Pelayanan pemeriksaan laboratorium kesehatan merupakan salah satu unit pelayanan yang amat
penting dalam upaya pembangunan bidang kesehatan, oleh karena itu baik laboratorium pemerintah
maupun swasta perlu mengadakan pemantapan dan peningkatan mutu pemeriksaan laboratorium(Panduan
Pemantapan Mutu Laboratorium).
Dari sekian banyak laboratorium klinik baik pemerintah maupun swasta, untuk pemeriksaan
hitung jumlah trombosit terdapat beberapa cara, yaitu cara otomatis dan manual. Pada umumnya cara
otomatis dengan menggunakan alat hematology analyzer, dengan prinsip impendance yaitu resistensi
atau ketahanan sel-sel yang tergantung volume sel terhadap besarnya arus listrik yang dinyatakan dengan
satuan fentoliter, dimana ketelitiannya lebih baik daripada cara manual. Cara ini juga mempunyai
keuntungan, tidak melelahkan petugas laboratorium, jika harus banyak melakukan pemeriksaan
menghitung jumlah trombosit. Akan tetapi cara ini masih ada kelemahannya karena trombosit yang besar
(giant trombosit) atau beberapa trombosit yang menggumpal tidak bisa terhitung, hal ini menyebabkan
jumlah trombosit menjadi lebih sedikit sehingga perlu dikonfirmasi dengan cara manual. Sedangkan cara
manual yaitu dengan cara mengencerkan dan melisiskan eritrosit dalam darah dengan larutan Rees Ecker, pengenceran di dalam pipet khusus kemudian dihitung menggunakan kamar hitung Improved
Neubauer pada volume tertentu (R Gandasoebrata, 2001)
Pada survey pendahuluan ada pernyataan dari beberapa klinisi yang menyatakan tentang
ketimpangan hasil pemeriksaan jumlah trombosit sehingga mengajukan pemeriksaan ulang secara manual
terkait dengan kondisi umum dari pasien yang sudah membaik.
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas,dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Adakah
perbedaan yang bermakna antara hitung jumlah trombosit dengan menggunakan alat Hematologi
Analyser dan penghitungan cara manual.
Tinjauan Pustaka
Darah
Darah adalah bagian cairan yang homogen terdiri dari dua bagian ( plasma darah dan sel-sel
darah ).sekitar 55 % adalah cairan yang disebut plasma, 45 % sisanya unsur-unsur padat, yaitu sel darah.
Volume darah secara keseluruhan kira- kira merupakan satu perdua belas berat badan atau kira-kira 6-8
%. Pada pria persentasenya (Evelyn Pearce, 2002).
1. Plasma darah
Plasma darah terdiri atas air (91-92 persen) yang berperan sebagai medium transport, zat padat ( 79 persen ) yang terdiri atas protein 8 persen (albumin, globulin, protrombin dan fibrinogen), mineral 0,9
persen (natrium, klorida, natrium bikarbonat, garam dari kalsium, fosfor, magnesium, besi dan yodium)
Sisanya diisi oleh bahan organik yaitu Glukosa, lemak, urea, kreatinin , kolesterol, asam amino dan
berisi gas (oksigen dan karbondiksida), hormon hormon, enzim dan antigen (Evelyn Pearce, 2002).
2. Sel - sel darah
Sel-sel darah terdiri dari : eritrosit, lekosit, trombosit.
Ketiga elemen seluler tersebut mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Begitupun jangka waktu
hidupnya tidak sama. Sel-sel yang telah mencapai umurnya atau yang telah mati akan digantikan dengan
sel-sel yang baru. Dalam keadaan fisiologis destruksi sel senantiasa diimbangi dengan produksi sel yang
baru oleh alat-alat pembentukan darah (Evelyn Pearce, 2002).
Tinjauan Tentang Trombosit
Trombosit adalah fragmen sitoplasma megakariosit yang tidak berinti dan terbentuk di sumsum
tulang. Trombosit matang berukuran 2-4 um, berbentuk cakram bikonveks. Setelah keluar dari sumsum
tulang, sekitar 20-30 % trombosit mengalami sekuestrasi di limpa (Kosasih, 2008).
