Anda di halaman 1dari 10

SITOHISTOTEKNOLOGI

TAHAPAN PEMBUATAN PREPARAT JARINGAN ( FIKSASI,


BLOCKING, EMBEDDING, MOUNTING )

DOSEN PENGAMPU : MISBAHUL HUDA S.Si M,Kes

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 10

1. ADI PRATAMA / 1913453011


2. ANNISA LUTFIAH UTAMI / 1913453021
3. RANI FATIKA SARI /1913453046

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG


DIII ANALIS TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar dengan judul
“Tahapan Pembuatan Preparat Jaringan ( Fiksasi, Blocking, embedding, mounting ”.

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Dosen
kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Lampung, 2 Oktober 2020

Penulis
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Sitohistoteknologi berasal dari kata  kata  Sito/cyto/cyt/se : molekul-molekul sel ;


Histo : jaringan ; Teknis      : cara ; Logos   : Ilmu. Jadi sitohistoteknologi adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari tentang cara-cara membuat preparat jaringan tubuh manusia.

Kata Histologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Histo yang berarti jaringan dan Logos
yang berarti ilmu. Histologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sel dan matriks
ekstraseluler dari jaringan.

Jaringan dibentuk oleh dua komponen yang saling berinteraksi yaitu sel dan matriks
ekstrasel. Matriks ekstrasel terdiri atas banyak jenis molekul, dan kebanyakan diantaranya
sangat rumit dan membentuk struktur kompleks, seperti serabut dan membran basal. Fungsi
matriks ekstrasel ini adalah sebagai penunjang mekanis bagi sel- sel, mengangkut nutrien ke
sel- sel, dan membawa katabolit dan produk sekresi. Walaupun menghasilkan matriks
ekstrasel, sel tersebut dipengaruhi dan kadang diatur oleh molekul- molekul matriks.
Sehingga terdapat semacam interaksi intensif antara sel- sel dan matriks.

Setiap jaringan dibentuk oleh beberapa jenis sel dan secara khas oleh asosiasi sel dan
matriks ekstrasel yang spesifik. Asosiasi yang khas ini akan mempermudah pengenalan
sejumlah besar subtipe jaringan. Kebanyakan organ dibentuk oleh kombinasi beberapa jenis
jaringan, kecuali susunan saraf pusat, yang hampir seluruhnya terdiri atas jaringan saraf.
Kombinasi yang tepat dari jaringan- jaringan tersebut memungkinkan berfungsinya setiap
organ dan organisme secara keseluruhan.

Histologi mempelajari jaringan penyusun tubuh, kimia jaringan dan sel dipelajari
dengan metode analitik mikroskopik dan kimia. Zat- zat kimia di dalam jaringan dan sel
dapat dikenali dengan reaksi kimia yang menghasilkan senyawa berwarna tak dapat larut,
diamati dengan mikroskop cahaya atau penghamburan elektron oleh presipitat yang dapat
diamati menggunakan mikroskop elektron. Disamping reaksi kimia yang terjadi dalam
jaringan, metode lain misalnya metode fisis sering digunakan, misalnya mikroskop
interferensi yang memungkinkan penentuan massa sel atau jaringan dan mikroskop
spektrofotometri yang memungkinkan penentuan jumlah DNA dan RNA di dalam sel.
Jaringan adalah kumpulan dari sel- sel sejenis atau berlainan jenis termasuk matriks
antar selnya yang mendukung fungsi organ atau sistem tertentu. Meskipun sangat kompleks
tubuh mamalia hanya tersusun oleh 4 jenis jaringan yaitu jaringan : epitel, penyambung/
pengikat, otot dan saraf. Dalam tubuh jaringan ini tidak terdapat dalam satuan-satuan yang
tersendiri tetapi saling bersambungan satu dengan yang lain dalam perbandingan yang
berbeda- beda menyusun suatu organ dan sistem tubuh. Jaringan penyambung ditandai
banyaknya bahan intersel yang dihasilkan oleh sel- selnya; jaringan otot terdiri dari sel- sel
panjang yang mempunyai fungsi khusus yaitu kontraksi dan jaringan saraf terdiri dari sel- sel
dengan prosedur panjang yang menonjol dari bahan sel dan mempunyai fungsi khusus yaitu
menerima, membangkitkan dan menhantarkan impuls saraf.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian dari Histologi ?
2. Bagaimanakah cara pembuatan preparat/sediaan jaringan ?

