Anda di halaman 1dari 9

Laila Nurrohmah (1600023052)

Muaimanatul Wahdaniyah (1600023059)


Sarah Febiyana (1600023064)
Putri Awalia Z.B.N (1600023076)
Galih Pratio Wahyu Aji (1600023214)
Rizal Mahendra (1700023172)

KELOMPOK 3
ALKOHOL
Prinsip Gc-Ms

 Prinsip kerja Kromatografi gas (GC) merupakan jenis kromatografi yang digunakan dalam kimia organik
untuk pemisahan dan analisis. GC dapat digunakan untuk menguji kemurnian dari bahan tertentu, atau
memisahkan berbagai komponen dari campuran. Dalam beberapa situasi, GC dapat membantu dalam
mengidentifikasi sebuah senyawa kompleks.
 Pada metode analisis GCMS (Gas Cromatografy Mass Spektroscopy) adalah dengan membaca spektra
yang terdapat pada kedua metode yang digabung tersebut. Pada spektra GC jika terdapat bahwa dari
sampel mengandung banyak senyawa, yaitu terlihat dari banyaknya puncak (peak) dalam spektra GC
tersebut. Berdasarkan data waktu retensi yang sudah diketahui dari literatur bisa diketahui senyawa apa
saja yang ada dalam sampel. Selanjutnya adalah dengan memasukkan senyawa yang diduga tersebut ke
dalam instrumen spektroskopi massa. Hal ini dapat dilakukan karena salah satu kegunaan dari kromatografi
gas adalah untuk memisahkan senyawa-senyawa dari suatu sampel. Setelah itu, didapat hasil dari spektra
spektroskopi massa pada grafik yang berbeda. Informasi yang diperoleh dari kedua teknik ini yang
digabung dalam instrumen GC/MS adalah hasil dari masing-masing spektra. Untuk spektra GC, informasi
terpenting yang didapat adalah waktu retensi untuk tiap-tiap senyawa dalam sampel. Sedangkan untuk
spektra MS, bisa diperoleh informasi mengenai massa molekul relatif dari senyawa sampel tersebut.
Ekstrasksi Sampel Urin

 1. Sampel Urin
Sampel urin yang digunakan sebagai sampel penelitian ditambahkan metanol 2%. Masing-
masing larutan standar metanol dan sampel urin ditambahkan dengan n-propanol 2%
sebagai internal standar. Sampel urin dipreparasi dengan distilasi, ekstraksi cair-cair dan
ekstraksi fase padat. Preparasi dengan distilasi didasarkan prosedur Sudhaker & Jain (2016)
termodifikasi. 1 mL sampel urin diletakkan dalam labu destilat dan diikuti penambahan 10 mL
aquades. Campuran didistilasi dengan kondensor refluks dengan penjagaan suhu 97,5°C.
Preparasi dengan ekstraksi cair-cair digunakan pelarut kloroform dan perbandingan volume
sampel:pelarut yaitu 1:1. Sampel urin 1,5 mL dimasukkan ke cartridge florisil yang telah
dikondisikan dan dielusi dengan 1,3 mL kloroform
Ekstraksi Sampel Darah

 Sampel diambil sebanyak 1 mL menggunakan pipet volume, kemudian ditambah 10 mL aquades,


dimasukkan ke dalam labu alas bulat. Didistilasi menggunakan distilasi sederhana selama 15 menit, dengan
suhu dijaga sekitar ± 97oC (titik didih n-propanol). Distilat dimasukkan ke dalam vial plastik. Distilat dianalisis
menggunakan GC-FID (Shudaker & Jain, 2016).
 Sampel diambil sebanyak 1 mL menggunakan pipet volume dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian
ditambah kloroform 1 mL, dan disentrifuse selama 2 menit dengan kecepatan 3000 rpm. Supernatan dipipet
dan dimasukkan ke dalam vial plastik. Supernatan dianalisis menggunakan GC-FID (Pizarro et al., 2011).
 Digunakan tabung SPE NT3, bagian bawah dilapisi dengan kertas saring whatman, kemudian ditambah
Florisil® sampai tanda batas tabung dan dilapisi kembali dengan kertas saring whatman. Pengkondisian
dilakukan dengan penambahan pelarut kloroform, dengan ditambah pelarut kloroform sebanyak 2 mL
sampai menetes. Tabung SPE NT3 dikondisikan selama 24 jam dalam keadaan tertutup. Sampel dimasukkan
sebanyak 1 mL, dan dielusi dengan pelarut kloroform sebanyak 1 mL. Larutan analit hasil dari ekstraksi fase
padat-cair dimasukkan ke dalam vial plastik. Larutan analit dianalisis menggunakan GC-FID (Hernanz et al.,
2008).
Metode Analisis Kualitatif Sampel Darah

