Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM SITOHISTOTEKNOLOGI LABORATORIUM

PATOLOGI ANATOMI RSUD ULIN BANJARMASIN

Oleh :

Kelompok 2

Asti Elsa Muriyani P07134215210 Nadya Putri P07134215237


Aisyiah Amini P07134215208 Nurmaya Safitri P07134215242
Ellisa Muji Alfisyah P07134215216 Nursyifa P07134215243
Lisda Yusdina Sari P07134215226 Puji Setiasih P07134215246
Meyrita Juniar P07134215229 Sholihatun Nisa P07134215252
Muhammad Almuddin Nor P07134215231 Ulfa Khairunnisa P07134215254
Muhammad Taufik P07134215233

KEMENTERIAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN BANJARMASIN

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV

TAHUN 2018
SITOHISTOTEKNOLOGI LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI RSUD ULIN
BANJARMASIN

1. PENGENALAN RSUD ULIN


Rumah Sakit Umum Daerah Ulin adalah rumah sakit kelas A Pendidikan yang
berada di Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan dan merupakan rumah sakit rujukan di
Kalimantan Selatan. RSUD Ulin berdiri tahun 1943 di atas lahan seluas 0,3 ha dengan
konstruksi utama terdiri dari bahan kayu Ulin. Ulin adalah kayu yang kokoh, kuat tidak
lapuk oleh panas dan hujan yang mungkin hanya berada di pulau Kalimantan. Renovasi
rumah sakit ini pertama kali pada tahun 1985, bangunan kayu ulin diganti dengan
konstruksi beton. Tahun 1997 dibangun Ruang Paviliun Aster, kemudian direnovasi lagi
dan dibangun bersama Poliklinik Rawat Jalan dan Ruang Rawat Inap Aster tahun 2002.
Sejak itu RSUD Ulin terus mengalami berbagai kemajuan fisik secara bertahap sampai
pada kondisi seperti sekarang.
Untuk meningkatkan kemampuan jangkauan dan mutu pelayanan, maka berdasarkan
SK Menkes No. 153/Menkes/SK/II/1988 tanggal 16 Februari 1988 tentang persetujuan
RSUD Ulin menjadi Rumah Sakit Type B Pendidikan, serta Kepmendagri No. 445.420-
1279 tahun 1999 tentang Penetapan RSUD Ulin Banjarmasin sebagai Rumah Sakit
Pendidikan Calon Dokter Umum dan Calon Dokter Spesialis. Dengan demikian tugas
dan fungsi RSUD Ulin selain mengemban fungsi pelayanan juga melaksanakan fungsi
pendidikan dan penelitian. Sejalan dengan upaya desentralisasi maka berdasarkan Perda
No. 9 tahun 2002 status RSUD Ulin berubah menjadi Lembaga Teknis berbentuk Badan
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan.

VISI

Terwujudnya pelayanan rumah sakit yang professional dan mampu bersaing di


masyarakat ekonomi ASEAN
MISI

 Menyelenggarakan pelayanan terakreditasi paripurna yang berorientasi pada


kebutuhan dan keselamatan pasien, bermutu serta terjangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat.
 Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan sub
spesialis sesuai kebutuhan pelayanan kesehatan, kemajuan ilmu pengetahuan dan
penapisan teknologi kedokteran
 Menyelenggarakan manajemen rumah sakit dengan kaidan bisnis yang sehat, terbuka,
efisien, efektif, akuntabel sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku
 Menyiapkan sumber daya manusia , sarana dan prasarana dan peralatannya
untuk mampu bersaing dalam era pasar bebas ASEAN
 Mengelola dan mengembangkan Sumber Daya Manusia sesuai dengan kebutuhan
pelayanan dan kemampuan Rumah Sakit

Di rumah sakit umum daerah Ulin terdapat fasilitas medis seperti :

 Medical Check Up  Fungsi pleura


 Laboratorium Patologi Klinik  Mammografi
 Laboratorium Patologi Anatomi  Cystgrafithy
 Hemodialisa  ESWL
 X-ray  Operasi Jantung Terbuka
 Ct-Scan  ECG
 USG  Dental X-Ray
 MRI  Echocardiografi
 Endoscopy  Treadmill
 Klonoscopy  Pusat Diagnostik Fiber Optik
 Cytoscopy  Dexa Bone Densitometri
 Laringoscopy  Laser Photocoagulation
 Bronkoscopy  Bedah Phacoemulsification
 Spirometri  Tonometri
 WSD  Funduskopi
 FNAB  Refraksi
 Holter Monitoring  Sinotophor
 Nebulizer  Angiografi

Selain terdapat fasilitas medis, terdapat juga fasilitas non-medis seperti:

 Instalasi CSSD & Laundry


 Parkir
 Musholla dan masjid
 Kantin dan Restaurant
 Resepsionis
 Cleaning Service
 Pengaduan Masyarakat
 Perpustakaan
 Pemulasaraan Jenazah

2. LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI


Patologi Anatomi berasal dari kata “ Pato “ yang artinya kelainan, “Logi” artinya
ilmu dan “Anatomi” artinya susunan atau bagian dari organorgan tubuh. Sehingga
Patologi Anatomi dapat di artikan ilmu yang mempelajari tentang kelainan pada susunan
atau bagian organ-organ tubuh. Patologi Anatomi Adalah spesialis medis yang
melakukan diagnosis penyakit berdasarkan pemeriksaan makroskopik, mikroskopik,
molekul atas organ, jaringan, dan sel. Yang melakukan diagnosis penyakit berdasarkan
patologi anatomi adalah Spesialis patologi anatomi. Spesialis patologi anatomi
mendiagnosis penyakit seseorang berdasar pemeriksaan laboratorium. Ada beberapa
teknik pemeriksaan di laboratorium patologi anatomi diantaranya pemeriksaan Histologi
(morfologi jaringan) atau Sitologi (Morfologi sel).
Histopatologi merupakan cabang biologi yang mempelajari kondisi dan
fungsi jaringan dalam hubungannya dengan penyakit. Pemeriksaan histopatologi
dilakukan melalui pemeriksaan terhadap perubahan-perubahan abnormal pada tingkat
jaringan. Histopatologi dapat dilakukan dengan mengambil sampel jaringan (misalnya
seperti dalam penentuan kanker payudara) atau dengan mengamati jaringan setelah
kematian terjadi. Dengan membandingkan kondisi jaringan tersebut maka dapat
diketahui apakah suatu penyakit yang diduga benar-benar menyerang atau tidak.
Sedangkan pada pemeriksaan sitologi yang diperiksa morfologi sel-sel cairan tubuh.
Sitopatologi berurusan dengan pemeriksaan mikroskopis atas sel seseorang secara
keseluruhan yang diperoleh dari usapan atau sayatan dengan menggunakan jarum tajam.
Disini akan diuraikan secara singkat teknik pembuatan sediaan pemeriksaan sitologi
dan pemeriksaan histologi dilaboratorium Patologi Anatomi. Sediaan atau disebut duga
preparat dibuat berupa apusan pada objek glass yang diwarani dengan pewarnaan
tertentu. Sedngkan sediaan untuk Pemeriksaan Histologi, tahap periksaan dimulai dari
penerimaan sampel di tata usaha. Petugas penerima harus mengecek kembali sampel
tidak boleh asal terima. Diagnosa sitologi sering lebih sukar daripada diagnosa histologi,
oleh karena diagnosa sitologik hanya berdasar pada keainan-kelainan dari sitoplasma dan
inti dan perubahan-perubahan ini hanya akan berarti bila kelainan-kelainan tersebut dapat
dipastikan tidak disebabkan oleh kesalahan teknis. Untuk mendapatkan hasil yang
memuaskan pada pemeriksaan sitologi perlu adnya kerja sama yang baik antara :
pengirim bahan (dokter umum atau spesiali klinis dengan ahli sitologi. Pada pemeriksaan
lab analis kesehatan(teknisi laboratorium) bertugas membuat sediaan/preparat jaringan
atau sel yang didapat dari si pasien. Sediaan harus dibuat sebaik mungkin agar spesialis
dapat melakukan diagnosis yang akurat.
Alur pelayanan pemeriksaan di ruangan laboratorium Patologi Anatomi Pasien
datang ke ruangan laboratorium Patologi Anatomi dengan membawa blanko permintaan
pemeriksaan yang diberikan oleh dokter. Lalu menyerahkan blanko tersebut kepada
pihak administrasi untuk di data. Setelah blanko di data, pihak administrasi menyerahkan
blanko tersebut ke ruangan FNaB. Selain itu ada juga ruangan untuk pasien yang
menyerahkan sampel jaringan. Kemudian sampel jaringan masuk ke ruang pemotongan
dan prosessing. Selanjutnya sampel masuk ke ruang embedding hingga sampel jaringan
berbentuk blok. Setelah itu blok tersebut dipotong hingga menjadi slide. Lalu slide
masuk kedalam ruang pewarnaan untuk dilakukan proses pewarnaan. Setelah slide kering
masuk ke dalam tahap finishing untuk selanjutnya masuk ke ruang dokter untuk
didiagnosa.
a. Sitologi Cairan Tubuh
1) Prosedur
A. Administrasi
B. Persiapan Sampel
1. Cocokkan no pada wadah sampel dan no pada blanko permintaan
pemeriksaan dari dokter pengirim
2. Susunan sampel sesuai dengan urutan susunan blanko permintaan
pemeriksaan dari dokter pengirim.
3. Sampel siap untuk tahap selanjutnya.
C. Proses Pengolahan Sediaan
D. Pewarnaan
I. Pewarnaan Diffquick
1. Dikeringkan slide terlebih dahulu dengan menggunakan hairdryer.
2. Dicelupkan dalam pewarna :
a) Methanol ( 20celup ), keringkan dengan hairdryer
b) Eosin ( 20celup ), keringkan dengan hairdryer
c) Harris Hematoksilin( 20celup ), kemudian dicuci dengan air sampai
bersih lalu keringkan dengan hairdryer.
3. Ditetesi dengan entelan dan ditutup dengan cover glass.
4. Diurutkan sesuai dengan blanko, kemudian slide diberi label.
5. Sediaan siap diperiksa oleh dokter Patologi Anatomi.
II. Pewarnaan Papanocolau
Setelah slide siap dilakukan pewarnaan, susun sediaan pada rak pewarnaan,
kemudian masukkan ke dalam larutan;
1. Alcohol 95% (50% : 50%) selama 15 menit (digunakan apabila fiksasi
menggunakan hair spray)
2. Alcohol 95% sebanyak 10 celup
3. Alcohol 80% sebanyak 10 celup
4. Alcohol 70% sebanyak 10 celup
5. Alcohol 50% sebanyak 10 celup
6. Dibilas dengan air mengalir
7. Masukkan ke dalam harris hematoxylin (HS) selama 3-5 menit
8. Dibilas dalam air mengalir selama 3-5 menit
9. Dimasukkan ke dalam hcl sebanyak 2 celup
10. Dibilas ke dalam air mengalir selama 5-10 menit
11. Dimasukkan ke dalam alcohol amoniak 1% sebanyak 2 celup
12. Dibilas dengan air mengalir selama 5 menit
13. Alcohol 70% sebanyak 10-20 celup
14. Alcohol 80% sebanyak 10-20 celup
15. Alcohol 95% sebanyak 10-20 celup
16. Dimasukkan dalam orange-G (O.G.6) selama 3-5 menit
17. Alcohol 95% I sebanyak 10-20 celup
18. Alcohol 95% II sebanyak 10-20 celup
19. Alcohol 95% III sebanyak 10-20 celup
20. Dimasukkan dalam polychrome (E.A.50) selama 3-5 menit
21. Alcohol 95% I sebanyak 10-20 celup
22. Alcohol 95% II sebanyak 10-20 celup
23. Alcohol 95% III sebanyak 10-20 celup
24. Alcohol 100% (Absolut) sebanyak 10-20 celup
25. Alcohol 100% (Absolut) sebanyak 10-20 celup
26. Alcohol absolut – xylolsebanyak 10-20 celup
27. Xylol I sebanyak 10-20 celup
28. Xylol II sebanyak 10-20 celup
29. Xylol III sebanyak 10-20 celup
30. Keringkan, bersihkan bagian bawahnya
31. Di tetesi entelan, kemudian ditutup dengan cover glass
32. Di labeli kaca slide sesuai nomor sampel pada kaca slide
33. Sediaan siap di diagnose oleh Dokter Patologi Anatomi
E. Administrasi
1. Hasil yang telah di diagnose oleh Dokter Patologi Anatomi oleh Dokter
Patologi Anatomi oleh bagian adminstrasi diketik, ditandatangani oleh dokter
patologi anatomi, dan diarsifkan.
2. Kemudian dihubungi keluarga pasien lewat telpon atau sms.
3. Pasien/keluarga pasien mengambil hasil pemeriksaan dengan menyerahkan
bukti pengambilan hasil.
4. Kemudian oleh bagian administrasi dicocokkan bukti pengambilan hasil dan
hasil yang akan diambil.
5. Jika sudah dicocokkan hasil diserahkan pada pasien atau keluarga pasien.