1.3Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu Histologi
2. Untuk mengetahui bagaimana cara pembuatan preparat jaringan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Histologi


Histologi merupakan ilmu yang memepelajari tentang jaringan tubuh dan cara jaringan
ini menyusun organ-organ. Akar kata Yunani histo dapat di terjemahkan sebagai ‘jaringan’
atau ‘jaring’ karena kebanyakan jaringan merupakan jarring filamen dan serat yang saling
terjalin, baik selular maupun non selular, dengan lapisan membranosa.
Jaringan dibentuk oleh dua komponen yang saling berinteraksi yaitu sel dan matriks
ekstrasel. Matriks ekstrasel terdiri atas banyak jenis molekul, dan kebanyakan diantaranya
sangat rumit dan membentuk struktur kompleks, seperti serabut dan membrane basal. Fungsi
matriks ekstrasel ini adalah sebagai penunjang mekanis bagi sel-sel, mengangkut nutrient ke
sel-sel, dan membawa katabolit dan produk sekresi. Walaupun menghasilkan matriks
ekstrasel, sel tersebut di pengaruhi dan kadang di atur oleh molekul-molekul matriks.
Sehingga terdapat semacam interaksi intensif antara sel-sel dan matriks.
Setiap jaringan dibentuk oleh beberapa jenis sel dan secara khas oleh asosiasi sel dan
matriks ekstrasel yang spesifik. Asosiasi yang khas ini akan mempermudah pengenalan
sejumlah besar subtype jaringan. Kebanyakan organ dibentuk oleh kombinasi beberapa jenis
jaringan, kecuali susunan saraf pusat, yang hampir seluruhnya terdiri atas jaringan saraf.
Kombinasi yang tepat dari jaringan-jaringan tersebut memungkinkan berfungsinya setiap
organ dan organisme secara keseluruhan.
Ukuran sel dan matriksnya yang kecil menyebabkan histology bergantung pada
penggunaan mikroskop. Kemajuan di bidang kima, biologi molecular, fisiologi, imunologi
dan patologi serta interaksi di antara bidang-bidang tersebut sangat penting untuk
memperoleh pengetahuan yang lebih baik dibidang biologi jaringan. Pembiasaan dengan alat
dan metode setiap cabang ilmu sangat penting untuk memahami topic pembelajaran dengan
baik, sehingga makalah ini akan membahas beberapa metode yang di pakai dalam
mempelajari sel dan jaringan.
Rangkaian proses pembuatan blok preparat jaringan terdiri atas :

 Fiksasi (Fixation)
 Dehidrasi (Dehydration)
 Pembeningan (Clearing)
 Pembenaman (Impregnasi/Embedding)
 Pengecoran (Blocking)
 Pemotongan jaringan (Cutting)
 Pewarnaan (Staining)
 Perekatan (Mounting)
 Pelabelan (Labelling)