 Larutkan 3,7 mg kalium dikromat ke dalam 150 ml air. Tambahkan 280 ml asam sulfat 4N pada
saat pencampuran sedang berlangsung.Tambahkan air sampai 500 ml, maka kita dapatkan
Reagen Antie. Siapkan larutan kalium karbonat jenuh dengan cara:
 masukkan kalium karbonat padat ke dalam air, aduk terus dan tambahkan sampai terjadi
penjenuhan.Tambahkan 2 ml reagen Antie pada ruang tengah cawan Conway.Letakkan 1 cc
kalium karbonat jenuh dalam ruang sebelah luar salah satu sisi cawan conway. Kemudian
letakkan 1 cc sampel pada sisi yang berlawanan.Letakkan penutup yang sebelumnya telah
diberi vaselin agar alkohol tidak menguap keluar. Goyangkan cawan conway dengan hati-
hati, miringkan 15 derajat. Tunggu 1 jam.Angkat tutup dan amati perubahan warna pada
reagen Antie.Interpretasi hasil (dengan melihat warna reagen Antie):Warna kuning kenari:
negatif/kadar alkohol <80mg/dL Warna kuning kehijauan: kadar alkohol sekitar 80 mg% Warna
hijau kekuningan: kadar alkohol sekitar 150 mg% Warna kehijauan: kadar alkohol sekitar 230
mg%Warna biru hijau: kadar alkohol sekitar 300 mg%
Metode Analisis Kualitatif Sampel Urine

 Memeriksa urine yang bertujuan untuk mengetahui alkohol dalam urine. Cara
pemeriksaan alkohol dalam urine dapat dilakukan dengan memakai reagen benedict.
 Pemeriksaan dengan menggunakan reagen benedict, perubahan warna yang
ditunjukkan adalah sebagai berikut :
1. Warna biru (tidak berubah) (-)
2. Warna biru kehijauan (+)
3. Warna hijau (kekuningan) (+ +)
4. Warna kuning kemerahan (+ + +)
5. Warna merah bata (+ + + +)
Metode Analisis Kuantitatif

Analisis Kuantitatif Kromatografi Gas : Sinyal detektor dari gas kromatografi biasa digunakan untuk ana
lisa kuantitatif dan semi kuantitatif. Analisa kuantitatif dari gas kromatografi berdasarkan perbandinga
n tinggi dari puncak analit dengan standard. Untuk menganalisa gas kromatografi secara kuantitatif t
erdapat beberapa metode, yaitu:
- Analisa berdasarkan Tinggi Puncak
 Tinggi dari sebuah peak dari suatu kromatorgram merupkan jarak tegak lurus Antara puncak peak
terhadap garis hubung peak. Tinggi dari puncak kromatografi didapatkan dengan menghubungk
an baselines pada dua bagian puncak dengan garis lurus dan semua variabel terkontrol kondisiny
a harus disesuaikan dengan temperatur kolom, laju alir eluent, dan laju injeksi sampel.
- Analisa berdasarkan Area Puncak
 Luas puncak tidak bergantung pada temperatur kolom, laju alir eluent, dan laju injeksi sampel. Ole
h karena itu, analisa berdasarkan luas puncak ini lebih baik digunakan sebagai parameter analisa
dibandingkan analisa berdasarkan tinggi puncak.
-Analisa dengan Kurva Kalibrasi dengan Standard
 Metode lain untuk analisa kuantitatif gas kromatografi adalah metode kurva kalibrasi.
 Dalam metode ini, kromatogram standard dan tinggi puncak di plot sebagai fungsi konsentrasi.
Dimana kurva kalibrasi ini memiliki hubungan yaitu sumbu x merupakan konsentrasi sedangkan
sumbu y adalah tinggi puncak (peak) sehingga akan terdapat persamaan garis Y = bX + a.
dimana slope = b. (seperti bagian jawaban pemicu).
-Metode Internal Standard
 Metode terbaik untuk analisa kuantitatif gas kromatografi adalah metode internal standard, kar
ena ketidakpastian dari pemasukkan dari injeksi sampel dapat dihindari. Dalam prosedur ini, ku
anititas yang ditentukan dalam sebuah standard internal terbagi menjadi dua, yaitu untuk stan
dard dan sampel. Parameter dari metode ini adalah rasio luas (tinggi) puncak analit dengan lu
as (tinggi) dari puncak standard internal.
 A. sampel darah diambil dari subjek sesegera mungkin oleh petugas yang berwenang
 B. alkohol ataupun desinkfektan organik volatil lainnya tidak boleh digunakan untuk mem
bersihkan kulit dimana spesimen darah akan diambil. Larutan benzalkonium klorida ataup
un larutan desinfektan lainnya dapat digunakan
 C. Pengambilan sampel darah menggunakan jarum kering dan steril atau menggunakan
wadah yang kedap udara dengan jarum steril.
 D. Alkohol ataupun pelarut organik volatil lainnya tidak boleh digunakan untuk membersih
kan wadah.
 E. Sampel darah harus ditambahkan antikoagulan dan pengawet

Anda mungkin juga menyukai