b. Histopatologi Anatomi
Tujuan :
Terwujudnya diagnose histopatologi dari jaringan yang diserahkan ke laboratorium
Patologi Anatomi
Prosedur :
A. Administrasi
Setelah pross administrasi seleai petugas administrasi menyerahkan sampel yang
telah diberi larutan fiksasi (Formalin10% / Buffer Formalin Ph Netral) dan blanko
permintaan pemeriksaan dari dokter pengirim ke tenaga analis.

B. Persiapan Sampel
Setelah sampel diterima dari bagian administrasi maka langsung masuk ke dalam
proses persiapan sampel sebelum sampel jaringan di potong :
1. Cocokkan nomor pada wadah sampel dan nomor pada blanko permintaan
pemeriksaan dari dokter pengirim, dan pastikan sampel sudah difiksasi dengan
formalin 10% / Buffer Formalin pH netral.
2. Susun sampel sesuai dengan urutan susunan blanko permintaan pemeriksaa
dari dokter pengirim.
3. Sampel siap untuk tahap selanjutnya

C. Pemotongan Sampel Jaringan


Sebelum dilakukan pemotongan cantumkan tanggal peotongan pada blanko
permintaan pemeriksaan dari dokter pengirim, kemudian diskripsikan keadaan
makroskopis jarngan sebelum dilakukan pemotongan dan keadaan saat dilakukan
pemotongan. Maka langkah – langkah nya sebagai berikut :
1. Potong sampel yang diperlukan
2. Letakkan potongan sampel pada kaset histopatologi anatomi yang sudah diberi
nomor sesuai dengan nomor sampel jaringan tersebut.
3. Setelah selesai pemotongan, sampel dimasukkan kembali kedalam wadahnya
kemudian dimasukkan ke dalam wadah penyimpanan dan diberi tanggal
pemotongan pada wadah penyimpanan tersebut.