2.2 Pembuatan Preparat Jaringan


Pekerjaan membuat jaringan hingga siap untuk di amati di sebut histoteknik atau
mikroteknik. Prosedur yang paling sering digunakan dalam mempelajari jaringan persiapan
sediaan histology atau irisan jaringan yang dapat dipelajari dengan bantuan mikroskop
cahaya. Dengan mikroskop cahaya, jaringan diamati melalui berkas cahaya yang menembus
jaringan. Karena organ dan jaringan biasanya terlalu tebal untuk ditembus cahaya, jaringan
tersebut harus diiris menjadi lembaran-lembaran tipis yang translusen dan kemudian
dilekatkan di atas kaca objek sebelum jaringan tersebut dapat diperiksa.
Sediaan jaringan (preparat) mikroskopik yang ideal harus dibuat sedemikian rupa
sehingga jaringan pada sediaan tersebut tetap memiliki struktur dan komposisi molekul yang
sama seperti di tubuh. Akan tetapi pada praktiknya, hal ini jarang dapat dilakukan dan hampir
selalu ada artefak , distorsi, dan hilangnya komponen-komponen akibat proses persiapannya.

Berikut tahapan-tahapan dasar yang diterapkan pada pembuatan preparat (sediaan)


jaringan histologi :

1) Fiksasi
Jaringan yang telah dimasukan ke dalam cassete selanjutnya di fiksasi selama 24
jam dengan menggunakan alat Tissue Automatic Prossesor. Tujuan dari fiksasi adalah
untuk :
 Mengawetkan jaringan
Fiksasi bertujuan untuk mempertahankan susunan jaringan agar mendekati kondisi
seperti sewaktu hidup.
 Mengeraskan jaringan
Fiksasi bertujuan untuk mengeraskan jaringan terutama jaringan lunak agar
memudahkan pembuatan irisan tipis.
 Mempertahankan morfologi jaringan agar sama dengan tubuh.\

Jika preparat yang permanen dikehendakai, jaringan harus difiksasi. Untuk


menghindari jaringan pencernaan jaringan oleh enzim di dalam sel atau oleh bakteri dan
untuk mempertahankan struktur dan komponen molekul, potongan organ harus diolah dengan
tepat, sebelum atau secepat mungkin setelah organ diangkat dari tubuh hewan. Fiksasi dapat
dilakukan secara kimiawi atau dengan cara fisika. Pada fiksasi kimiawi, jaringan biasanya
direndam dalam larutan yang menstabilkan atau dalam bahan pengikat yang disebut bahan
fiksasi. Karena bahan fiksasi memerlukan waktu untuk meresap sepenuhnya kedalam
jaringan, jaringan tersebut biasanya dipotong menjadi fragmen kecil sebelum difiksasi untuk
mempermudah pnetrasi bahan fiksasi dan untuk menjamin pengawetan jaringan.
Salah satu bahan fiksasi terbaik untuk pemeriksaan mikroskop cahaya rutin adalah
larutan dapar isotonic dari formaldehid 37%. Formaldehida dan glutaradelhida, yaitu bahan
fiksasi lain yang banyak di pakai, diketahui bereaksi dengan gugus amina protein jaringan.
Pada glutaradelhida, kerja fiksasinya diperkuat karena zat ini merupakan dialdehida yang
dapat membentuk ikatan-silang antar protein.

2) Blocking
Pengeblokan adalah proses pembuatan blok preparat agar dapat dipotong dengan
mikrotom menggunakan parafin. Pengeblokan bertujuan mengganti parafin cair disertai
dengan pengerasan jaringan. Penggunaan parafin sebagai media untuk menbuat jaringan
keras memang di desain untuk preparat yang diamati di mikroskop cahaya, sedangkan media
pembenam monomer plastik digunakan untk mikroskop elektron atau TEM ( Transmission
Electron Microscopy ) . parafin yang digunakan untuk pengeblokan titik cairnya sama dengan
parafin yang digunakan untuk infiltrasi parafin. Proses pengeblokan ini dilakukan dengan
menuangkan sedikit cairan parafin ke dalam cetakan berbahan plastik atau piringan logam
bentuk L.Secepatnya jaringan dimasukkan dengan menggunakan pinset yang telah
dipanaskan ( agar parafin tiadk beku ) dan diatur posisinya di dalam cetakan. Parafin cair
kemudian dituangkan kembali hingga menutupi seluruh cetakan tersebut.

