c.
Pemeliharaan
Pemeliharaan pada auto analizer
1. Suhu ruangan
2. Lakukan control secara berkala
3. Selalu cek reagen
d. hal yang perlu diperhatikan
1.
Sampel jangan sampai aglutinasi, gunakan sampel darah yang sudah ditambahkan
antikoagulan.
2.
Pastikan tidak ada darah yang menggumpal karena akan merusak hasil jika terhisap.
Salah penyimpanan spesimen dan waktu pemeriksaan ditunda terlalu lama sehingga
terjadi perubahan morfologi sel darah.
Kesalahan tidak mengocok sampel secara homogen, terutama bila tidak memiliki alat
pengocok otomatis (nutator) maka dikhawatirkan tidak sehomogen saat sampel darah diambil
dari tubuh pasien. Inilah kesalahan fatal yang sering terjadi pada pemeriksaan ini.
Kehabisan reagent lyse sehingga seluruh sel tidak dihancurkan saat pengukuran sel
tertentu.
Kalibrasi dan kontrol tidak benar . Tidak melakukan kalibrasi secara berkala dan darah
kontrol yang digunakan sudah mengalami expired date tapi tetap dipakai karena menghemat
biaya operasional.
Carry over, homogenisasi, volume kurang. Untuk alat jenis open tube maka,
penyebabnya salah saat pada memasukkan sampel pada jarum sampling alat, misal jarum
tidak masuk penuh ujungnya pada darah atau darah terlalu sedikit dalam tabung atau botol
lebar sehingga saat dimasukkan jarum tidak terendam seluruhnya. Untuk jenis close tube
kesalahan hampir sama juga, yaitu tidak memenuhi volume minimum yang diminta oleh alat.
Untuk tipe close tube menggunakan cara predilute, perlu dikocok dahulu saat pengenceran
darah dengan diluent.
Alat atau reagen rusak. Alat dapat saja rusak bila suhu yang tidak sesuai (warning :
temperature ambient abnormal) dan kondisi meja yang tidak baik. Reagensia yang digunakan
jelek dan mungkin terkontaminasi oleh udara luar karena packing yang jelek.
Hasil tidak normal tanpa ada peringatan (no Flags) pada alat, biasanya ada catatan
Hasil tidak normal dan kurang sesuai dengan sebelumnya atau klinis yang sedang terjadi,
Diluar batas linier alat. Artinya bahwa hasil yang diukur tidak mampu dicapai oleh alat,
misalnya kadar leukosit yang sangat tinggi pada leukemia atau pada trombosit yang sangat
meningkat atau menurun.
E.
Check suhu ruang memenuhi suhu pada 18-20 derajat celcius, kondisi meja harus dari
Lakukan homogenisasi sebelum mengukur minimal 1 menit dan lebih bagus lagi
setelah sampling masukkan darah dengan penggiling khusus. Perhatian alat yang digunakan
bukan jenis pengocok darah tapi yang digunakan merupakan penggiling darah. Harus
membedakan kedua kata ini.
Check kondisi volume dan kemasan reagent Diluent, Lyse dan Rinse.
Lakukan setiap 2 minggu sekali atau sebulan sekali menggunakan larutan enzim
digestif (EZ cleanser) untuk menghancurkan sisa bekuan atau sisa pembuangan darah yang
tidak sempurna.
Jangan gunakan alat selama 24 jam penuh tanpa istirahat, karena dapat berakibat
Gunakan darah kontrol yang masih baru dan tidak expired date.
Konsultasikan hasil printout hematology analyzer dengan staf ahli laboratorium dan
Hematology Analyzer adalah alat untuk mengukur sampel berupa darah. Alat
ini biasa digunakan dalam bidang Kesehatan. Alat ini dapat membantu
mendiagnosis penyakit yang diderita seorang pasien seperti kanker, diabetes, dll.
Alat yang digunakan untuk memeriksa darah lengkap dengan cara
menghitung dan mengukur sel darah secara otomatis berdasarkan impedansi aliran
listrik atau berkas cahaya terhadap sel-sel yang di lewatkan. Mengukur sampel
berupa darah. Alat ini biasanya digunakan dalam bidang kesehatan. Alat ini dapat
mendiagnosis penyakit yang diderita seorang pasien seperti kanker, diabetes, dll.
Pemeriksaan hematologi rutin seperti meliputi pemeriksaan hemoglobin, hitung sel
leukosit, dan hitung jumlah sel trombosit.
