Oleh :
Kelompok 2
TAHUN 2018
SITOHISTOTEKNOLOGI LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI RSUD ULIN
BANJARMASIN
VISI
b. Histopatologi Anatomi
Tujuan :
Terwujudnya diagnose histopatologi dari jaringan yang diserahkan ke laboratorium
Patologi Anatomi
Prosedur :
A. Administrasi
Setelah pross administrasi seleai petugas administrasi menyerahkan sampel yang
telah diberi larutan fiksasi (Formalin10% / Buffer Formalin Ph Netral) dan blanko
permintaan pemeriksaan dari dokter pengirim ke tenaga analis.
B. Persiapan Sampel
Setelah sampel diterima dari bagian administrasi maka langsung masuk ke dalam
proses persiapan sampel sebelum sampel jaringan di potong :
1. Cocokkan nomor pada wadah sampel dan nomor pada blanko permintaan
pemeriksaan dari dokter pengirim, dan pastikan sampel sudah difiksasi dengan
formalin 10% / Buffer Formalin pH netral.
2. Susun sampel sesuai dengan urutan susunan blanko permintaan pemeriksaa
dari dokter pengirim.
3. Sampel siap untuk tahap selanjutnya
D. Auto Procesing
Setelah sampel jaringan siap diproses, masukkan sampel tersebut ke dalam mesin
auto processing, dengan langkah pross sebagai berikut ;
1. Buffer formalin 10% pH netral selama 2 jam.
2. Buffer formalin 10% pH netral selama 1,5 jam.
3. Alkohol 70% selama 1,5 jam.
4. Alkohol 80% selama 1,5 jam.
5. Alkohol 96% selama 1,5 jam.
6. Alkohol absolute selama 1 jam.
7. Alkohol absolute selama 1 jam
8. Alkohol absolute selama 1 jam
9. Xylol selama 1,5 jam
10. Xylol selama 1,5 jam
11. Lilin/paraffin selama 2 jam
12. Lilin/paraffin selama 2 jam
E. Embedding
Setelah semua proses selesai, kaset-kaset yang telah berisi sampel diangkat dari
mesin auto processing dan dibawa ketempat pengeblokan paraffin atau mesin
embedding untuk dilakukan proses pengeblokan paraffin atau embedding.
Tahap embedding :
a. Keluarkan sampel jaringan yang telah selesai dilakukan auto processing dari
dalam kaset histopatologi anatomi kemudian letakkan dalam disc mol yang
telah berisi paraffin cair.
b. Kemudian tutup dengan kaset yang ada nomor sampel jaringan tersebut.
c. Didinginkan hingga membeku pada mesin pendingin atau cold plate.
d. Setelah membeku, block paraffin yang di dalamnya telah berisi sampel
jaringan dilepas dari disc mol.
e. Block paraffin siap untuk proses selanjutnya.
F. Pemotongan Block Paraffin dan Pembuatan Slide
Untuk membuat slide dari block paraffin maka harus dilakukkan pemotongan
blok paraffin terlebih dahulu, langkah – langkah nya sebagai berikut :
1. Letakkan block – block paraffin pada mikrotome
2. Kemudian potong secara perlahan sampai didapat jaringan yang diinginkan
dengan ketebalan 2 – 5 mikron.