3) Embedding ( Pembenaman )

Pembenaman (impregnasi) adalah proses untuk mengeluarkan cairan pembening


(clearing agent) dari jaringan dan diganti dengan parafin. Pada tahap ini jaringan harus benar-
benar bebas dari cairan pembening karena sisa cairan pembening dapat mengkristal dan
sewaktu dipotong dengan mikrotom akan menyebabkan jaringan menjadi mudah robek.
Jaringan umumnya dipendam dalam medium padat untuk memudahkan pemotongan. Untuk
memperoleh sediaan yang tipis dengan mikrotom, jaringan harus di infiltrasi sesudah fiksasi
dengan substansi pemendam yang member sifat padat pada jaringan. Bahan pemendaman
meliputi paraffin, dan dammar plastik. Paraffin digunakan secara rutin untuk mikroskop
cahaya, dammar digunakan baik pada mikroskop cahaya maupun electron.

Proses pemendaman atau impregnasi jaringan biasanya didahului oleh dua tahap utama
yaitu pengeringan (dehydration) dan penjernihan (clearing). Air mula-mula dihilangkan dari
potongan jaringan yang ingin di pendam dengan cara merendamnya berturut-turut secara
bertahap dalam larutan etanol dan air, biasanya dari etanol 70% sampai 100% (pengeringan).
Etanol kemudian digantikan dengan larutan yang dapat bercampur dengan alcohol dan media
pemendaman. Sewaktu jaringan di infiltrasi oleh pelarut, jaringan biasanya menjadi jernih
(transparan). Setelah jaringan tersebut dipenuhi oleh larutan, jaringan dimasukkan dalam
paraffin cair di dalam oven, pada suhu 52-60 . Panas akan menguapkan pelarut dalam
jaringan dan celah jaringan yang ditinggalkan akan diisi dengan paraffin. Setelah dikeluarkan
dari oven, potongan jaringan dengan paraffin didalamnya akan menjadi keras.

Cara melaukan embedding : mengeluarkan jaringan yang sudah impregnasi dari moldtray
kemudian menempelkannya kedalam lempengan blok yang berisi parafin cair. Setelah itu
tutup menggunakan casette atau deckel lalu didinginkan pada cold plate . disebut blok
preparat .

4) Mounting ( Perekatan )

Perekatan preparat berfungsi untuk mengawetkan jaringan yang telah diwarnai


menggunakan entelan sehingga jaringan akan awet lebih dari 5 tahun . Perekatan (mounting)
menempelkan potongan jaringan yang baik ke obyek glass.
Proses Mounting

 Obyek glass diberi albumin agar jaringan menempel dengan baik


 Dimasukkan ke dalam water bath suhu 30 0C - lembaran pita tidak melipat
 Bila sudah menempel dikeringkan / diriskan (Bisa dengan hot plate)
BAB III
PENUTUP

3.1 kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah pembuatan preparat jaringan adalah
sebagai berikut:
1. Histologi merupakan ilmu yang memepelajari tentang jaringan tubuh dan cara jaringan
ini menyusun organ-organ.
2. Tahapan dalam pembuaatan sediann jaringan adalah fiksasi, pemendaman ,pengeblokan
dan berakhir dengan penempatan kaca penutup pada kaca objek.
DAFTAR PUSTAKA

http://fhitrieastrea.blogspot.com/2013/11/pembuatan-preparat-histologi.html
https://www.slideshare.net/ariindrawati2/teknik-pembuatan-preparat-histologi-dengan-
pewarnaan-hematoksilin-eosin
http://sitohistokunjunganlabtangerang.blogspot.com/2016/12/makalah-sitohistoteknologi-
laporan.html
http://repository.unimus.ac.id/2916/6/BAB%20II.pdf
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/401dd16db511421de59f499e448119a
6.pdf

Anda mungkin juga menyukai