B. Prinsip kerja
Pengukuran dan penyerapan sinar akibat interaksi sinar yang mempunyai
panjang gelombang tertentu dengan larutan atau sampel yang dilewatinya. Alat ini
bekerja berdasarkan prinsip flow cytometer . Flow cytometri adalah metode
pengukuran (=metri) jumlah dan sifat-sifat sel (=cyto) yang dibungkus oleh aliran
cairan (=flow) melalui celah sempit Ribuan sel dialirkan melalui celah tersebut
sedemikian rupa sehingga sel dapat lewat satu per satu, kemudian dilakukan
penghitungan jumlah sel dan ukurannya. Alat ini juga dapat memberikan informasi
intraseluler, termasuk inti sel.
Prinsip impedansi listrik berdasarkan pada variasi impedansi yang dihasilkan
oleh sel-sel darah di dalam mikrooperture (celah chamber mikro ) yang mana
sampel darah yang diencerkan dengan elktrolit diluents / sys DII akan melalui
mikroaperture yang dipasangi dua elektroda pada dua sisinya (sisi sekum dan
konstan ) yang pada masing masing arus listrik berjalan secara continue maka akan
terjadi peningkatan resistensi listrik (impedansi) pada kedua elektroda sesuai
dengan volume sel (ukuran sel) yang melewati impulst / voltage yang dihasilkan oleh
amplifier circuit ditingkatkan dan dianalisa oleh elektonik system lalu hemoglobin
diukur dengan melisiskan Red Blood Cels (REC) dengan sys. LYSE membentuk
methemoglobin , cyanmethemoglobin dan diukur secara spektrofotometri pada
panjang gelombang 550 nm pada chamber. Has yang didapat diprintout pada printer
berupa nilai lain grafik sel.
Prinsip light scattering adalah metode dimana sel dalam suatu aliran melewati celah
dimanaberkas cahaya difokuskan ke situ (sensing area). Apabila cahaya tersebut
4. Tekan bagian atas dari temapt sampel yang berwarna ungu untuk membuka
dan letakkan sampel dalam adaptor
5. Tutup tempat sampel dan tekan RUN
6. Hasil akan muncu pada layar secara otomatis
7. Mencatat hasil pemeriksaan.
Yang perlu diperhatikan pada layar alat hematology analyzer, setelah
pengukuran spesimen darah, meliputi :
1. Perhatikan Hematokrit (PCV)
2. Hb kira-kira 1/3 Hematokrit.
3. Perhatikan MCHC
4. Kemungkinan ada kesalahan semua atau salah satu dari hasil
5. Alat yang baik maka MCHC ~ CHCM *
6. Perhatikan juga sel leukosit terutama distribusi diff. counting.
F. Cara Perawatan
Cara perawatan hematologi analyzer adalah dengan menyimpan dengan baik di
tempat yang datar dan kering. Alatnya pun harus dijaga dalam keadaan kering jika
tidak digunakan untuk tetap menjaga keawetan alat. Kebersihannya pun penting
juga dijaga agar ketelitiannya tetap terjaga.
Inilah yang harus diperhatikan oleh konsumen karena ada beberapa alat-alat
yang bisa dikatakan bandel. Namun sebandel-bandelnya alat tersebut, tetap saja
harus mendapatkan perhatian khusus seperti :
Suhu ruangan
Lakukan control secara berkala
Selalu cek reagen : Diliuent, Rinse, Minidil, Minilyse, dsb.
Sampel jangan smapai aglutinasi, gunakan sampel darah yang sudah
ditambahkan antikoagulan. Pastikan tidak ada darah yang menggumpal karena akan
merusak hasil jika terisap.
Check, Recheck dan Troubbleshooting Kondisi
Check suhu ruang memenuhi suhu pada 18-20 derajat celcius, kondisi meja
lagi setelah sampling masukkan darah dengan penggiling khusus. Perhatian alat
yang digunakan bukan jenis pengocok darah tapi yang digunakan merupakan
penggiling darah. Harus membedakan kedua kata ini.
Check kondisi volume dan kemasan reagent Diluent, Lyse dan Rinse.
setiap minggu.
enzim digestif (EZ cleanser) untuk menghancurkan sisa bekuan atau sisa
pembuangan darah yang tidak sempurna.
Jangan gunakan alat selama 24 jam penuh tanpa istirahat, karena dapat
Gunakan darah kontrol yang masih baru dan tidak expired date.