3. Potongan jaringan diapungkan dalam air hangat diwaterbath ,
4. Ditempelkan potongan jaringan tersebut pada objek glass
5. Kemudian pada objek glass sediaan tersebut diberi nomor sampel sesuai
dengan nomor sampel pada block paraffin menggunakan pulpen kaca atau
pencil 2B jika kaca slide prosted
6. Letakkan pada lempeng pemanas ( Hotplate )
G. Pewarnaan
Slide yang sudah dilelehkan parrafinnya , disusun di rak pewarnaan , kemudian
dimasukkan kedalam wadah yang telah berisi larutan kimia , dengan urutan
sebagai berikut ;
1. Xylol selama 5 menit
2. Xylol selama 5 menit
3. Xylol selama 5 menit
4. ETANOL (alkohol absolut) sebanyak 2 – 5 celup
5. Alkohol 96 % sebanyak 2 – 5 celup
6. Alkohol 80 % sebanyak 2 – 5 celup
7. Alkohol 70 % sebanyak 2 – 5 celup
8. Bilas dengan air mengalir 2 – 5 menit
9. Tiriskan kira – kira 1 menit
10. Harris Hematoksilin selama 10 – 13 menit
11. Bilas dengan air mengalir sampai bersih
12. Alkohol 70 % sebanyak 2 – 5 celup
13. Alkohol 80 % sebanyak 2 – 5 celup
14. Alkohol 96 % sebanyak 2 – 5 celup
15. Eosin satu celup
16. Alkohol 70 % sebanyak 2 – 5 celup
17. Alkohol 80 % sebanyak 2 – 5 celup
18. Alkohol 96 % sebanyak 2 – 5 celup
19. Xylol selama 5 menit
H. Finishing
Setelah selesai diwarnai sediaan masuk kedalam proses finishing, yaitu :
1. Sediaan dikeringkan pada bagian bawah dan sisi – sisi jaringan dibersihkan
dengan menggunakan tissue atau kasa
2. Diberi entelan pada bagian jaringannya dan tutup dengan cover glass
3. Diberi label sesuai nomor sample yang ada pada objek glass
1. Hasil yang telah didiagnose oleh dokter patologi anatomi oleh bagian
administrasi diketik, ditanda tangani oleh dokter patologi anatomi, dan
diarsipkan.
5. Jika sudah dicocok hasil diserahkan pada pasien atau ke keluarga pasien.
3. ADMINISTRASI
Menurut Sondang P. Siagian (2004) administrasi adalah keseluruhan proses
kerjasama antara 2 orang atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk
mencapai tuhuan tertentu. Sama halnya dengan bentuk dan bidang usaha lain, rumah
sakit pun membutuhkan tenaga administrasi yang baik buat mengelola kinerja para
pekerja dibidang kesehatan. Administrasi kesehatan lebih menekan pada pengaturan
keuangan, kepegawaian, penerimaan pasien, dan proses administrasi rawat inap.
Prosedur Pelayanan
1. Pasien dengan BPJS
a. Pasien Rawat Jalan
Untuk rawat jalan pasien membawa rujukan dari puskesmas / dokter keluarga ke
bagian loket pendaftaran rekam medis RS.
Selanjutnya dari loket rekam medis menuju ke loket bpjs untuk dibuatkan SJP
(surat jaminan perawatan).
Selanjutnya pasien menuju ke poliklinik tujuan.
Apabila ada pemeriksaan penunjang misalnya radiologi dan laboratorium maka
pasien membawa surat pengantar pemeriksaan ke loket bpjs untuk distempel.
Setelah pemeriksaan dan tindakan di poliklinik, maka pengambilan obat
dilakukan di apotik bpjs dengan memperlihatkan kertas resep obat.
b. Pasien Rawat Inap
Dari ruangan perawatan inap dibuatkan surat jaminan perawatan ditujukan ke
loket bpjs untuk dibuatkan surat elegibilitas peserta rawat inap
Surat elegibilitas peserta dibawa ke ruangan perawatan dimaksud
c. Persyaratan Rujukan Pasien BPJS
Surat rujukan dari puskesmas atau dokter keluarga
Kartu kepesertaan bpjs
d. Prosedur Pasien Pelayanan Umum
Ke loket pendaftaran rekam medis
Dibuatkan kuitansi untuk pembayaran di loket pembayaran
Menuju ke poliklinik tujuan
Pengambilan obat dilakukan di apotik umum setelah menyerahkan kuitansi
pembayaran obat dari loket pembayaran ke loket apotik
Setelah pross administrasi selesai petugas administrasi menyerahkan sampel yang
telah diberi larutan fiksasi dan blanko permintaan pemeriksaan dari dokter pengirim ke
tenaga analis.
