan alat, bahan dan sampel pada suhu ruang.

2. Muncul tampilan pada layar seperti berikut (a), klik VIDAS PC (Aplikasi Vidas)

pada layar monitor


3. Klik section preparation, muncul pada layar sebagai berikut

Keterangan :

a. Untuk melakukan print hasil

b. Untuk melihat hasil

c. Untuk kalibrasi

d. Untuk memasukkan sampel

e. Sistem Vidas 1

f. Sistem vidas 2 (jika menggunakan 2 vidas)


g. Tombol create

h. Tombol dilution

i. Sampel ID

j. Assay

4. Klik go to the calibration screen ( tombol kalibrasi), maka akan muncul seperti ini

pada layar , yang sudah di kalibrasi (a) dan belum dikalibrasi (b)

Gambar belum dikalibrasi


5. Lakukan scanbarcode untuk pengenalan reagen terhadap alat, klik scan barcode (a),

klik barcode (b), lalu lakukan scan barcode (c)

a.

b.

c.
6. Diklik tombol save, kemudian hasil print out akan keluar

Save

7. Diisi assay untuk memilih tes yang ingin dilakukan

8. Diisi identitas sampel dengan memasukkan angka 10 digit, dimulai dari tahun; bulan;

tanggal; nomor sampel, kemudian klik ‘Create’

9. Setelah itu, untuk memasukkan standar, klik (x) tadi agar terblok menjadi merah

Jika kita ingin melakukan kalibrasi maka pada sampel id di ketik huruf “S” lalu pilih

pada assay, lalu klik create, lalu akan terbaca kalibrasinya


x

10. Diklik komputer 1 atau go to Vidas 1

11. Dimasukkan 1 buah reagen strip ke dalam tray, dimasukkan 1 buah SPR ke dalam

blok. Lalu diberikan keterangan sampel pada reagen strip

12. Dimasukkan sampel serum sebanyak 100 ul (sesuai perintah pada alat) ke dalam

reagen strip

13. Diklik START, maka alat akan bekerja. Lampu pada section akan menyala warna

kuning.

14. Ditutup penutup tray. Ditunggu hingga waktu pemeriksaan selesai (ditandai dengan

lampu section menyala berkedip-kedip)

15. Dibuka penutup blok dan penutup tray, lalu dibuang SPR, dibuang reagen strip,

kemudian ditutup kembali

16. Hasil akan muncul dan print out


Hal-hal yang perlu diperhatikan ;

1. Pemeriksaan dengan reagen baru terlebih dahulu di MLE pada secara otomatis

2. SPR dan strip reagents yang digunakan harus sama

3. Setiap 1 SPR dan 1 strip reagen hanya untuk satu test

4. Kalibrasi dan running control dilakukan setiap 2 minggu sekalSetelah selesai .

digunakan mini vidas dapat langsung dimatikan tanpa harus melalui prosedur khusus.

3.7. Pembahasan

Sistem yang digunakan pada uji vidas:

1. Sistem VIDAS uji menggunakan sistem reagen Strip.

2. SPR (Wadah Fase Padat) dilapisi dengan antigen atau antibodi.

3. Strip berisi semua reagen yang diperlukan untuk reaksi. SPR bertindak sebagai pipetting

dan perangkat reagen transfer.

4. Pada setiap tahap reaksi, maka aspirasi reagen masuk dan keluar. Ini untukmencegah

kontaminasi antar-reagen atau antar-sampel.

3.8. Kelebihan Vidas

1. Dapat menyimpan data.

2. Dapat melakukan pemeriksaan dalam jumlah yang banyak.

3. Akurasi pemeriksaan.

4. Tidak ada kontaminasi.


3.9. Kekurangan Vidas

1. Alat memakan banyak ruang dikarekan ukurannya yang lebih besar dibandingkan

dengan Mini Vidas, sehingga sulit untuk dibawa kemana-mana.

2. Cara penghidupan alat memiliki banyak sesi, dimulai dari penghidupan Alat Vidas,

Komputer, kemudian Print Alat.

3. Tarikan listrik yang lebih tinggi dibanding Alat Mini Vidas.

4. Harga alat yang lebih mahal dibanding Mini Vidas.

5. Sebelum pemeriksaan harus di program terlebih dahulu.


BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Hormon Human Chorionic Gonadotropin (HCG) adalah hormon yang ada dalam darah

dan dikeluarkan oleh sel plasenta/embrio/bakal janin, sebagai hasil pembuahan sel telur oleh

sperma.

Banyak metode dan cara untuk melakukan tes HCG, sebagai contoh dengan

menggunakan alat vidas metode ELISA Sandwich yang mana tes ini bertujuan untuk

mengetahui kadar HCG dalam darah seseorang.


DAFTAR PUSTAKA

L. Dian. 2016. Pemeriksaan Beta HCG dan Progesteron. Diunduh dari

https://www.slideshare.net/dianlisnawati/pemeriksaan-beta-hcg-dan-

progesteron

Anda mungkin juga menyukai