Anda di halaman 1dari 5

Evaluasi Morfologi Leukosit

Hari tanggal : Jumat, 1 Maret 2019

I. Tujuan
a. Tujuan Instruksional Umum
1) Mahasiswa dapat memahami cara pemeriksaan evaluasi morfologi
leukosit.
2) Mahasiswa dapat menjelaskn cara pemeriksaan evaluasi morfologi
leukosit.
b. Tujuan Instruksional Khusus
1) Mahasiswa dapat melakukan cara pemeriksaan evaluasi morfologi
leukosit.
2) Mahasiswa dapat mengetahui hasil pemeriksaan evaluasi
morfologi leukosit.
3) Mahasiswa dapat menginterpretasikan hasil pemeriksaan evaluasi
morfologi leukosit.
I. Metode
Metode hapusan darah dengan pewarnaan giemza kemudian diperiksa secara
mikroskopis
II. Prinsip
Suatu hapusan sel darah tepi dibuat dengan meletakan setetes darah pada
objek glass kemudian sedemikian rupa sehingga terbentuk hapusan yang tipis.
Prinsip pewarnaannya didasarkan pada sidat kimiawi dalam sel. Zat warna
yang bersifat alkalis demikian rupa sebaliknya. Preparat yang sudh dilakukan
pewarnaan langsung diamati dibawah mikroskop dengan pembesaran 10x lalu
100x dengan menggunakan minyak imersi.
1. Dasar Teori
II. Alat dan Bahan
 Alat
- Mikroskop
- Kaca objek
- Pipet tetes
- Jembatan pewarnaan
 Bahan
- Imersi oil
- Darah EDTA
- Larutan giemza
- Methanol absolute
III. Prosedur Kerja
1. Pembuatan preparat dan pewarnaan giemza 10%
a. Teteskan darahdiujung objek glass
b. Buat hapusan tipis dan keringkan
c. Fiksasi hapusan menggunakan methanol selama 3 menit
d. Teteskan dengan menggunakan pewarna giemza
e. Amati pewarna giemza pada hapusan darah jangan sampai kering dan
tunggu 30 menit
f. Bilas dengan air mengalir
g. Keringkan dan angin – anginkan
2. Pemeriksaan Sediaan Apusan Darah Tepi
a. Siapkan mikroskop
b. Periksa mutu pulasan sebelum di amati dibawah mikroskop
c. Persiksa pada perbesaran 10x untuk mengetahui lapang pandang
hapusan darah tepi
d. Gunakan pembesaran 100x lalu tambahkan minyak imersi dan periksa
morfologi selnya
e. Ukuran eritrosit, bentuk eritrosit, warna eritrosit dan distribusinya
IV. Interpretasi Hasil
Jenis eosinofil (1% - 3%), basofil (0 – 1%), neutrofil batang (2% - 6%),
neutrofil segmen (50% - 70%), limfosit (20% - 40%), monosit (2% - 8%),
dalam keadaan normal terdapat leukosit.
V. Hasil Pengamatan
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum hematologi II pada hari
Jumat tanggal 1 Maret 2019 dengan pasien bernama :
 Nama Pasien : I Wayan Pangid
Jenis kelamin : laki – laki
Umur : 69 tahun
Hasil pemeriksaan : - neutrofil 84%
 Neutrofil batang 6%
 Neutrofil segmen 78%
- Limfosit 16%

I II III IV V VI VII VIII IX X

Eos - - - - - - - - - - -
Baso - - - - - - - - - - -
N 7 8 9 10 8 8 8 7 6 7 78
segme
n
N. 1 - - - - 1 1 - 3 - 6
batan
g
Lym 2 2 1 2 1 1 3 1 3 16
Mono - - - - - - - - - - -
10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100

Foto hasil praktikum


Neutrofil segmen

Neutrofil batang

Neutrofil segmen

Limfosit

VI. Pembahasan

VII. Kesimpulan
Pada praktikum yang telah dilakukan pada tanggal 1 Maret 2019 dengan
pemeriksaan evaluasi morfologi leukosit menggunakan metode hapusan darah
tepi dengan pasien bernama I Wayan Pangit berusia 69 tahun dengan jenis
kelamin laki – laki mendapatkan hasil jika ditemukan neutrofil 84% (neutrofil
batang 6% dan neutrofil segmen 78%) dan limfosit 16% dalam jumlah 100 sel
darah putih. Hal ini menunjukan jika pasien mengalami neutrofilia karena
melebihi presentase normal yaitu 50 – 70%.
Daftar Pustaka

LAPORAN PRAKTIKUM HEMATOLOGI II


“EVALUASI MORFOLOGI LEUKOSIT”

OLEH :

DEWA AYU WIDIADNYASARI


P07134017032
IIA
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
Tahun 2018/2019

Anda mungkin juga menyukai