D. Auto Procesing
Setelah sampel jaringan siap diproses, masukkan sampel tersebut ke dalam mesin
auto processing, dengan langkah pross sebagai berikut ;
1. Buffer formalin 10% pH netral selama 2 jam.
2. Buffer formalin 10% pH netral selama 1,5 jam.
3. Alkohol 70% selama 1,5 jam.
4. Alkohol 80% selama 1,5 jam.
5. Alkohol 96% selama 1,5 jam.
6. Alkohol absolute selama 1 jam.
7. Alkohol absolute selama 1 jam
8. Alkohol absolute selama 1 jam
9. Xylol selama 1,5 jam
10. Xylol selama 1,5 jam
11. Lilin/paraffin selama 2 jam
12. Lilin/paraffin selama 2 jam
E. Embedding
Setelah semua proses selesai, kaset-kaset yang telah berisi sampel diangkat dari
mesin auto processing dan dibawa ketempat pengeblokan paraffin atau mesin
embedding untuk dilakukan proses pengeblokan paraffin atau embedding.
Tahap embedding :
a. Keluarkan sampel jaringan yang telah selesai dilakukan auto processing dari
dalam kaset histopatologi anatomi kemudian letakkan dalam disc mol yang
telah berisi paraffin cair.
b. Kemudian tutup dengan kaset yang ada nomor sampel jaringan tersebut.
c. Didinginkan hingga membeku pada mesin pendingin atau cold plate.
d. Setelah membeku, block paraffin yang di dalamnya telah berisi sampel
jaringan dilepas dari disc mol.
e. Block paraffin siap untuk proses selanjutnya.
F. Pemotongan Block Paraffin dan Pembuatan Slide
Untuk membuat slide dari block paraffin maka harus dilakukkan pemotongan
blok paraffin terlebih dahulu, langkah – langkah nya sebagai berikut :
1. Letakkan block – block paraffin pada mikrotome
2. Kemudian potong secara perlahan sampai didapat jaringan yang diinginkan
dengan ketebalan 2 – 5 mikron.
3. Potongan jaringan diapungkan dalam air hangat diwaterbath ,
4. Ditempelkan potongan jaringan tersebut pada objek glass
5. Kemudian pada objek glass sediaan tersebut diberi nomor sampel sesuai
dengan nomor sampel pada block paraffin menggunakan pulpen kaca atau
pencil 2B jika kaca slide prosted
6. Letakkan pada lempeng pemanas ( Hotplate )
G. Pewarnaan
Slide yang sudah dilelehkan parrafinnya , disusun di rak pewarnaan , kemudian
dimasukkan kedalam wadah yang telah berisi larutan kimia , dengan urutan
sebagai berikut ;
1. Xylol selama 5 menit
2. Xylol selama 5 menit
3. Xylol selama 5 menit
4. ETANOL (alkohol absolut) sebanyak 2 – 5 celup
5. Alkohol 96 % sebanyak 2 – 5 celup
6. Alkohol 80 % sebanyak 2 – 5 celup
7. Alkohol 70 % sebanyak 2 – 5 celup
8. Bilas dengan air mengalir 2 – 5 menit
9. Tiriskan kira – kira 1 menit
10. Harris Hematoksilin selama 10 – 13 menit
11. Bilas dengan air mengalir sampai bersih
12. Alkohol 70 % sebanyak 2 – 5 celup
13. Alkohol 80 % sebanyak 2 – 5 celup
14. Alkohol 96 % sebanyak 2 – 5 celup
15. Eosin satu celup
16. Alkohol 70 % sebanyak 2 – 5 celup
17. Alkohol 80 % sebanyak 2 – 5 celup
18. Alkohol 96 % sebanyak 2 – 5 celup
19. Xylol selama 5 menit

H. Finishing
Setelah selesai diwarnai sediaan masuk kedalam proses finishing, yaitu :

1. Sediaan dikeringkan pada bagian bawah dan sisi – sisi jaringan dibersihkan
dengan menggunakan tissue atau kasa

2. Diberi entelan pada bagian jaringannya dan tutup dengan cover glass

3. Diberi label sesuai nomor sample yang ada pada objek glass

4. Sediaan siap untuk diagnose oleh dokter patologi anatomi


I. Administrasi Hasil

1. Hasil yang telah didiagnose oleh dokter patologi anatomi oleh bagian
administrasi diketik, ditanda tangani oleh dokter patologi anatomi, dan
diarsipkan.

2. Kemudian dihubungi keluarga pasien lewat telepon atau sms.

3. Pasien atau keluarga pasien mengambil hasil pemeriksaan dengan


menyerahkan bukti pengambilan hasil.

4. Kemudian oleh bagian adminitrasi dicocokkan bukti pengambilan hasil dan


hasil.

5. Jika sudah dicocok hasil diserahkan pada pasien atau ke keluarga pasien.

3. ADMINISTRASI
Menurut Sondang P. Siagian (2004) administrasi adalah keseluruhan proses
kerjasama antara 2 orang atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk
mencapai tuhuan tertentu. Sama halnya dengan bentuk dan bidang usaha lain, rumah
sakit pun membutuhkan tenaga administrasi yang baik buat mengelola kinerja para
pekerja dibidang kesehatan. Administrasi kesehatan lebih menekan pada pengaturan
keuangan, kepegawaian, penerimaan pasien, dan proses administrasi rawat inap.
Prosedur Pelayanan
1. Pasien dengan BPJS
a. Pasien Rawat Jalan
 Untuk rawat jalan pasien membawa rujukan dari puskesmas / dokter keluarga ke
bagian loket pendaftaran rekam medis RS.
 Selanjutnya dari loket rekam medis menuju ke loket bpjs untuk dibuatkan SJP
(surat jaminan perawatan).
 Selanjutnya pasien menuju ke poliklinik tujuan.
 Apabila ada pemeriksaan penunjang misalnya radiologi dan laboratorium maka
pasien membawa surat pengantar pemeriksaan ke loket bpjs untuk distempel.
 Setelah pemeriksaan dan tindakan di poliklinik, maka pengambilan obat
dilakukan di apotik bpjs dengan memperlihatkan kertas resep obat.
b. Pasien Rawat Inap
 Dari ruangan perawatan inap dibuatkan surat jaminan perawatan ditujukan ke
loket bpjs untuk dibuatkan surat elegibilitas peserta rawat inap
 Surat elegibilitas peserta dibawa ke ruangan perawatan dimaksud
c. Persyaratan Rujukan Pasien BPJS
 Surat rujukan dari puskesmas atau dokter keluarga
 Kartu kepesertaan bpjs
d. Prosedur Pasien Pelayanan Umum
 Ke loket pendaftaran rekam medis
 Dibuatkan kuitansi untuk pembayaran di loket pembayaran
 Menuju ke poliklinik tujuan
 Pengambilan obat dilakukan di apotik umum setelah menyerahkan kuitansi
pembayaran obat dari loket pembayaran ke loket apotik
Setelah pross administrasi selesai petugas administrasi menyerahkan sampel yang
telah diberi larutan fiksasi dan blanko permintaan pemeriksaan dari dokter pengirim ke
tenaga analis.