1. Pembentukan trombosit
Trombosit dalam sirkulasi adalah kepingan-kepingan yang berasal dari sitoplasma megakariosit,
yaitu suatu sel besar berinti banyak yang terdapat dalam sumsum tulang. Pengaturan produksi trombosit
diduga dilakukan oleh trombopoeitin. Bila kebutuhan hemostasis meningkat, atau ada rangsangan
terhadap sumsum tulang, produksi trombosit dapat meningkat 7-8 kali. Trombosit yang baru dibentuk
biasanya berukuran lebih besar dan memiliki kemampuan hemostasis yang lebih baik daripa trombosit tua
yang ada dalam sirkulasi (Frances K. Widmann, 1994).
2. Fungsi trombosit
Trombosit memiliki dua fungsi berbeda, yaitu melindungi integritas endotel pembuluh darah.
Interaksi trombosit dengan pembuluh darah disebut hemostasis primer(Sacher, A, 2002).
3. Pembentukan sumbat trombosit hemostasis primer
Agar dapat terjadi hemostasis primer yang normal, dan agar trombosit memenuhi tugasnya
membentuk sumbat trombosit, maka harus terdapat trombosit dalam jumlah memadai di dalam sirkulasi,
dan trombosit harus berfungsi normal. Fungsi hemostasis normal memerlukan peran serta trombosit yang
berlangsung secara teratur, hal ini melibatkan pada awalnya, adhesi trombosit, agregasi trombosit, dan
reaksi pembebasan trombosit disertai rekrutmen trombosit lain (Sacher, A, 2002).
Hitung Jumlah Trombosit
Ada beberapa cara pemeriksaan yang dapat digunakan untuk menghitung jumlah trombosit yaitu
menghitung trombosit dengan menggunakan alat hematologi analyser dan secara manual dengan
menggunakan kamar hitung (Sacher, A, 2002). Trombosit sukar dihitung karena mudah sekali pecah dan
sukar dibedakan dari kotoran kecil. Lagi pula sel-sel itu cenderung melekat pada permukaan asing (bukan
endotel utuh) dan menggumpal-gumpal.
Trombosit yang ada dalam sirkulasi adalah fragmen-fragmen yang berasal dari sitoplasma
megakariosit. Umur trombosit dalam sirkulasi adalah sekitar sepuluh hari dan produksinya dirangsang
oleh trombopoitin. Bila kebutuhan meningkat produksi trombosit dapat meningkat sebanyak beberapa
kali dan trombosit yang baru dilepas biasanya berukuran lebih besar dan menunjukkan aktifitas
hemostasis lebih tinggi dari pada trombosit yang tua. Fungsi trombosit adalah membantu proses
koagulasi dan membentuk sumbatan pada luka dengan perdarahan, karena itu hitung jumlah
trombosit sangat penting. Dibandingkan penghitungan lekosit atau eritrosit, penghitungan
trombosit lebih sulit. Kesulitan ini disebabkan oleh kecilnya ukuran trombosit, kecenderungan
melekat pada benda asing serta mudahnya beragregasi bila teraktivasi.
Cara untuk menghitung trombosit telah banyak dibuat dan jumlahnya tergantung dari kenyataan
bahwa sukar untuk menghitung sel-sel trombosit yang merupakan partikel kecil dan mudah aglutinasi
maupun mudah pecah. Sukar untuk membedakan dengan kuman. Hitung jumlah trombosit dengan
menggunakan alat hematologi analyser mempunyai ketelitian yang baik, tetapi cara langsung cukup dapat
digunakan untuk menghitung trombosit yang rendah sampai tinggi.
Adapun teknik hitung trombosit secara langsung dapat digolongkan menjadi 3, yaitu : cara
otomatis, cara hemocytometer, cara semiotomatis.
