DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 10
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar dengan judul
“Tahapan Pembuatan Preparat Jaringan ( Fiksasi, Blocking, embedding, mounting ”.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Dosen
kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kata Histologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Histo yang berarti jaringan dan Logos
yang berarti ilmu. Histologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sel dan matriks
ekstraseluler dari jaringan.
Jaringan dibentuk oleh dua komponen yang saling berinteraksi yaitu sel dan matriks
ekstrasel. Matriks ekstrasel terdiri atas banyak jenis molekul, dan kebanyakan diantaranya
sangat rumit dan membentuk struktur kompleks, seperti serabut dan membran basal. Fungsi
matriks ekstrasel ini adalah sebagai penunjang mekanis bagi sel- sel, mengangkut nutrien ke
sel- sel, dan membawa katabolit dan produk sekresi. Walaupun menghasilkan matriks
ekstrasel, sel tersebut dipengaruhi dan kadang diatur oleh molekul- molekul matriks.
Sehingga terdapat semacam interaksi intensif antara sel- sel dan matriks.
Setiap jaringan dibentuk oleh beberapa jenis sel dan secara khas oleh asosiasi sel dan
matriks ekstrasel yang spesifik. Asosiasi yang khas ini akan mempermudah pengenalan
sejumlah besar subtipe jaringan. Kebanyakan organ dibentuk oleh kombinasi beberapa jenis
jaringan, kecuali susunan saraf pusat, yang hampir seluruhnya terdiri atas jaringan saraf.
Kombinasi yang tepat dari jaringan- jaringan tersebut memungkinkan berfungsinya setiap
organ dan organisme secara keseluruhan.
Histologi mempelajari jaringan penyusun tubuh, kimia jaringan dan sel dipelajari
dengan metode analitik mikroskopik dan kimia. Zat- zat kimia di dalam jaringan dan sel
dapat dikenali dengan reaksi kimia yang menghasilkan senyawa berwarna tak dapat larut,
diamati dengan mikroskop cahaya atau penghamburan elektron oleh presipitat yang dapat
diamati menggunakan mikroskop elektron. Disamping reaksi kimia yang terjadi dalam
jaringan, metode lain misalnya metode fisis sering digunakan, misalnya mikroskop
interferensi yang memungkinkan penentuan massa sel atau jaringan dan mikroskop
spektrofotometri yang memungkinkan penentuan jumlah DNA dan RNA di dalam sel.
Jaringan adalah kumpulan dari sel- sel sejenis atau berlainan jenis termasuk matriks
antar selnya yang mendukung fungsi organ atau sistem tertentu. Meskipun sangat kompleks
tubuh mamalia hanya tersusun oleh 4 jenis jaringan yaitu jaringan : epitel, penyambung/
pengikat, otot dan saraf. Dalam tubuh jaringan ini tidak terdapat dalam satuan-satuan yang
tersendiri tetapi saling bersambungan satu dengan yang lain dalam perbandingan yang
berbeda- beda menyusun suatu organ dan sistem tubuh. Jaringan penyambung ditandai
banyaknya bahan intersel yang dihasilkan oleh sel- selnya; jaringan otot terdiri dari sel- sel
panjang yang mempunyai fungsi khusus yaitu kontraksi dan jaringan saraf terdiri dari sel- sel
dengan prosedur panjang yang menonjol dari bahan sel dan mempunyai fungsi khusus yaitu
menerima, membangkitkan dan menhantarkan impuls saraf.
1.3Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu Histologi
2. Untuk mengetahui bagaimana cara pembuatan preparat jaringan
BAB II
PEMBAHASAN
Fiksasi (Fixation)
Dehidrasi (Dehydration)
Pembeningan (Clearing)
Pembenaman (Impregnasi/Embedding)
Pengecoran (Blocking)
Pemotongan jaringan (Cutting)
Pewarnaan (Staining)
Perekatan (Mounting)
Pelabelan (Labelling)
1) Fiksasi
Jaringan yang telah dimasukan ke dalam cassete selanjutnya di fiksasi selama 24
jam dengan menggunakan alat Tissue Automatic Prossesor. Tujuan dari fiksasi adalah
untuk :
Mengawetkan jaringan
Fiksasi bertujuan untuk mempertahankan susunan jaringan agar mendekati kondisi
seperti sewaktu hidup.