4. TINDAKAN FNAB
FNA-B Biasa
Prosedur Pelaksanaan :
a. Administrasi Penerimaan
 Penyerahan blanko permintaan pemeriksaan dari dokter pengirim beserta
sampel ke bagian administrasi.
 Penandatangan persetujuan dari pihak pasien.
 Lampiran hasil pemeriksaan sebelumnya.

b. Persiapan Pasien
 Dicocokkan blanko permintaan dengan pasien yang akan dilakukan FNA-B
 Dibaringkan pasien dan dicek tekanan darahnya dilakukakan FNA-B

c. Pelaksanaan FNA-B
 Bagian massa tumor disterilisasi dengan antiseptic
 Dilakukan pembiusan lokal jika diperlukan yaitu Lidokain biasanya digunakan
jika pasien memiliki tekanan darah tinggi karena tidak mengandung adrenalin,
sehingga membuat pembuluh darah menyempit. Atau pehacain Biasanya obat ini
digunakan untuk pasien yang memiliki tekanan darah rendah karena mengandung
adrenalin, sehingga membuat pembuluh darah membesar.
 Pasien siap untuk dilakukan tindakan FNA-B dengan menggunakan spuit oleh
dokter PA
 Dilakukan penutupan bekas FNA-B
 Diproses sampel hasil FNA-B

d. Pengolahan Sediaan
 Diswab sampel di objek glass, bila ada endapan atau kista diolah di cyto scan
terlebih dahulu
 Diberi nomor sesuai blanko permintaan pemeriksaan
 Siap dilakukan pewarnaan
 Pewarnaan
Pewarnaan pada pemeriksaan pap smear terbagi menjadi 2, yaitu :
1) Pewarnaan Diffquic
 Dikeringkan slide terlebih dahulu dengan menggunakan hairdryer
 Dicelupkan dalam pewarna :
a) Methanol ( 20 celup ), keringkan dengan hairdryer
b) Eosin ( 20 celup ), keringkan dengan hairdryer
c) Harris Hematoksilin ( 20 celup ), kemudian dicuci dengan air sampai
bersih lalu keringkan dengan hairdryer
 Ditetesi dengan entelan dan ditutup dengan cover glass
 Diurutkan sesuai dengan blanko, kemudian slide diberi label
 Sediaan siap diperiksa oleh dokter Patologi Anatomi

2) Pewarnaan Papaniculou
Berdasarkan teori yang telah diberikan, proses pewarnaan dengan teknik
Papaniculou adalah sebagai berikut :
 Disusun slide pada rak pewarnaan, difiksasi dengan alkohol 50-70%
selama 15 menit.
 Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%,80%, 96%)
masing-masing 10 celup, dibilas dengan air mengalir.
 Dimasukkan kedalam pewarna Harris Hematoksilin selama 3-5 menit,
dibilas dengan air mengalir sampai bersih.
 Dimasukkan kedalam HCl sebannyak 2 celup, dibilas dengan air
mengalir.
 Dimasukkan kedalam alkohol amoniak 1% sebanyak 2 celup, dibilas
dengan air mengalir.
 Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%, 80%, 96%)
masing-masing 10-20 celup.
 Dimasukkan kedalam larutan Orange G selama 3-5 menit.
 Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%, 80%, 96%)
masing-masing 10-20 celup.
 Dimasukkan kedalam larutan EA selama 3-5 menit.
 Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%, 80%, 96%)
masing-masing 10-20 celup.
 Dimasukkan kedalam alkohol absolut.
 Dimasukkan kedalam xylol 1, 2, 3, dikeringkan dan diberi label.
 Dicocokkan dengan blangko permintaan pemeriksaan.
 Sampel siap diperiksa oleh dokter Patologi Anatomi.
Berdasarkan pengerjaan di lapangan, proses pewarnaan teknik
Papaniculou adalah sebagai berikut :
 Disusun slide pada rak pewarnaan, difiksasi dengan alkohol 50-70%
selama 10 menit.
 Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%, 80%, 96%)
masing-masing 10 celup, dibilas dengan air mengalir.
 Dimasukkan kedalam pewarna Harris Hematoksilin selama 5 menit,
dibilas dengan air mengalir sampai bersih.
 Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%, 80%, 96%)
masing-masing 10 celup.
 Dimasukkan kedalam larutan Orange G selama 2 menit.
 Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%, 80%, 96%)
masing-masing 10 celup.
 Dimasukkan kedalam larutan EA selama 2 menit.
 Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%, 80%, 96%)
masing-masing 10 celup, kemudian dikeringkan dengan hairdryer.
 Dicocokkan dengan blangko permintaan pemeriksaan.
 Sampel siap diperiksa oleh dokter Patologi Anatomi.
Catatan : Alasan pengerjaan di lapangan tidak sesuai dengan teori
yaitu :
 Waktu pewarnaan lebih singkat karena hasil pada slide akan terlihat lebih
bagus pewarnaannya.
 Tidak menggunakan HCl, alkohol absolute dan xylol karena dapat
menghilangkan sediaan pada slide

3) Administrasi Hasil
Hasil yang telah didiagnosa oleh dokter PA diserahkan kembali ke
bagian administrasi untuk diketik hasilnya dan ditandatangani oleh
dokter PA kemudian diarsipkan. Bagian administrasi menghubungi kontak
pasien untuk mengambil hasil dengan membawa blanko pengambilan
hasil. Sebelum hasil diserahkan, petugas terlebih dahulu mencocokkan
blanko hasil dengan blanko pengambilan hasil.