Salah satu cara langsung yang digunakan adalah cara otomatis dengan menggunakan alat hitung
otomatis ( sysmex KX 21 ) yang berprinsip pada impedansi yaitu berdasar pengukuran besarnya
resistensi elektronik antara dua elektrode. Untuk mencegah trombosit trombosit melekat pada
permukaan asing, dianjurkan menggunakan alat alat gelas yang dilapisi silikon atau alat plastik. hasil
yang sangat teliti. Cara yang terakhir tersebut tidak diuraikan disini.
apertura ( celah sempit ) yang berukuran kecil yang memungkinkan sel lewat satu per satu. Aliran yang
keluar dilewatkan medan listrik untuk kemudian sel dipisah-pisahkan sesuai muatannya.
Teknik impedansi berdasar pengukuran besarnya resistensi elektronik antara dua elektrode.
Perubahan tahanan listrik ini dicatat sebagai voltase antara elektrode internal dan eksternal. Skema teknik
impedansi ini dapat dilihat pada gambar ( di bawah ini ).
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
hitung trombosit. Trombosit dalam spesimen diperoleh dengan cara baik dan dicampur dengan EDTA
kemudian dibiarkan pada suhu ruangan. Akan tetap stabil selama kira kira 12 jam.
Perbedaan mencolok antara hitung trombosit secara langsung dan tidak langsung dapat
disebabkan oleh tiga faktor :
1. Faktor pra analitik,
Misal :
Sampel tertukar.
Cara sampling yang tidak benar.
Kesalahan mencantumkan identitas.
2. Faktor analitik,
Misal :
Cara pembuatan hapusan darah yang tidak memenuhi syarat atau kesalahan alat hitung yang dipakai.
3. Faktor post analitik, biasanya terjadi pada saat penulisan hasil.
Beberapa contoh sampel tidak normal yang mempengaruhi hitung trombosit adalah sampel darah yang
mengandung agregasi trombosit atau trombosit megalositik. Hal hal tersebut dapat menyebabkan
trombositopenia palsu. Eritrosit mikrositik menyebabkan trombositosis palsu
METODE PENELITIAN
1.
2.
3.
1.
2.
3.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observational analytic desain,
yaitu suatu metode penelitian yang menganalisa data sekunder yang sudah ada dan data primer, data
diambil secara acak, tanpa ketentuan waktu.
Populasi penelitian ini adalah data dari semua pasien yang dihitung jumlah trombositnya dengan
menggunakan alat hitung otomatis dan metode tidak langsung dengan hapusan darah dilaboratorium
Klinika Surabaya.
Sampel yang digunakan untuk penelitian ini adalah sampel yang memiliki kriteria sebagai berikut
:
Hasil pemeriksaan hitung trombosit dengan alat hitung otomatis dan cara manual tidak langsung.
Pasien dari semua golongan usia.
Pasien dari jenis kelamin perempuan dan laki laki.
Dalam penelitian ini didapatkan data sebanyak 30 sampel dari pasien yang memeriksakan
trombositnya pada mulai tanggal 22 September 29 September 2012
Variabel penelitian terdiri dari:
Variabel bebas : Pasien yang memeriksakan trombositnya dengan kriteria yang disebutkan.
Variabel kontrol : Metode penghitungan jumlah trombosit dengan alat hitung otomatis dan cara manual
tidak langsung.
Variabel terikat : Jumlah trombosit.
Jumlah trombosit pada Sysmex KX 21 didefinisikan sebaga jumlah sel yang berukuran diatas
atau sama dengan UD ( Upper Discriminator ) dan dibawah atau sama dengan LD ( Lower
Discriminator ), LD ditetapkan 2-6 fl sedangkan UD adalah 12-30 fl.
Hitung Jumlah Trombosit Dengan Cara Manual Tidak Langsung
Penghitungan jumlah trombosit dengan cara tidak langsung menggunakan sediaan apus darah tepi
yang telah dicat Giemsa. Metode ini sebagai cross check terhadap cara langsung. Metode tidak langsung,
menghitung jumlah trombosit dengan mikroskop pembesaran 1000x melalui rasio trombosit terhadap
seribu eritrosit pada hapusan darah tepi juga berlaku pada milimeter kubik darah, sehingga
perhitungannya adalah rasio trombosit/1000 eritrosit dalam hapusan darah tepi dikalikan dengan jumlah
eritrosit/ mm3 darah.