Konsultasikan
hasil
printout
hematology
analyzer
dengan
staf
ahli
masing sel.
Hangatkan sampel bila terlalu dingin dalam freezer pada suhu ruang.
HGB
dan
MCV
dipengaruhi
oleh
tidak
ok,
ulangi
langkah
untuk
7MCVJ.T.Baker92dan 88.
Bahan
yang
harus
digunakan
untuk
verifikasi
kalibrasi
adalah
berbagai
termasuk:
sampel
uji
profisiensi
dengan
nilai-nilai
yang
diketahui; spesimen pasien dengan nilai-nilai yang diketahui; atau tersedia secara
komersial standar, kalibrator, atau control bahan dengan nilai-nilai yang diketahui
(yaitu, produsen nilai diuji). Untuk ini bahan, laboratorium harus menetapkan batas
yang dapat diterima untuk perbedaan antara nilai yang terukur yang diperoleh,
versus konsentrasi sebenarnya dari bahan. Karena tujuan verifikasi kalibrasi adalah
untuk memeriksa apakah sistem uji memberikan hasil yang akurat sepanjang
rentang dilaporkan, tiga tingkat harus diuji (satu di akhir tinggi dari kisaran
dilaporkan, satu di akhir rendah dari kisaran dilaporkan, dan satu di dekat titik tengah
kisarann dilaporkan).
Melakukan verifikasi kalibrasi setiap 6 bulan (atau lebih sering jika ditentukan dalam
petunjuk tes system ini) dan setiap kali salah satu dari berikut terjadi:
Semua reagen yang digunakan untuk prosedur uji berubah ke nomor lot baru,
mungkin mempengaruhi kinerja tes ini. Ini termasuk ketika laboratorium mengirimkan
tes sistem untuk produsen untuk perbaikan. Laboratorium harus memverifikasi
kalibrasi dari sistem tes diperbaiki sebelum melanjutkan pengujian pasien dan
pelaporan hasil.
atau berada di luar batas yang dapat diterima laboratorium, dan sarana lainnya
menilai
dan
mengoreksi
nilai
kontrol
tidak
dapat
diterima
gagal
untuk
Laboratorium telah menetapkan bahwa sistem tes ini kisaran dilaporkan untuk
1.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seorang dokter biasanya menyuruh pasiennya memeriksakan darah ke
laboratorium untuk mendiagnosis penyakitnya. Di laboratorium darahnya
dianalisis
dan hasilnya berupa catatan mengenai jumlah sel darah merah/Red Blood Cell
(RBC), sel darah putih/White Blood Cell (WBC), platelete dan parameterparameter
dalam darah lainnya. Bahkan volume rata-rata sel darah pun akan diketahui.
Pemeriksaan darah atau dikenal dengan pemeriksaan hemathology tersebut
menggunakan alat Hematology Analyzer atau Blood Cell Counter (penghitung sel
darah). Fungsi alat ini intinya untuk menghitung jumlah sel-sel darah.
Tetapi hasil pemeriksaan dari alat ini bisa bermacam-macam, seperti
perhitungan
volume rata-rata sel darah merah/Mean Cell Volume (MCV), rata-rata sel
hemoglobin/Mean Cell Hemoglobin (MCB), konsentrasi rata-rata sel
hemoglobin/Mean Cell Hemoglobin Concentration (MCHC), volume rata-rata
platelete/Mean Platelete Volume (MPV) dan masih banyak parameter yang
dihasilkan
sesuai dengan kemampuan alatnya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Prinsip Kerja Hematologi Analyzer?
2. Apa saja Sampel yang Digunakan?
3. Bagaimana Cara Kerja Hematologi Analyzer?
4. Apa Fungsi dari Hematologi Analyzer?
5. Bagaimana Keuntungan dan Kerugian dari alat Hematologi Analyzer?
6. Bagaimana Cara Pemeliharaan alat Hematologi Analyzer?
1
C. Tujuan Makalah
1. Prinsip Kerja Hematologi Analyzer;
2. Sampel yang digunakan ;
3. Cara kerja Hematologi Analyzer;
4. Fungsi Hematologi Analyzer;
5. Keuntungan dan kerugian dari Hematologi Analyzer;
6. Cara Pemeliharaan alat Hematologi Analyzer;
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Prinsip Kerja Hematologi Analyzer
Pengukuran dan penyerapan sinar akibat interaksi sinar yang mempunyai
panjang
gelombang tertentu dengan larutan atau sampel yang dilewatinya.