FNA-B USG Guiding


Dilakukan diruangan radiologi bagian USG, dilakukan kerjasama
dengan beberapa dokter (min. 3 dokter), biasanya menggunakan jarum spinal
dengan alat USG. Biasanya di daerah abdomen.
Prosedur Pelaksanaan :
1) Administrasi Penerimaan
 Penyerahan blanko permintaan pemeriksaan dari dokter pengirim
beserta sampel ke bagian administrasi
 Penandatangan persetujuan dari pihak pasien
 Lampiran hasil pemeriksaan sebelumnya.
2) Persiapan Pasien
 Dicocokkan blanko permintaan dengan pasien yang akan dilakukan
FNA-B
 Dibaringkan pasien dan dicek tekanan darahnya
 Pasien siap untuk dilakukakan FNA-B
3) Pelaksanaan FNA-B
 Bagian massa tumor disterilisasi dengan antiseptik.
 Dilakukan pembiusan lokal jika diperlukan.
 Dilakukan tindakan FNA-B dengan menggunakan spuit oleh dokter PA.
 Dilakukan penutupan bekas FNA-B
 Diproses sampel hasil FNA-B
4) Pengolahan Sediaan
 Diswab sampel di objek glass, bila ada endapan atau kista diolah di cyto
scan terlebih dahulu.
 Diberi nomor sesuai blanko permintaan pemeriksaan
 Siap dilakukan pewarnaan
5) Pewarnaan
Pewarnaan pada pemeriksaan pap smear terbagi menjadi 2, yaitu :
a) Pewarnaan Diffquick
 Dikeringkan slide terlebih dahulu dengan menggunakan hairdryer.
 Dicelupkan dalam pewarna :
a) Methanol ( 20 celup ), keringkan dengan hairdryer
b) Eosin ( 20 celup ), keringkan dengan hairdryer
c) Harris Hematoksilin ( 20 celup ), kemudian dicuci dengan air
sampai bersih lalu keringkan dengan hairdryer.
 Ditetesi dengan entelan dan ditutup dengan cover glass.
 Diurutkan sesuai dengan blanko, kemudian slide diberi label.
 Sediaan siap diperiksa oleh dokter Patologi Anatomi.
b) Pewarnaan Papaniculou
Berdasarkan teori yang telah diberikan, proses pewarnaan dengan teknik
Papaniculou adalah sebagai berikut :
 Disusun slide pada rak pewarnaan, difiksasi dengan alkohol 50-
70% selama 15 menit.
 Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%, 80%, 96%)
masing-masing 10 celup, dibilas dengan air mengalir.
 Dimasukkan ke dalam pewarna Harris Hematoksilin selama 3-5
menit, dibilas dengan air mengalir sampai bersih.
 Dimasukkan ke dalam HCl sebannyak 2 celup, dibilas dengan air
mengalir.
 Dimasukkan ke dalam alkohol amoniak 1% sebanyak 2 celup, dibilas
dengan air mengalir.
 Dimasukkan ke dalam alkohol bertingkat (50%, 70%, 80%, 96%)
masing-masing 10-20 celup.
 Dimasukkan ke dalam larutan Orange G selama 3-5 menit.
 Dimasukkan ke dalam alkohol bertingkat (50%, 70%, 80%, 96%)
masing-masing 10-20 celup.
 Dimasukkan ke dalam larutan EA selama 3-5 menit.
 Dimasukkan ke dalam alkohol bertingkat (50%, 70%, 80%, 96%)
masing-masing 10-20 celup.
 Dimasukkan ke dalam alkohol absolut.
 Dimasukkan ke dalam xylol 1, 2, 3, dikeringkan dan diberi label.
 Dicocokkan dengan blangko permintaan pemeriksaan.
 Sampel siap diperiksa oleh dokter Patologi Anatomi.
Berdasarkan pengerjaan di lapangan, proses pewarnaan teknik
Papaniculou adalah sebagai berikut :
 Disusun slide pada rak pewarnaan, difiksasi dengan alkohol 50-
70% selama 10 menit.
 Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%, 80%, 96%)
masing-masing 10 celup, dibilas dengan air mengalir.
 Dimasukkan kedalam pewarna Harris Hematoksilin selama 5
menit, dibilas dengan air mengalir sampai bersih.
 Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%, 80%, 96%)
masing-masing 10 celup.
 Dimasukkan kedalam larutan Orange G selama 2 menit.
 Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%, 80%, 96%)
masing-masing 10 celup.
 Dimasukkan kedalam larutan EA selama 2 menit.
 Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%, 80%, 96%)
masing-masing 10 celup, kemudian dikeringkan dengan hairdryer.
 Dicocokkan dengan blangko permintaan pemeriksaan.
 Sampel siap diperiksa oleh dokter Patologi Anatomi.
Catatan : Alasan pengerjaan di lapangan tidak sesuai dengan teori
yaitu :
 Waktu pewarnaan lebih singkat karena hasil pada slide akan terlihat
lebih bagus pewarnaannya.
 Tidak menggunakan HCl, alkohol absolute dan xylol karena dapat
menghilangkan sediaan pada slide