Alat dan Bahan Penelitian
1. Alat Penelitian
Alat hitung trombosit dengan metode langsung menggunakan alat otomatis :
Sysmex KX 21
Alat hitung trombosit dengan metode tidak langsung menggunakan hapusan darah :m - Tabung
reaksi, - Obyek Glass, - Spreader ( cover glass ) - Mikroskop Cahaya.
2. Bahan Penelitian
a. Hitung Trombosit Cara Langsung antara lain; - Darah Vena, - Antikoagulan EDTA.
b. Hitung Trombosit Cara Tidak Langsung adalah - Darah Vena, - Antikoagulan EDTA, - Cat Giemsa, Metanol Absolut- Minyak Emersi.
Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data
1. Hitung Trombosit Cara Langsung Dengan Sysmex KX-21
Prinsip :
Trombosit dihitung berdasar prinsip impedansi maksudnya adalah menghitung perbedaan tahanan
listrik antara trombosit dengan diluent pada saat melalui celah sempit ( apertura ). Perubahan tahanan
listrik ini dicatat sebagai penningkatan voltase antara elektrode internal dan eksternal. Setiap pulsa listrik
yang terjadi sesuai dengan satu trombosit yang melalui apertura. Tingginya pulsa menunjukan ukuran
trombosit dan jumlah pulsa dapat mengidentifkasi jumlah trombosit.
2. Hitung Trombosit Cara Tidak Langsung
Prinsip : Trombosit dihitung pada counting area hapusan darah tepi yang dicat dengan Giemsa.
Pengolahan Data
Data yang dikumpulkan dikoding dan diolah melalui computer dengan program T-test.
Selanjutnya disajikan dengan tabel sesuai hasil t-test dan dapat diperoleh grafik yang menggambarkan
perbandingan hitung trombosit dengan alat hitung otomatis dan cara manual tidak langsung.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Peneliti telah melakukan pemeriksaan 20 sampel darah lengkap dari orang yang datang di
Laboratorium Klinika Surabaya. Dua puluh sampel tersebut dihitung trombositnya menggunakan Sysmex
KX-21 serta dihitung pula dalam sediaan apus darah tepi pada lapangan pandang minyak imersi
( pembesaran 1000 x ).
Dari data 20 pasien yang telah diperiksa jumlah trombositnya secara langsung dengan Sysmex
KX 21 di Laboratorium Klinika Surabaya dan dilakukan cross check pula dengan metode tidak
langsung menggunakan sediaan apus darah tepi terhadap seribu eritrosit, diperoleh rata rata kedua
metode tersebut adalah 258.200 ( cara langsung ) & 262.021 ( cara tidak langsung ) sehingga hasil rata
rata dari kedua metode tersebut didapat suatu rasio atau perbandingan sebesar 0,98. Data data
perbandingan antara hitung jumlah trombosit dengan alat hitung otomatis yang digunakan adalah Sysmex
KX-21 dan cara manual tidak langsung yang digunakan Sediaan Apus Drah Tepi ( SADT ) dapat dilihat
pada lampiran 1. Rasio tersebut mendekati satu berarti menunjukkan hasil hitung jumlah trombosit
menggunakan Sysmex KX-21 dan Sediaan Apus Darah Tepi rata rata hasilnya tidak jauh berbeda atau
rata rata dari semua sampel memiliki selisih hasil penghitungan yang tipis. Namun ada beberapa sampel
pemeriksaan yang hasilnya jauh berbeda, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Perbandingan antara
hitung jumlah trombosit dengan alat hitung ototmatis ( Sysmex KX 21) dan cara manual tidak langsung
(sediaan apus darah tepi ).
Berdasarkan hasil pengolahan data T-test, terlihat bahwa nilat t terhitung 143 ( negatif ) artinya
pemeriksaan hitung jumlah trombosit dengan metode SADT lebih tinggi dibandingkan metode Sysmex
KX-21 pada beberapa sampel. Kita juga dapat melihat melalui deskriptif statistik bahwa rata rata ( mean
) jumlah trombosit dengan SADT lebih tinggi daripada Sysmex KX-21. Pengolahan data ini dapat dilihat
pada lampiran 2.
