Anda di halaman 1dari 2

INOKULASI VIRUS PADA TELUR AYAM BEREMBRIO

RIAN ANDRIANSYAH (20118111)

ABSTRAK

Virus adalah partikel nukleoprotein yang berukuran sub mikroskopis, memperbanyak diri dalam jaringan sel hidup,
dan mempunyai kemampuan menyebabkan penyakit pada makhluk hidup. Virus ini biasanya menyebabkan inang
mereka untuk meninggal akibat infeksi. Virus ini dapat mengandung DNA atau RNA, bersama dengan protein yang
bisa cocok dengan reseptor spesifik pada target bakteri. Virus influenza (Flu) merupakan penyakit infeksi saluran
nafas yang menyerang manusia tanpa mengenal umur, jenis kelamin, dll. Penyakit flu disebabkan
oleh virus influenza tipe A dan sering disebut dengan human influenza. Telur ayam berembrio yang berumur 11 hari
di injeksikan 1cc virus influenza (ingus) ke dalam telur yang sudah dilubangi lalu tutup dengan lilin, kemudian
diinkubasi selama 5 hari. Hasil yang didapatkan embrio telur ayam berwarna hitam, tida terdapar hemoragi,
aglutinasi, terinfeksi (kepala > besar) dan lesi.

Kata kunci : virus influenza

I. LATAR BELAKANG dengan pembentukan CAM yang sangat vaskuler


yang berfungsi sebagai organ res[irasi embrio.
Virus adalah penyebab infeksi terkecil berdiaeter 20
– 300 mm. Genom virus hanya mengandung satu II. BAHAN DAN METODE
macam asam nuleat yatu RNA/DNA. Asam nukleat
virus terbungkus dalam suatu kulit protein yang dapat Alat
dikelilingi oleh selaput yang mengandung lemak.
- Alat peneropong
Seluruh unit infektif disebut virion. Virus hanya
- Bor telur
bereplikasi dalam sel hidup. Replikasinya dapat intra
- Sepuit 1 cc
nuklear atau intra sitoplasmik. Diluar sel hidup
partikel virus tidak dapat melakukan metabolisme, itu Bahan
merupakn masa transisi dari virus. Fase tranmisis
diluar sel ini diselingi oleh fase reproduksi dalam sel, - Telur berembrio
ketika itu virus terdiri atas gen virus aktif yang - Kapas
dengan menggunaan metabolisme inagnya - Alkohol 70%
menghasilkan genom turunan dan protein virus utuk - Suspensi virus
dirakit menjadi virion baru. - Lilin

Telur ayam berembrio telah lama merupakan sistem Metode


yang telah digunakan secara luas untuk isolasi.
embrio dan membran pendukungnya menyediaan 1. Disiapkan telur ayam berembrio
keragaman tipe sel yang dibutuhkan untuk kultur 2. Dilakukan peneropongan pada telur yang
sebagai tipe virus yan berbeda. Membran kulit telur digunakan
yang fibrinous terdapat dibawah kerabang. Mebran 3. Ditentukan batas kantung udara dan letak
membatasi seluruh permukaan dalam telur dan kepala embrio, lalu beri tanda
membentuk rongga udara pada sisi tumpul tlur. 4. Di beri lubang pada kepala embrio yang
Membran kulit telur bersama dengan cangkang telur telah diberi tanda dengan bor telur
membantu mempertahankan intregitas mikrobiologi 5. Dioleskan alkohol 70% lalu diionkulasikan
dari telur, sememtara terjadi difusi gas kedalam dan suspensi virus kedalam ruang alntois (
keluar telur. Distribusi gas didalam telur dibantu melewati batas kantung udara) dengan cara
jarum dimasukan ¾ inci dengan sudut 45˚C
dan diinjeksikan 0,1 – 0,2 cc virus yang
akan diinokulasikan
6. Ditutup kembali lubang dengan lilin
7. Lalu diinkubasi dengan suhu 38˚c - 39˚c
selama 2 – 4 hari
8. Pada hari keempat diamati embrio tersebut

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


Embrio yang diatas keduanya berumur 11 hari, tetapi
Berdasarkan hasil pengamatan praktikum inokulasi memiliki perbedaan dari ciri-ciri embrio telur
virus influenza (ingus) dengan konsistensi cair tersebut. Seharunya Embrio ayam yang berumur 11
hari secara morfologi sudah menyerupai ayam
berwarna bening pada telur berembrio yang
dewasa dengan ukuran embrio menjadi lebih besar
diinjeksikan ke dalam telur berumur 11 hari, lalu sehingga menyebabkan kuning telur menyusut, tetapi
diinkubasi selama 5 hari, setelah diinkubasi telur di telur embrio yang diamati tidak terdapat ciri-ciri
pecahkan untuk melihat hasil dari reaksi antara virus seperti diatas karena embrio telur sudah mati tidak
terhadap embrio ayam. Ditunjukan embrio ayam terdapatnya pembuluh darah pada embrio
berwarna hitam, dan berbau busuk. Kemungkinan hal ayam.Embrio bedasarkan praktikum kali ini,
ini terjadi karena adanya kontaminasi dari mikroba, didapatkan hasil embrio ayam berwarna hitam, telur
yang terserang virus akan menunjukkan gejala
pada saat pengeboran cangkang tulur, yang
adanya hemoragi pada daerah kepala dan leher serta
dilakukannya tidak di depan pemanasan (api), tidak terlihat kerdil atau kecil embrionya, dibanding
aseptis, atau bisa karena dari cangkang telur yang dengan normalnya. Pada telur yang diamati tidak ada
dapat meresap zat-zat lain dari luar. Pada embrio gumpalan (aglutinasi), pada embrio pembanding
ayam tidak terdapat hemoragi, aglutinasi terdapat aglutinasi jadi penggumpalan protein dalam
(penggumpalan), tidak terlihat adanya kepala, dan darah sebagai reaksi atas pemberian suatu antigen.
lesi (luka).
IV. KESIMPULAN
terdapar hemoragi, aglutinasi, terinfeksi virus (kepala
> besar), dan lesi.

V. DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/doc/265282695/Inokulasi-
Virus-Pada-Telur-Ayam-Berembrio
https://docplayer.info/73026611-Inokulasi-virus-
pada-telur-ayam-berembrio.html
https://www.coursehero.com/file/41563300/19976-
26581-Praktikum-Virologi-NewCastle-Disease-
Virusdocx/
Diakses pada hari senin tanggal 9 desember 2019 ,
13.00

Anda mungkin juga menyukai