6) Administrasi Hasil
Hasil yang telah didiagnosa oleh dokter PA diserahkan kembali ke
bagian administrasi untuk diketik hasilnya dan ditandatangani oleh
dokter PA kemudian diarsipkan. Bagian administrasi menghubungi kontak
pasien untuk mengambil hasil dengan membawa blanko pengambilan hasil.
Sebelum hasil diserahkan, petugas terlebih dahulu mencocokkan blanko
hasil dengan blanko pengambilan hasil.
FNA-B Cyto Scan
Prosedur Pelaksanaan :
1) Administrasi Penerimaan
 Penyerahan blanko permintaan pemeriksaan dari dokter pengirim beserta
sampel ke bagian administrasi
 Penandatangan persetujuan dari pihak pasien
 Lampiran hasil pemeriksaan sebelumnya.
2) Persiapan Pasien
 Dicocokkan blanko permintaan dengan pasien yang akan dilakukan FNA-B
 Dibaringkan pasien dan dicek tekanan darahnya
 Pasien siap untuk dilakukakan FNA-B
3) Pelaksanaan FNA-B
 Bagian massa tumor disterilisasi dengan antiseptic
 Dilakukan tindakan FNA-B dengan menggunakan alat cyto scan oleh dokter
PA
 Dilakukan penutupan bekas FNA-B
 Sampel siap diproses
4) Pengolahan Sediaan
 Diswab sampel di objek glass, bila ada endapan atau kista diolah di cyto
scan terlebih dahulu.
 Diberi nomor sesuai blanko permintaan pemeriksaan
 Siap dilakukan pewarnaan
5) Pewarnaan
Pewarnaan pada pemeriksaan pap smear terbagi menjadi 2, yaitu :
a) Pewarnaan Diffquick
 Dikeringkan slide terlebih dahulu dengan menggunakan hairdryer
 Dicelupkan dalam pewarna :
 Methanol ( 20 celup ), keringkan dengan hairdryer
 Eosin ( 20 celup ), keringkan dengan hairdryer
 Harris Hematoksilin ( 20 celup ), kemudian dicuci dengan air
sampai bersih lalu keringkan dengan hairdryer
 Ditetesi dengan entelan dan ditutup dengan cover glass.
 Diurutkan sesuai dengan blanko, kemudian slide diberi label.
 Sediaan siap diperiksa oleh dokter Patologi Anatomi
b) Pewarnaan Papaniculou
Berdasarkan teori yang telah diberikan, proses
pewarnaan dengan teknik Papaniculou adalah sebagai berikut :
 Disusun slide pada rak pewarnaan, difiksasi dengan alkohol 50-70%
selama 15 menit.
 Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%, 80%, 96%)
masing-masing 10 celup, dibilas dengan air mengalir.
 Dimasukkan kedalam pewarna Harris Hematoksilin selama 3-5 menit,
dibilas dengan air mengalir sampai bersih.
 Dimasukkan kedalam HCl sebannyak 2 celup, dibilas dengan air
mengalir.
 Dimasukkan kedalam alkohol amoniak 1% sebanyak 2 celup, dibilas
dengan air mengalir.
 Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%, 80%, 96%)
masing-masing 10-20 celup.
 Dimasukkan kedalam larutan Orange G selama 3-5 menit
 Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%, 80%, 96%)
masing-masing 10-20 celup.
 Dimasukkan kedalam larutan EA selama 3-5 menit.
 Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%, 80%, 96%)
masing-masing 10-20 celup.
 Dimasukkan kedalam alkohol absolut.
 Dimasukkan kedalam xylol 1, 2, 3, dikeringkan dan diberi label.
 Dicocokkan dengan blangko permintaan pemeriksaan.
 Sampel siap diperiksa oleh dokter Patologi Anatomi.
Berdasarkan pengerjaan di lapangan, proses
pewarnaan teknik Papaniculou adalah sebagai berikut :
 Disusun slide pada rak pewarnaan, difiksasi dengan alkohol 50-70%
selama 10 menit.
 Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%, 80%, 96%)
masing-masing 10 celup, dibilas dengan air mengalir.
 Dimasukkan kedalam pewarna Harris Hematoksilin selama 5 menit,
dibilas dengan air mengalir sampai bersih.
 Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%, 80%, 96%)
masing-masing 10 celup.
 Dimasukkan kedalam larutan Orange G selama 2 menit.
 Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%, 80%, 96%)
masing-masing 10 celup.
 Dimasukkan kedalam larutan EA selama 2 menit.
 Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%, 80%, 96%)
masing-masing 10 celup, kemudian dikeringkan dengan
hairdryer.
 Dicocokkan dengan blangko permintaan pemeriksaan.
 Sampel siap diperiksa oleh dokter Patologi Anatomi.
Catatan : Alasan pengerjaan di lapangan tidak sesuai dengan teori yaitu
:
 Waktu pewarnaan lebih singkat karena hasil pada slide akan terlihat lebih
bagus pewarnaannya.
 Tidak menggunakan HCl, alkohol absolute dan xylol karena dapat
menghilangkan sediaan pada slide
6) Administrasi Hasil
Hasil yang telah didiagnosa oleh dokter PA diserahkan kembali ke
bagian administrasi untuk diketik hasilnya dan ditandatangani oleh dokter
PA kemudian diarsipkan. Bagian administrasi menghubungi kontak pasien
untuk mengambil hasil dengan membawa blanko pengambilan hasil. Sebelum
hasil diserahkan, petugas terlebih dahulu mencocokkan blanko hasil dengan
blanko pengambilan hasil.
Core Biopsy
Prosedur Pelaksanaan :
1) Administrasi Penerimaan
 Penyerahan blanko permintaan pemeriksaan dari dokter pengirim beserta
sampel ke bagian administrasi
 Penandatangan persetujuan dari pihak pasien
 Lampiran hasil pemeriksaan sebelumnya
2) Persiapan Pasien
 Dicocokkan blanko permintaan dengan pasien yang akan dilakukan Core
Biopsy.
 Dibaringkan pasien dan dicek tekanan darahny.
 Pasien siap untuk dilakukakan Core Biopsy.
3) Pelaksanaan Core Biopsy
 Bagian massa tumor disterilisasi dengan antiseptic
 Dilakukan pembiusan local jika diperlukan
 Dilakukan pembedahan menggunakan pisau bedah sebesar 0,5-1 cm, bekas
pembedahan ditutup sementara
 Sampel jaringan dimasukkan kedalam Buffer Formalin 10%
 Bekas pembedahan disterilisasi dan ditutup permanen
 Sampel jaringan diletakkan dikertas saring, lalu di
masukkan kedalam kaset dan diberi nomor sampel.
 Sampel siap dilakukan proses berikutnya.
4) Autoprocessing (Proses pemasakan jaringan)
 Sampel yang siap diproses dimasukkan kedalam mesin autoprocessing.
Mesin akan bekerja sendiri selama 24 jam
 Sampel akan melalui tahap-tahap sebagai berikut :
1. Buffer Formalin 10% pH netral (2 jam)
2. Buffer Formalin 10% pH netral (1,5 jam)
3. Alkohol bertingkat 70% (1,5 jam)
4. Alkohol bertingkat 80% (1,5 jam)
5. Alkohol bertingkat 96% (1,5 jam)
6. Alkohol absolute/etanol (1 jam)
7. Alkohol absolute/etanol (1 jam)
8. Alkohol absolute/etanol (1 jam)
9. Xylol (1,5 jam)
10. Xylol (1,5 jam)
11. Paraffin (2 jam)
12. Paraffin (2 jam)
5) Embeding
 Setelah semua selesai kaset yang berisi sampel diangkat dari mesin
autoprocessing lalu dimasukkan kedalam mesin embedding dan dibuat blok
paraffin.
 Keluarkan sampel jaringan dari kaset histo PA, diletakkan di dalam disk
more yang berisi paraffin cair.
 Tutup dengan kaset yang ada nomer jaringan
 Dinginkan hingga membeku di mesin pendingin
 Setelah membeku sampel di lepas dari disk
 Blok siap dilakukan pemotongan.
6) Pemotongan blok Paraffin
 Letakkan blok paraffin pada microtome
 Potong secara perlahan hingga didapatkan ketebalan 2-5 mikron