Dari hasil uji T data data yang diperoleh cukup signifikan dan kehomogenan data sudah baik
dilihat dari signifikan (
) 0.000 lebih kecil daripada (
) 0,05. Kedua metode pemeriksaan
hitung trombosit tersebut saling berhubungan terlihat dari tabel correlations 0,887 ( pada t-test dalam
lampiran 2 ) yang mendekati 1.
Sehingga dari dua metode pemeriksaan hitung trombosit tersebut kita dapat menggunakan
metode langsung dan dilengkapi metode tidak langsung untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat dalam
mengcrosscheck hasil hitung trombosit pada pemeriksaan darah lengkap. atau menggunakan salah satu
metode pemeriksaan hitung trombosit dari keduanya namun untuk lebih mempersingkat waktu dapat
menggunakan alat hitung otomatis dalam hal ini Sysmex KX-21.
Pembahasan
Penghitungan jumlah trombosit secara langsung dapat dilakukan dengan Metode otomatis dapat
menggunakan Sysmex KX- 21 dengan prinsip teknik impedansi. Prinsip tersebut memungkinkan sel-sel
masuk flow chamber untuk dicampur dengan diluent kemudian dialirkan melalui apertura ( celah
sempit ). Teknik impedansi berdasar pengukuran besarnya resistensi elektronik antara dua elektrode yaitu
elektrode internal dan eksternal sehingga terjadi perubahan tahanan listrik yang dicatat sebagai
peningkatan voltase dan digambarkan dalam bentuk pulsa. Setiap pulsa listrik yang terjadi sesuai dengan
satu trombosit yang melalui apertura dan tingginya pulsa menunjukkan ukuran trombosit dan jumlah
pulsa sama dengan jumlah trombosit. Alat tersebut mempunyai keuntungan diantaranya : tidak
melelahkan petugas laboratorium, jika harus banyak melakukan pemeriksaan hitung trombosit. Adanya
tampilan flag menunjukkan hal hal yang perlu mendapat perhatian terhadap peneriksaan sampel. Alat
ini masih terdapat kelemahan apabila ada trombosit yang bergerombol, trombosit besar (giant) serta
adanya kotoran, pecahan eritrosit, pecahan leukosit tidak dapat terdeteksi atau tidak dapat dibedakan.
Teknik ini pada keadaan tertentu dapat memberikan hasil rendah palsu atau tinggi palsu. Hitung trombosit
dengan metode otomatis mempunyai CV 4 % pada sampel darah normal.
Sedangkan penghitungan jumlah trombosit dengan cara tidak langsung menggunakan sediaan
apus darah tepi yang telah dicat Giemsa. Metode ini sebagai cross check terhadap cara langsung. Metode
tidak langsung, menghitung jumlah trombosit melalui rasio trombosit terhadap seribu eritrosit pada
hapusan darah tepi juga berlaku pada milimeter kubik darah, sehingga perhitungannya adalah rasio
trombosit/1000 eritrosit dalam hapusan darah tepi dikalikan dengan jumlah eritrosit/ mm 3 darah. Cara ini
menghitung jumlah trombosit yang paling mudah dan sederhana tetapi kurang teliti. Pada cara manual ini
mempunyai kelebihan karena dapat mengamati ukuran dan morfologi trombosit atau kelainan hematologi
lainnya, namun juga memiliki suatu kelemahan yaitu penyebaran trombosit yang tidak merata disebabkan
perlekatan trombosit pada kaca sehingga mengakibatkan penilaian jumlah trombosit yang berbeda beda.
Hal ini dapat diatasi dengan teknik putar cara spin, metode ini merupakan metode otomatis dengan cara
ini trombosit dan lekosit akan tersebar merata. Kerugian metode ini adalah membutuhkan alat khusus dan
dan untuk laboratorium yang sibuk membutuhkan banyak waktu dalam pembuatan hapusan.