Alat ini bekerja berdasarkan prinsip flow cytometer . Flow cytometri adalah
metode pengukuran (=metri) jumlah dan sifat-sifat sel (=cyto) yang dibungkus
oleh
aliran cairan (=flow) melalui celah sempit Ribuan sel dialirkan melalui celah
tersebut
sedemikian rupa sehingga sel dapat lewat satu per satu, kemudian dilakukan
penghitungan jumlah sel dan ukurannya. Alat ini juga dapat memberikan
informasi
intraseluler, termasuk inti sel.
Prinsip impedansi listrik berdasarkan pada variasi impedansi yang dihasilkan
oleh sel-sel darah di dalam mikrooperture (celah chamber mikro ) yang mana
sampel
darah yang diencerkan dengan elktrolit diluents / sys DII akan melalui
mikroaperture
yang dipasangi dua elektroda pada dua sisinya (sisi sekum dan konstan ) yang
pada
masing masing arus listrik berjalan secara continue maka akan terjadi
peningkatan
resistensi listrik (impedansi) pada kedua elektroda sesuai dengan volume sel
(ukuran
sel) yang melewati impulst / voltage yang dihasilkan oleh amplifier circuit
ditingkatkan dan dianalisa oleh elektonik system lalu hemoglobin diukur dengan
2
melisiskan Red Blood Cels (REC) dengan sys. LYSE membentuk methemoglobin ,
cyanmethemoglobin dan diukur secara spektrofotometri pada panjang
gelombang 550
nm pada chamber. Has yang didapat diprintout pada printer berupa nilai lain
grafik
sel.
Prinsip light scattering adalah metode dimana sel dalam suatu aliran melewati
celah dimanaberkas cahaya difokuskan ke situ (sensing area). Apabila cahaya
tersebut
mengenai sel, diletakkan pada sudut-sudut tertentu akan manangkap berkasberkas
sinar sesudah melewati sel itu. Alat yang memakai prinsip ini lazim disebut flow
cytometri.
B. Metode Penghitungan Sel
Di laboratorium ada tiga macam metode penghitungan sel. Yakni metode manual
dengan menggunakan mikroskop, Otomatik Optik, dan metode Elektrik Konduksi.
Dalam metode manual, sel-sel darah dilihat dengan mikroskop kemudian
menghitungnya sesuai jenisnya. Ini paling sederhana dan murah tetapi memiliki
tingkat kesalahan cukup tinggi baik dari sistem atau kesalahan manusia (human
error).
Sementara metode otomatik optik mendasarkan pada pengumpulan hamburan
cahaya dari sel-sel darah dan mengonversinya ke dalam bentuk pulsa-pulsa
listrik
untuk dihitung.
Untuk mendapatkan hasil yang optimum maka panjang lubang harus 75% dari
ukuran
diameternya.
Dari ketiga metode tersebut yang paling banyak dipakai adalah metode
elektrikal
konduksi atau ada juga yang menyebut elektronik resistan. Bahkan metode ini
sudah
dikembangkan lagi yang dikenal dengan S-plus. Metode yang terakhir ini
melakukan
sekaligus tiga macam pengukuran, yakni pengukuran sel darah merah (RBC), sel
darah putih (WBC) dan Hemoglobin (HGB). Dari ketiga parameter tersebut
diturunkan parameter-parameter lainnya seperti Lymphosite, Monosite, Eosofile,
Basofile, HCT, MCV, MCH, MCHC, RDW, MPV, PCT dan PDW. Sehingga
operator hanya sekali memasukan sample darah ke dalam alat ini.
Ada juga alat hematology yang sekaligus menggunakan metode otomatik optik
dan elektronik resistan. Metode optik digunakan untuk mengukur WBC dan
metode
4
elektronik resistan untuk mengukur RBC. Alat yang terbaru sudah menggunakan
sistim mikroprosesor untuk melarutkan dan mencampur sample darah serta
kalkulasi
sel. Kemudian dalam waktu yang hampir bersamaan alat ini dapat memonitor
semua
rangkaian elektronik dan fungsi pneumatiknya. Semua informasi hasil
pengukuran
tertampil dalam layar monitor berwarna.