 Potongan jaringan di apungkan di dalam air hangat di waterbath (suhu 400-

600 C)
 Potongan jaringan harus di templekan pada objek glass
 Pada objek glass diberi nomor sampel sesuai pada blok paraffin dengan
pulpen kaca atau pensil 2B.
 Ditiriskan sebentar lalu letakkan pada lempeng pemanas

7) Pewarnaan
 Slide sample disusun pada rak pewarnaan dan melalui tahap-tahap sebagai
berikut :
1. Xylol (5 menit)
2. Xylol (5 menit)
3. Xylol (5 menit)
4. Etanol (10-20 celup)
5. Alcohol 96% (10-20 celup)
6. Alkohol 80% (10-20 celup)
7. Alkohol 70% (10-20 celup)
8. Bilas dengan air mengalir, tiriskan sebentar
9. Harris hematoksilin (10-15 menit)
10. Bilas dengan air sampai bersih
11. Alkohol bertingkat 70%
12. Alkohol bertingkat 80%
13. Alkohol bertingkat 96%
14. Eosin 1 celup
15. Alkohol bertingkat 50%
16. Alkohol bertingkat 70%
17. Alkohol bertingkat 80%
18. Alkohol bertingkat 96%
19. Xylol

8) Finishing
 Sediaan dikeringkan dan dibersihkan
 Tetesi dengan entelan
 Ditutupi dengan cover glass
 Diberi label
 Diserahkan kedokter PA untuk diperiksa

9) Administrasi
Hasil yang telahdi diagnose oleh dokter PA diserahkan kembali
kebagian administrasi untuk diketik hasilnya dan ditanda tangani oleh
dokter PA kemudian di arsipkan. Bagian administrasi menghubungi keluarga
pasien untuk mengambil hasil dengan membawa blanko pengambilan hasil.
Sebelum hasil diserahkan kepadakeluarga pasien, petugas mencocokkan blanko
pengambilan hasil dengan blanko hasil pemeriksaan dan diserahkan kepada
pasien.
5. FROZEN SECTION

Berfungsi memperoleh sajian jaringan secara cepat (intra operatif) selama kurang lebih
15 menit.

A. Cara Kerja:
1. Jaringan diambil dan segera diserahkan ke teknisi PA.
2. Sediaan harus segar (tanpa fiksasi)
3. Diambil sampel yang mewakili.
4. Letakkan sampel pada tempat jaringan di cryostat.
5. Dibekukan dengan nitrogen cair.
6. Dipotong dengan mikrotom khusus dengan suhu dipertahankan dalam cryostat→
letakkan pada objek glass, siap dipulas.
B. Keuntungan
1. Diagnosis cepat
2. Mengurangi penderita berulang masuk kamar roperasi
C. Kerugian
1. Prosesing kurang sempurna→ detail inti tidak jelas

Anda mungkin juga menyukai