Jumlah trombosit yang dihitung menggunakan Sysmex KX-21 pada penelitian ini bervariasi,
antara 104.000/l 520.000/l. Jumlah trombosit normal pada Sysmex KX-21 yang digunakan untuk
penelitian ini ditetapkan antara 150.000 450.000/l. Penulis penulis lain menyebutkan rentang jumlah
trombosit normal yang berbeda beda yaitu 150.000 400.000/ mm 3, 175.000 350.000/mm3, 140.000 400.000/mm3, atau 150.000 450.000/mm3. Perbedaan perbedaan tersebut mungkin disebabkan
ketidaktepatan teknik hitung trombosit, variasi diurnal ( hasil hitung trombosit lebih tinggi pada sore
hari ). Sampel penelitian ini diambil pada pagi hari.
Berdasarkan hasil hitung jumlah trombosit dari 20 sampel yang diperiksa dengan dua metode
pemeriksaan rata rata perbedaan hasil cukup tipis. Namun ada beberapa sampel yang diperiksa memiliki
suatu perbedaan cukup jauh, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor faktor tersebut dapat
ditinjau dari pemeriksaan dengan alat hitung otomatis ( Sysmex KX-21 ) atau dari pemeriksaan dengan
sediaan apus darah tepi. Bila dari pemeriksaan cara langsung yang menggunakan Sysmex KX 21 sel
sel yang terdeteksi hanya berdasarkan ukuran sel trombosit yang sudah ditentukan pada alat Sysmex KX
21 tersebut sehingga sel apapun yang ukurannya sesuai dengan ukuran yang ditentukan oleh alat ikut
terhitung dan mengakibatkan tinggi palsu atau sel trombosit yang ukurannya lebih besar / lebih kecil
daripada ukuran yang ditentukan alat dan mengakibatkan hasil rendah palsu. Sedangkan faktor yang
ditinjau pada pemeriksaan cara tidak langsung yang menggunakan sediaan apus darah tepi secara
mikroskopik terdapat sel sel trombosit dan partikel lain yang sukar dibedakan dengan ukuran sel
trombosit itu sendiri atau karena keterbatasan penglihatan mata peneliti. Atau disebabkan oleh faktor
pengecatan sediaan apus darah tepi yang kurang baik.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari data 20 pasien yang telah diperiksa jumlah trombositnya secara langsung dengan Sysmex
KX 21 di Laboratorium Klinika Surabaya dan dilakukan cross check pula dengan metode tidak
langsung menggunakan sediaan apus darah tepi terhadap seribu eritrosit, diperoleh rata rata kedua
metode tersebut adalah 258.200 ( cara langsung ) & 262.021 ( cara tidak langsung ) sehingga hasil rata
rata dari kedua metode tersebut didapat suatu rasio atau perbandingan sebesar 0,98.
Hal ini terbukti dari rasio rata rata yang diperoleh sebesar 0,98 yang hampir mendekati satu.
Jadi dalam pemeriksaan hitung trombosit dapat menggunakan salah satu metode tersebut.
Saran
Setiap metode pemeriksaan hitung tromboit memiliki kekurangan dan kelebihan maka dari itu
para tenaga laboratorium disarankan untuk mempertimbangkan metode yang akan digunakan dalam
pemeriksaan hitung trombosit sesuai keadaan sebaiknya menggunakan metode yang memiliki hasil
optimal tetapi miliki kelemahan yang minimal. Hasil hitung trombosit cara langsung sebaiknya dilengkapi
dengan pemeriksaan hapusan darah tepi. Hal ini penting untuk melihat apakah hasil hitung trombosit
tersebut sesuai dengan kesan atau gambaran hasil hitung trombosit pada hapusan darah.
DAFTAR PUSTAKA
Setiabudy, Rahajuningsih D., 2007. Hemostasis dan Trombosis. Ed 3. ( Jakarta : FK UI ).
Soebrata, R. Ganda, 1968. Penuntun Laboratorium Klinik. ( Jakarata : Dian Rakyat ).
Speicher, M. D, Carl. E., 1996. Pemilihan Uji Laboratorium yang Efektif. (Jakarta : EGC).
Widmana, Frances K.,1995. Tinjauan Klinis Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium, ed 9. ( Jakarta : EGC ).