C. Sampel yang diperiksa
1. Pada sampel darah
a. Leukosit (White Blood Cells)
b. Eritrosit (Red Blood Cells)
c. Trombosit (Platelet)
2. Urine
D. Cara Kerja
1. Hubungkan kabel power ke stabilisator (stavo)
2. Hidupkan alt (saklar on/off ada du sisi kanan atas alat)
3. Alat akan self check, pesan please wait akan tampil di layar
4. Alat akan secara otomatis melakukan self check kemudian background check
5. Pastikan alat pada ready
Cara kerja Pemeriksaan sampel Darah
1. Sampel darah harus dipastikan sudah homogen dengan antikoagulan
2. Tekan tombol Whole Blood WB pada layar
5
3. Tekan tombol ID dan masukkan no sampel, tekan enter
4. Tekan bagian atas dari temapt sampel yang berwarna ungu untuk membuka
dan letakkan sampel dalam adaptor
5. Tutup temapt sampel dan tekan RUN
6. Hasil akan muncu pada layar secara otomatis
Sistim ini memerlukan kurang lebih satu mililiter sample darah. Dalam metode
elektrik konduksi, menggunakan prinsip mengukur perubahan konduktivitas yang
terjadi pada saat tiap sel melewati sebuah lubang sel pada orifice (ruang
penghitungan). Prinsip ini dikenal dengan nama Coulter Counter. 3 Karena
metode ini dikenalkan oleh Coulter dan telah dipatenkan pada tahun 1956.
Teknik ini sangat berguna untuk menentukan jumlah dan ukuran partikel yang
terlarut dalam larutan elektrik konduksi. Prinsip pengukurannya bahwa darah
adalah bukan konduktor yang baik dan pelarut yang digunakan adalah konduktor
yang baik. Metode ini menggunakan dua buah elektrode, yang satu diletakan
dalam orifice dan yang lainnya ditempatkan diluarnya. Diantara kedua elektrode
(terbuat dari platinum) itu dialirkan arus listrik konstan. Penghitungan sel terjadi
saat sel-sel darah dialirkan melewati lubang bersama mengalirnya larutan
(reagen). Pada saat tidak ada sel yang melewati lubang orifice maka resistansi
antara dua elektrode sangat kecil. Tetapi pada saat sebuah sel melewati lubang
orifice maka resistansi akan menjadi besar, maka pulsa tegangan akan tebentuk
sesuai dengan besar atau volume sel. Untuk mendapatkan hasil yang optimum
maka panjang lubang harus 75% dari ukuran diameternya. Dari ketiga metode
tersebut yang paling banyak dipakai adalah metode elektrikal konduksi atau ada
juga yang menyebut elektronik resistan. Bahkan metode ini sudah dikembangkan
lagi yang dikenal dengan S-plus. Metode yang terakhir ini melakukan sekaligus
tiga macam pengukuran, yakni pengukuran sel darah merah (RBC), sel darah
putih (WBC) dan Hemoglobin (HGB). Dari ketiga parameter tersebut diturunkan
parameter-parameter lainnya seperti Lymphosite, Monosite, Eosofile, Basofile,
HCT, MCV, MCH, MCHC, RDW, MPV, PCT dan PDW. Sehingga operator hanya
sekali memasukan sample darah ke dalam alat ini. Ada juga alat hematology
yang sekaligus menggunakan metode otomatik optik dan elektronik resistan.