Mengeraskan jaringan
Fiksasi bertujuan untuk mengeraskan jaringan terutama jaringan lunak agar
memudahkan pembuatan irisan tipis.
Mempertahankan morfologi jaringan agar sama dengan tubuh.\
2) Blocking
Pengeblokan adalah proses pembuatan blok preparat agar dapat dipotong dengan
mikrotom menggunakan parafin. Pengeblokan bertujuan mengganti parafin cair disertai
dengan pengerasan jaringan. Penggunaan parafin sebagai media untuk menbuat jaringan
keras memang di desain untuk preparat yang diamati di mikroskop cahaya, sedangkan media
pembenam monomer plastik digunakan untk mikroskop elektron atau TEM ( Transmission
Electron Microscopy ) . parafin yang digunakan untuk pengeblokan titik cairnya sama dengan
parafin yang digunakan untuk infiltrasi parafin. Proses pengeblokan ini dilakukan dengan
menuangkan sedikit cairan parafin ke dalam cetakan berbahan plastik atau piringan logam
bentuk L.Secepatnya jaringan dimasukkan dengan menggunakan pinset yang telah
dipanaskan ( agar parafin tiadk beku ) dan diatur posisinya di dalam cetakan. Parafin cair
kemudian dituangkan kembali hingga menutupi seluruh cetakan tersebut.
3) Embedding ( Pembenaman )
Proses pemendaman atau impregnasi jaringan biasanya didahului oleh dua tahap utama
yaitu pengeringan (dehydration) dan penjernihan (clearing). Air mula-mula dihilangkan dari
potongan jaringan yang ingin di pendam dengan cara merendamnya berturut-turut secara
bertahap dalam larutan etanol dan air, biasanya dari etanol 70% sampai 100% (pengeringan).
Etanol kemudian digantikan dengan larutan yang dapat bercampur dengan alcohol dan media
pemendaman. Sewaktu jaringan di infiltrasi oleh pelarut, jaringan biasanya menjadi jernih
(transparan). Setelah jaringan tersebut dipenuhi oleh larutan, jaringan dimasukkan dalam
paraffin cair di dalam oven, pada suhu 52-60 . Panas akan menguapkan pelarut dalam
jaringan dan celah jaringan yang ditinggalkan akan diisi dengan paraffin. Setelah dikeluarkan
dari oven, potongan jaringan dengan paraffin didalamnya akan menjadi keras.
Cara melaukan embedding : mengeluarkan jaringan yang sudah impregnasi dari moldtray
kemudian menempelkannya kedalam lempengan blok yang berisi parafin cair. Setelah itu
tutup menggunakan casette atau deckel lalu didinginkan pada cold plate . disebut blok
preparat .
4) Mounting ( Perekatan )
3.1 kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah pembuatan preparat jaringan adalah
sebagai berikut:
1. Histologi merupakan ilmu yang memepelajari tentang jaringan tubuh dan cara jaringan
ini menyusun organ-organ.
2. Tahapan dalam pembuaatan sediann jaringan adalah fiksasi, pemendaman ,pengeblokan
dan berakhir dengan penempatan kaca penutup pada kaca objek.
DAFTAR PUSTAKA
http://fhitrieastrea.blogspot.com/2013/11/pembuatan-preparat-histologi.html
https://www.slideshare.net/ariindrawati2/teknik-pembuatan-preparat-histologi-dengan-
pewarnaan-hematoksilin-eosin
http://sitohistokunjunganlabtangerang.blogspot.com/2016/12/makalah-sitohistoteknologi-
laporan.html
http://repository.unimus.ac.id/2916/6/BAB%20II.pdf
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/401dd16db511421de59f499e448119a
6.pdf