4. TINDAKAN FNAB
FNA-B Biasa
Prosedur Pelaksanaan :
a. Administrasi Penerimaan
Penyerahan blanko permintaan pemeriksaan dari dokter pengirim beserta
sampel ke bagian administrasi.
Penandatangan persetujuan dari pihak pasien.
Lampiran hasil pemeriksaan sebelumnya.
b. Persiapan Pasien
Dicocokkan blanko permintaan dengan pasien yang akan dilakukan FNA-B
Dibaringkan pasien dan dicek tekanan darahnya dilakukakan FNA-B
c. Pelaksanaan FNA-B
Bagian massa tumor disterilisasi dengan antiseptic
Dilakukan pembiusan lokal jika diperlukan yaitu Lidokain biasanya digunakan
jika pasien memiliki tekanan darah tinggi karena tidak mengandung adrenalin,
sehingga membuat pembuluh darah menyempit. Atau pehacain Biasanya obat ini
digunakan untuk pasien yang memiliki tekanan darah rendah karena mengandung
adrenalin, sehingga membuat pembuluh darah membesar.
Pasien siap untuk dilakukan tindakan FNA-B dengan menggunakan spuit oleh
dokter PA
Dilakukan penutupan bekas FNA-B
Diproses sampel hasil FNA-B
d. Pengolahan Sediaan
Diswab sampel di objek glass, bila ada endapan atau kista diolah di cyto scan
terlebih dahulu
Diberi nomor sesuai blanko permintaan pemeriksaan
Siap dilakukan pewarnaan
Pewarnaan
Pewarnaan pada pemeriksaan pap smear terbagi menjadi 2, yaitu :
1) Pewarnaan Diffquic
Dikeringkan slide terlebih dahulu dengan menggunakan hairdryer
Dicelupkan dalam pewarna :
a) Methanol ( 20 celup ), keringkan dengan hairdryer
b) Eosin ( 20 celup ), keringkan dengan hairdryer
c) Harris Hematoksilin ( 20 celup ), kemudian dicuci dengan air sampai
bersih lalu keringkan dengan hairdryer
Ditetesi dengan entelan dan ditutup dengan cover glass
Diurutkan sesuai dengan blanko, kemudian slide diberi label
Sediaan siap diperiksa oleh dokter Patologi Anatomi
2) Pewarnaan Papaniculou
Berdasarkan teori yang telah diberikan, proses pewarnaan dengan teknik
Papaniculou adalah sebagai berikut :
Disusun slide pada rak pewarnaan, difiksasi dengan alkohol 50-70%
selama 15 menit.
Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%,80%, 96%)
masing-masing 10 celup, dibilas dengan air mengalir.
Dimasukkan kedalam pewarna Harris Hematoksilin selama 3-5 menit,
dibilas dengan air mengalir sampai bersih.
Dimasukkan kedalam HCl sebannyak 2 celup, dibilas dengan air
mengalir.
Dimasukkan kedalam alkohol amoniak 1% sebanyak 2 celup, dibilas
dengan air mengalir.
Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%, 80%, 96%)
masing-masing 10-20 celup.
Dimasukkan kedalam larutan Orange G selama 3-5 menit.
Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%, 80%, 96%)
masing-masing 10-20 celup.
Dimasukkan kedalam larutan EA selama 3-5 menit.
Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%, 80%, 96%)
masing-masing 10-20 celup.
Dimasukkan kedalam alkohol absolut.
Dimasukkan kedalam xylol 1, 2, 3, dikeringkan dan diberi label.
Dicocokkan dengan blangko permintaan pemeriksaan.
Sampel siap diperiksa oleh dokter Patologi Anatomi.
Berdasarkan pengerjaan di lapangan, proses pewarnaan teknik
Papaniculou adalah sebagai berikut :
Disusun slide pada rak pewarnaan, difiksasi dengan alkohol 50-70%
selama 10 menit.
Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%, 80%, 96%)
masing-masing 10 celup, dibilas dengan air mengalir.
Dimasukkan kedalam pewarna Harris Hematoksilin selama 5 menit,
dibilas dengan air mengalir sampai bersih.
Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%, 80%, 96%)
masing-masing 10 celup.
