Anda di halaman 1dari 3

Tahap selanjutnya adalah dengan menuangkan spesimen ke dalam wadah

semi-mikro dan dilakukan pencampuran menggunakan alat “blender” antara sputum


dengan larutan Sarkomanno pada kecepatan tinggi selama 5 sampai 10 detik (wadah
harus tetap tertutup selama pencampuran). Setelah tercampurkan tuang campuran
spesimen ke dalam tabung reaksi 50 ml. Jika masih terlihat butiran kasar atau benang
halus maka larutan dapat di tambahkan waktu pencampuran dengan “blender” selama
5 sampai 10 detik. Larutan kemudian di sentrifugasi selama 10 menit di kecepatan
1800-2500 rpm. Setelah didapatkan endapan maka teknik yang digunakan untuk
pembuatan sediaan sitologik menggunakan teknik oles / smear.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk membuat sediaan sitologik


dengan teknik oles adalah sebagai berikut :
 Perhatikan tampilan dari spesimen cair dan deskripsikan dalam formulir
permintaan.
 Tuangkan spesimen ke dalam 15-50 ml (tergantung dari perkiraan jumlah sel
berdasarkan kekeruhan). Tabung sentrifus diputar selama sepuluh (10) menit
dengan kecepatan berkisar 1.800-2.500 rpm.
 Saat melakukan sentrifugasi, siapkan dua slide yang telah diberi label.
 Tuang cairan supernatan (posisi yang di atas) kembali ke wadah spesimen
asal. Ketika spesimen memiliki endapan yang tebal sisakan supernatan kurang
lebih 1/3 bagian dari sedimen atau ketika sedimen sangat tipisbahkan hampir
tidak terlihat maka supernatan diusahakan terbuang hingga tidak ada tetesan
kurang lebih 2-3 detik
 Homogenkan kembali hasil no 4 dengan mengetukkan tabung atau dapat
menggunakan vortex hingga terlihat lagi larutan yang bercampur.
 Ambil larutan padatabung no 5 dan teteskan satu atau dua tetes pada sisi objek
gelas (kurang lebih 2 cm dari tepi luar) 7. Pada poin 7 dapat dipilih salah satu
(a atau b) a. Lakukan metode "pull-apart" (tarik dan dorong), hingga sedimen
menyebar merata pada permukaan (Gambar 8.15). b. Tekan tetesan spesimen
dengan kaca objek dan putar kedua objek hingga menjadi sejajar dan tarik
perlahan dengan arah yang berlawanan atau yang disebut dengan “sliding
smear” (Gambar 8.16).
 Simpan sisa sedimen di tabung sentrifugal hingga diagnosisnya terlaporkan.
 Lanjutkan dengan tahap fiksasi (kering atau basah) tergantung dari formulir
permintaan.

1. Metode Tekan (Squash)

Metode tekan merupakan metode yang hampir sama dengan metode oles,
namun pada teknik ini terdapat perlakuan menekan pada spesimen. Penekanan
dilakukan dengan lembut agar tidak terjadi kerusakan pada komponen sel. Teknik ini
dilakukan untuk spesimen yang memiliki viskositas tinggi seperti sputum. Teknik
tekan pada pembuatan sediaan sitologik kadang kala disebut dengan teknik “Pick and
Smear”.

Pada pembuatan sediaan sitologik sputum, pemilihan bagian kecil dari sputum
sangatlah penting dalam pengolahan spesimen dengan baik. Sputum yang akan
diambil harus diperiksa dengan seksama. Pemilihan bagian sputum yang akan dibuat
sediaan dapat dilakukan dengan menuang spesimen ke dalam cawan petri dan
menyimpannya di daerah yang berlatar belakang hitam. Selain itu hasil yang
maksimal akandidapatkan ketika spesimen sputum dituangkan ke wadah yang
beralaskan kertas saring atau kertas penyerap. Kertas saring berfungsi untuk
menyerap sebagian besar cairan dari spesimen dan tidak mengandung sel. Dalam
membuat sediaan sitologik sputum, sputum seringkali sulit diambil untuk dipindahkan
ke atas objek gelas dalam jumlah kecil karena konsentrasinya yang kental dan padat.
Penggunaan dua instrumen kuret dengan design khusus (seperti kuret telinga) (lihat
Gambar 8.16), atau tongkat aplikator kadangkala diperlukan, walaupun penggunaan
pinset kadangkala ditemukan di laboratorium.

TEKNIK SITOSPIN

Teknik sitospin merupakan teknik pembuatan sediaan sitologik yang menggunakan


instrumen khusus untuk mengkonsentrasikan sejumlah kecil sel pada suatu area tertentu.
Teknik ini menggunakan gaya sentrifugal untuk memutar suspensi sel dan
mengkonsentrasikan ke kaca objek dengan tambahan kertas saring. Ketika spesimen
didapatkan, catat gambaran spesimen (warna, konsistensi) dan jumlah volume ke dalam
formulir permintaan. Adapun setelah spesimen dicatat maka dilanjutkan dengan prosedur
pembuatan sediaan teknik sitospin. Adapun prosedur pembuatan sediaan adalah sebagai
berikut :

 Matikan Cytospin, buka tutupnya, dan angkat bagian kepala keluar dari instrumen
sebelum memasukkan spesimen.
 Kepala dari sitospin kemudian dibuka dengan menarik tombol tengah atau ditekan
terlebih dahulu. Klip geser kemudian dilepaskan dari rakitan kepala.
 Posisikan kaca objek ke tempat tabung sitospin yang sebelumnya dibatasi dengan
kertas saring. Pastikan lubang tabung sitospin tidak tertutup oleh kertas saring dan
penjepit kaca objek dengan tabung sitospin menjepit dengan kuat.
 Masukkan tabung sitospin ke wadahnya dan putar dengan kecepatan 1800 – 2500 rpm
selama 10 menit.
 Setelah berhenti, buka tutup sitospin dan lakukan teknik fiksasi tergantung dari jenis
pewarnaan.

Hal-hal yang harus diingat dalam penggunaan sitospin adalah


 Pastikan wadah tabung sitospin terisi secara bersebarangan dengan volume yang
kurang lebih seimbang
 Tabung penyeimbang dapat menggunakan air keran atau aquades
 Spesimen yang dianggap memiliki kekeruhan tinggi dapat diencerkan dengan larutan
NaCl fisiologis
 Jangan membuka penutup sebelum alat pemusing sitospin benar-benar berhenti.

Adapun komponen dari sitospin adalah sebagai berikut :


Gambar 8.22. Komponen tabung sitospin yang terdiri dari penjepit (holder), kaca
objek, kertas saring dan tabung sitospin. Tahapan pemasangan dari sitospin mulai dari kiri
ke kanan. Spesimen dimasukkan ke dalam tabung setelah semua lengkap terpasang.

Gambar 8.23. Alat sitospin.

Anda mungkin juga menyukai