Metode optik digunakan untuk mengukur WBC dan metode elektronik resistan
untuk mengukur RBC. Alat yang terbaru sudah menggunakan sistim
mikroprosesor untuk melarutkan dan mencampur sample darah serta kalkulasi
sel. Kemudian dalam waktu yang hampir bersamaan alat ini dapat memonitor
semua rangkaian elektronik dan fungsi pneumatiknya. Semua informasi hasil
pengukuran tertampil dalam layar monitor berwarna. 4 C. Sampel yang diperiksa
1.Pada sampel darah a. Leukosit (White Blood Cells) b. Eritrosit (Red Blood Cells)
c. Trombosit (Platelet) 2.Urine D. 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Cara Kerja
Hubungkan kabel power ke stabilisator (stavo) Hidupkan alt (saklar on/off ada du
sisi kanan atas alat) Alat akan self check, pesan please wait akan tampil di
layar Alat akan secara otomatis melakukan self check kemudian background
check Pastikan alat pada ready Cara kerja Pemeriksaan sampel Darah Sampel
darah harus dipastikan sudah homogen dengan antikoagulan Tekan tombol
Whole Blood WB pada layar Tekan tombol ID dan masukkan no sampel, tekan
enter Tekan bagian atas dari temapt sampel yang berwarna ungu untuk
membuka dan letakkan sampel dalam adaptor Tutup temapt sampel dan tekan
RUN Hasil akan muncu pada layar secara otomatis Mencatat hasil pemeriksaan
E. Fungsi dari Hematologi Analyzer Alat yang digunakan untuk memeriksa darah
lengkap dengan cara menghitung dan mengukur sel darah secara otomatis
berdasarkan impedansi aliran listrik atau berkas cahaya terhadap sel-sel yang
dilewatkan. Mengukur sampel berupa darah. Alat ini biasanya digunakan dalam
bidang kesehatan. Alat ini dapat mendiagnosis penyakit yang diderita seorang
pasien seperti kanker, diabetes, dll. Pemeriksaan hematologi rutin seperti
meliputi pemeriksaan hemoglobin, hitung sel leukosit, dan hitung jumlah sel
trombosit. 5 F. Keuntungan dari Hematologi Analyzer 1. Efisiensi Waktu Llebih
cepat dalam pemeriksaan hanya membutuhkan waktu sekitar 2-3 menit
dibandingkan dilakukan secara manual dan lebih tanggap dalam melayani
pasien. 2. Sampel Pemeriksaan hematologi rutin secara manual misalnya,
smapel yang dibutuhkan lebih banyak membutuhkan smapel darah (Whole
Blood). Manual prosedur yang dilakukan dalam pemeriksaan leukosit
membutuhkan sampel darah 10 mikro, juga belum pmeriksaan lainnya. Namun
pemeriksaan hematologi analyzer ini hanya menggunakan sampel sedikit saja. 3.
Ketepatan Hasil Hasil yang dikeluarkan oleh alat hematologi analyzer ini
biasanya sudah melalui quality control yang dilakukan oleh intern laboratorium
tersebut, baik di institusi Rumah Sakit atupun Laboratorium Klinik pratama. G.
Kerugian Hematologi Analyzer 1. Tidak dapat menghitung sel abnormal
Pemeriksaaan oleh hematologi autoanalyzer ini tidak selamanya mulus namun
pada kenyataannya alat ini juga memiliki beberapa kekurangan seperti dalam hal
menghitung sel-sel abnormal . Seperti dalam pemeriksaan hitung jumlah sel,
bisa saja nilai dari hasil hitung leukosit atau trombosit bisa saja rendah karena
ada beberapa sel yang tidak terhitung dikarenakan sel tersebut memiliki bentuk
yang abnormal. 2. Perawatan Inilah yang harus diperhatikan oleh konsumen
karena ada beberapa alat-alat yang bisa dikatakan bandel. Namun sebandelbandelnya alat tersebut, tetap saja harus mendapatkan perhatian khusus seperti
: -Suhu ruangan -Lakukan control secara berkala -Selalu cek reagen : Diliuent,
Rinse, Minidil, Minilyse, dsb. - Sampel jangan smapai aglutinasi, gunakan sampel
darah yang sudah ditambahkan antikoagulan. Pastikan tidak ada darah yang
menggumpal karena akan merusak hasil jika terisap. 6 H. Cara Pemeliharaan
Inilah yang harus diperhatikan oleh konsumen karena ada beberapa alat-alat
yang bisa dikatakan bandel. Namun sebandel-bandelnya alat tersebut, tetap
saja harus mendapatkan perhatian khusus seperti : -Suhu ruangan -Lakukan
control secara berkala -Selalu cek reagen : Diliuent, Rinse, Minidil, Minilyse, dsb. Sampel jangan smapai aglutinasi, gunakan sampel darah yang sudah
ditambahkan antikoagulan. Pastikan tidak ada darah yang menggumpal karena
akan merusak hasil jika terisap. 7 BAB III SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan
Hematology Analyzer adalah alat untuk mengukur sampel berupa darah. Alat ini
biasa digunakan dalam bidang Kesehatan. Alat ini dapat mendiagnosis penyakit
yang diderita seorang pasien seperti kanker, diabetes, dll. Prinsip kerjanya
hampir sama dengan alat Fotometer namun alat ini lebih canggih. B. Saran
Semoga makalah ini dapat bermnfaat bagi kami selaku penyusun dan untuk
yang membaca makalah ini. 8
X
Recommended
contoh proposal
contoh
TEKS MC PENUTUPAN
lapooran keuangan
Slide vsi
View more
Subscribe to our Newsletter for latest news.