Dimasukkan kedalam larutan Orange G selama 2 menit.
Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%, 80%, 96%)
masing-masing 10 celup.
Dimasukkan kedalam larutan EA selama 2 menit.
Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%, 80%, 96%)
masing-masing 10 celup, kemudian dikeringkan dengan hairdryer.
Dicocokkan dengan blangko permintaan pemeriksaan.
Sampel siap diperiksa oleh dokter Patologi Anatomi.
Catatan : Alasan pengerjaan di lapangan tidak sesuai dengan teori
yaitu :
Waktu pewarnaan lebih singkat karena hasil pada slide akan terlihat lebih
bagus pewarnaannya.
Tidak menggunakan HCl, alkohol absolute dan xylol karena dapat
menghilangkan sediaan pada slide
3) Administrasi Hasil
Hasil yang telah didiagnosa oleh dokter PA diserahkan kembali ke
bagian administrasi untuk diketik hasilnya dan ditandatangani oleh
dokter PA kemudian diarsipkan. Bagian administrasi menghubungi kontak
pasien untuk mengambil hasil dengan membawa blanko pengambilan
hasil. Sebelum hasil diserahkan, petugas terlebih dahulu mencocokkan
blanko hasil dengan blanko pengambilan hasil.
6) Administrasi Hasil
Hasil yang telah didiagnosa oleh dokter PA diserahkan kembali ke
bagian administrasi untuk diketik hasilnya dan ditandatangani oleh
dokter PA kemudian diarsipkan. Bagian administrasi menghubungi kontak
pasien untuk mengambil hasil dengan membawa blanko pengambilan hasil.
Sebelum hasil diserahkan, petugas terlebih dahulu mencocokkan blanko
hasil dengan blanko pengambilan hasil.
FNA-B Cyto Scan
Prosedur Pelaksanaan :
1) Administrasi Penerimaan
Penyerahan blanko permintaan pemeriksaan dari dokter pengirim beserta
sampel ke bagian administrasi
Penandatangan persetujuan dari pihak pasien
Lampiran hasil pemeriksaan sebelumnya.
2) Persiapan Pasien
Dicocokkan blanko permintaan dengan pasien yang akan dilakukan FNA-B
Dibaringkan pasien dan dicek tekanan darahnya
Pasien siap untuk dilakukakan FNA-B
3) Pelaksanaan FNA-B
Bagian massa tumor disterilisasi dengan antiseptic
Dilakukan tindakan FNA-B dengan menggunakan alat cyto scan oleh dokter
PA
Dilakukan penutupan bekas FNA-B
Sampel siap diproses
4) Pengolahan Sediaan
Diswab sampel di objek glass, bila ada endapan atau kista diolah di cyto
scan terlebih dahulu.
Diberi nomor sesuai blanko permintaan pemeriksaan
Siap dilakukan pewarnaan
5) Pewarnaan
Pewarnaan pada pemeriksaan pap smear terbagi menjadi 2, yaitu :
a) Pewarnaan Diffquick
Dikeringkan slide terlebih dahulu dengan menggunakan hairdryer
Dicelupkan dalam pewarna :
Methanol ( 20 celup ), keringkan dengan hairdryer
Eosin ( 20 celup ), keringkan dengan hairdryer
Harris Hematoksilin ( 20 celup ), kemudian dicuci dengan air
sampai bersih lalu keringkan dengan hairdryer
Ditetesi dengan entelan dan ditutup dengan cover glass.
Diurutkan sesuai dengan blanko, kemudian slide diberi label.
Sediaan siap diperiksa oleh dokter Patologi Anatomi
b) Pewarnaan Papaniculou
Berdasarkan teori yang telah diberikan, proses
pewarnaan dengan teknik Papaniculou adalah sebagai berikut :
Disusun slide pada rak pewarnaan, difiksasi dengan alkohol 50-70%
selama 15 menit.
Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%, 80%, 96%)
masing-masing 10 celup, dibilas dengan air mengalir.
Dimasukkan kedalam pewarna Harris Hematoksilin selama 3-5 menit,
dibilas dengan air mengalir sampai bersih.