Kee, Joyce le Fever, 2007. Pedoman Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik, ed 6. ( Jakarta : EGC ).
Kosasih. As. dan Kosasih , E. N, 2008. Tafsiran Hasil Pemeriksaan Laboratorium Klinik, ed 2. ( Tangerang :
Karisma ).
H, Hapdjoeno, 2006. Interpretasi Hasil Tes Laboratorium Diagnostik. ( Makasar : Hasanuddin University Press ).
Kee, Joyce le Fever, 1997. Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik, ed 2. ( Jakarta : EGC ).
Djelantik, dr. I. B, 1996. Lekemi; Panduan Praktikum dan 500 soal Jawab Hematologi. ( Jakarta : Widya
Medika ).
Bauer J.D., 1980. Gradwohls Clinical Laboratory Methods and Diagnosis, 8th ed. ( London : Mosby).
Brown BA, 1980. Hematology : Principle and Procedures. 3rd ed. ( Philadelphia : Lea and Febiger ).
Diggs LW, 1996. A Textbook of Clinical Pathology. 6th ed. ( Baltimore : The Willians & Wilkins ).
Heckner, Fritz, 1999. Atlas Hematologi : Praktikum Hematology dengan Mikroskop, Mathias Freund; alih bahasa.
( Jakarta : EGC ).
Linch, D., 1995. Atlas Bantu Hematologi, Caroline Wijaya; alih bahasa. ( Jakarta : Hipokrates).
Nelson Da, 1984. Clinical Diagnosis and Management by Laboratory Methods, 17th ed. ( Philadelphia : WB
Saunders).
I Siswandi, I.B. Djelantik , Harsono N, 1977. Buku Penuntun Laboratorium Hematologi, ed 4. ( Surabaya :
Bagian Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga ).
Riadi; W, Rahayuningsih S, 1996. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi Sederhana, ed 2. ( Jakarta : Balai
Penerbitan FK UI).
Rowan RM , 1991. Practical Laboratory Hematology, 1st ed. ( New York : Churchill Livingstone ).
Rusia U, 1988. Medical Laboratory Technology a Procedure Manual for Routine Diagnostic Test. Vol 1,
Mukherjee JL, 1st ed. ( New Delhi : Tata Mc Graw Hill Publishing ).
Widhiarso,wahyu. 2007. Statistik Inferensial. ( Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM ).
Dacie, S.J.V. dan Lewis S.M., 1991, Practical Hematology, 7th ed., Longman Singapore
Publishers Ptc. Ltd., Singapore.
Gandasoebrata, R., 1992, Penuntun , Dian Rakyat, Bandung.
Koepke, J.A., 1991, Practical Laboratory Hematology, 1st ed., Churchill Livingstone, New
York.
Patologi FK-UGM, 1995, Tuntunan Praktikum , Bagian Patologi FK-UGM, Yogyakarta.
Oesman, Farida & R. Setiabudy, 1992, Fisiologi Hemostasis dan Fibrinolisis, dalam :
Setiabudy, R. (ed.), 1992, Hemostasis dan Trombosis, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.
Ratnaningsih, T. dan Setyawati, 2003, Perbandingan Antara Metode Langsung dan Tidak
Langsung Pada Trombositopenia, Berkala , Vol. IX, No. 1, Juni 2003, RS Dr. Sardjito,
Yogyakarta.
Ratnaningsih, T. dan Usi Sukorini, 2005, Pengaruh Konsentrasi Na2EDTA Terhadap
Perubahan Parameter , FK UGM, Yogyakarta.
Sacher, Ronald A. dan Richard A. McPherson, alih bahasa : Brahm U. Pendit dan Dewi
Wulandari, editor : Huriawati Hartanto, 2004, Tinjauan Klinis Hasil , Edisi 11, EGC, Jakarta.
Widmann, Frances K., alih bahasa : S. Boedina Kresno dkk., 1992, Tinjauan Klinis Atas
Hasil , edisi 9, cetakan ke-1, EGC, Jakarta, hlm. 117-132.
Kee, Joyce LeFever, 2007, Pedoman dan Diagnostik, Edisi 6, EGC, Jakarta.