Dimasukkan kedalam HCl sebannyak 2 celup, dibilas dengan air
mengalir.
Dimasukkan kedalam alkohol amoniak 1% sebanyak 2 celup, dibilas
dengan air mengalir.
Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%, 80%, 96%)
masing-masing 10-20 celup.
Dimasukkan kedalam larutan Orange G selama 3-5 menit
Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%, 80%, 96%)
masing-masing 10-20 celup.
Dimasukkan kedalam larutan EA selama 3-5 menit.
Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%, 80%, 96%)
masing-masing 10-20 celup.
Dimasukkan kedalam alkohol absolut.
Dimasukkan kedalam xylol 1, 2, 3, dikeringkan dan diberi label.
Dicocokkan dengan blangko permintaan pemeriksaan.
Sampel siap diperiksa oleh dokter Patologi Anatomi.
Berdasarkan pengerjaan di lapangan, proses
pewarnaan teknik Papaniculou adalah sebagai berikut :
Disusun slide pada rak pewarnaan, difiksasi dengan alkohol 50-70%
selama 10 menit.
Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%, 80%, 96%)
masing-masing 10 celup, dibilas dengan air mengalir.
Dimasukkan kedalam pewarna Harris Hematoksilin selama 5 menit,
dibilas dengan air mengalir sampai bersih.
Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%, 80%, 96%)
masing-masing 10 celup.
Dimasukkan kedalam larutan Orange G selama 2 menit.
Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%, 80%, 96%)
masing-masing 10 celup.
Dimasukkan kedalam larutan EA selama 2 menit.
Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%, 80%, 96%)
masing-masing 10 celup, kemudian dikeringkan dengan
hairdryer.
Dicocokkan dengan blangko permintaan pemeriksaan.
Sampel siap diperiksa oleh dokter Patologi Anatomi.
Catatan : Alasan pengerjaan di lapangan tidak sesuai dengan teori yaitu
:
Waktu pewarnaan lebih singkat karena hasil pada slide akan terlihat lebih
bagus pewarnaannya.
Tidak menggunakan HCl, alkohol absolute dan xylol karena dapat
menghilangkan sediaan pada slide
6) Administrasi Hasil
Hasil yang telah didiagnosa oleh dokter PA diserahkan kembali ke
bagian administrasi untuk diketik hasilnya dan ditandatangani oleh dokter
PA kemudian diarsipkan. Bagian administrasi menghubungi kontak pasien
untuk mengambil hasil dengan membawa blanko pengambilan hasil. Sebelum
hasil diserahkan, petugas terlebih dahulu mencocokkan blanko hasil dengan
blanko pengambilan hasil.
Core Biopsy
Prosedur Pelaksanaan :
1) Administrasi Penerimaan
Penyerahan blanko permintaan pemeriksaan dari dokter pengirim beserta
sampel ke bagian administrasi
Penandatangan persetujuan dari pihak pasien
Lampiran hasil pemeriksaan sebelumnya
2) Persiapan Pasien
Dicocokkan blanko permintaan dengan pasien yang akan dilakukan Core
Biopsy.
Dibaringkan pasien dan dicek tekanan darahny.
Pasien siap untuk dilakukakan Core Biopsy.
3) Pelaksanaan Core Biopsy
Bagian massa tumor disterilisasi dengan antiseptic
Dilakukan pembiusan local jika diperlukan
Dilakukan pembedahan menggunakan pisau bedah sebesar 0,5-1 cm, bekas
pembedahan ditutup sementara
Sampel jaringan dimasukkan kedalam Buffer Formalin 10%
Bekas pembedahan disterilisasi dan ditutup permanen
Sampel jaringan diletakkan dikertas saring, lalu di
masukkan kedalam kaset dan diberi nomor sampel.
Sampel siap dilakukan proses berikutnya.
4) Autoprocessing (Proses pemasakan jaringan)
Sampel yang siap diproses dimasukkan kedalam mesin autoprocessing.
Mesin akan bekerja sendiri selama 24 jam
Sampel akan melalui tahap-tahap sebagai berikut :
1. Buffer Formalin 10% pH netral (2 jam)
2. Buffer Formalin 10% pH netral (1,5 jam)
3. Alkohol bertingkat 70% (1,5 jam)
4. Alkohol bertingkat 80% (1,5 jam)
5. Alkohol bertingkat 96% (1,5 jam)
6. Alkohol absolute/etanol (1 jam)
7. Alkohol absolute/etanol (1 jam)
8. Alkohol absolute/etanol (1 jam)
9. Xylol (1,5 jam)
10. Xylol (1,5 jam)
11. Paraffin (2 jam)
12. Paraffin (2 jam)
5) Embeding
Setelah semua selesai kaset yang berisi sampel diangkat dari mesin
autoprocessing lalu dimasukkan kedalam mesin embedding dan dibuat blok
paraffin.
Keluarkan sampel jaringan dari kaset histo PA, diletakkan di dalam disk
more yang berisi paraffin cair.
Tutup dengan kaset yang ada nomer jaringan
Dinginkan hingga membeku di mesin pendingin
Setelah membeku sampel di lepas dari disk
Blok siap dilakukan pemotongan.
6) Pemotongan blok Paraffin
Letakkan blok paraffin pada microtome
Potong secara perlahan hingga didapatkan ketebalan 2-5 mikron
600 C)
Potongan jaringan harus di templekan pada objek glass
Pada objek glass diberi nomor sampel sesuai pada blok paraffin dengan
pulpen kaca atau pensil 2B.
Ditiriskan sebentar lalu letakkan pada lempeng pemanas
7) Pewarnaan
Slide sample disusun pada rak pewarnaan dan melalui tahap-tahap sebagai
berikut :
1. Xylol (5 menit)
2. Xylol (5 menit)
3. Xylol (5 menit)
4. Etanol (10-20 celup)
5. Alcohol 96% (10-20 celup)
6. Alkohol 80% (10-20 celup)
7. Alkohol 70% (10-20 celup)
8. Bilas dengan air mengalir, tiriskan sebentar
9. Harris hematoksilin (10-15 menit)
10. Bilas dengan air sampai bersih
11. Alkohol bertingkat 70%
12. Alkohol bertingkat 80%
13. Alkohol bertingkat 96%
14. Eosin 1 celup
15. Alkohol bertingkat 50%
16. Alkohol bertingkat 70%
17. Alkohol bertingkat 80%
18. Alkohol bertingkat 96%
19. Xylol
8) Finishing
Sediaan dikeringkan dan dibersihkan
Tetesi dengan entelan
Ditutupi dengan cover glass
Diberi label
Diserahkan kedokter PA untuk diperiksa
9) Administrasi
Hasil yang telahdi diagnose oleh dokter PA diserahkan kembali
kebagian administrasi untuk diketik hasilnya dan ditanda tangani oleh
dokter PA kemudian di arsipkan. Bagian administrasi menghubungi keluarga
pasien untuk mengambil hasil dengan membawa blanko pengambilan hasil.
Sebelum hasil diserahkan kepadakeluarga pasien, petugas mencocokkan blanko
pengambilan hasil dengan blanko hasil pemeriksaan dan diserahkan kepada
pasien.
5. FROZEN SECTION
Berfungsi memperoleh sajian jaringan secara cepat (intra operatif) selama kurang lebih
15 menit.
A. Cara Kerja:
1. Jaringan diambil dan segera diserahkan ke teknisi PA.
2. Sediaan harus segar (tanpa fiksasi)
3. Diambil sampel yang mewakili.
4. Letakkan sampel pada tempat jaringan di cryostat.
5. Dibekukan dengan nitrogen cair.
6. Dipotong dengan mikrotom khusus dengan suhu dipertahankan dalam cryostat→
letakkan pada objek glass, siap dipulas.
B. Keuntungan
1. Diagnosis cepat
2. Mengurangi penderita berulang masuk kamar roperasi
C. Kerugian
1. Prosesing kurang sempurna→ detail inti tidak jelas